Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sektor pariwisata sebagai salah satu sumber devisa negara dan dalam upaya
meningkatkan penghasilan masyarakat Indonesia dewasa ini dan dimasa yang akan
datang disadari akan semakin menjadi penting. Oleh karena itu, setiap upaya yang
bertujuan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan disektor ini perlu didukung
dan digalakan.

Salah satu sektor yang erat kaitannya dan cukup menentukan bagi pertumbuhan
dan perkembangan sektor pariwisata adalah sektor kesehatan. Telah banyak contoh dan
pengalaman baik di luar maupun di dalam negeri tentang dampak positif terhadap
pertumbuhan pariwisata bila pengelolaan sektor kesehatan dilaksanakan dengan baik.
Sebaliknya, dampak negatif terhadap perkembangan pariwisata akan segera terjadi bila
muncul suatu “outbreak” penyakit, atau pengelolaan pelayanan kesehatan dan sanitasi
lingkungan tidak dilakukan dengan memadai.

Sehubungan dengan hal diatas, telah muncul disiplin ilmu yang mempelajari dan
mengaplikasikan aspek kedokteran dan kesehatan dalam kegiatan pariwisata yang dikenal
dengan nama “Travel Medicine”. Ditingkat internasional telah muncul organisasi yang
menghimpun para peminat baik perorangan maupun perkumpulan di bidang ini dari
berbagai negara, yang bernama “International Society of Travel Mecine (ISTM),
sedangkan di tingkat regional muncul Asia Pasific Society of Travel Health (APTH).
Pada tanggal 1 Agustus 1997 didirikan di Jakarta suatu organisasi yang bernama
Perhimpunan Kesehatan Wisata Indonesia (PKWI) atau dalam bahasa Inggris disebut
Indonesia Travel Health Society (ITHS).

Pada tahun 1997, organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) memperkirakan bahwa


lebih dari 30 juta orang melakukan perjalanan (wisata) dari negara-negara industri ke
negara-negara berkembang. Penelitian menunjukkan bahwa antara 50 – 75% yang
melakukan kunjungan singkat ke negara tropis dan subtropis mengalami gangguan

1
kesehatan ringan dan 5% dan memerlukan penanganan medis dan kurang dari 1%
memerlukan perawatan di rumah sakit.

Industri pariwisata Indonesia meningkat dengan pesat. Pada awal Pelita VI yang
sekaligus awal pembangunan jangka panjang II, yaitu pada tahun 1994, jumlah wisatawan
mancanegara telah mencapai 4.006.312 jiwa, suatu kenaikkan yang cukup besar yaitu
17,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah penerimaan devisa negara dari
wisatawan tahun 1995 sebanyak 5,23 milyard dollar US, merupakan saham 19,8% dari
pendapatan devisa negara. Bahkan untuk tahun 2005 sektor pariwisata diharapkan
menjadi sumber devisa terbesar di Indonesia akan mampu menarik 11 juta jiwa
wisatawan dengan masa tinggal 10 hari yang berarti pemasukan pendapatan sebesar US$
15 milyard. Selain wisatawan, perkembangan dunia usaha serta globalisasi telah
menyebabkan peningkatan jumlah arus traveler termasuk business travelers di Indonesia.

Pada tahun 1996 terdapat 600 jutas jiwa wisatawan di seluruh dunia, termasuk 5
juta wisatawan Indonesia. Sehingga untuk mencapai target tahun 2005, dalam jawangka
waktu kurang dari 1 windu diperlukan pendayagunaan segala usaha dalam bidang yang
terkait dengan wisata agar dapat dicapai lebih dari 2 kali wisatawan di Indonesia dan
mereka merasa senang untuk tinggal selama 10 hari.

Kesehatan adalah salah satu faktor yang penting dalam menunjang usaha
peningkatan arus wisata. Jika kesehatan makanan dalam perjalanan kurang terjamin dan
kesehatan lingkungan di tempa tujuan tidak memenuhi standar, maka wisatawan tidak
akan memperpanjang lama tinggalnya. Bila ada wisatawan yang terkena penyakit dapat
timbul masalah seperti terjadinya issue wabah diarre di Bali pada tahun 1992, maka
jumlah kunjungan akan menurun sekali. Hal ini perlu dicegah dan ditanggulangi dengan
cepat dan tepat.

Wisatawan nusantara dengan tujuan ke luar negeri juga meningkat, yang perlu
mendapat informasi mengenai aspek kesehatan di negara / daerah tujuan. Bila krisis
moneter di Indonesia berakhir, diperkirakan industri wisata akan segera bangkit secara
signifikan dan menjadi sumber devisa negara yang amat besar, dengan demikian
“kesehatan wisata” telah menjadi amat penting sebagai salah satu faktor penunjang.
Seperti pepata mengatakan “Health is not everything, but without health everything is
nothing”.

2
Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan pariwisata dimulai sejak berangkat dari
rumah untuk melakukan wisata, selama perjalanan, sampai di tempat tujuan, dan kembali
dengan aman dan nyaman ke tempat asalnya, sehingga wisatawan tersebut tidak jera
untuk kembali mengunjungi daerah wisata yang telah dikunjunginya. Dalam siklus
perjalanan wisata itu, kesehatan wisata termasuk upaya pencegahan, tindakan pengobatan
jika diperlukan dan kesiapan repratiasi ke tempat yang memadai / ke negara asalnya.

Upaya pencegahan dimulai sebelum melakukan perjalanan. Wisatawan diberi


informasi dan petunjuk oleh biro wisata/klinik wisata melalui brosur yang disediakan di
biro perjalanan mengenai kesehatan dalam perjalanan dan di daerah tujuan. Misalnya
pemberian vaksinasi seperlunya, dan memakan pil untuk pencegahan malaria, jika di
tujuan masih ada malaria. Untuk mempertahankan keadaan yang baik serta meningkatkan
kesehatan lingkungan, diperlukan kerjasama instansi yang terkait dalam pariwisata, baik
Pemerintsah (Departemen Kesehatan, Pariwisata, Kimpraswil) maupun pihak swasta
dalam bidang perhotelan serta jasa makanan, dll.

Upaya pengobatan dimulai dalam perjalanan dan di daerah tujuan diusahakan


memadai, sesuai dengan standar yang diperlukan, dan mudah serta cepat didapat. Jika
wisatawan jatuh sakit atau mendapat kecelakaan di suatu tempat dimana pengobatan
kurang memadai, disediakan sarana untuk melakukan repratiasi secepat mungkin ke
rumah sakit terdekat atau tempat rujukan lainnya.

Oleh sebab itu perlunya peran perawat dalam mengatasi hal – hal yang tidak
diinginkan oleh wisatawan misalnya ketika wisatawan ingin berpergian ke suatu wilayah
yang berisiko mengalami ancaman wabah penyakit maka disinilah peran serta perawat
dalam meminimalisir penyebaran wabah tersebut kepada wisatawan sehingga wisatawan
yang berkunjung merasa aman dan nyaman hingga kembali ke negara asalnya. Perawat
juga saling bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain untuk mencegah penularan wabah
penyakit tentunya sesuai dengan sistem dan prosedur yang sudah ditetapkan.

3
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Keperawatan Pariwisata?
2. Apa saja trend isu dalam Keperawatan Pariwisata?
3. Apa Pengertian dari Kesehatan Pariwisata/ Pariwisata Kesehatan?
4. Apa saja ruang lingkup Kesehatan Pariwisata/ Apa saja jenis Pariwisata Kesehatan?
5. Bagaimana perkembangan Pariwisata Kesehatan di dunia?
6. Bagaimana perkembangan Pariwisata Kesehatan di Indonesia?
7. Apa saja faktor pendukung Kesehatan Pariwisata?
8. Bagaimana upaya perlindungan kesehatan terhadap wisatawan?

1.3 TUJUAN PENULISAN


- Tujuan Umum
1. Mengetahui konsep Keperawatan Pariwisata
- Tujuan Khusus
1. Apa pengertian dari Keperawatan Pariwisata
2. Apa saja trend isu dalam Keperawatan Pariwisata
3. Apa pengertian dari Kesehatan Pariwisata/ Pariwisata Kesehatan
4. Apa saja ruang lingkup Kesehatan Pariwisata/ Apa saja jenis Pariwisata Kesehatan
5. Bagaimana perkembangan Pariwisata Kesehatan di dunia
6. Bagaimana perkembangan Pariwisata Kesehatan di Indonesia
7. Apa saja faktor pendukung Kesehatan Pariwisata
8. Bagaimana upaya perlindungan kesehatan terhadap wisatawan

1.4 MANFAAT PENULISAN


Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat guna menambah pengetahuan mengenai
konsep Keperawatan Pariwisata sehingga dapat diaplikasikan dalam dunia kerja.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KEPERAWATAN PARIWISATA


Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat keperawatan,
yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditunjukkan bagi individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit, yang mencakup
keseluruhan proses kehidupan manusia (Lokakarya keperawatan nasional, 1983).
Pariwisata secara etimologis pariwisata berasal dari dua kata yaitu “pari” yang
berarti banyak/ berkeliling, sedangkan pengertian wisata berarti “pergi”. Didalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan
perjalanan rekreasi. Sedangkan pengertian secara umum pariwisata merupakan suatu
perjalanan yang dilakukan seseorang sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu
tempat ketempat lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan
atau bukan maksud mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata mata
untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi keinginan yang
beraneka ragam.
Jadi dari definisi diatas dapat disimpulkan, keperawatan pariwisata adalah
pelayanan kesehatan yang diberikan pada individu, keluarga, kelompok dan yang mana
individu, keluarga dan kelompok tersebut sedang melakukan perjalanan ke suatu tempat
yang berbeda dari tempat/ daerah asalnya dalam sementara waktu untuk menikmati
kegiatan rekreasi baik itu dalam kondisi sehat maupun sakit. Selain itu pelayanan
kesehatan tersebut diberikan bertujuan untuk menambah rasa nyaman dan aman sehingga
individu, keluarga dan kelompok tersebut dapat menikmati rekreasi yang telah
direncanakan hingga kembali lagi ke tempat/ daerah asalnya.
Perkembangan pariwisata global yang demikian pesat saat ini tidak saja
berdampak terhadap peningkatan perekonomian nasional tetapi juga sekaligus berdampak
negatif karena begitu terbukanya peluang masuk keluarnya wabah penyakit yang dibawa
oleh wisatawan dari suatu negara ke negara yang lain yang meliputi penyakit-penyakit
yang sedang berjangkit saat ini, penyakit menular baru (New Emerging Diseases) seperti:

5
– Hand Foot and Mouth Diseases (HFMD) di Singapura

– Rit Valley Fever di Saudi Arabia dan Yaman

Maupun penyakit-penyakit menular lama yang timbul kembali (Reemerging


Diseases) seperti TBC Paru, Malaria, Ebola. Untuk mengantisipasi ancaman tersebut
secara internasional telah diatir oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) di dalam
International Health Regulation (IHR).

Daerah Propinsi Bali merupakan daerah tujuan wisata, untuk menarik para
wisatawan maka daerah harus mampu menyediakan fasilitas yang nyaman, aman dan
menyenangkan bagi para wisatawan sehingga mereka akan senang tinggal di daerah ini
sehingga merupakan promosi bagi wisatawan lainnya. Kenyamanan dalam perjalanan
tentu berhubungan dengan jaminan pada wisatawan untuk selalu sehat selama perjalanan.
Untuk itu perlu upaya perlindungan kesehatan pada wisatawan

2.2 TREND ISU DALAM KEPERAWATAN PARIWISATA


Trend isu dalam keperawatan pariwisata meliputi beberapa aspek diantaranya
sebagai berikut:
- Kesehatan Wisata
- Penyakit Menular saat Berwisata
- Higiene dan Sanitasi Daerah Tujuan Wisata
- Traveller Diarrhea
- Surveilans Penyakit Menular pada Tourist Service
- Animal Bite During Travelling
- Kecelakaan Rekreasi Air
- Gangguan Kesehatan dan Kecelakaan akibat Transportasi
- Imunisasi untuk Wisatawan
- Manajemen Pelayanan Kesehatan dengan Health Insurance

6
2.3 PENGERTIAN KESEHATAN PARIWISATA/ PARIWISATA KESEHATAN

Berbagai definisi tentang pariwisata kesehatan diberikan oleh para pakar sebagai
berikut: Recuperation tourism is a moving or tourist activity which tourists are excited
because this place has facilities needed to be health (Pusat Pendidikan dan Latihan
Pariwisata, 1983).

Sementara Eliya (2000) menambahkan bahwa Recuperation tourism is a moving


or tourist activity which tourists are excited because this place has facilities needed to be
health or to feel fresh air in a beautiful place.

Hal senada diungkap oleh Pendit (1996:37) yang menyatakan bahwa recuperation
tourism represents a journey of a tourist as a mean to convert place, environtment and
situation where he remains everyday for the benefit of rest for him in spiritual and
corporeal meaning by visiting resorts at the same time medititation like at the source of
contained hot wellspring of mineral able to heal to to make healthy or at places providing
other medication facilities.( lihat pula Tabacchi, Benbhi, Wahab, Webster Distionary,
Kamus Travel dan Wisata dan Idmarta)

Lebih lanjut Oka menjelaskan bahwa this recuperation has been doing by tourists
who want to go to a place and another place because they have listened their doctor or
they have attitude after bored or tired for their job. Sementara Finn (2002) melihat
pariwisata kesehatan sebagai a long term sustainable and profitable industry. Ahli ini
kemudian menambahkan bahwa health tourism is not very different than beach, eco or
traditional tourism. It is a bit different from the other forms of tourism due to the fact that
it is a form of telemedicine and like conventional medicine, there are in inherent ethical
rules, codes of conduct and practise guidelines and patterns.

Berdasarkan definisi yang diberikan berbagai pakar di atas dapat diasumsikan


bahwa pariwisata kesehatan kegiatan wisata yang dilakukan oleh orang-orang ke berbagai
tempat dengan tujuan memperoleh fasilitas yang dibutuhkan untuk memperbaiki,
menyembuhkan berbagai penyakit atau sekedar menghilangkan kebosanan dari tekanan
pekerjaan sehari-hari.

7
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyadari akan pentingnya pariwisata
kesehatan dengan mulai membuat projek jangka panjang tentang pencatatan secara resmi
tanaman dan obat-obatan yang ada dalam budaya traditional yang sudah terbukti memiliki
keampuhan menyembuhkan berbagai penyakit. Hal ini didukung oleh para pengusaha
terkait yang melakukan kampanye secara maraton ke berbagai negara seperti Eropa Barat,
Amerika Tengah, Jepang, Saudi Arabia dan negara-negara lainnya. Kampanyenya sendiri
terutama ditujukan kepada para pasien kaya yang mencari tempat untuk istirahat,
relaksasi dan pengobatan alternatif untuk mengobati penyakit kanker, atau penyakit lain
yang tidak dapat disembuhkan oleh pengobatan modern lainnya.

Lain halnya dengan kesehatan wisata, kesehatan wisata dimulai sejak berangkat
dari rumah untuk melakukan wisata, selama perjalanan sampai di tempat tujuan dan
kembali dengan aman dan nyaman ke tempat asalnya sehingga wisatawan tersebut `tidak
jera untuk kembali mengunjungi daerah wisata yang telah dikunjunginya.

Dalam siklus perjalanan wisata itu, kesehatan wisata termasuk upaya pencegahan
penyakit, tindakan pengobatan jika diperlukan dan kesiapan repatriasi ke tempat yang
memadai/ke negara asalnya.

Upaya pencegahan dimulai sebelum melakukan perjalanan. Wisatawan diberi


informasi dan petunjuk oleh biro wisata/klinik wisata melalui brosur yang disediakan di
biro perjalanan mengenai kesehatan dalam perjalanan dan di daerah tujuan. Misalnya
pemberian vaksinasi seperlunya, dan memakan pil untuk pencegahan malaria, jika di
tujuan masih ada malaria. Untuk mempertahankan keadaan yang baik serta meningkatkan
kesehatan lingkungan, diperlukan kerjasama instansi yang terkait dalam pariwisata, baik
Pemerintsah (Departemen Kesehatan, Pariwisata, Kimpraswil) maupun pihak swasta
dalam bidang perhotelan serta jasa makanan, dll.

Upaya pengobatan dimulai dalam perjalanan dan di daerah tujuan diusahakan


memadai, sesuai dengan standar yang diperlukan, dan mudah serta cepat didapat. Jika
wisatawan jatuh sakit atau mendapat kecelakaan di suatu tempat dimana pengobatan
kurang memadai, disediakan sarana untuk melakukan repratiasi secepat mungkin ke
rumah sakit terdekat atau tempat rujukan lainnya.

8
2.4 RUANG LINGKUP KESEHATAN PARIWISATA/ JENIS PARIWISATA
KESEHATAN

Kesehatan pariwisata sendiri sebenarnya dapat dibagi dua yaitu kesehatan


pariwisata fisik dan psikis. Kesehatan parwisata fisik meliputi sarana untuk penyembuhan
penyakit kulit, relaxation, dan kecantikan sementara kesehatan psikis terdiri dari
penyembuhan akibat obat-obat terlarang, depresi, dan gangguan mental.
Kesehatan pariwisata psikis biasanya dilakukan di rumah peristirahatan, rumah
sakit dan pesantren serta hanya terbatas pada pengunjung yang memang menderita
penyakit dan tidak dapat dinikmati oleh rekan, keluarga, dan sanak keluarga walaupun
pada masa sekarang sudah mulai dikembangkan untuk bisa pula dinikmati oleh keluarga
terdekat.
Jenis kesehatan pariwisata fisik yang berkaitan dengan kecantikan biasanya
berupa spa, salon kecantikan dan pemandian air panas. Jenis kesehatan pariwisata ini
lebih bisa dinikmati oleh segala lapisan masyarakat karena relatif lebih murah, banyak
pilihan, dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja sesuai dengan kemampuan finansial
masing-masing.

2.5 PERKEMBANGAN PARIWISATA KESEHATAN DI DUNIA

Pariwisata kesehatan mulai menarik perhatian beberapa negara di dunia terutama


negara yang memiliki berbagai keterbatasan kekayaaan alam. Misalnya Amerika Utara,
Eropa dan negara-negara Orient yang berusaha dengan giat mencari dan memperkenalkan
metoda pengobatan terapi alam dan tradisional.

Negara Dominica seperti juga Afrika Selatan, Israel, Costa Rica, Junani dan
negara-negara sepanjang Laut Mediterania menggunakan keunikan dan daya tarik tanah
mereka untuk mengembangkan pariwisata kesehatan dan menarik wisatawan dari seluruh
belahan dunia. Secara terus-menerus pemerintahnya memberikan pendidikan modern
kepada pelaksana pariwisata dan menggalang kerjasama antar departemen untuk
mengembangkan berbagai potensi seperti sumber-sumber alam yang mengandung obat
(air panas, danau mendidih, air terjun, hutan tropis, tanaman dan tumbuhan obat bahkan
juga jenis music traditional yang menenangkan).

9
Program-programnya direncanakan sedemikian rupa sehingga baik yang kaya
maupun yang keuangannya terbatas dapat menikmatinya. Bagi wisatawan kaya, sembari
berobat mereka dapat tidur di hotel-hotel berbintang, yachts atau kapal pesiar, mengikuti
safari, dokter-dokter pribadi dengan mudah dapat dihubungi lewat tilpon, hp, e-mail,
internet, satelit dan Tele-internet Based Medicine lainnya.

Pemerintahnya menggunakan misi-misi kunjungan ke luar negeri untuk


mengiklankan di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja, menawarkan cara
menikmati liburan yang menyenangkan dan menyehatkan, seperti menikmati sunset
sambil makan obat dan terapi kesehatan, menikmati pagi hari di curug atau danau air
panas sambil terapi kanker atau periksa kesehatan sambil relaksasi.

United Kingdom sebagai salah satu negara yang juga sangat memperhatikan
pariwisata kesehatan mengeluarkan aturan-aturan yang sangat ketat untuk wisatawan
yang berkunjung ke negara tersebut.

Tabel 1 berikut memperlihatkan bagaimana perkembangan pariwisata kesehatan


di Romania yang memiliki 35 kota dan 103 desa pedalaman. Berbeda dengan negara lain
di dunia yang mengembangkan objek wisata terlebih dahulu baru menambahkan
pariwisata kesehatan, Romania melakukan hal yang sebaliknya; mengembangkan
pariwisata kesehatan terlebih dahulu baru menambahkan beberapa atraksi wisata dan
fasilitan lain.

Tabel 1

JENIS PARIWISATA KESEHATAN

DI ROMANIA

No Lokasi Jenis Penyakit yang Treatment Fasilitas yang Tersedia


Dapat Disembuhkan
Kota
1 Vatra 1. Cardiovascular 1.mineral water 1. hotel
Dornei diseases baths in tubs,
2. villas
2. Degerative and

10
abarticular rheumatic 2. mud and paraffin, 3. private homes
diseases
3.Electrotherapy, 4. mountainerring and
3. post traumatic winter sport
4.hydrotherapy
conditions
5. natural park
5. massage
4. peripheral and central
6. band concert
neurological diseases
6.medical gymnastics
7. hunting
5. endocrine disorders
7. sauna
8. natural science
6. gynecological,
8. artificialmofette
museum
respiratory, neurotic,
metabolic and
nutrition, digestive
and other disorders
2 Singeorz 1.disorders of alimentary 1. mineral water 1.club
Bath canal baths in tubs,
2.cinema
2. hepatobiliary 2. mud and paraffin,
3.mechanical games
disorders
3.Electrotherapy, parlour
3. metabolic and
4.hydrotherapy 4.tennis courts
nutrition disorders

5 volly ball grounds


4. Degerative and
abarticular rheumatic
6. trip to hills, wine
diseases
cellar, the Coopers
Tower

7. museum
3 Borsa 1.chronic diseases of 1. mineral water 1 hotel
alimentary canal baths in tubs,
2. mountainerring and
2. kidney and urinary 2. mud and paraffin, winter sport

11
system diseases 3.Electrotherapy,

3.asthenia enurosis and 4.hydrotherapy


respiratory disorders
4 Durau 1 asthenic neurosis, 1. spa 1.mountainerring and
winter sport
2. weakly condition

3. Physical and
intellectual
overrexertion,

4. seconday anemia
5 Borsec 1 Cardiovascular 1. warm bath with 1. gyms
diseases carbonated
2. sport grounds
minarel water in
2. endocrinological
tubs
3. cinema halls
diseases
2. indoor pool
4. blazed mountain trails
3. hepatobiliary
disorders 3. fountains
5. ski and sleigh runs in
winter
4. digestive disorders 4. Electrotherapy

5 kidney and urinary 5. hydrotherapy


system diseases
6. paraffin
6. asthenia enurosis

7 metabolic and
nutrition,
6 Tusnad 1. central nervous system 1. bath with with 1. gyms
Bath carbonated 2. lake
2. Cardiovascular
minarel water
diseases
2.galvanic baths
3. urinary system

12
diseases 3. paraffin

4. Electrotherapy

5. mofette
7 Covasna 1.Cardiovascular 1. bath with with 1. gym
diseases carbonated
2. hospital
minarel water
2. hepatobiliary
3. children sanatorium
disorders 2. mofettes

4. spa
3. digestive disorders 3.fountains

4. associated diseases 4.Electrotherapy

5. botting station
8 Slanic 1.digestive disorders 1. fountains 1. gym
Moldova
2.hepatobiliary disorders 2.pool for 2. hospital
kinetotherapy
3.metabolic and nutrition 3. children sanatorium
disorders 3.mofettes
4. spa
4. Degerative and
abarticular rheumatic
diseases

5. Cardiovascular
diseases

6. respiratory disorders

7. endocrine disorders

8. gynecological
9 Cheia 1. asthenia enurosis 1. bath with with a. 1 villas
carbonated
2. Physical and

13
intellectual minarel water b. 2. motels
overrexertion,
2. mofettes c. 3. chalets
3.benign hyperthroidism
3.fountains d. 4 mountains
4. rachitis
4.Electrotherapy e. 5. monastery
5.Juvenile growth
5. botting station
disorders

6. secondary anemia
10 Slanic 1. Degerative and 1 mineral water h. 1. resorts
Prahove abarticular rheumatic baths in tubs,
i. 2. boats
diseases
f. 2.cold bath in the lake
j. 3.villas
2. arthitis
g. 3. warm mud
k. 4.pavillions
3. polyathrrosis
4 Electrotherapy
5. private houses
4. tendonitis

5. tendomyositis

6. scapulomeral

7. post traumatic
conditions

8. peripheral and central


neurological diseases

9. gynecological disorder

10. respiratory disorders

11. dermathological
diseases

14
11 The Unirea 1. respiratory disorders Streambed l. 1.rooms house football
Mine
2. asthma m. 2. handball ground

n. 3. running track

4. museum

o.
12 The Mihai 1.respiratory disorders Streambed p. resorts
Mine
2.asthma
13 Sovata 1. gynecological disorder 1.warm baths of saltq. 1. beaches
mineral water
2. generative and r. 2.hotels
abarticular rheumatic 2.tubsand pools
s. 3. villas
diseases
3.Pools for
t. 4. inns
3. post traumatic kinetotherapy
conditions
u. 5. motels
4. Electrotherapy
4. peripheral and central
v. 6.amusements
5. sauna
neurological diseases
w. 7.Sports
6.medical gyms
5. endocrine disorders
x.
7. spa
6. Cardiovascular
diseases

15
14 Calimanesti 1. digestive disorders 1.warm baths of salty. 1. church
mineral water
2. hepatobiliary disorders z. 2.museum
2.Electrotherapy
3. kidney and urinary
system diseases 3 kinetotherapy

4. metabolic and 4.outdoor pools


nutrition,
5. medical gyms
5. respiratory disorders
6. sauna
6. peripheral and central
7.sanatorium
neurological diseases

7. rheumatic diseases

8. post traumatic
conditions

9. gynecological disorder

10.ear, nose, throat


diseases

11. dermathological ,
Cardiovascular
diseases
15 Olanesti 1. kidney and urinary 1.warm baths of saltaa. 1. church
Bath system diseases mineral water

2. chronic diseases of 2. Electrotherapy


alimentary canal
3.hydrotherapy
3. metabolic and
4.gyms
nutrition disorders

5.fountains

16
4. respiratory disorders

5. dermathological
diseases

6. associated diseases

7.otorhynolaryngological
diseases
16 Voineasa 1. asthenic neurosis 1 warm baths of saltbb. 1. forest reservation
mineral water
2. weakly conditions cc. 2. lake
2.aeroheliotherapy
3. physical and
intellectual 3. kinetotherapy

4. secondary anemia 4. hydrotherapy

5gyms
17 Baile 1.generative. rheumatic 1.hydrotherapy dd. 1. peak
Herculane diseases
2. kinetotherapy ee. 2. springs
2.inflammatory
3. Electrotherapy ff. 3. caves
3.abarticular. rheumatic
4. gyms gg. valley
diseases

5. sauna
4. peripheral and central
neurological diseases
18 Geoagiu 1. degerative and 1. air therapy, hh. 1. beaches
Bathgeoagiu abarticular. rheumatic
2. warm baths of salt
ii. 2.hotels
bai diseases
mineral water
jj. 3. villas
2. peripheral and central
3 hydro-electro-
neurological diseases
kk. 4. inns
photo and

17
3. gynecological disorder thermotherapy, ll. 5. motels

4.gastroduodenal 4.herb baths mm. 6.amusements


diseases
5.outdoor thermal nn. 7.Sports
5.hepaytobilary water pools
oo.
6. kidney diseases
19 Moneasa 1.degerative and 1. warm baths of salt
pp. 1.Cinemas
abarticular. rheumatic mineral water
qq. 2.theatre
diseases
2. hydrotherapy
rr. 3. bowling
2. peripheral and central
3.kinetotherapy
neurological diseases
ss. 4 boating
4.Electrotherapy
3. gynecological disorder
tt. 5.Sportsground
5. outdoor pools for
4. metabolic and
uu. 6. trips to cave
cold mineral water
nutrition disorder
baths
vv. 7. waterfalls

6.sunbathing area
ww.
20 Stana De 1 asthenic neurosisi 1 Electrotherapy xx. 1. hotels
Vale
2.certainendoctrine 2. herb baths yy. 2. villas
disorders
3.sauna zz. 3.pavillions
3. respiratory disorders
4.medicalgyms aaa. 4. waterfalls
4. Physical and
5. massage parlor bbb. 5.Caves
intellectual
overrexertion
ccc. 6.Lakes

5. anemia
ddd. 7.chalet

6.rachitis and growth


disorders

18
21 Felix Bath 1.inflamantory rheumatic 1. warm baths of salt
eee. 1 natural park
diseases mineral water
fff.
2. degerative and 2. kinetotherapy
abarticular. rheumatic
3. thermal water
diseases
pools
3.peripheral and central
4.physiotherapy
neurological diseases

5.inhalations and
4. gynecological disorder
aerosois
5. post traumatic
6.gymnasiums
conditions

7. sauna
6.endocrinological
disorder
8.Swimmi ng pools

9.spa
22 Lacu Sarat 1. degerative 1 warm baths of saltggg. 1.buses
inflamantory and mineral water
hhh. 2.trams
abarticular.
2.aeroheliotherapy
rheumatic diseases
iii. 3.ships
3. kinetotherapy
2.gynecological disorder

4. hydrotherapy
3.dermathological

5gyms
4.endocrinological
disorder

5 peripheral and central


neurological diseases

6.post traumatic
condition

19
7. respiratory disorders
23 Amara 1.degerative 1. warm baths of salt
jjj. 1 villas
inflamantory and mineral water
kkk. 2. motels
abarticular. rheumatic
2.sunbathing
diseases
lll. 3.chalets
3. bathing in lakes
2. gynecological
mmm. 4 mountains
disorder
4.spas
nnn. 5. monastery
3.assosiated diseases

Source: Mlesnita, 2002

Dari tabel di atas dapat ditarik simpulan bahwa pariwisata kesehatan dapat
menjadi sumber devisa negara apabila dikelola secara profesional, tanpa merusak kondisi
geography yang ada dan bahkan mengubah daerah yang tadinya susah berkembang
karena lokasi yang jauh dan transportasi terbatas menjadi area yang sangat bermanfaat.
Informasi mendetail dalam tabel yang sama memperlihatkan bagaimana pemerintah
Rumania mengoptimalkan kondisi yang ada sedemikian rupa sehingga wisatawan dapat
memperoleh pelayanan untuk berbagai penyakit dengan mempertimbangkan
kesejahteraan keluarga wisatawan sehingga saat seorang wisatawan sedang melakukan
pengobatan anggota keluarga lain dapat menikmati objek wisata lain baik yang sudah ada
maupun yang sengaja dibangun untuk kepentingan pariwisata di lokasi tersebut.

2.6 PERKEMBANGAN PARIWISATA KESEHATAN DI INDONESIA

Perkembangan pariwisata kesehatan di Indonesia sekarang ini juga sangat cepat


sejalan dengan terjadinya perubahan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Beberapa
tahun lalu pemeliharaan kecantikan dan kebugaran tubuh hanya milik kaum hawa,
bersifat amatir dan belum dikelola secara professional. Kalaupun ada salon kecantikan
biasanya merupakan usaha jasa home industry, dikelola ibu rumah tangga dengan
peralatan yang relatif sederhana. Pengobatan phisik dan kulit seperti pemandian air panas,
umumnya masih merupakan bagian dari suatu objek wisata yang lebih dahulu ada di

20
lokasi dan belum mendapat perhatian yang serius baik dari pemerintah maupun pengelola
pariwisata kesehatan. Beberapa pariwisata kesehatan yang sudah dikembangkan di
wilayah Indonesia dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2

PARIWISATA KESEHATAN YANG SUDAH DIKEMBANGKAN

DI INDONESIA

No. Nama Lokasi Jenis Penyakit yang Fasilitas yang tersedia


Disembuhkan
1 Hot Spring Lau Sumatera 1.Penyakit kulit 1. Kolam renang
Debuk-debuk
Utara 2.Relaxation 2. Restaurant

3. Street vendour

4. Parking area

5. Steambath therapy

6. Hot waterfall
2 Simpang Balek Aceh 1.Penyakit kulit 1.Hot spinning pools

2. Relaxation 2.Restaurants

3.Play grounds
3 Danau Laut Tawar Aceh 1.Penyakit kulit 1.Hot spinning pools

2.Relaxation 2.Restaurants

3.Play grounds
4 Pemali Hot Spring Bangka 1.Penyakit kulit 1.Kolam renang

2.Relaxation 2.Restaurant

21
3.Street vendour

4.Parking area

5.Steambath therapy

6.Hot waterfall
5 Suban Hot Spring Bengkulu 1.Penyakit kulit 1.Kolam renang

2.Relaxation 2.Restaurant

3.Street vendour

4.Parking area

5.Steambath therapy

6.Hot waterfall
6 Air Terjun Kepala Bengkulu 1.Penyakit kulit 1.Hot waterfall

Carup 2.Relaxation
7 Taman Sari Jakarta Natural spa 1.Executive rooms
products
2.Treatment rooms

3.salon and beauty


care

4.fitness cebtre

5.meditation room

6.concultation room

7.steam and sauna


rooms

8.whirlpool

22
9.swimming pools

10.multipurpose ball
room
8 Guci Hot Spring Tegal 1.Penyakit kulit 1.Kolam renang

2. Relaxation 2.Restaurant

3.Street vendour

4.Parking area

5.Steambath therapy

6.Hot waterfall
9 Hot Spring Malang 1.Penyakit kulit 1.Beautiful view
Songgoriti
2.Relaxation 2.High sulphur

3.Restaurants

4.Hot-cold bathrooms
10 Way Belerang Lampung 1.Penyakit kulit 1.Beautiful view

2.Relaxation 2.High sulphur

3.Restaurants

4.Hot-cold bathrooms
11 Tirta Tapta Hot Bangka 1.Penyakit kulit 1.Kolam renang
Spring
2.Relaxation 2.Restaurant

3.Cancer 3.Street vendour

4.Rematics 4.Parking area

23
5.Steambath therapy

6.Hot waterfall

7.Flora dan fauna

8.Danau pemancingan
12 Semurup Hot Spring Jambi Berbagai penyakit Warm water
13 Kali Bancin Jambi 1.Penyakit kulit Mineral water

2.Rematics

3.Fatigue
14 Karumenga Hot Menado Berbagai penyakit Mineral water
Spring
15 Air Panas Kalimanta Berbagai penyakit Warm water
Tengah
16 Otak Kokok Gading Nusa Berbagai penyakit Spa gulp
Tenggara
Milk bath

Sumber: Berbagai sumber di Perpustakaan STBA Yapari ABA Bandung: 2006

Tabel 2 menunjukkan bahwa hampir di setiap wilayah Indonesia dapat ditemukan


pariwisata kesehatan yang sudah dikembangkan; hal tersebut dapat dipahami mengingat
Indonesia merupakan kepulauan yang kaya akan alam dan pegunungan yang tersebar baik
di lima pulau terbesar di Indonesia maupun di beribu pulau kecil lainnya. Namun sayang
sekali data tentang keberadaan pariwisata kesehatan yang belum dikembangkan dan
masih sangat alami belum dapat diketahui dengan pasti.

Sekarang malah bermunculan salon-salon mulai dari yang sangat sederhana


sampai yang sangat eksklusif lengkap dengan dokter-dokter ahli kecantikan dan kulit.
Penyebarannya juga sangat menyeluruh, sehingga kemanapun kita pergi bahkan ke
daerah-daerah, kita dapat menemukan salon dengan berbagai kelebihannya mulai dari
yang sangat tradisional sampai yang super canggih dengan berbagai alat dan obat buatan
luar negeri.

24
Yang menarik untuk disimak adalah munculnya trend baru. Salon kecantikan
tidak saja dikunjungi oleh kaum hawa namun juga kaum pria. Di kota-kota besar seperti
Jakarta, Medan, Surabaya, dan Bandung bahkan muncul sejumlah salon yang khusus
melayani para pria dari mulai membersihkan wajah, memakai master, menutupi pori-pori
dengan ice globe, pengelupasan dengan enzim (enzim peeling), luluran, mengoleskan obat
jerawat, pelembab dan tabir surya sampai manicure, pedicure dan lain-lain. Mustika Ratu
sebagai penghasil produk kecantikan terkenal di Indonesia juga mulai meluncurkan
produk kosmetik untuk pria bahkan menyediakan tempat perawatan khusus untuk pria.

2.7 FAKTOR PENDUKUNG KESEHATAN PARIWISATA


Pariwisata dapat mempengaruhi tidak hanya kesehatan pengunjung tetapi juga
kesehatan masyarakat penjamu. Hal-hal yang berpengaruh terhadap kesehatan pariwisata
diantaranya :
a. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan tempat wisata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kesehatan wisatawan. Wisatawan umumnya rentan tehadap mikroorganisme, dan juga
kondisi lingkungan fisik yang berbeda dari daerah asal mereka. Lingkungan yang
bersih dijadikan indikator kualitas oleh wisatawan karena menunjukkan perhatian
otoritas setempat terhadap masalah kesehatan lingkungan.
b. Makanan dan minuman
Kejadian yang muncul umumnya berhubungan dengan konsumsi makanan atau
minuman yang tidak higienis yang mengakibatkan gangguan saluran pencernaan.
Namun masalah tersebut bisa dikontrol melalui penerapan prosedur standar untuk
pengelolaan makanan dan sanitasi lingkungan.
c. Upaya pencegahan, pendidikan dan promosi kesehatan masyarakat
Hal ini termasuk kesehatan lingkungan adalah fundamental dan dapat membawa
perubahan sikap dan perilaku yang dapat mengurangi risiko-risiko terjadinya
pemerosotan kesehatan pariwisata.

25
2.8 UPAYA PERLINDUNGAN KESEHATAN TERHADAP WISATAWAN

Kesehatan tidak hanya berarti sehat secara fisik tetapi juga sehat secara mental,
sosial dan spiritual. Dengan demikian upaya perlindungan keseharan terhadap wisatawan
meliputi empat faktor tersebut, antara lain :

 Makanan dan minuman yang sehat sehingga tidak menimbulkan gangguan


pencernaan (diare).
 Tempat wisata yang aman sehingga tidak menimbulkan kecelakaan (masuk di lumpur
panas di Lahendong, tenggelam di taman laut bunaken).
 Wisatawan merasa aman dan tidak di teror dalam istorahatnya / suasana yang nyaman
(tidak bisa tidur, ditakut-takuti, ditonton, dsb).
 Wisatawan perlu keamanan sosial, tidak dirampok/dicuri barang-barangnya.
 Wisatawan dapat melakukan ibadahnya sesuai dengan kepercayaan/agama masing-
masing.
 Dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar pelayanan bila
mereka jatuh sakit.
 Bila diperlukan dapat melakukan evakuasi secara cepat ke negara tempat asalnya.

Pedoman bagi usaha pariwisata dalam mengupayakan kesehatan wisata di tempat usaha:

a. Obyek Wisata
 Mengupayakan lingkungan yang bersih setiap waktu, demikian juga fasilitas
restoran dan WC umum.
 Menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah dalam jumlah memadai di
tempat-tempat strategis.
 Menyediakan fasilitas pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan.
 Pemberian papan-papan peringatan pada tempat-tempat yang rawan kecelakaan
yang dapat membahayakan pengunjung.

b. Akomodasi, Hotel dan Restoran


 Menjaga kebersihan kamar hotel, ruangan restoran, seluruh fasilitas dan
perlengkapan.

26
 Mengupayakan lingkungan yang bebas lalat, nyamuk, tikus dan binatang
pengganggu lainnya.
 Mengupayakan semua fasilitas yang ada seperti : salon, kolam renang dalam
keadaan bersih dan bebas hama.
 Menyediakan pakaian seragam yang bersih, sopan dan menarik untuk petugas
pelayanan.
 Menciptakan lingkungan yang bersih dan suasana asri sehingga tamu dapat
menikmati hidangan penuh selera.
 Menciptakan standar kebersihan untuk badan dan pengolahan makanan dan
minuman termasuk peralatan.
 Selalu menggunakan sarung tangan plastik bila mencuci peralatan dapur dan juga
pakaian tamu.
 Bertindaklah yang bijaksana bila menjumpai tamu yang kurang sehat, berikan
informasi yang benar mengenai apa yang harus dilakukan.

c. Biro Perjalanan Wisata


 Menjaga agar armada angkutan yang dimiliki beserta perlengkapannya dalam
kondisi bersih dan berfungsi dengan baik.
 Bis wisata harus tersedia perlengkapan: tong sampah dan kotak P3K (Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan).
 Meletakkan pesan-pesan untuk tidak merokok dalam bis pada tempat-tempat yang
mudah terlihat.
 Mewaspadai mereka yang kelihatan kurang sehat dalam perjalanan. Berikan saran
simpatik untuk mengatasi kondisi kurang sehat tersebut.
 Mengupayakan penampilan yang bersih, baik fisik maupun pakaian para petugas
dan pramuwisata.

d. Imunisasi Untuk Wisatawan


Bila bermaksud mengadakan perjalanan ke luar negeri, selain rencanakan
terlebih dahulu, misalnya 2 bulan sebelumnya, khususnya untuk kebutuhan vaksinasi,
karena ada negara-negara tertentu yang merekomendasikan untuk divaksinasikan
dahulu, seperti vaksinasi menginitis bagi yang akan pergi ke Saudi Arabia (Jemaah
Haji), vaksinasi yellow fever untuk yang akan pergi ke Afrika.

27
Ada 3 jenis imunisasi:

1. Routinel Immunization: DPT, POLIO, CAMPAK, INFLUENZA.


2. Required Immunization: Yellow Fever, Cholera, Meningococcal Meningitis.
3. Recommended Immunization: Hepatitis A & B, Typhoid Fever, Japanese
Encephalitis, Cholera, Rabies.

28
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Keperawatan pariwisata adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada
individu, keluarga, kelompok dan yang mana individu, keluarga dan kelompok
tersebut sedang melakukan perjalanan ke suatu tempat yang berbeda dari tempat/
daerah asalnya dalam sementara waktu untuk menikmati kegiatan rekreasi baik itu
dalam kondisi sehat maupun sakit. Selain itu pelayanan kesehatan tersebut diberikan
bertujuan untuk menambah rasa nyaman dan aman sehingga individu, keluarga dan
kelompok tersebut dapat menikmati rekreasi yang telah direncanakan hingga kembali
lagi ke tempat/ daerah asalnya.

3.2 SARAN
Masih banyak wisatawan yang merasa kurang nyaman bila berkunjung ke
Indonesia baik itu karena faktor lingkungan, makanan, dan karena kurangnya upaya
promosi kesehatan yang seharusnya di berikan pada wisatawan yang akan berkunjung
ke Indonesia. Sehingga perlu ditekankan layanan keperawatan pariwisata baik itu
sebelum wisatawan datang ke Indonesia, saat di Indonesia hingga kembali ke negara
asalnya.

29
REFERENSI

Department of Information Republic of Indonesia.1998. Indonesia 1998, An Official


Handbook. Jakarta: Perum Percetakan Negara

Finn, Emanuel, 2002, Health Tourism, Volume No 1 Issue No 23, Friday, June 28, 2002

Hadinoto, Kusudianto.1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta;


Penerbit Universitas Idonesia.

Mc Intoch, Robert. W.1972. Tourism Principles, Practices and Philosophies. Ohio: Grid Inc.

Mill, Robert Cristie.2000. Tourism, The International Business. Jakarta: PT Raya Grafindo
Persada.

Mlesnita, Radu Adrian, 2002, Health Tourism, Volume No 1 Issue No 23, Friday, June 28,
2002

Ningsih, Wirda, 1996, Buku Pintar Wisata Indonesia,

Okshealthenv.2011. Kesehatan Wisata, Diakses pada tanggal 10 Februari 2016 website:


https://okshealthenv.wordpress.com/2011/08/05/kesehatan-wisata/

IGDE. Pitana,1994. Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Bali. Denpasar: Penerbit BP

Irdanasputra. 2009. Pariwisata Kesehatan. Diakses pada tanggal 10 Februari 2016 website:
http://irdanasputra.blogspot.co.id/2009/11/pariwisata-kesehatan.html

Oka A. Yoeti, 1987. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Penerbit Angkasa.

1990. Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa

1996, Anatomi Pariwisata, Bandung: PT Angkasa

2000. Harian Kompas Edisi 7 Nopember 2000 Wisata Religius. Jakarta:

Pendit, Nyoman S., 2002, Ilmu Pariwisata, Jakarta: Pt. Pradnya Paramita.

Pusat Pendidikan dan Latihan Pariwisata, 1983, Peristilahan Kepariwisataan, Bandung:


Pusat Pendidikan dan Latihan Pariwisata.

Spillane, James J. 1987.Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Penerbit


Kanisius

Udarajunior, 2012. Kesehatan Pariwisata, Diakses pada tanggal 10 Februari 2016 website:
http://udarajunior.blogspot.co.id/2012/09/kesehatan-pariwisata.html

30

Anda mungkin juga menyukai