Tugas M1 KB1
Tugas M1 KB1
Username : 18031622010121
Instructions
Tugas Essay M1 KB1
Selanjutnya silahkan Anda kerjakan essay berikut ini, harap Anda kumpulkan sesuai waktu
yang telah ditentukan.
1. Jelaskanlah dengan contoh apa yang dimaksud dengan; Pertumbuhan, Perkembangan,
Kematangan dan penuaan. ( 25 %)
2. Jelaskan dengan contoh apa yang dimaksud dengan Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)
implementasinya dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. (25)
3. Mengapa guru perlu mewadahi perkembangan anak untuk mengembangkan potensi yang
ada padanya dalam medium PJOK? (25)
4. Faktor apakah yang mempengaruhi perkembangan sosial anak remaja? (25)
Jawab
1.
a. Pengertian Pertumbuhan :
Pertumbuhan adalah Perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah / fisik dan
menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru dari organisme/ individu.
Contoh : Bertambah tinggi, bertambah berat badan dan tumbuhnya kelenjar-kelenjar sex
b. Pengertian Perkembangan :
Perkembangan disini di artikan sebagai perubahan yang dialami oleh individu atau oganisme
menuju tingkat kedewasaannya (matury) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan baik fisik maupun psikis.
Contoh : Sikap perasaan dan emosi, minat, cita-cita dan kepribadian seseorang
c. Pengertian Kematangan :
Kematangan atau masa peka menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang merupakan titik
kulminasi (titik puncak) dari suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan dari suatu
fungsi untuk menjalankan fungsinya. (Hurlock, 1956) kematangan dapat dibagi menjadi dua
yaitu:
1. Kematangan psikologi
2. Kematangan fisiologi
Kematangan ini bersifat organ-organ tubuh secara optimal (dicapai hampir tanpa proses
belajar
Contoh:
Kematangan alat kelamin sekunder
d. Pengertian Penuaan (Aging)
Contoh:
Kulit kehilangan kelenturan dan kelembabannya menyebabkan kulit kering dan bersisik.
Lapisan epitel menipis dan serat kolagen elastik menyusut dan menjadi kaku menyebabkan
penurunan elastisitas, kerutan, kondisi berlipat dan kendur.
2. Jawab
Zona Perkembangan Proksimal atau dalam istilah aslinya Zone of Proximal Development
(disingkat ZPD), adalah konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh Lev Vygotsky. Ahli
psikologi dari Uni Soviet ini pertama kali memperkenalkannya di masa 1896 - 1934
walaupun belum benar-benar sempurna pada masa sepuluh tahun terakhir umurnya.
Zona Perkembangan Proksimal (Zone of Proximal Development/ZPD)
Vygotsky menyebut zona perkembangan proksimal ini dalam bukunya Mind in society: The
development of higher psychological processes. Cambridge, MA: Harvard University Press
(1978) sebagai "the distance between the actual developmental level as determined by
independent problem solving and the level of potential development as determined through
problem solving under adult guidance, or in collaboration with more capable peers"
(halaman, 86). Jika diterjemahkan kurang lebih maksudnya begini: " Zona Perkembangan
Proksimal adalah jarak antara tingkat perkembangan aktual yang ditunjukkan oleh
kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dengan tingkat perkembangan
potensial yang ditunjukkan melalui pemecahan masalah dengan bimbingan orang dewasa
atau dengan kolaborasi teman sebaya (peer) yang lebih mampu.
ZPD dan Kaitannya dengan Pembelajaran Kooperatif, Scaffolding, Reciprocal Teaching dan
Tutor Sebaya
Selain itu pemberian tugas yang tepat dan sesuai dengan cara scaffolding (bertahap) akan
membuat mereka melesat kemampuan penyelesaian tugas belajarnya. Scaffolding
dikembangkan oleh Wood dan Midletown pada tahun 1975.
Salah satu contoh aplikasi dari teori Vygotsky tentang Zone of Proximal Development ini
adalah pengajaran resiprokal yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk
belajar melalui bahan bacaan. Pada pengajaran resiprokal, guru dan siswa melakukan
kolaborasi pembelajaran untuk melatihkan 4 macam keterampilan yaitu menyimpulkan,
bertanya, mengklarifikasi, dan memprediksi. Peranan seorang guru pada pengajaran
resiprokal berangsur-angsur akan dikurangi secara bertahap dari waktu ke waktu.
Aplikasi teori Vygotsky tentang Zona Perkembangan Proksimal (ZDP) ini adalah bahwa
peran guru sebagai mediator pada kegiatan belajar siswa saat mereka saling berbagi
pengetahuan melalui interaksi sosial yang berlangsung di dalam kelas. Scaffolding adalah
kunci pengajaran yang efektif melalui pemodelan keterampilan, pemberian petunjuk, hingga
mengadaptasi tugas-tugas yang diberikan sehingga sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa.
3. Jawab
Guru berperan penting dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik. Guru
dapat mengembangkan potensi peserta didik dengan cara menciptakan suasana
pembelajaran yang dapat dinikmati oleh peserta didik. Pembelajaran semacam ini
menerapkan pendekatan kompetensi, yaitu pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bermain dan beraktivitas, memberi suasana
aman dan bebas secara psikologis, penerapan disiplinnya tidak kaku, memberikan
keluasan kepada peserta didik untuk boleh mempunyai gagasan, ide, atau pendapat
sendiri, mampu memotivasi peserta didik berpartisipasi secara aktif, memberi
kebebasan berpikir kreatif.
Setiap peserta didik adalah individu yang unik. Mereka memiliki potensi dan
kemampuan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Sudah sepatutnya para
pendidik/guru khususnya bidang PJOK harus menjadi wadah untuk mengembangkan
setiap potensi anak, karena pada dasarnya setiap peserta didik mempunyai potensi,
baik fisik, intelektual, kepribadian, minat, moral, maupun religi.
Potensi fisik tidak hanya mengacu pada kondisi kesehatan fisik dan keberfungsian
anggota tubuh tetapi juga berhubungan dengan proporsi pertumbuhan dan
perkembangan fisik, perkembangan dan keterampilan psikomotorik.
Perkembangan sosial anak remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keluarga,
kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental
terutama emosi dan inteligensi.
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai
aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara
kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam
keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya
keluarga merekayasa perilaku kehidupan budaya anak.
Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan
oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap
lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga.
2. Kematangan anak
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangan
dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan
intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan.
Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik
sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
4. Pedidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai
proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anak di
dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti
luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga,
masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja
diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan (sekolah). Kepada
peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan
kepada norma kehidupan bangsa(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan
membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
5. Kapasitas Mental, Emosi, dan Integensi
Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar,
memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan
berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi,
kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat
menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial anak. Sikap saling pengertian dan
kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal
ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.