DATA LAPANGAN
103
sektor geoheritage juga memilki efek yang sangat besar yang didalamnya yaitu
pada bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
Pada lokasi lava bantal watuadeg berbah tersebut, pemerintah daerah
sudah melakukan upaya untuk melestarikan dan mejaga situs geologi ini.
Upaya-upaya tersebut antara lain yaitu: Adanya homestay di kawasan ini
sehingga dapat berdampak pada peningkatan kesejahteraan warga sekitar,
Pembangunan infrastruktur jalan penghubung kawasan lava bantal dengan
kawasan geoheritage lain yang ada di Gunungkidul, yakni gunung api purba
Nglanggeran, Pembangunan
Lava bantal terbentuk jika ada aliran lava masuk ke dalam tubuh air
seperti laut maupun danau. Oleh karena itu, lava bantal sering dijadikan
indikator lingkungan pengendapan bawah air. Di banyak tempat lava bantal
104
terbentuk pada lingkungan laut dan dijumpai bersama dengan batuan
vulkaniklastik.
Di Pegunungan Selatan Jawa timur, lava bantal berasosiasi dengan
batuan vulkaniklastik berumur Paleogen - Neogen dijumpai di beberapa
tempat seperti di desa Watuadeg, Berbah, Bayat, Sukoharjo maupun Pacitan.
Namun, karena kompleksitas dan kelangkaan data umur baik umur relatif
maupun umur mutlak, hubungan stratigrafi antara lava bantal dengan batuan
vulkaniklastik yang melingkupinya menjadi sulit ditentukan.
Demikian juga yang terjadi dengan keberadaan lava bantal yang
dilingkupi batuan vulkaniklastik bagian dari Formasi Semilir di daerah
Watuadeg, Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman (Gambar 1). Bronto dkk.
(2008) menginterpretasi bahwa lava bantal Watuadeg ditumpangi secara tidak
selaras oleh Formasi Semilir berdasarkan perbedaan yang sangat mencolok
antara umur lava bantal dan Formasi semilir, yaitu 56 ± 3,8 juta tahun lalu
(Ngkoimani dkk., 2006) dan Miosen Awal – Miosen Tengah (Surono dkk.,
1992 dan Rahardjo, 2007), secara berurutan. Bukti lain yang digunakan oleh
Bronto dkk. (2008) adalah keberadaan fragmen batuan pecahan lava bantal di
dalam Formasi Semilir yang diinterpretasikan sebagai hasil dari erosi karena
ada selang pengendapan.
4.1.2. Peralatan
Selain melakukan pengamatan batuan, praktikum kali ini juga melakukan
penggunaan alat GPS dan kompas dalam melakukan ploting lokasi dan
perhitungan sumberdaya batuan yang ada dilokasi dengan batasan yang sudah
di tentukan oleh asisten dosen.
105
4.1.2.1. GPS Garmin 60Csx
109
Tempelkan sisi kompas yang bertanda "E" (sisi kompas bagian timur) pada
bidang yang akan kita ukur.
Posisikan kompas secara horizontal dengan memanfaatkan gelembung udara
pada bull eyes berada di tengah.
Catat derajat yang di bentuk oleh jarum magnet yang mengarah ke utara. Itulah
angka Strike. Buat garis lurus searah strike untuk menentukan dip.
110
Rumus :T = d sin (∂ - s) (Gambar 4.4b)
T = d sin (s - ∂) (Gambar 4.4c)
T = Tebal lapisan
S = Sudut lereng
∂ = Kemiringan lapisan
111