Anda di halaman 1dari 1

Revolusi mental sebagai tantangan mahasiswa dalam menghadapi revolusi industri 4.

Dunia industri tengah memasuki era baru yang disebut sebagai revolusi industri 4.0 secara
global. Problematika ini tengah menjadi sorotan dunia terutama di indonesia sendiri untuk
mengahadapi globalisasi di tahun 2030 yang akan datang. Revolusi 4.0 pertama kali
diperkenalkan oleh profesor kalus schwab, ekonom terkenal asal jerman yang menulis dalam
bukuya the fouth industrial revolution bahwa konsep itu telah mengubah hidup dan kerja
manusia. Revolusi industri terjadi pertama kali atau dikenal dengan insdustri 1.0 dengan
munculnya penenmuan tenaga uap. Kemudian revolusi 2.0 dimulai seabad kemudian di tandai
dengan munculnya listrik dan jalur perakitan produksi massal hingga trjadi revolusi 3.0 ketika
kemajuan dalam otomatisasi tenaga komputer memungkinkan kita memprogram mesin dan
jaringan hingga di tahun ini akan terjadi revolusi 4.0 dalam hal menggabungkn teknologi fisik
dan digital melalui ananlitik, kecerdasan buatan, teknologi kognitif dan internet of things untuk
menciptakan perusahaan digital yang saling terkait dan mampu menghasilkan keputusan yang
tepat. Singkatnya revolusi ini menanamkan teknologi yang cerdas dan terhubung tidak hanya di
dalam perusahaan, tetapi juga kehidupan sehari-hari kita.

Seluruh dunia berlomba-lomba dalam menerapkan revolusi 4.0 termasuk di Indonesia.


Peran mahasiswa sangat penting dalam menghadapi era globalisasi ini,memngingat bahwa
sumber daya manusia merupakan salah satu faktor untuk menentukan kemajuan suatu bangsa.
Oleh karena itu dalm mempersipkan rvolusi industri 4.0 mahasiswa kini dianjurkan untuk
mengubah mindset mereka, tidak hanya menjadi mahasiswa yang baik di akademik saja atau non
akdemik saja melainkan menjadi mahasiswa yang berkarakter, kompeten, inovatif dan kreatif,
dan memiliki daya saing yang tinggi, terlebih lagi kita sudah memasuki era masyarakat ekonomi
ASEAN (MEA).

Anda mungkin juga menyukai