Prodi : Teknik Pertambangan Strata 1. Kode : AS7446P Mata Kuliah : Geoteknik Tambang SKS : 2 SKS Semester : VII Waktu Perkuliahan : 2 x 50 menit Dosen Pengampu : Supandi – ST. MT Sistem Perkuliahan : Penilaian : a. Tugas, presentasi dan Diskusi, Quiz, 20% b. Ujian Tengah Semester (UTS) 30% c. Ujian akhir semester (UAS) 50% Range Nilai : 0-20,9 = E ; 21-44 = D ; 45-60.9 = C ; 61 – 80 = B ; 81 – 100 = A Contact Person : supandisttnas@gmail.com STTNAS Yogyakarta Slide 1 2010 16-July 2009 GEOTEKNIK TAMBANG Textbook 1. John Read and Peter Stacey, 2009, Guidelines fr Open Pit Slope Design, CRC Press. 2. William A Hustrulid, Michael K.McCarter and Dirk J.A Van Zyl, 2000, Slope Stability in Surface Mining, Society for Mining Mettalurgy and Exploration Inc. 3. Ducan C Wyllie & Christopher W Mah, 2007-4th Edition, Rock Slope Engineering, Spon Press. 4. Charles A Kliche, 1999, Rock Slope Stability, Society for Mining Mettalurgy and Exploration Inc. 5. E. Hoek & J.W Bray, 1994, Rock Slope Engineering, Institute of Mining and Metalurgy. 6. Roy E. Hunt, 2007, Geotechnical Investigation Methods, CRC Press. 7. Roy E Hunt, 2007, Geologic Hazards, CRC Press. STTNAS Yogyakarta Slide 2 2010 16-July 2009 TOPPLING FAILURE Longsoran guling terjadi pada batuan yang keras dan memiliki lereng terjal dengan bidang lemah yang tegak atau hampir tegak dan arahnya berlawanan dengan arah kemiringan lereng (Gambar 3.10). Longsoran ini bisa berbentuk blok atau bertingkat. Longsoran semacam ini belum begitu banyak dibicarakan dalam beberapa literatur. Pengertian dari bentuk longsoran ini di ungkapkan oleh Goodman and Bray (1976) yang telah mengklasifikasikan bentuk longsora jatuhan dalam tiga kelas. Jatuhan berlapis (flextural topling) Jatuhan blok (blok toppling) Jatuhan yang merupakan bentuk jatuhan dari a dan b
STTNAS Yogyakarta Slide 3
2010 16-July 2009 TOPPLING FAILURE
STTNAS Yogyakarta Slide 4
2010 16-July 2009 TOPPLING FAILURE
Longsoran semacam ini biasnaya terjadi pada lereng
endapan batuan yang bersudut terjal atau sangat terjal dan kebanyakan terjadi pada tipe endapanbatuan sedimen. Analis kemantapan lereng dari bentuk lereng semachoquet and Tamon (1985). Analisis kemantapan lereng dengan cara ini dapat dilakukan dengan memakai sistem grafik dengan memperhitungkan ukuran-ukuran blok batuan yang terdapat pada lereng yang bersangkutan. Kondisi untuk menggelincir atau meluncur ditentukan oleh sudut geser dalam ( φ ) dan kemiringan bidang luncurnya ( ψ ), tinggi balok ( h ) dan lebar balok ( b ) terletak pada bidang miring bertingkat.
STTNAS Yogyakarta Slide 5
2010 16-July 2009 TOPPLING FAILURE
Kondisi geometri yang dapat menyebabkan terjadinya
longsoran guling antara lain : Balok akan tetap mantap bila ψ < φ dan b/h > tan φ. Balok akan meluncur bila ψ > φ dan b/h > tan φ. Balok akan tergelincir, kemudian mengguling bila ψ > φ dan b/h < tan φ. Balok akan langsung mengguling bila ψ < φ dan b/h < tan φ.
STTNAS Yogyakarta Slide 6
2010 16-July 2009 TOPPLING FAILURE
STTNAS Yogyakarta Slide 7
2010 16-July 2009 TOPPLING FAILURE
Momengayamenahan W .cos .t / 2 t / h
FS momengayamendorong W .sin .h / 2 tan
STTNAS Yogyakarta Slide 8
2010 16-July 2009 TOPPLING FAILURE
STTNAS Yogyakarta Slide 9
2010 16-July 2009 TOPPLING FAILURE
1.Tebal kolom (t)
2.Tinggi kolom pada base plane hi 1.Sudut dip dari base plane 1.sudut Step 1.Sudut lereng 1 1.Sudut dip dari slope top bench 2 Sudut friksi kontak kolom-kolom c c 1.Sudut friksi kontak kolom-batuan
1.Satuan berat dari kolom batuan r
c b 1.Gaya normal pada base kolom ; Ni Wi. cos 1.Gaya geser normal pada base kolom; Si Ni. tan c b