Disusun Oleh:
Muhammad Rizki (163060032)
Enienda Rizqiyani Kusnindar (163060034)
Arwina Adia Novtiani (163060062)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Survey merupakan penelitian yang mengumpulkan informasi dari suatu sampel
dengan menanyakan melalui angket atau wawancara supaya nantinya
menggambarkan berbagai aspek dari populasi (Faenkel dan Wallen, 1990).
Kawasan Perkotaan Ciranjang merupakan kawasan kajian studio Kota semester
ini, dimana untuk menunjang pengkajian, pengidentifikasian dan analisis mengenai
karakteristik, potensi, dan permasalahan yang ada di kawasan tersebut dibutuhkan
adanya daya dukung dari data-data terkait. Desain survei merupakan suatu alat dan
panduan yang digunakan sebagai pemandu dan acuan untuk pengumpulan data
yang berkaitan dengan aspek tata guna lahan pada saat survei di lapangan nanti.
Pada desain survei ini dicantumkan tujuan dan sasaran, metodologi pengumpulan
data yang berisikan mengenai panduan survei primer dan sekunder, mekanisme
kerja yang didalamnya terdapat peralatan survei dan mekanisme pelaksanaan
(manual guide), serta rencana kerja yang ditujukan untuk memandu survei yang
akan dilakukan.
1.2.2 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan Studio Perencanaan Kota ini, yaitu :
Tersusunnya check list data baik check list data primer maupun check list data
sekunder.
Tersusunnya rencana survey aspek Tata Guna Lahan
2
1.3 Ruang Lingkup Wilayah
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah Eksternal
Wilayah Kabupaten Cianjur memiliki luas 361.435 Ha, secara geografis
terletak di antara 106042’ - 107025’ Bujur Timur dan 60021’ - 7025’ Lintang
Selatan, dengan batas-batas wilayahnya :
3
4
1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah Internal
Adapun ruang lingkup wilayah yang dikaji yaitu Kawasan Perkotaan Ciranjang
Kabupaten Cianjur, dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 1
Luas Desa di Kawasan Perkotaan Ciranjang Kabupaten Cianjur Tahun 2017
Jumlah 6,164.73
Sumber :Hasil Analisis 2018
5
Terdapat 16 (enam belas) desa yang menjadi ruang lingkup wilayah studio
perencanaan kota, diantaranya dapat dijelaskan pada grafik berikut:
Gambar 1.1
Persentase Luas Desa di Kawasan Perkotaan Ciranjang Kabupaten Cianjur
Tanjungsari Karangwangi
3% Gunungsari
7% 5% Karangwangi
Sukasirna Kertajaya
8% Gunungsari
6%
Kertajaya
SindangjayaSindangjaya
5%
Sindangsari
Sukamulya
12% Cibiuk
Sindangsari
6% Mekargalih
Ciranjang
Cibiuk Nanggalamekar
5%
Sindangraja Babakansari
Mekargalih
9%
3% Hegarmanah
Ciranjang Selajambe
4%
Selajambe Sindangraja
6% Nanggalamekar
Hegarmanah Sukamulya
Babakansari 8%
4%
7%
Sumber :Hasil Analisis 2018
Dilihat dari tabel dan grafik diatas dapat dikatakan bahwa luas wilayah tertinggi
pada Kawasan Perkotaan Ciranjang Kabupaten Cianjur terdapat di Desa Sukamulya
dengan luas 725,97 Hektar dengan presentase 11.78% dan luas terendah berada di
Desa Mekargalih dengan luas 171,20 Hektar dengan presentase 2.78%.
6
7
BAB II
METODOLOGI
2.1 Matriks Analisis
Tabel 2.1
Matriks Analisis
No Sasaran Metodologi Jenis Data Sumber Bentuk Instansi
Data Data
1 Deskriptif Peta
(kualitatif dan Penggunaan
Penggunaan Lahan kuantitatif) Lahan
Eksisting Eksisting
Tahun
2 Analisis Pola Deskriptif
Terbaru
Penggunaan Lahan (kualitatif dan
RTRW
kuantitatif) dan
Overlay
3 Kecenderungan Deskriptif Peta,
Perubahan (kualitatif dan Peta SHP dan Bappeda
Penggunaan Lahan kuantitatif) dan Penggunaan Dokumen
Overlay Lahan 10
4 Kecenderungan Deskriptif Tahun
kawasan terbangun (kualitatif dan Kebelakang
kuantitatif)
8
kondisi tata guna lahan secara langsung dan mendapatkan informasi/data dari
instansi Kabupaten Cianjur.
b. Wawancara/Interview
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang
menggunakan pertanyaan secara lisan kepada responden atau pihak terkait. Teknik
wawancara dilakukan jika memerlukan komunikasi atau hubungan dengan
responden mengenai masalah yang diambil. Dalam wawancara ini ada beberapa
teknik sampling yang akan dijadikan perbandingan dalam pengumpulan data.
Proses pemilihan jenis sampel dengan memperhitungkan besarnya sampel yang
akan dijadikan sebagai subjek/objek penelitian.
Pemilihan sampel harus bersifat representatif, artinya sampel yang dipilih
mewakili populasi baik dari karakteristik maupun jumlahnya.
9
Perbandingan Metode
Tabel 2.3 Perbandingan Metode
Karakteristik
Jenis Metode Prinsip Metode
Responden
Probability Sampling
Pemilihan Metoda
10
dan dianggap mengetahui tentang isu dan penggunaan lahan yang berada di
Kabupaten bogor sedangkan accidental sampling digunakan untuk mendukung
metode purposive sampling, dimana snowball sampling metode pengambilan
sampel dengan memilih siapa yang kebetulan ada/dijumpai dengan karakteristik
responden secara acak tanpa ketentuan khusus dan metode ini untuk mewawancarai
masyarakat.
Wawancara dilakukan simultan dengan pencarian data di tingkat daerah yaitu
kabupaten bogor namun dengan jenis data yang bisa berbeda. Karena dengan
menggunakan purposive sampling dan accidental sampling dapat
mempertimbangkan sampel sesuai dengan aspek kajian sehingga diharapkan
kriteria sampel yang diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan.
Identifikasi Karakteristik Responden Sesuaikan dengan Metoda
Sampling
Dalam survei pada studio proses perencanaan ini, ada beberapa kriteria
responden atau narasumber yang dibutuhkan untuk membantu memperlengkap
data- data yang dibutuhkan, yaitu :
Bappeda
Narasumber yang berada di Bappeda dengan aspek tata guna lahan yang di
anggap tahu dan menguasai mengenai hal- hal serta data yang ada di checklist
data primer maupun sekunder terutama yang menyangkut output pada survei
studio proses ini.
11
Tabel 2.4 Wawancara
Topik Wawancara Tujuan Wawancara Sumber
12
Tabel 2.6 Checklist Data Primer Aspek Tata Guna Lahan
Metode
Bentuk
No Pengumpulan Jenis Data Lokasi Ket.
Data
Data Primer
Identifikasi
penggunaan lahan LHS
secara eksisting
Kondisi Kawasan
peruntukkan hutan Foto
lindung
Kondisi Kawasan
peruntukkan hutan Foto
cagar alam
Kondisi Kawasan
1 Observasi peruntukkan hutan Foto
produksi terbatas
Kondisi Kawasan
peruntukkan hutan Foto
produksi tetap
Kondisi Kawasan
Foto
permukiman perkotaan
Kondisi Kawasan
Foto
permukiman pedesaan
Kondisi Kawasan
Foto
industri
Informasi mengenai
dampak dari alih fungsi
Wawancara lahan terhadap
2 Teks
lingkungan dan
masyarakat dari
pandangan Bappeda
13
Tidak
No. Jenis Foto No. Foto Ada Keterangan
ada
Kondisi pusat
perdagangan
dan jasa
Kondisi pusat
pendidikan
Kondisi lahan
perkebunan
Sumber Data
No Nama Data Tahun Jenis Data Instansi Ket.
Data Ada Tidak
- RTRW
Kabupaten
Cianjur
- Tabel Data terbaru dan
Peta pengggunaan BAPPEDA
- Album Peta Perda
1 2012-2017
lahan - Dokumen Kabupaten
Cianjur
Peta (SHP)
terbaru
- RDTR
14
2.2.3 Kebutuhan Alat Survei
Pada studio proses perencanaan ini, alat survei yang dibutuhkan untuk
mendukung terlaksananya survei ini dengan baik, yaitu :
15
2.2.4 Manual Guide (Pelaksanaan Teknis)
No Kegiatan Tahap Pelaksanaan
16
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH
KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
(Instansi)
Nama : .......................................................................................
Nama & Alamat Kantor : .......................................................................................
.......................................................................................
Jabatan:
Pertanyaan :
1. Apakah benar adanya penghentian sementara atau moratorium alih fungsi
lahan pertanian atau sawah di kabupaten Cianjur tertanggal 7 september 2016?
2. Di Kecamatan Sukaluyu dan Ciranjang adanya prartik lapangan alih fungsi
lahan sawah menjadi perumahan dan industri. Dampak apa yang terjadi
terhadap lingkungan dan masyarakat akibat meningkatnya alih fungsi lahan
pertanian ke non pertanian di Kecamatan Ciranjang ini ?
3. Adakah kebijakan atau upaya apa yang telah dilakukan pemerintah untuk
mengurangi masalah meningkatnya alih fungsi lahan pertanian ke non
pertanian di Kecamatan Ciranjang ini ?
4. Jika ada, apa saja kendala dan hambatan dalam pelaksanaan kebijakan yang
telah dilakukan untuk mengurangi dampak meningkatnya alih lahan pertanian
ke non pertanian tersebut ?
17