dibawah kurva dari nol sampai tak terhingga. Dalam soal ini, 48 jam adalah cukup panjang
untuk dianggap sebagai waktu tak terhingga, oleh karna konsentrasi dalam darah pada waktu itu
telah turun menjadi konsentrasi yang tidak bermakna yakni 0,1 µg/ml. Selebihnya informasinya
yang diperlukan dikolomkan dalam Tabel 7.2. Perhatikan, K diperoleh dari gambar log Cp vs. t.
Diperoleh harga K= 0,1 jam -1. Gambar 1 – (Ab/Ab∞) vs. t pada kertas semilog diperlihatkan
dalam Gambar 7.9.
Suatu metode yang lebih sempurna untuk mendapatkan [AUC]0∞ adalah memperkirakan
area residual dari konsentrasi plasma yang diamati terakhir CPN pada tN sampai waktu tak
terhingga. Persamaan ini adalah :
[AUC]t∞ =
CpN
(7.35)
𝐾
Total [AUC]0∞ adalah jumlah area yang didapat dengan rumus trapezium, yakni
[AUC]0∞ dan area residual [AUC]t∞ seperti digambarkan dalam pernyataan berikut :
PERKIRAAN Ka DARI DATA URIN. Tetapan laju absorbsi juga dapat diperkirakan dari
data ekskresi urin dengan menggunakan gambar dari proses obat tak terabsorpsi vs. waktu.
Untuk model kompartemen satu :
Ab = jumlah total obat yang diabsorpsi yakni jumlah obat dalam tubuh ditambah jumlah
obat yang dieksresi
DB = Jumlah obat dalam tubuh
Du = Jumlah obat tak berubah yang diekskresi dalam urin
Cp = Konsentrasi obat dalam plasma
CB = Konsentrasi obat dalam tubuh
DE = Jumlah total obat yang diekskresi ( obat dan metabolit )
Ab = DB + DE (7.37)
Dengan anggapan kinetic eliminasi oerder kesatu dengan tetapan eliminasi ginjal K e-1
𝑑𝐷𝑢
= 𝐾eDB = Ke Vd Cp (7.39)
𝑑𝑡
VdCp = DB
Dengan substitusi VdCp ke dalam Persamaan 7.38
𝑑𝐴𝑏 𝑑𝐶𝑝 𝑑𝐷𝐸
= 𝑉𝑑 + ( 7.40)
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
1 𝑑𝐷𝑢/𝑑𝑡 𝐾
(Ab)t =
𝐾𝑒
( 𝑑𝑡
)𝑡 + 𝐾𝑒
(Du)t (7.45)
Pada t = ∞ semua obat yang akhirnya diabsorpsi dinyatakan sebagai Ab∞ , dan dDu/dt = 0.
Jumlah obat yang diabsorpsi :
𝐾
Ab∞ = 𝐾𝑒 Du∞
Du∞ adalah jumlah total obat tak berubah yang diekskresi dalam urin
Fraksi obat terabsorpsi pada setiap waktu t sama dengan jumlah obat terabsorpsi
pada waktu ini, (Ab)t , dibagi dengan jumlah total obat yang diabsorpsi Ab∞
𝑑𝐷𝑢
(𝐴𝑏)𝑡 ( )𝑡+𝐾(𝐷𝑢)𝑡
𝑑𝑡
= (7.46)
Ab∞ 𝐾𝐷𝑢∞
Gambar dari Faksi obat tak terabsorpsi [ 1- ( Ab/Ab∞ ] vs. waktu member –Ka/2,3 sebagai slop
dari mana tetapan laju absorpsi diperoleh.
PENGARUH Ka dan K pada Cmaks , tmaks , dan AUC. Perubahan Ka dan K dapat mempengaruhi
tmaks , Cmaks dan AUC seperti terlihat dalam Tabel 7.2. Jika harga Ka dan K dibalik, maka
diperoleh tmaks yang sama, tetapi Cmaks dan AUC berbeda. Jika tetapan laju eliminasi
dipertahankan pada 0,1 jam-1 dan Ka berubah dari 0,2 menjadi 0,6 jam-1 (laju absorpsi naik),
maka tmaks menjadi lebih pendek (dari 6,93 menjadi 3,58 jam), Cmaks naik (dari 4,5 menjadi 6,99
µg/ml), tetapi AUC tetap (100 µg.jam/ml). Sebaliknya, jika tetapan laju absorpsi dipertahankan
0,3 jam-1 dan K berubah dari 0,1 menjadi 0,5 jam-1 (laju eliminasi naik), maka tmaks turun (dari
5,49 menjadi 2,55 jam), Cmaks turun (dari 5,77 menjadi 2,79 µg/ml) dan AUC turun (dari 100
menjadi 20 µg.jam/ml). Gambaran grafik hubungan Ka dan K pada waktu absorpsi puncak dan
konsentrasi puncak obat diperlihatkan dalam Gambar 7-10 dan 7-11.
Pemberian secara oral dosis tertentu suatu obat yang menunjukkan kinetik model
kompartemen-dua, jumlah obat terabsorpsi dihitung sebagai jumlah total dari obat dalam
kompartemen sentral (Dc) dan dalam kompartemen jaringan (Dt) dan jumlah obat yang
dieliminasi lewat semua rute (Du) (Gambar 7-12).
Ab = Dc + Dt + Du (7.47)