Anda di halaman 1dari 45

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat kepada Allah SWT, atas izin-Nya
kegiatan Seminar Nasional Tahun 2018 dapat diselenggarakan sesuai jadwal waktu
yang direncanakan. Melalui lembar ini dengan segala kerendahan hati kami
sampaikan selamat datang serta selamat mengikuti kegiatan Seminar Nasional
Tahun 2018, yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian
(STPP) Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta.
Diadakannya seminar nasional ini yang diharapkan dapat membangun
semangat para penerus bangsa yang berkualitas dan memunculkan banyak harapan
demi masa depan untuk menjadi entrepreneur muda dibidang pertanian dalam
perkembangan agroteknologi di era digital.
Atas terselenggaranya kegiatan Seminar Nasional ini kami sampaikan
terimakasih kepada civitas akademika Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian
(STPP) Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta, sponsor, pemakalah
dan semua peserta serta atas kekhilafan pada penyelenggaraan.

Yogyakarta, September 2018


Ketua Panitia

Cheva Meiza

ii
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Cover i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Susunan Kepanitiaan iv

Susunan Acara vi

Denah Ruang viii

Susunan Abstrak 1

Sub Tema A 7

Sub Tema B 18

Sub Tema C 29

iii
SUSUNAN KEPANITIAAN

 Pengarah :
1. Ir Ali Rachman, M. Si (Ketua STPP Magelang)
2. Dr Rajiman, SP ., MP (Wakil Ketua I)
3. R. Hermawan, SP (Ketua Jurusan Penyuluhan Pertanian)
4. Dr. Ir. Adi Prayoga, MP (Koordinator Kemahasiswaan)
 Penanggung Jawab :
1. Suharno, SP ., MP
2. Ardianto (Presiden BEM STPP Jurluhtan Yogyakarta)
 Tim Pendamping Pelaksana Kegiatan :
1. Dr. RR. Siti Astuti, SP ., M. Sc.
2. Asih Farmia, SP , M.Agr. Sc
3. Andriyanto, ST
 Tim Review :
1. Suharno, SP ., MP
2. Dr. Ir. Sujono, MP.
3. Galuh H. E. Akoso, SP
4. Dr. Ananti Yekti, SP., MP
5. Asih Farmia, SP , M.Agr. Sc
6. Cheva Meiza Husnul Arifin
 Ketua :
Cheva Meiza Husnul Arifin

 Sekretaris :
1. Muhammad Septo Aditya
2. Rachel Tika Aristiani
 Bendahara :
1. Husna Fairuz Hayati
2. Ninditya Indraswari
 Kesekretariatan :
Mutia Ayu Syafitri

 Kesekertariatan Peserta :
1. Firman Dien Achmad
2. Vegatama Putri Nuryulihana
3. Lintang Muntias Putri
 Kesekretariatan Sponsor :
1. Dwi Putri Aulia Firdausi
2. Linda Nofita
3. Yolanda Damayanti Sinaga

iv
 Sie. Kegiatan :
1. Zeny Ardina
2. Cintya Eka Sari
3. Muhammad Fikri Hijami
4. Muhammad Abdussalam
 Sie. Dokumentasi :
1. Alpin Syahrizal
2. M. Syaifudinnor
 Sie. Perlengkapan :
1. Syahrani
2. Aspar Dinata
3. Muhammad Zimam
 Sie. Keamanan :
Satuan Tugas Provos Mahasiswa

 Sie. Konsumsi :
1. Dwi Rusdiana Setyaningrum
2. Pavita Eka Setyandani
3. Dwi Apriyani
4. Ayu Ulandari
 Sie. Humas dan Publikasi :
1. Dodi Gunawan
2. Fathu Rizqillah
 Koordinator Lapangan :
1. Ronald Bryan Vikario
2. Ismi Fitria Anggraini
3. Heru Agustin
4. Rahmad Amin Rais
 Sie. Sponsorship :
1. Muhammad Facthur Rizza
2. Lu’lu’ Muzayyanah
3. Rangga Tsalisul Albab
4. Yukunda Tian

v
SUSUNAN ACARA SEMINAR NASIONAL 2018
“Membangun Entreprenuer Muda dalam Perkembangan Agroteknologi di Era Digital”

NO WAKTU KEGIATAN KETERANGAN


1 07.00 – 07.45 Registrasi Peserta
2 07.45 – 08.00 Persiapan Pembukaan
3 08.00 – 08.05 Pembukaan MC:
Alfino Ridho Kuncoro
dan Maria Krisna
4 08.05 – 08.10 Menyanyikan lagu kebangsaan Dipandu oleh Nola
Indonesia Raya Sevilestari
Cahyaningrum
5 08.10 – 08.20 Laporan Ketua Panitia Cheva Meiza Arifin
6 08.20 – 08.40 Sambutan sekaligus pembukaan dengan Ir. Ali Rachman,
pemukulan gong oleh Ketua Sekolah M.Si
Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP)
Magelang
7 08.40 – 09.10 Penyampaian materi oleh keynote
speaker Moderator :
 Pembicara : Ir. Ali Rachman,
M.Si
Dr. Ir. Momon Rusmono, MS
Kepala Badan Penyuluhan dan SDM
Pertanian
8 09.10 – 09.30 Diskusi
9 09.30 – 09.40 Break
10 09.40 – 10.00 Penyampaian Materi
 Pembicara 1 :

Dr. Yossi Wibisono, S.TP, MP


(Center of Technology Polteknik se-
Indonesia))
11 10.00 – 10.20  Pembicara 2 :

Ir. Hana Indra Kusuma, MP


(Direktur utama PT Naturan
Nusantara)
12 10.20 – 10.40  Pembicara 3 :

Achmad Tjachja N, Dr., Ir., MP.,


PIA., CH. Cht
(Wakil Ketua Umum Perhimpunan
Sarjana Pertanian Indonesia)
13 10.40 – 11.40 Diskusi
 10.40 – 11.00 : sesi 1 (3 penanya)

vi
NO WAKTU KEGIATAN KETERANGAN
 11.00 – 11.20 : sesi 2 (3 penanya)
 11.20 – 11.40 : sesi 3 (3 penanya)
14 11.40 – 12.00  Penyerahan kenang-kenangan kepada
narasumber
15 12.00 – 13.00 ISHOMA
16 13.00 – 15.30 Sesi Paralel
 SESI A Lokasi : Gedung
(Sub Tema : Penyuluhan Pertanian) Serbaguna
Moderator : Sukadi,
SST., M.Si

 SESI B Lokasi : Ruang


(Sub Tema : Agroteknologi Gabungan
Pertanian) Moderator : Asih
Farmia,SP.,M.Agr.Sc

 SESI C Lokasi : Ruang


(Sub Tema : Agribisnis/Ekonomi Kelas G
Pertanian) Moderator : Galuh
H. E. Akoso,
SP.,M.Sc

17 15.30 – 16.00 ISHOMA


18 16.00 – 16.30 Penutupan serta penyerahan sertifikat

Ketua Panitia

Cheva Meiza Arifin

vii
DENAH RUANGAN

viii
Susunan Abstrak

Sub Tema A : Penyuluhan Pertanian

Kode : A01 – A10

Tempat : Gedung Serbaguna

Modertor : Sukadi, SST., M.Si

No. Nama Instansi Judul


1. Bagyo, Totok Pemerintah Faktor-Faktor Yang
Sevenek KabupatenBanjarnegara Mempengaruhi Adopsi Petani
Munanto, dan Padi Sawah (Oryza Sativa L.)
Suharno Politeknik Terhadap Inovasi Bahan
Pembangunan Organik
Pertanian Yogyakarta- Di Desa Sidoluhur Kecamatan
Magelang Godean Kabupaten Sleman
2. Sukadi Politeknik Faktor-Faktor Yang
Pembangunan Mempengaruhi Petani
Pertanian Yogyakarta- Membudidayakan Bawang
Magelang Merah Pada Musim Kemarau
Desa Bandung, Kecamatan
Playen, Kabupaten
3. Agus Wartapa, STPP Magelang Sikap Petani Dalam Penerapan
Alip Septiawan Juluhtan Yogyakarta Pemupukan Berimbang
Pada Budidaya Padi Sawah Di
Desa Gilangharjo
Kecamatan Pandak Kabupaten
Bantul

4. Miftakhul Arifin, STPP Magelang Hubungan Antara Respon


Koeswini Tri Juluhtan Yogyakarta Wanita Tani Dengan Tingkat
Ariani, Riesta Keberhasilan Kegiatan
Wijayanti Kawasan Rumah Tangga
Pangan Projotamansari (Krtpp)
(Studi Kasus Di Desa
Karangtalun Kecamatan Imogiri
Kabupaten Bantul)

5. Slameto, Balai Pengkajian Keragaan Implementasi


Rahardian Teknologi Pertanian Teknologi Jarwo Super Pada
Mawardi dan Lampung Usahatani Padi Sawah Di
Bambang Wilayah Lampung
Wijayanto

1
6. Yeni Paramita, Politeknik Rancangan Penyuluhan Teknik
Agus Salim, Pembangunan Drip Irigation Budidaya Anggur
Listyani Pertanian Malang Hijau (Vitisvinivera L.) Di
Perbatasan Indonesia
(Studi Kasus: Desa Silawan
Kec. Tasefeto Timur Kab. Belu
Ntt)
7. Antonia STPP Magelang Analisis Motivasi Existence
Bengngu, Rika Juluhtan Yogyakarta Relatendes And Growth (Erg)
Nalinda dan Siti Petani Penangkar Padi
Astuti Di Kecamatan Imogiri
Kabupaten Bantul
8. Koeswini Tri STPP Magelang Sikap Petani Terhadap
Ariani, R. Juluhtan Yogyakarta Penggunaan Benih Padi (Oryza
Hermawan dan Sativa L.) Bersertifikat
Mega Rahmawati Di Desa Ambar Ketawang
Kecamatan Gamping
Kabupatem Sleman
9. Rio Eka Putra, STPP Magelang Faktor-Faktor Yang
Sujono, Jurluhtan Yogyakarta Mempengaruhi Petani Dalam
Heriyanto Penggunaan Pupuk Organik
Pada Budidaya Padi Sawah
(Oryza Sativa L) Di Desa
Kalitirto Kecamatan Berbah
Kabupaten Sleman
10. Cristiana Diana STPP Magelang
C.A, R. Jurluhtan Yogyakarta
Hermawan
11. Epsi Euriga Politeknik Peran Penting Penyuluhan
Pembangunan Hortikultura Berkelanjutan
Pertanian Yogyakarta Pada Entrepreneurship
Magelang Propensity Petani Bagi
Keberlanjutan Ekonomi Di
Provinsi D.I. Yogyakarta

2
Susunan Abstrak

Sub Tema B : Agroteknologi

Kode : B01 – B11

Tempat : Ruang Gabungan

Modertor : Asih Farmia,SP.,M.Agr.Sc

No. Nama Instansi Judul


1. Dody Kastono Fakultas Pertanian Peningkatan Produktivitas Cabai
UGM Yogyakarta Merah Berbasis
Rekayasa Lahan Di Lahan Pasir
Pantai
2. Anang Sucahyo, Dinas Pertanian dan Analisis Aplikasi Penggunaan
Budi Wijayanto Pangan Kabupaten Pupuk Organik Cair Dan Asam
Kulon Progo dan Humat Pada Produktivitas
STPP Yogyakarta Kedelai
3. Amir Hamzah, Universitas Potensi Tanaman Eleusine Indica
Rossyda Tribhuwana L. Sebagai Agen Fitoremediasi
Priyadarshini dan Tunggadewi, dan Lahan Pertanian Yang Tercemar
Astuti Universitas Kadmium (Cd)
Pembangunan
Nasional “Veteran”
Jawa Timur

4. Budi Wijayanto STPP Yogyakarta Faedah Urine Kelinci Pada


dan Anang dan Dinas Pertanian Produksi Tanaman Kangkung
Sucahyo dan Pangan
Kabupaten Kulon
Progo
5. Gina Sania, Chay Fakultas Teknologi Kajian Pendugaan Erosi Dengan
Asdak, dan Industri Pertanian, Radioisotop 137cs Pada Lahan
Barokah Alyanta Universitas Pertanian Tanaman Semusim
Padjadjaran (Pasir Buncir – Bogor)
6. Heriyanto STPP Yogyakarta Kajian Pengendalian Penyakit
Bercak Daun Cercospora Dengan
Bahan Nabati Pada Tanaman
Cabai
7. Rr. Siti Astuti Sekolah Tinggi Eksplorasi Dan Produksi Massal
Penyuluhan Nematoda Entomopatogen
Pertanian, Jurusan
Penyuluhan Pertanian
Yogyakarta

3
8. Anggis Utomo Universitas Analisis Laju Ventilasi Alami
Putri, dan Padjadjaran Berdasarkan Faktor Angin Pada
Handarto, Single-Span Greenhouse (Studi
Muhamad Saukat Kasus Rumah Kaca D, Fakultas
Pertanian, Universitas
Padjadjaran)
9. Fajar Zulfajri, Universitas Estimasi Laju Erosi
Chay Asdak, dan Padjadjaran Menggunakan Teknik Pb-210
Barokah Aliyanta Excess Di Lahan Pertanian Pasir
Buncir – Bogor
10. Miftah Farid dan Universitas Analisis Iklim Mikro Kandang
Handarto Padjadjaran Sapi Friesian Holstein Di
Kawasan Kandang Percobaan
Fakultas Peternakan Universitas
Padjadjaran
11. Rajiman, STPP Magelang Budidaya Pepaya California
Anugerah Khafid Jurusan Penyuluhan Di Lahan Sub Optimal Kebun
Atmaja dan Pertanian Yogyakarta Sempu
Musbihin

4
Susunan Abstrak

Sub Tema C : Agribisnis

Kode : C01 – C10

Tempat : Ruang G

Modertor : Galuh H. E. Akoso, SP.,M.Sc

No. Nama Instansi Judul


1. Andre Setiawan, Universitas Analisis Penentuan
Totok Herwanto Padjadjaran Keseimbangan Beban Pada Rice
dan Asep Yusuf Transplanter Indo Jarwo Mini
2:1(Studi Kasus Di Balai Besar
Pengembangan Mekanisasi
Pertanian, Serpong, Tangerang
Selatan)
2. Eka Purnawati Universitas Uji Kinerja Dan Analisis
dan Wahyu Padjadjaran Ekonomi Mesin Pencacah Jerami
Kristian Sugandi Padi Tep Ii
3. Kodrad Winarno STPP Magelang Usaha Pelayanan Jasa Alsintan
dan Amie Jurusan Penyuluhan (Upja) Di Provinsi Diy
Sulastiyah Pertanian Dilihat Dari Aspek Organisasi,
Teknis Dan Ekonomi
4. Maryam Universitas Kajian Pemanfaatan Limbah
Mu’minah, Padjadjaran Tempurung Kemiri Sunan
Sarifah Nurjanah (Reutalis Trisperma) Sebagai
dan Muhammad Bahan Baku Pembuatan Bio-
Sauka Briket
5. Nida Noor Universitas Pemetaan Zona Agroekologi
Fadhilah Padjadjaran Untuk Model Desa Rehabilitasi
Ramadhani, Chay Hutan Dan Lahan Cilampuyang,
Asdak dan Sophia Kabupaten Garut
Dwiratna NP
6. Rattri Puspa Universitas Analisis Ketersediaan Air Tanah
Pertiwi,Chay Padjadjaran (Studi Kasus : Desa
Asdak danSophia Cilampuyang Kecamatan
Dwiratna Nur Malangbong Kabupaten Garut)
Perwitasari
7. Tiara Astriana, Universitas Analisis Energi Pada Proses
Totok Herwanto Padjadjaran Produksi Gula (Studi Kasus Pt.
dan Handarto Pg. Rajawali Ii Unit Pg. Jatitujuh,
Kabupaten Majalengka, Jawa
Barat)

5
8. Ulvie Hutami Universitas Analisis Energi Pada Proses
Nugraha Padjadjaran Pengeringan Teh Hitam Dengan
Bahan Bakar Pelet Kayu
(Studi Kasus Di Pt. Perkebunan
Nusantara Viii Kebun
Kertamanah, Desa Margamukti,
Kecamatan Pangalengan,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa
Barat).
9. Siti Nurlaela POLBANGTAN Analisis Faktor-Faktor Penentu
YOGYAKARTA- Keberhasilan Wirausaha
MAGELANG Pertanian Generasi Millenial
10. Joko Gagung S Polbangtan Malang Efisiensi usaha agribisnis bawang
dan Mochamad merah sebagai strategi usaha
Fadil dalam mendukung ketahanan
pangan
Di Kabupaten Blitar

6
A 01

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PETANI


PADI SAWAH (Oryza sativa L.) TERHADAP INOVASI BAHAN ORGANIK
DI DESA SIDOLUHUR KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN

Bagyo1), Totok Sevenek Munanto2), Suharno2)


1
Bagyo, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
e-mail: radengios@gmail.com
2
Dosen Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang,
email: totoksevenek@gmail.com
2
Dosen Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang
e-mail: suharno.klero@gmail.com

Abstrak

Adopsi inovasi pemberian bahan organik pada tanah sawah dipengaruhi oleh
beberapa faktor baik pengaruh langsung, maupun tidak langsung. Kajian bertujuan
untuk mengetahui pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total
dari faktor-faktor yang mempengaruhi Adopsi Inovasi Bahan Organik. Kajian
dilaksanakan dari bulan Januari – Juni 2018 di Desa Sidoluhur Kecamatan Godean
Kabupaten Sleman. Kajian merupakan penelitian inferensial mengenai pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen, dengan teknik survei dengan
menggunakan kuisioner dalam pengumpulan data. Penentuan sampel dengan
Proportional Random Sampling pada petani padi sawah yang telah mengadopsi
bahan organik. Selanjutnya data dianalisis menggunakan Analisis Jalur (Path
Analysis). Berdasarkan analisis statistik, didapatkan hasil bahwa pada taraf
signifikansi 0,05 terdapat Pengaruh Langsung yang siginifikan dari
Sifat/Karakteristik Calon Pengguna 0,317, Kualifikasi/Keadaan PPL 0,363
terhadap Saluran Komunikasi/Media yang Digunakan; Sifat/Karakteristik Inovasi
0,264, Sifat/Karakteristik Calon Pengguna 0,202, Kualifikasi/Keadaan PPL 0,367,
dan Saluran Komunikasi/Media yang Digunakan 0,230 terhadap Adopsi Inovasi
Bahan Organik; terdapat Pengaruh Tidak Langsung yang signifikan melalui Saluran
Komunikasi/Media yang Digunakan dari Sifat/Karakteristik Calon Pengguna 0,096,
Kualifikasi/Keadaan PPL 0,083 terhadap Adopsi Inovasi Bahan Organik; terdapat
Pengaruh Total yang signifikan dari Sifat/Karakteristik Inovasi 0,264,
Sifat/Karakteristik Calon Pengguna 0,298, Kualifikasi/Keadaan PPL 0,450, dan
Saluran Komunikasi/Media yang Digunakan 0,230 terhadap Adopsi Inovasi Bahan
Organik. Kualifikasi/Keadaan PPL memberikan kontribusi terbesar 0,450, sedang
Saluran Komunikasi/Media yang Digunakan memberikan kontribusi terkecil 0,230.

Kata kunci : Pengaruh, adopsi, bahan organik, padi

7
A 02

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI


MEMBUDIDAYAKAN BAWANG MERAH PADA MUSIM KEMARAU
DESA BANDUNG, KECAMATAN PLAYEN, KABUPATEN
GUNUNGKIDUL

Sukadi 1)
1)
Dosen Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang
Email : sukadi_stpp@yahoo.com

Abstrak

Kabupaten Gunungkidul sebagian besar pada saat musim kemarau untuk budidaya
pertanian mengalami kesulitan air untuk pengairan. Di Desa Bandung, Kecamatan
Playen, terdapat beberapa petani yang membudidayakan tanaman bawang merah.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali faktor-faktor yang mempengaruhi petani
membudidayakan bawang merah pada saat musim kemarau. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Agustus 2018. Jenis penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif, jenis data primer, teknik sampling menggunakan Snowball
sampling, Teknik Pengumpulan Data wawancara ke petani, tokoh masyarakat dan
penyuluh pertanian lapangan (PPL), hasil penelitian menunjukan bahwa factor-
faktor yang memperaruhi sebagai berikut : 1) faktor sumberdaya alam yang cocok
terdapat sumber air (sumur ladang), 2) dukungan pemerintah daerah berupa bantuan
sarana produksi, 3. Keuntungan dari usahatani bawang merah, 4) mudah dalam
perawatan dan rumurnya pendek.

Kata kunci : faktor-faktor, petani, bawang merah.

8
A 03

SIKAP PETANI DALAM PENERAPAN PEMUPUKAN BERIMBANG


PADA BUDIDAYA PADI SAWAH DI DESA GILANGHARJO
KECAMATAN PANDAK KABUPATEN BANTUL

Agus Wartapa 1); Alip Septiawan 2)


1
Dosen STPP Magelang Juluhtan Yogyakarta
aguswartapayogya@gmail.com
2
STPP Magelang Jurluhtan Yogyakarta

Abstrak

Penerapan pemupukan berimbang di Desa Gilangharjo belum sesuai anjuran


sehingga menyebabkan produktivitas padi sawah belum optimal, hal ini disebabkan
antara lain karena sikap petani yang belum tepat. Kajian ini bertujuan untuk
mengetahui sikap petani dalam penerapan pemupukan berimbang pada budidaya
padi sawah. Kajian dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan Juni 2018 di
Desa Gilangharjo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul. Metode pengumpulan
data menggunakan kuesioner dengan skala Likert kategori tinggi, sedang, dan
rendah. Responden ditentukan secara Proportionate Random Sampling sebanyak
30 orang anggota kelompok tani peserta SL-PTT Padi Sawah Tahun 2014.
Selanjutnya data diolah dan dianalisis secara deskriptif. Hasil kajian menunjukkan
bahwa sikap petani termasuk kategori sedang dengan capaian sebesar 72,01%,
artinya petani kurang mengetahui, kurang setuju, dan kurang menerapkan terhadap
pemupukan berimbang dengan prinsip empat tepat sesuai rekomendasi wilayah
setempat.

Kata kunci : sikap petani, penerapan, pemupukan berimbang

9
A 04

HUBUNGAN ANTARA RESPON WANITA TANI DENGAN TINGKAT


KEBERHASILAN KEGIATAN KAWASAN RUMAH TANGGA PANGAN
PROJOTAMANSARI (KRTPP)
(Studi Kasus di Desa Karangtalun Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul)

Miftakhul Arifin, Koeswini Tri Ariani, Riesta Wijayanti

STPP Magelang Juluhtan Yogyakarta

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara respon wanita tani pada
komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif dengan tingkat
keberhasilan kegiatan Kawasan Rumah Tangga Pangan Projotamansari (KRTPP)
di Desa Karangtalun Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul. Pendekatan kajian ini
adalah kuantitatif dan menggunakan jenis penelitian asosiatif, dengan metode studi
kasus. Teknik pengambilan responden secara sensus dan metode pengumpulan data
menggunakan kuesioner serta alat yang digunakan adalah angket. Kajian ini
dianalisis secara deskriptif dan korelasi Rank Spearman. Hasil kajian deskriptif
menunjukkan respon wanita tani pada komponen kognitif, komponen afektif, dan
komponen konatif memiliki kategori tinggi, sedangkan tingkat keberhasilan
kegiatan KRTPP memiliki kategori sedang. Hubungan (korelasi) antara respon
wanita tani dengan tingkat keberhasilan kegiatan KRTPP pada komponen kognitif
terdapat hubungan yang kuat, pada komponen afektif terdapat hubungan yang
moderat, dan pada komponen konatif terdapat hubungan yang sangat kuat.

Kata Kunci: Respon, Wanita Tani, Tingkat Keberhasilan, KRTPP

10
A 05

KERAGAAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI JARWO SUPER PADA


USAHATANI PADI SAWAH DI WILAYAH LAMPUNG

Slameto, Rahardian Mawardi dan Bambang Wijayanto

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung


Jln. Hi.Zainal Abidin Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung
Korensponden e-mail: islameto@yahoo.co.id

ABSTRAK

Program pemerintah yang terus memacu produksi pangan khususnya komoditas


beras mendorong penciptaan inovasi teknologi pengungkit produksi padi. Salah
satu inovasi dari Badan Litbang Pertanian adalah teknologi jarwo super. Salah satu
keunggulan teknologi tersebut adalah mampu mendorong mempercepat untuk
menanam padi kembali setelah panen. Pada proses implementasinya akan berbeda
bergantung pada kondisi spesifik wilayah tertentu. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis keragaan implementasi teknologi jarwo super pada usahatani padi
sawah di wilayah Lampung. Metode kajian berupa observasi terhadap pelaksanaan
program penerapan inovasi teknologi jarwo super 1000 ha tahun 2017. Lokasi
kajian sesuai dengan program pengembangan jarwo super di sentra produksi padi
sawah di kabupaten Pesawaran, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Tanggamus,
Pesisir Barat. Waktu penelitian pada musim tanam kedua (Agustus-Nopember)
tahun 2017. Data yang diamati meliputi keragaan fisik berupa komponen produksi
dan tanggapan para petani terhadap inovasi jajar legowo super. Analisis dilakukan
secara deskriptif. Hasil kajian menunjukkan implementasi teknologi jajar legowo
super masih memberikan hasil produksi padi yang cukup bervariasi 4-8 ton/ha.
Tanggapan petani bahwa kebaharuan inovasi berupa adanya penekanan
penggunaan saprodi bersifat organik (biodekomposer, pestisida nabati, pupuk
organik). Menurut petani apabila diterapkan sesuai prosedur maka inovasi
teknologi jajar legowo super sangat prospektif meningkatkan produksi dan
pendapatan usahatani padi.

Kata kunci: jarwo super, padi sawah.

11
A 06

Rancangan Penyuluhan Teknik Drip Irigation Budidaya Anggur Hijau


(Vitisvinivera L.) Di Perbatasan Indonesia
(Studi Kasus: Desa Silawan Kec. Tasefeto Timur Kab. Belu NTT)
1
Yeni Pramita, Politeknik Pembangunan Pertanian Malang
Riskayeni18@gmail.com
2
Agus Salim, Politeknik Pembangunan Pertanian Malang
Agussalim.stppmalang@gmail.com
3
Listyani, Politeknik Pembangunan Pertanian Malang
Listyani14@gmail.com

Abstrak

Desa Silawan Kec.Tasifeto Timur Kab.Belu merupkan wilayah perbatasan


Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste yang direncanakan menjadi
sentra anggur dan industry wine. Untuk merealisasikan hal tersebut diperlukan
perluasan areal tanam anggur yang disertai dengan teknologi yang memadai. Salah
satu teknologi yang harus diterapkan adalah Drip Irigation. Drip irrigation adalah
sistem irigasi yang menggunakan jaringan aliran dengan memanfaatkan gaya
gravitasi. Anggur (Vitis vinivera L.) merupakan salah satu tanaman yang
membutuhkan jumlah air dengan kapasitas sedikit namun pada fase tertentu harus
diberikan air secara optima, akan tetapi ketersediaan air di Desa Silawan sangat
terbatas, terlebih pada musim kemarau hal ini dikarenakan curah hujan sangat
rendah. Untuk mengatasi kebutuhan air di musim kemarau, drip irrigation menjadi
solusi karena pada sistem irigasi ini pengairan dapat disesuaikan dengan kebutuhan
air pada tanaman anggur saat masa kritis air. Drip irrigation mempunyai cara
pengontrolan yang baik sejak air dialirkan sampai diserap tanaman. Disamping itu,
sistem irigasi tetes mengurangi proses penguapan (evaporasi), di mana nutrisi dapat
langsung diberikan ke tanaman melalui irigasi. Sistem irigasi cocok digunakan
untuk tanaman yang ditanam secara berderet seperti anggur, yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi sehingga dapat menutupi biaya penyusutan perangkat irigasi tetes.
Untuk menerapkan drip irrigation pada budidaya anggur di Desa Silawan dilakukan
dengan cara Demontration Plot (demplot) karena sebagian besar petani berusia 40-
60 tahun sehingga kemampuan memahami Bahasa Indonesia rendah. dan perlu
adanya pemahaman yang melibatkan panca indera dan pengalaman yang berkesan
agar masyarakat mau dan mampu mengadopsi dan menerapkan sistem drip
irrigation pada areal tanam anggur milik mereka.

Kata kunci : Drip Irigation, Demplot, Anggur

12
A 07

ANALISIS MOTIVASI EXISTENCE RELATENDES AND


GROWTH (ERG) PETANI PENANGKAR PADI
DI KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL

Antonia Bengngu, Rika Nalinda, Siti Astuti


STPP Magelang Juluhtan Yogyakarta

Intisari

Kajian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tingkat motivasi ERG petani
dalam penangkaran benih padi; (2) mengetahui indicator motivasi ERG yang
terendah dalam penangkaran benih padi. Penelitian dilaksanakan pada bulan
Februari - Juni

2018 dengan menggunakan metode observasi. Pemilihan kecamatan


dan kelompok tani dilakukan secara proposive, sedangkan pengambilan
sampel petani responden mengunakan proposional random sampling. Jenis
data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder sebagai data
pendukung. Data yang terkumpul melalui wawancara langsung dengan
responden menggunakan kuesioner kemudian dianalisis menggunakan
metode deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukan bahwa tingkat
motivasi ERG petani dalam penangkaran benih padi di kategorikan sedang,
dengan nilai skor capaian 63,93, artinya bahwa petani memiliki motivasi
untuk menjadi penangkar benih padi tetapi mereka tidak berambisi karena
merasa kebutuhan hidupnya sudah terpenuhi. Indikator motivasi ERG
terendah adalah indikator kebutuhan existence, dengan skor capaian 19,73.
Petani tidak terlalu termotivasi menjadi penangkar untuk memenuhi
kebutuhan tersiernya, namun termotivasi untuk memenuhi kebutuhan primer
dan sekunder.

Kata Kunci : Motivasi ERG, Penangkaran


Benih Padi

13
A 08

SIKAP PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI


(Oryza sativa L.) BERSERTIFIKAT
DI DESA AMBAR KETAWANG KECAMATAN GAMPING
KABUPATEN SLEMAN

Koeswini Tri Ariani, R. Hermawan dan Mega Rahmawati


STPP Magelang Juluhtan Yogyakarta

INTISARI

Kajian bertujuan untuk mengetahui sikap petani terhadap penggunaan benih padi
(Oryza sativa. L) bersertifikat. Kajian dilaksanakan dari tanggal 7 Februari – 30
April 2018 di Desa Ambarketawang Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
Metode yang digunakan adalah survey dengan instrumen kuesioner pada responden
yang ditentukan dengan cara propotional random sampling pada anggota kelompok
tani. Selanjutnya data dianalisis secara statistik deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sikap petani terhadap penggunaan benih padi (oryza sativa. L
bersertifikat masuk kategori sedang karena di pengaruhi sikap petani yang ragu-
ragu disebabkan oleh usia yang tidak produktif, lua lahan sempit, keadaan ekonomi
yang tidak mampu dan status kepemilikkan lahan hanya sebagai penggarap.

Kata Kunci : Sikap, Penggunaan, Benih, Bersertifikat

14
A 09

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI DALAM


PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK PADA BUDIDAYA PADI
SAWAH (Oryza sativa L) DI DESA KALITIRTO KECAMATAN
BERBAH KABUPATEN SLEMAN

Rio Eka Putra, Sujono, Heriyanto


STPP Magelang Juluhtan Yogyakarta

Intisari
Kajian bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor intrinsik (unsur, pndidikan
formal, pendidikan informal, luas lahan, pengalaman bertani) petani dalam
penggunaan pupuk organik pada budidaya padi sawah (Oryza sativa L). Kajian
dilaksanakan dari tanggal 1 Maret – 12 Juli 2017 di Desa Kalitirto Kecamatan
Berbah Kabupaten Sleman. Metode yang digunakan adalah dengan cara
Propotional Random Sampling pada anggota kelompok tani. Selnjutnya data
dianalisis menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor peran kelompok, sifat inovasi, dan pendidikan informal berpengaruh
nyata, sedang faktor ketersediaan bahan, umur, pendidikan formal, luas lahan, dan
pengalaman bertani berpengaruh tidak nyata dalam penggunaan pupuk organik.

Kata kunci :Intrinsik, ekstrinsik, pengaruh, penggunaan, pupuk

15
A 10

16
A 11

PERAN PENTING PENYULUHAN HORTIKULTURA


BERKELANJUTAN PADA ENTREPRENEURSHIP PROPENSITY PETANI
BAGI KEBERLANJUTAN EKONOMI DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

Epsi Euriga

Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang, epsieuriga@gmail.com

Abstrak

Perdagangan bebas di era globalisasi menyebabkan ketidakpastian pasar dan risiko bagi petani
hortikultura semakin meningkat. Kondisi lingkungan tersebut menyebabkan petani semakin
miskin karena persaingan yang semakin tinggi. Di sisi lain terjadi degradasi lahan yang menjadi
ancaman bagi keberlanjutan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
peran penyuluhan hortikultura berkelanjutan pada kecenderungan kewirausahaan
(entrepreneurship propensity/EP) petani dan korelasinya terhadap keberlanjutan ekonomi
petani. Survei dilakukan menggunakan wawancara terstruktur di Provinsi D.I. Yogyakarta yaitu
di Kabupaten Kulonprogo, Sleman dan Bantul dan melibatkan 350 petani hortikultura. Analisis
data menggunakan metode statistik deskriptif dan inferensial dengan SPSS. Hasil analisis
menunjukkan bahwa entrepreneurship propensity berhubungan dengan persepsi petani
mengenai faktor pendukung antara lain informasi, pasar, tokoh masyarakat, kelompok tani,
sarana pengairan, dan level pendidikan formal. Kecenderungan kewirausahaan dipengaruhi
oleh penyuluhan hortikultura berkelanjutan (status keanggotaan dalam kelompok, materi
penyuluhan, metode penyuluhan, proses penyuluhan dan kehadiran petani). Selanjutnya
kecenderungan kewirausahaan memiliki hubungan yang signifikan dengan keberlanjutan
ekonomi petani. Penelitian ini menunjukkan perlunya peningkatan entrepreneurship propensity
petani melalui penguatan penyuluhan hortikultura berkelanjutan dan juga faktor pendukung
antara lain melalui kebijakan yang mendukung petani sehingga tercapai keberlanjutan tidak
hanya dalam hal ekonomi namun juga dalam hal lingkungan dan sosial sehingga tercapai
keberlanjutan pembangunan.

Kata Kunci: Penyuluhan, Entrepreneurship, Propensity, Keberlanjutan, Hortikultura,

17
B 01

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS CABAI MERAH BERBASIS


REKAYASA LAHAN DI LAHAN PASIR PANTAI

Dody Kastono

Laboratorium Manajemen Produksi Tanaman Departemen Budidaya Pertanian


Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta
E-mail: dodykastono@gmail.com atau dodykastono@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis tanah lempung dan takarannya
dalam mendukung produktivitas cabai merah di lahan pasir pantai. Percobaan
lapangan dilakukan di lahan pasir pantai Bugel, Panjatan, Kulon Progo dari bulan
Juni hingga November 2009. Penelitian dilaksanakan dalam percobaan faktorial 2
x 3 + 2 kontrol yang disusun dalam rancangan acak kelompok lengkap dengan 3
blok sebagai ulangan. Faktor pertama adalah jenis tanah lempung (L), terdiri dari 2
aras yaitu: latosol (L1) dan grumosol (L2). Faktor kedua adalah takaran tanah
lempung, terdiri dari 3 aras yaitu: 10, 20, dan 30 ton/ha (T1, T2, dan T3). Semua
tanaman dalam unit percobaan dipupuk dengan 450 kg/ha ZA, sementara untuk
kontrol pertama adalah tanpa aplikasi tanah lempung dengan 450 kg/ha ZA, dan
kontrol kedua adalah tanpa aplikasi tanah lempung dengan 900 kg/ha ZA. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (a) penggunaan tanah lempung mampu
meningkatkan produktivitas cabai merah menjadi 26,41 ton/ha dan berbeda nyata
dengan kontrol 1 dan kontrol 2 (lebih tinggi 33,38 dan 35,85 %), (b) perlakuan 10
ton/ha grumosol mampu menghasilkan 30,44 ton/ha buah cabai merah, sementara
itu perlakuan 20 ton/ha latosol mampu menghasilkan 28,66 ton/ha buah cabai
merah, (c) kedua jenis tanah baik grumosol dan latosol dapat digunakan sebagai
pembenah lahan pasir pantai dalam meningkatkan produktivitas cabai merah di
lahan pasir pantai.

Kata kunci: rekayasa, lahan pasir pantai, produktivitas, dan cabai merah.

18
B 02

ANALISIS APLIKASI PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN


ASAM HUMAT PADA PRODUKTIVITAS KEDELAI

Anang Sucahyo1 dan Budi Wijayanto2

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, email :


anangsukevin@gmail.com
2
STPP Yogyakarta, email : masbudiw@gmail.com

ABSTRAK

Kebutuhan kedelai akan terus meningkat yang tidak diimbangi dengan kenaikan
produksi kedelai nasional. Berbagai upaya terus dilakukan salah satunya dengan
aplikasi pupuk organik cair (POC) dan asam humat. Kajian dilaksanakan di lahan
BPP Kecamatan Galur pada kedelai varietas Grobogan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa aplikasi pupuk organik cair (POC) dan asam humat
meningkatkan produktivitas kedelai.

Kata kunci: kedelai, pupuk organik cair (POC) dan asam humat

19
B 03

POTENSI TANAMAN Eleusine indica L. SEBAGAI AGEN


FITOREMEDIASI LAHAN PERTANIAN YANG TERCEMAR KADMIUM
(Cd)

Amir Hamzah1), Rossyda Priyadarshini2) dan Astuti1)


Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
ahz.tabalema@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi tanaman lulangan (Eleusine indica L.)
sebagai agen fitoremediasi Cd. Penelitian ini dilaksanakan di lahan petani di desa
Sumber Brantas kota Batu. Sebelum penanaman tanaman remediator, tanah terlebih
dulu dianalisis untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah dan kandungan logam
berat Cd. Analisis kimia tanah meliputi: pH (H2O), C-organik (Walkley dan Black),
N-total (Kjeldahl), (Walkey & Black), N (Kjedahl), P total (olsen), K total, KTK
(Amonium Acetat pH 7,0). Logam berat yang dianalisa adalah Cd dengan
menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrometry). Percobaan ini
menggunakan salah satu jenis tumbuhan liar yang dominan tumbuh disekitar lahan
pertanian yaitu lulangan (Eleusine indica L.). Penanaman dilakukan pada petak
percobaan yang telah disiapkan. Pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan
setiap minggu sampai tanaman berumur tiga bulan. Parameter yang diamati adalah
pertumbuhan tanaman dan konsentrasi Cd di akar, batang dan daun. Setelah
tanaman dipanen, akar, batang, dan daun dikumpulkan secara terpisah, selnjutnya
dianalisis kandungan logam berat. Data hasil pengamatan kemudian dianalisis
secara diskriptif untuk melihat perbedaan tumbuh dan serapan logam berat. Hasil
penelitian menunjukan bahwa tanah di lokasi penelitian memiliki tingkat kesuburan
yang rendah. Hal ini dilihat dari masing-masing unsur yang diamati yaitu N (0,11
%), P (0,64 mgkg-1) dan K (0,09 me/100g). Cemaran logam berat Cd yang
terdeteksi sebesar 2,39 mg kg-1. Tanaman lulangan yang ditanam sebagai agen
fitoremediasi mampu tumbuh baik pada tanah yang tercemar Cd. Hasil analisis
jaringan tanaman menunjukan bahwa akumulasi Cd tertinggi terdapat pada akar,
dibandingkan pada bagian atas tanaman. Eleusine indica memiliki mengakumulasi
Cd serta mampu mereduksi Cd ditanah sebesar 57,11%.

Kata kunci : Fitoremediasi, Eleusine indica, logam berat Cd,

20
B 04

FAEDAH URINE KELINCI PADA PRODUKSI TANAMAN KANGKUNG

Budi Wijayanto1 dan Anang Sucagyo 2)


1
STPP Yogyakarta, email : masbudiw@gmail.com
2
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, email :
anangsukevin@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini mencoba mengkaji aplikasi urine kelinci terhadap tanaman kangkung.
Ada 4 buah perlakuan yaitu tanpa urine, penyemprotan urine kelinci sekali (sebagai
pupuk dasar), 2 kali (pupuk dasar dan seminggu pasca penanaman) dan 3 kali
(pupuk dasar, seminggu pasca penanaman dan 3 hari setelah penyemprotan kedua).
Sebagai variabel kontrol digunakan pupuk organik. Hasil penelitian menunjukkan
kombinasi antara urine kelinci dan penggunaan pupuk organik menghasilkan hasil
terbaik.

Kata kunci: Urine kelinci, kangkung, pupuk organik

21
B 05

KAJIAN PENDUGAAN EROSI DENGAN RADIOISOTOP 137Cs PADA


LAHAN PERTANIAN TANAMAN SEMUSIM
(PASIR BUNCIR - BOGOR)

Gina Sania1), Chay Asdak2), Barokah Alyanta3)


1
Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran
ginasania96@gmail.com
2
Universitas Padjadjaran
3
PASIR-BATAN

Abstrak

Pertanian lahan kering di Indonesia mempunyai pengembangan harapan yang


sangat besar dalam mewujudkan pertanian tangguh dengan mengingat potensi dan
luas lahan yang sangat besar. Lahan kering merupakan salah satu agroekosistem
yang mempunyai potensi besar untuk usaha pertanian. Namun lahan kering
memiliki tingkat kesuburan tanah rendah, terutama pada tanah – tanah yang
tererosi, sehingga lapisan olah tanah menjadi tipis dan kadar bahan organik rendah.
Selain lahan kering dapat menyebabkan tanah tererosi kemiringan lahan (slope) pun
merupakan salah satu faktor terjadinya erosi yang disebabkan melalui run off yang
dimana jika musim hujan dengan curah hujan yang cukup tinggi. Erosi merupakan
suatu proses yang menyebabkan menurunnya daya produktivitas lahan serta
terganggunya nilai keseimbangan ekosistem lahan pertanian. Radioisotop 137Cs
merupakan radioisotop alam yang dapat digunakan sebagai perunut karena mudah
diidentifikasi juga sifat-sifat dinamika yang mudah untuk dipantau. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui nilai erosi pada lahan pertanian tanaman semusim
menggunakan perunut radioisotop alam 137Cs. Metode yang digunakan pada
penelitian ini menggunakan metode teknologi radiasi nuklir untuk mengetahui
besaran nilai erosi menggunakan perunut radioisotop 137Cs, yang dilakukan dengan
pengambilan beberapa sampel tanah dengan kedalaman 20cm melewati tahap
pengeringan, penimbangan, pengayakan lalu dianalisis dengan alat spektrometri
gamma multi channel analyzer (MCA). Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai
erosi di lahan pertanian tanaman semusim daerah Pasir Gudang Kabupaten Bogor
ini berkisar -29,62 ton/ha/tahun sampai dengan -31,92 ton/ha/tahun menggunakan
radioisotop 137Cs sebagai perunut.

Kata Kunci : Lahan Kering, Erosi, Radioisotop, 137CS, Tanaman Semusim

22
B 06

KAJIAN PENGENDALIAN PENYAKIT BERCAK DAUN CERCOSPORA


DENGAN BAHAN NABATI PADA TANAMAN CABAI

Oleh
Heriyanto

Abstrak

Kajian bertujuan mengetahui bahan nabati yang efektif untuk pengendalian


penyakit daun cercospora pada tanaman cabai yang dilaksanakan di desa
Banguntapan, kecamatan Banguntapan, kabupaten Bantul, dari bulan Maret sampai
dengan Oktober 2017. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok lengkap
terdiri 5 perlakuan bahan nabati yaitu minyak cengkeh, sereh, sirih, jarak pagar
dan tanpa bahan nabati , dengan ulangan sebanyak 4 kali setiap perlakuan. Aplikasi
dilakukan dengan penyemprotan pada daun mulai umur 7 hari setelah tanam
sampai 150 hari dengan interval waktu 7 hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa
perlakuan pengendalian dengan minyak cengkeh konsentrasi 3 mililiter dalam 1
liter air menunjukan hasil yang efektif berdasar analisis periode inkubasi,
persentase daun terserang dan intensitas serangan

Kata kunci : cercospora, nabati, inkubasi, intensitas serangan.

23
B 07

EKSPLORASI DAN PRODUKSI MASSAL NEMATODA


ENTOMOPATOGEN

Rr. Siti Astuti

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta


Email: stastuti@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi isolat nematoda


entomopatogen dan produksi massal nematoda entomopatogen sebagai
biopestisida. Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Desember 2015 di
Laboratorium Perlindungan Tanaman STPP Yogyakarta. Eksplorasi isolat
nematoda dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat nematoda dari
lapangan. Eksplorasi isolat nematoda dilakukan dengan menggunakan Metode
Baiting. Nematoda entomopatogen yang diperoleh dari hasil eksplorasi diproduksi
secara massal secara in vivo dengan menggunakan media serangga ulat hongkong,
T. molitor dengan metode white trap. Langkah awal dalam formulasi adalah
membandingkan kondisi nematoda yang disimpan dalam suhu dingin (almari
pendingin) dan suhu ruangan dan membandingkan jumlah nematoda yang masih
aktif pada formulasi nematoda. Penelitian ini menggunakan design Rancangan
Acak Lengkap dengan 3 ulangan. Data dianalisis menggunakan prosedur ANOVA.
Uji beda nyata terkecil DMRT pada tingkat signifikansi 95% digunakan untuk
membedakan rata-rata antar perlakuan. Hasil perhitungan populasi nematoda
menunjukkan rerata kepadatan populasi nematoda pada lahan tanaman cabe di
Gunung Kidul yaitu 248 JI/ml dan pada lahan kebun STPP yaitu 732 JI/ml.
Kepadatan rata-rata populasi dipengaruhi oleh tekstur tanah, kelembaban tanah,
bahan organik tanah dan kemasaman tanah. Total biaya untuk memproduksi 250
ml nematoda sebesar Rp 215.000 atau Rp 139 per ml. Penyimpanan isolat nematoda
mengakibatkan penurunan jumlah nematoda dalam waktu dan kondisi tertentu.
Dengan demikian perlu adanya pembiakan massal yang kontinu agar JI tetap dalam
kondisi aktif.

Kata kunci: eksplorasi, produksi nematoda entomopatogen

24
B 08

ANALISIS LAJU VENTILASI ALAMI BERDASARKAN FAKTOR


ANGIN PADA SINGLE-SPAN GREENHOUSE (STUDI KASUS RUMAH
KACA D, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS PADJADJARAN)

Anggis Utomo Putri 1), Handarto 2), Muhamad Saukat3)


1
Anggis Utomo Putri, Mahasiswa Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem
Universitas Padjadjaran
email: anggisputri96@gmail.com
2
Handarto, Staff Pengajar Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem
Universitas Padjadjaran
email: handarto@unpad.ac.id
3
Muhamad Saukat, Staff Pengajar Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem
Universitas Padjadjaran
email: msaukat@unpad.ac.id

Abstrak

Kondisi lingkungan pada greenhouse dapat dimanipulasi dan disesuaikan dengan


kebutuhan tanaman. Penggunaan greenhouse merupakan salah satu metode
budidaya tanaman dalam lingkungan terkendali, kondisi lingkungan pertumbuhan
bagi tanaman dapat direkayasa agar mendekati kondisi optimum bagi tanaman yang
dibudidayakan. Pengendalian kondisi iklim mikro di dalam greenhouse dapat
dilakukan melalui pengaturan laju ventilasi secara alami. Pengendalian laju
ventilasi secara alami dapat dikontrol melalui pengaturan bukaan ventilator.
Analisis iklim mikro dan laju ventilasi terhadap luas ventilator dinding dilakukan
dengan tiga tingkat luasan yang berbeda. Pengambilan sampel data iklim mikro
pada setiap tingkat luas ventilator dikelompokkan berdasarkan tiga kondisi
intensitas radiasi matahari yaitu di atas 800 W/m2, 400-800 W/m2 dan di bawah 400
W/m2. Analisis laju ventilasi dilakukan berdasarkan faktor angin dengan
menggunakan metode Wind Pressure Coefficient yang dikembangkan oleh Bruce
(1975) dengan menghitung nilai koefisien tekanan internal di greenhouse. Jenis
bangunan greenhouse yang digunakan pada penelitian ini adalah single-span
greenhouse yang memiliki ventilator dinding dan ventilator atap yang berada di
Kebun Percobaan dan Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
Serta digunakan tanaman tomat cherry sebagai acuan kondisi iklim mikro untuk
pengendalian pertumbuhan tanaman di dalam greenhouse.

Kata kunci: Analisi laju ventilasi, koefisien tekanan angin, ventilator, dan single-
span

25
B 09

ESTIMASI LAJU EROSI MENGGUNAKAN TEKNIK Pb-210 excess DI


LAHAN PERTANIAN PASIR BUNCIR – BOGOR

Fajar Zulfajri1), Chay Asdak2), Barokah Aliyanta3)

1Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran


fajar.zulfajri@gmail.com
2 Dosen Pembimbing, Universitas Padjadjaran
3 Dosen Pembimbing, PAIR-BATAN

Abstrak

Lahan pertanian di negara tropis umumnya terletak di daerah dengan kemiringan


yang relatif besar sehingga pada daerah tersebut tingkat bahaya erosi adalah tinggi.
Erosi adalah salah satu permasalahan yang perlu ditangani secara serius terlebih
pada lahan pertanian. Erosi yang tidak terkendali dan melebihi batas wajar akan
mengakibatkan berbagai kerugian seperti berkurangnya kesuburan tanah akibat
terangkutnya unsur hara yang ada di bagian permukaan. Pendugaan laju erosi dapat
dilakukan dengan memanfaatkan teknologi radiasi nuklir yaitu menggunakan
teknik Pb-210 excess. Pumbum-210 excess merupakan radioisotop alam hasil
rangkaian peluruhan panjang dari Uranium-238 yang berasal dari batuan dan dapat
digunakan sebagai perunut karena mampu terikat secara kuat pada partikel tanah.
Pendugaan laju erosi dilakukan dengan cara membandingkan nilai inventori Pb-210
excess pada lahan penelitian terhadap nilai inventori Pb-210 excess dari lokasi
pembanding. Nilai inventori didapatkan dari hasil konversi nilai aktivitas
radioisotope yang diukur dengan menggunakan alat spektrometri gamma (MCA).
Penelitian dilakukan di lahan pertanian daerah Pasir Buncir Kabupaten Bogor
dimana lahan ditanami dengan tanaman cabai dan jagung. Hasil penelitian
menunjukan bahwa laju erosi yang terjadi di lahan cabai adalah sebesar -21,29
ton/ha/tahun dan di lahan jagung sebesar -19,55 ton/ha/tahun.

Kata kunci: Lahan pertanian, Erosi, Radioisotop, Pb-210 excess, Inventori

26
B 10

ANALISIS IKLIM MIKRO KANDANG SAPI FRIESIAN HOLSTEIN DI


KAWASAN KANDANG PERCOBAAN FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Miftah Farid1), Handarto2)

1)Mahasiswa Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Universitas


Padjadjaran
e-mail: miftahfarid307@gmail.com
2)Staff pengajar Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Universitas
Padjadjaran Jalan Raya Bandung-Sumedang KM 21, Jatinangor 45363

Abstrak

Posisi Indonesia yang berada di garis ekuator bumi menjadikan suhu


udaranyahangat sepanjang tahun yaitu kisaran 26-30 oC, menyebabkan kondisi
iklim yang tidak sesuai dengan sapi Friesian Holstein (FH). Adapun sapi FH sangat
peka terh adap perubahan iklim mikro di dalam kandang, yang apabila tidak
mendukung untuk sapi perah akan menyebabkan menurunnya produktivitas pada
susu sapi dan merugikan peternakan itu sendiri. Kandang sapi FH yang dimiliki
oleh Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ini belum dilakukan pengujian
kelayakan kondisi iklim mikro kandang. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis dan mengevaluasi iklim mikro pada kandang sapi perah serta sebagai
informasi mengenai kondisi iklim mikro kandang untuk acuan dasar pengendalian
kondisi lingkungan kandang bagi peternakan sapi perah. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif dengan hasil akhir berupa gambaran mengenai
iklim mikro. Kandang sapi perah tersebut diobservasi dan dilakukan pengumpulan
data dengan cara mengukur iklim mikro di dalam dan luar lingkungan kandang
selama 24 jam, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi berdasarkan dari Temperature-
Humidity Indeks
(THI) yang sesuai kondisi sapi FH. Pada kandang tersebut diperoleh hasil bahwa
suhu terendah dalam kandang dapat mencapai 18,7 oC yang terjadi antara pukul
3.16-3.27 WIB sedangkan suhu tertingginya mencapai 29.5 oC diantara pukul
13.38-13.46 WIB. Meskipun begitu, Kondisi ideal bagi sapi FH yaitu memiliki nilai
THI 75 yang terjadi antara pukul 09.49-09.59 WIB dan 15.13-16.19 WIB.

Kata kunci: Iklim mikro, kandang, Frisian Holstein, THI

27
B 11
BUDIDAYA PEPAYA CALIFORNIA
DI LAHAN SUB OPTIMAL KEBUN SEMPU

Rajiman1, Anugerah Khafid Atmaja2 dan Musbihin2

1 ) Dosen STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta


2) Mahasiswa Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta

ABSTRAK

Budidaya pepaya California di lahan sub optimal Kebun sempun bertujuan untuk
optimalisasi lahan dan persiapan fasilitasi pembelajaran program studi baru.
Budidaya pepaya menggunakan sistem irigasi tetes dan pemupukan NPK,
Metarizhium dan SAN. Penanaman dilakukan pada Bulan Desember 2017. Hasil
budidaya menunjukkan pertumbuhan pepaya yang normal dan tidak normal.
Pertumbuhan pepaya yang normal memiliki tinggi tanaman dan lingkar batang
lebih tinggi, serta telah berbuah
.
Kata Kunci : Pepaya, Sempu, lahan sub optimal.

28
C 01

ANALISIS PENENTUAN KESEIMBANGAN BEBAN PADA RICE


TRANSPLANTER INDO JARWO MINI 2:1(STUDI KASUS DI BALAI
BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN, SERPONG,
TANGERANG SELATAN)

Andre Setiawan(1), Totok Herwanto(2), Asep Yusuf(3)


1)
Mahasiswa Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Universitas
Padjadjaran
e-mail: andhree.as@gmail.com
2)
Staf Pengajar Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Universitas
Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang KM.21, Jatinangor 40600

ABSTRAK

Salah satu proses yang menerapkan teknologi adalah pada tahap persiapan sampai
penanaman padi. Teknologi yang dapat dilakukan adalah penggunaan mekanisasi
pertanian. Penerapan mekanisasi pertanian untuk penanaman padi dapat dilakukan
dengan penggunaan penanam bibit padi atau Rice Transplanter. Rice Transplanter
merupakan mesin tanam pindah bibit padi yang memberikan keuntungan bagi para
petani. Selain dapat menghemat waktu dan tenaga petani dalam menanam padi,
mesin ini juga dapat meningkatkan efisiensi produksi karena biaya tanam yang
murah. Namun, mesin Rice Transplanter memiliki kekurangan yaitu mesin ini sulit
untuk digunakan pada lahan pegunungan (berbukit), sebab petani harus
mengangkat mesin Rice Transplanter. Sehingga, diperlukannya penentuan
keseimbangan beban pada mesin Rice Transplanter. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui keseimbangan pada mesin Rice Transplanter dengan
menentukan titik berat dan mengetahui pengaruh titik berat pada mesin. Sehingga,
dapat menemukan solusi atas mobilitas yang tinggi pada penggunaan mesin Rice
Transplanter agar efektif pada saat memindahkan antar petak. Metode yang
digunakan pada penelitian ini yaitu dengan metode deskriptif untuk mengukur
dimensi utama, pengamatan, dan penimbangan berat. Analisis lokasi titik berat
dilakukan dengan software komputer yang mampu melakukan modeling 3D
dilengkapi dengan tool yang mampu menghitung berat serta pusat beratnya (CG).

Kata Kunci: Rice Transplanter, Titik Berat, Keseimbangan

29
C 02

UJI KINERJA DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PENCACAH JERAMI


PADI TEP II

Eka Purnawati 1, Wahyu Kristian Sugandi2


1
Universitas Padjadjaran. email: purnawatieka8@gmail.com
2
Universitas Padjadjaran. email: sugandiwahyu@gmail.com

Abstrak

Jerami padi merupakan limbah bahan hasil pertanian yang bisa dengan mudah kita
jumpai. Sebagian besar petani hanya menganggap jerami padi sebagai limbah yang
tidak memiliki nilai ekonomis, hanya sebagian kecil jerami yang dimanfaatkan oleh
petani sedangkan sisanya dibiarkan atau bahkan dibakar di lahan secara langsung.
Pemanfaatan limbah sudah sangat banyak diterapkan oleh masyarakat terhadap
limbah rumah tangga dan limbah organik lainnya. Akan tetapi, masih sedikit petani
yang memanfaatkan limbah jerami padi secara maksimal. Laboratorium Alat dan
Mesin Pertanian, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Universitas
Padjadjaran telah mengembangkan mesin pencacah jerami padi. Akan tetapi, mesin
tersebut masih rendah kapasitas sehingga perlu dilakukan skale up pada saat
pengujian awal mesin pencacah jerami padi TEP I sebesar 150,32 kg/jam,
sedangkan kebutuhan di harapkan didapat 250 kg/jam. Oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian berkenaan tentang peningkatan kapasitas mesin pencacah
jerami. Tujuan penelitian ini yaitu menguji kinerja mesin pencacah jerami padi dan
analisis ekonomi, dengan parameter sebagai berikut: kapasitas mesin, randemen
pencacahan, persentase panjang cacahan, tingkat kebisingan dan kinerja mesin.
Tahap analisis ekonomis mesin pencacah jerami meliputi perhitungan biaya pokok
pengoperasiannya, besarnya penerimaan, penentuan titik impas usaha, dan analisis
kelayakan ekonomi yang menggunakan Metode Ekivalensi Nilai Sekarang (NPV),
Metode Rasio Manfaat dan Biaya (BCR), dan Metode Tingkat Suku Bangsa
Pengembalian Modal (IRR).

Kata kunci: jerami padi, uji kinerja, analisis ekonomi

30
C 03

USAHA PELAYANAN JASA ALSINTAN (UPJA) DI PROVINSI DIY


DILIHAT DARI ASPEK ORGANISASI, TEKNIS DAN EKONOMI

Kodrad Winarno 1), Amie Sulastiyah 2)


1
STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta
email: wiwindkln@gmail.com
2
Dosen STPP Magelang, Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta
email: amie.sulastiyah@yahoo.com

ABSTRAK

Alat dan mesin pertanian (alsintan) memiliki peran strategis dalam mencapai tujuan
pembangunan pertanian Indonesia. Alsintan dinilai mampu meningkatkan produksi
dan produktivitas pertanian melalui penanganan budidaya, panen, pasca panen dan
pengolahan hasil pertanian. Pemerintah memfasilitasi petani dengan alsintan
melalui kelompok tani (poktan) / gabungan kelompok tani (gapoktan) dengan
mendorong mereka membentuk Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA). UPJA
adalah kelembagaan ditingkat petani yang mengelola alsintan bantuan pemerintah,
yang berorientasi untuk memperoleh keuntungan. Namun demikian, sebagai sebuah
organisasi kelembagaan yang berorientasi profit, banyak UPJA khususnya di DIY
dikelola secara kurang terstruktur. Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan
pengelolaan agribisnis UPJA di DIY yang meliputi aspek organisasi, aspek teknis
dan aspek ekonomi. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni - Oktober 2017 di
Kabupaten Bantul, Sleman, Gunungkidul dan Kulon Progo. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling. Responden ditetapkan sebanyak 32
responden (UPJA 12 responden, Gapoktan/Poktan 16 responden, dan penyedia jasa
alsintan pribadi 4 responden). Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengelolaan UPJA di empat kabupaten
dilihat dari aspek organisasi menunjukkan pengelolaan yang sesuai dengan
pedoman di Permentan Nomor 25 Tahun 2018 tentang Penumbuhan dan
Pengembangan UPJA. Dari aspek teknis, mayoritas alsintan yang beroperasi adalah
traktor roda dua maupun roda empat. Sedangkan dari aspek ekonomi, operasi
alsintan hanya dilakukan pada awal musim tanam (20 – 30 hari sebelum tanam)
dengan luas areal antara 10 – 20 ha, dan pendapatan berkisar antara Rp. 1.500.000
– Rp. 2.000.000 per ha dengan pembagian keuntungan adalah 40:60, dimana 40%
untuk UPJA dan 60% operator.

Kata kunci: Agribisnis, UPJA, Kelembagaan, Pengelolaan, Alsintan.

31
C 04

KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH TEMPURUNG KEMIRI SUNAN


(REUTALIS TRISPERMA) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIO-
BRIKET

Maryam Mu’minah1, Sarifah Nurjanah2, Muhammad Saukat3

Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Industri


Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jl. Bandung Sumedang km 21, Sumedang,
45363, Indonesia
email : maryamminah75@gmail.com

ABSTRAK

Semakin menipisnya cadangan bahan bakar di Indonesia mendorong masyarakat


menciptakan produk alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak salah satunya
dengan pemanfaatan bahan pertanian yang tidak terpakai. Tempurung Kemiri
Sunan yang merupakan limbah dapat dimanfaatkan kembali untuk dijadikan bahan
bakar yang ramah lingkungan berupa bio-briket. Tahapan pembuatan bio-briket
adalah penjemuran, proses karbonisasi, penghalusan arang, pengayakan, dan
pencetakan. Bahan perekat yang digunakan adalah tepung kanji dengan komposisi
perekat yang digunakan adalah 6% dan 10%. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui standar mutu biobriket dengan melakukan pengujian untuk penentuan
kadar air, kadar abu, kadar zat menguap dan kadar karbon terikat yang berpengaruh
terhadap kandungan nilai kalornya. Hasil penelitian menunjukan bahwa briket pada
kadar perekat kanji sebesar 6% memiliki nilai kalor tertinggi yaitu 5838 cal/gr.

Kata kunci : arang, biobriket, kadar perekat, nilai kalor

32
C 05

PEMETAAN ZONA AGROEKOLOGI UNTUK MODEL DESA


REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN CILAMPUYANG, KABUPATEN
GARUT

Nida Noor Fadhilah Ramadhani1, Chay Asdak 2, Sophia Dwiratna NP2

1) Mahasiswa Program Studi Teknik Pertanian Universitas Padjadjaran


2) Departemen Teknik Pertanian Dan Biosistem Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21 Jatinangor 45362, Indonesia
E-mail: nidanoor.fr@gmail.com

ABSTRAK

Desa Cilampuyang merupakan wilayah dari program Desa Rehabilitasi Hutan dan
Lahan, dengan luas desa 1.435 Ha, dari 9.238 Ha luas Kecamatan Malangbong,
Kabupaten Garut, dan memiliki luas lahan pertanian sebesar 656 Ha. Dengan
potensi lahan yang luas, maka dibutuhkan informasi sumberdaya lahan berdasarkan
zona agroekologi untuk menentukan sistem pertanian dan komoditas yang sesuai
untuk dibudidayakan, yaitu tepat secara ekologi, dan menguntungkan secara
ekonomi. Pemetaan Zona Agroekologi menggunakan metode analisis spasial
dengan menyusun tiga parameter zona agroekologi yaitu peta tanah, peta iklim, dan
peta topografi menggunakan perangkat lunak ArcGIS. Penyusunan peta zona
agroekologi dibantu dengan perangkat lunak SPKL 2.0 (Sistem Peniliaian
Kesesuaian Lahan) untuk mengevaluasi komoditas pada lahan existing di desa
Cilampuyang. Hasil penelitian menyatakan desa Cilampuyang memiliki empat
zona agroekologi. Zona I seluas 13,3 Ha (direkomendasikan untuk vegetasi alami
dan tanaman kehutanan), zona II seluas 472,3 Ha (direkomendasikan untuk
perkebunan), zona III seluas 498,6 Ha (direkomendasikan untuk wanatasi/pertanian
lorong), dan zona IV seluas 451,5 Ha (direkomendasikan untuk tanaman pangan).

Kata kunci: Sumberdaya Lahan; Desa RHL; Zona Agroekologi; SIG; SPKL

33
C 06

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR TANAH (STUDI KASUS : DESA


CILAMPUYANG KECAMATAN MALANGBONG KABUPATEN
GARUT)

Rattri Puspa Pertiwi1), Chay Asdak2), Sophia Dwiratna Nur Perwitasari2)

1) Mahasiswa Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Universitas


Padjadjaran
e-mail: Rattri.100196@gmail.com
2) Staff Pengajar Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Universitas
Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor 40600

ABSTRAK

Sumber daya air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Tanpa air
kemungkinan tidak ada kehidupan di dunia ini karena semua makhluk hidup sangat
memerlukan air untuk bertahan hidup. Air tanah adalah air yang terdapat dalam
lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Penelitian ini bertujuan
memberikan informasi ketersediaan air tanah berdasarkan konsep neraca air.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif. Dengan menganalisis Peta Hidrogeologi Desa Cilampuyang 1:25.000
akan diketahui keberadaan air tanah dan Perhitungan Neraca Air untuk mengetahui
jumlah ketersediaan air tanah di Desa tersebut. Untuk mendapatkan Peta
Hidrogeologi Desa Cilampuyang dilakukan digitasi dari Peta Hidrogeologi
Indonesia Lembar V Bandung (Jawa) skala 1:250.000 yang diperoleh dari
Direktorat Geologi Tata Lingkungan Bandung. Hasil yang diperoleh dari peta
bahwa Desa Cilampuyang litologi penyusun wilayah ini didominasi oleh endapan
volkanik tua yang terdiri dari tufa, breksi dan lava. Kelulusan air umumnya kecil
sampai sedang. Peta yang diperoleh merupakan format .jpeg dengan skala kecil
maka penulis mengasumsikan bahwa akuifer berada pada posisi sedang hingga
produktif dengan penyebaran luas. Hal ini berarti muka air tanah atau tinggi
pisometri air tanah dekat atau di atas muka tanah dan debit sumur umumnya 1
sampai 10 l/d. Jumlah ketersediaan air tanah dengan perhitungan neraca air di Desa
Cilampuyang Sebesar 368.908,3 m3/tahun dengan status air tanah aman karena
kebutuhan air penduduk yaitu 60.126,5 m3/tahun tidak melebihi kapasitas
ketersediaan air.

Kata kunci: Air Tanah, Neraca Air, Ketersediaan Air Tanah

34
C 07

ANALISIS ENERGI PADA PROSES PRODUKSI GULA (STUDI KASUS


PT. PG. RAJAWALI II UNIT PG. JATITUJUH, KABUPATEN
MAJALENGKA, JAWA BARAT)

Tiara Astriana(1), Totok Herwanto(2), Handarto(3)


1)
Mahasiswa Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Universitas
Padjadjaran
e-mail: astrianatiara04@gmail.com
2)
Staf Pengajar Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Universitas
Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang KM.21, Jatinangor 40600

ABSTRAK

Indonesia memiliki potensi produsen gula yang sangat tinggi karena dukungan
agroekosistem, luas lahan, dan tenaga kerja. Gula merupakan salah satu kebutuhan
pokok bagi masyarakat dan industri yang saat ini masih terus menjadi masalah
karena masih terjadi kekurangan produksi dalam negeri, sementara kebutuhan gula
masyarakat Indonesia terus meningkat. Industri gula merupakan salah satu
argoindustri yang termasuk ke dalam 10 jenis industri yang paling banyak
menggunakan energi sehingga diperlukannya audit energi. Tujuan dari penelitian
ini adalah mengetahui konsumsi energi pada suatu proses produksi agar dapat
dijadikan sebagai acuan bagi pemerintah untuk membantu menentukan strategi
yang tepat untuk meningkatkan efisiensi produksi gula. Metode yang digunakan
yaitu dengan metode deskriptif untuk mengidentifikasi penghematan energi pada
proses produksi gula. Analisis energi dihitung berdasarkan penggunaan energi pada
setiap proses produksi gula yaitu pada penggilingan, pemurnian, penguapan,
pemasakan, pemutaran dan pengemasan.Hasil penelitian menunjukan bahwa
konsumsi energi di PG. Jatitujuh khususnya pada proses produksi gula
menggunakan masukan energi 56,52 MJ/kg gula tebu. Berdasarkan tahapan
produksi gula, konsumsi energi pada stasiun gilingan merupakan pengguna energi
paling besar yaitu 37,93 MJ/kg gula tebu dari jumlah energi total. Besarnya
penggunaan energi ditentukan oleh tingkat penggunaan sarana produksi dan jumlah
produksi yang dihasilkan. Semakin tinggi masukan energi dalam produksi dan
rendahnya hasil produksi yang diperoleh maka akan semakin efektif dan efisien
energi yang digunakan.

Kata Kunci: Produksi Gula, Analisis Energi, Penghematan Energi

35
C 08

ANALISIS ENERGI PADA PROSES PENGERINGAN TEH HITAM


DENGAN BAHAN BAKAR PELET KAYU
(Studi Kasus di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Kertamanah, Desa
Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa
Barat).

Ulvie Hutami Nugraha1)


/

Ulvie Hutami Nugraha, Universitas Padjadjaran


email: ulviehutaminugraha@gmail.com

Abstrak

Perkebunan Kertamanah di bawah PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) setiap


tahunnya mengalami produksi teh yang fluktuatif. Salah satu faktor yang
mempengaruhinya adalah dalam proses pengolahan khususnya dengan adanya
kenaikan biaya tarif listrik dan bahan bakar minyak yang mengakibatkan penurunan
produksi. Pelet kayu sebagai alternatif sumber energi baru digunakan sebagai bahan
bakar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi penggunaan energi
dalam proses pengeringan teh hitam dengan menggunakan bahan bakar pelet kayu.
Penelitian ini merupakan bentuk studi kasus sebagai upaya penerapan pelaksanaan
efisiensi dan konservasi energi pada perusahaan pengolahan teh hitam di
Perkebunan Kertamanah. Penelitian dibatasi pada aspek pengolahan yaitu proses
pengeringan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam
mengoptimalkan penggunaan bahan bakar dalam produksi teh hitam yang lebih
efisien dan ramah lingkungan.

Kata kunci: Teh, pelet kayu, energi terbarukan, efisiensi energi.

36
C 09

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN


WIRAUSAHA PERTANIAN GENERASI MILLENIAL

Siti Nurlaela

POLBANGTAN YOGYAKARTA-MAGELANG

EMAIL : nurlaela77yk@gmail.com

ABSTRAK

Menurunnya minat pemuda menjadi petani menjadi masalah yang saat ini dihadapi
sektor pertanian di Indonesia, bahkan dunia. Rendahnya minat pemuda menjadi
petani ini berakibat pada semakin berkurangnya jumlah petani. Di tengah tidak
menariknya sektor pertanian di mata pemuda millenial, ada sebagian kecil pemuda
yang berhasil menjadi petani wirausaha. Keberhasilan mereka dalam berwirausaha
tani menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti karena bagaimanapun juga
pilihan menjadi petani mengandung banyak resiko.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai faktor
apa saja yang menentukan keberhasilan wirausaha yang dilakukan oleh petani muda
dalam menjalankan usahanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
metode yang digunakan adalah studi kasus. Subyek penelitian terdiri dari 3 (tiga)
pemuda millenial yang berhasil menjadi wirausaha pertanian.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat dua faktor yang
menentukan keberhasilan wirausaha yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
internal terdiri dari motivasi yang timbul dari dalam diri pelaku usaha, pengalaman
dan pendidikan yang dimiliki wirausaha serta kepribadian wirausaha tersebut.
Sedangkan faktor eksternal terdiri dari dua faktor yaitu faktor lingkungan keluarga
dan faktor pemanfaatan teknologi informasi. Keberhasilan wirausaha merupakan
hasil dari penggabungan faktor internal dan faktor eksternal tersebut.

Kunci: wirausaha pertanian, petani millenial, motivasi petani muda

37
C 10

EFISIENSI USAHA AGRIBISNIS BAWANG MERAH SEBAGAI


STRATEGI USAHA DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN
DI KABUPATEN BLITAR

( Joko Gagung S, Mochamad Fadil )


POLBANGTAN MALANG

ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui efisiensi Budidaya Bawang
Merah, Menghitung Produktivitas Usahatani Bawang Merah., Menghitung
Produktifitas Budidaya Bawang Merah pada petani yang melakukan penanganan
pasca panen dan yang tidak melakukan. Metode penelitian ini menggunakan
metode survey yaitu wawancara langsung dengan responden, responden yang
dimaksudkan adalah petani bawang merah. Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis statistik deskriptif. Analisis statistik
deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan peran dari pelaku usaha bawang merah , dilaksanakan dengan
penyajian data variabel dengan cara data ditabulasi kemudian dideskripsikannya.
Analisis data yang digunakan adalah R/C ratio Usahatani bawang merah . Setelah
data di kumpulkan dari seluruh sampel, maka di lakukan tabulasi data
berdasarkan aspek penanganan pasca panen. Dari hasil dan pembahasan diatas
maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi budidaya Bawang merah adalah efisien
dengan nilai rerata penerimaan (0,3 Ha) Rp. 41.590.800, Total biaya usahatani
Rp. 15.370.483 , laba Rp. 26.220.317, R/C ratio sebesar 2,71,
Adapun produktifitas usahatani Bawang Merah sebesar 8557,78 kg/ha masih
memungkinkan untuk ditingkatkan. Sedangkan seluruh petani responden
melakukan penanganan pasca panen sehingga perbedaan produktivitas yang tidak
melakukan pasca panen dengan yang melakukan tidak dapat ditentukan.

Kata kunci : Efisiensi dan Strategi

38

Anda mungkin juga menyukai