Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KOTA SEMARANG

DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG


UPTD PUSKESMAS MANYARAN
JL. Abdul Rahman Saleh 267 Semarang Telp. (024) 7601883
E-mail : puskesmas.manyaran@yahoo.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


DETEKSI DINI KESEHATAN JIWA DAN NAPZA
UPTD PUSKESMAS MANYARAN

A. Pendahuluan
Menurut undang – undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2014. Kesehatan
jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental ,
spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri , dapat
mengatasi tekanan , dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi
bagi komunitasnya.
Orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) adalah orang yang mempunyai
masalah fisik, mental , sosial, pertumbuhan , dan perkembangan dan / kualitas hidup
sehingga memiliki resiko mengalami gangguan jiwa.
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami gangguan
dalam pikiran , perilaku, dan perasaan termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala
dan atau perubahan perilaku yang bermakna serta dapat menimbulkan penderitaan dan
hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia.
Seorang dengan gangguan jiwa berhadapan dengan stigma , diskriminasi dan
marginalisasi. Stigma dapat mengakibatkan penderita tidak mencari pengobatan yang
sebenarnya sangat mereka butuhkan atau mereka mendapatkan pelayanan yang bermutu
rendah. Marginalisasi dan deskriminasi dapat meningkatkan esiko kekerasan pada
hakhak individu , hak politik , ekonomi , sosial dan budaya.
Pasien dengan gangguan jiwa berat sering memiliki gejala yang dapat menjadi
ancaman, baik terhadap keluarga , diri sendiri , maupun orang lain . Keluarga dan
masyarakat di sekitar lingkungan nya cenderung melakukan tindakan paksa untuk
mengurangi atau membatasi ancaman tadi . Bentuk pemaksaan itu berupa pemasungan,
yaitu mengikat tandan dan kaki dengan rantai atau mengurungnya dalam sebuah ruangan
PEMERINTAH KOTA SEMARANG
DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG
UPTD PUSKESMAS MANYARAN
JL. Abdul Rahman Saleh 267 Semarang Telp. (024) 7601883
E-mail : puskesmas.manyaran@yahoo.com

kecil.Pada kondisin ini sebenarnyapenderita gangguan jiwa yang dipasung adalah


individu terlantar dan miskin , yang seharusnya ditanggung oleh pemerintah .
Masalah penyalahgunaan NAPZA merupakan masalah global yang komplek yang
melibatkan berbagai aspek bio-psiko-sosial dan mengakibatkan berbagai faktor risiko lainnya
hingga mengakibatkan kematian. Di Indonesia penyalahgunaan Napza juga telah sangat meluas,
tidak hanya di kota besar tetapi juga ke kota-kota kecil dan terjadi pada berbagai strata
masyarakat. Letak geografis Indonesia yang strategis selain memberikan kontribusi yang positif
juga memberikan dampak lainnya. Akibat dari letak posisi geografis Indonesia sehingga
memudahkan masuknya peredaran gelap Napza ke Indonesia. Kontrol atas masuknya berbagai
jenis Napza ke Indonesia menjadi lebih sulit.
Pengaruh sosial budaya juga sulit dibendung mengingat tamu asing dapat masuk dari
berbagai negara. Di Indonesia masalah penyalahgunaan NAPZA tidak pernah mereda, sekalipun
jenis zat yang digunakan menunjukkan perbedaan dari waktu ke waktu. Masalah penyalahgunaan
Napza berkembang mengikuti tren yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya
ketersediaan zat, kebutuhan dan faktor penegakan hukum. Selain itu juga dipengaruhi oleh
kebiasaan lokal setempat yang sering kali tanpa disadari juga memberikan dampak yang kurang
baik bagi kesehatan.

B. Latar Belakang
Masalah kesehatan jiwa masyarakat dewasa ini semakin meningkat, yaitu dengan semakin
meningkatnya tindak kekerasan, tingginya kenakalan remaja meningkatnya
penyalahgunaanNAPZA, meningkatnya tawuran dan pengangguran merupakan indikasik
eadaan masyarakat yang sakit.Gangguan jiwa dan perilaku menurut The World Health Report
2001 dialami kirakira 25% dari seluruh penduduk pada suatu masa dari hidupnya.
Sekitar 30% dari seluruh penderita yang dilayani dokter di pelayanan
kesehatan primer (puskesmas) adalah penderita yang mengalami masalah kesehatan jiwa.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2007(Riskesdas), 11,6% untuk gangguan mental
emosional diatas 15 thun dan 0,46% untukgangguan jiwa berat.Akan tetapi tidak
PEMERINTAH KOTA SEMARANG
DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG
UPTD PUSKESMAS MANYARAN
JL. Abdul Rahman Saleh 267 Semarang Telp. (024) 7601883
E-mail : puskesmas.manyaran@yahoo.com

selamanya orang yang berobat ke Rumh Sakit Jiwa (RSJ) menderita gangguan jiwa. Sebab
dalam gangguan jiwa ada beberapa fase yang perlu diketahui masyarakat. Dengan demikian, peran
puskesmas sangat besar dalam melakukan penapisan atau deteksi dini terhadap pasien gangguan
jiwa sebelum dirujuk ke RSJ.
C. Tujuan
1. Umum
Meningkatkan derajat kesehatan jiwa dan kualitas hidup masyarakat.

2. Khusus
1) Meningkatkan pengetahuan , pemahaman , dan kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan jiwa.
2) Meningkatkan upaya untuk mencegah gangguan jiwa.
3) Terdeteksi dan tertanggulangi masalah kesehatan jiwa secara dini.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga mengenai masalah jiwa
2. Menstimulus pasien dan keluarga agar mau berkonsultasi ke puskesmas menganai
kesehatan pasien
3. Menerangkan kepala keluarga apa yang harus dilakukan keluarga setelah pasien
pulang dari RSJ
4. Mengadvokasi keluarga agar menyiapkan syarat-syarat pembuatan BPJS unttuk
pasien jiwa yang belum memiliki.
5. Melengkapi status pasien.
6.
E. Cara Melaksanakan Kegiatan
1. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga mengani masalah jiwa
PEMERINTAH KOTA SEMARANG
DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG
UPTD PUSKESMAS MANYARAN
JL. Abdul Rahman Saleh 267 Semarang Telp. (024) 7601883
E-mail : puskesmas.manyaran@yahoo.com

2. Menstimulasi pasien agar mau berkonsultasi ke puskesmas mengenai kesehatan


pasien
3. Mengadvokasi keluarga agar menyiapkan syarat-syarat pembuatan BPJS untuk
pasien jiwa yang belum memilikinya
4. Melengkapi status pasien

F. Sasaran
Pasien penderita gangguan jiwa dan masyarakat

G. Jadwal Pelaksanaan
Pelacakan pasien jiwa :

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi terhadapt pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan sesuai jadwal kegiatan ,
dengan pelaporan hasilhasil yang dicapai pada bulan tersebut.

I. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatatan dengan menggunakan register dan format laporan yang telah
ditetapkan dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Semarang setiap tanggal 25 bulan
PEMERINTAH KOTA SEMARANG
DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG
UPTD PUSKESMAS MANYARAN
JL. Abdul Rahman Saleh 267 Semarang Telp. (024) 7601883
E-mail : puskesmas.manyaran@yahoo.com

berikutnya, evaluasi kegiatan dilakukan setiap bulan sekali sesuai dengan jadwal
monitoring dan evaluasi puskesmas.

Kepala Puskesmas
UPTD Puskesmas Manyaran

Sufarkhah , SKM

Anda mungkin juga menyukai