Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DIARE

A . KONSEP DASAR PENYAKIT1


1. Pengertian

Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi danlebih
dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau
dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 2002).

2. Etiologi

1.Faktor infeksia

a .Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utamadiare pada
anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella,Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus(Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus,
dll),

b. infeksi parasit (E.hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C.


albicans). b.Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang
dapatmenimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia,ensefalitis dan sebagainya.

2.Faktor Malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan


sukrosa),monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa
merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak.Di samping itu bisa
terjadimalabsorbsi lemak dan protein.

3 . Faktor Makanan

Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap
jenismakanan tertentu.
4 .Faktor Psikologis

Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi
tetapidapat ditemukan pada anak yang lebih besar.

3. Tanda dan Gejala

•Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.

•Pada anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.

•Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.

•Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya difekasi dan tinjamenjadi lebih
asam akibat banyaknya asam laktat.

•Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elistitas kulit menurun),ubun-ubun dan
mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.

•Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung
cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun.

•Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

4. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:

1.Gangguan osmotic

Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkantekanan
osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke
dalamlumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akanmerangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2.Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akanterjadi peningkatan
sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus danselanjutnya timbul diare kerena
peningkatan isi lumen usus.

3.Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap


makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltikususmenurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapattimbul diare pula.

5. Phatway

faktor infeksi Faktor malabsorbsi Faktor makanan Faktor


PsikologiKH,Lemak,ProteinMasuk Tek. Osmotik meningkat toksin cemas& berkembang
dlm ususHipersekresi air Pergeseran air dan hiperperistaltik dan elektrolit elektrolit ke
rongga( isi rongga usus) usus Menurunya kesempatan ususmenyerap makananHipertermi
DIARE Frekuensi BAB meningkat Distensi abdomenKehilangan cairan & Gg. integritas
kulitElektrolit berlebihan perianalgg. kes. cairan& elektrolit Asidosis Metabolik Mual,
muntahResiko hipovolemi syok sesak Nafsu makan menurunGagguan Oksigenasi
Perubahan nutrisi.

6. Pemeriksaan penunjang

1.Pemeriksaan tinjaa.

a.Makroskopis dan mikroskopis

b.PH dan kadar gula dalam tinja

c.Bila perlu diadakan uji bakteri


2.Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, denganmenentukan PH
dan cadangan alkali dan analisa gas darah.

3.Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

4.Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan diare akut adalah sebagai berikut :

1.Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.

Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasiyang cepat dan
akurat, yaitu:

1)Jenis cairan yang hendak digunakan.

Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karenatersedia cukup
banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya rendah biladibandingkan dengan kadar
kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapatdiberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang
sebaiknya ditambahkan dengan 1ampul Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter
NaClisotonik. Pada keadaandiare akut awal yang ringan dapat diberikan cairan oralit
untuk mencegahdehidrasi dengan segala akibatnya.

2)Jumlah cairan yang hendak diberikan.

Pada prinsipnya jumlah cairan penggantiyang hendak diberikan harussesuai denganjumlah


cairan yang keluar dari badan. Derajat dehidrasiringan, sedang, berat dapat dinilai
dengan Skor Mourice King.

Skor Maurice King, sebagai berikut :Keterangan:

•Nilai 0-2 : dehidrasi ringan


•Nilai 3-6 : dehidrasi sedang

•Nilai 7-12: dehidrasi berat

2.dietetik

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badankurang dari 7 kg,
jenis makanan :

a .Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh.

b.Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).

c.Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainanyangditemukan misalnyasusu yang tidak


mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedangatau tak jenuh.

3 . Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:

a.Obatanti sekresi (asetosal, klorpromazin)

b.Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)

c.Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)

8. komplikasi

•Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).


•Renjatan hipovolemik.
•Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada
elektro kardiagram).
•Hipoglikemia.
•Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase Karenakerusakan
vili mukosa, usus halus.
•Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
•Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita jugamengalami
kelaparan.
2 . ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah pertama dari prioritas keperawatan


dengan pengumpulan data-data yang akurat dari klien sehingga akan
diketahuiberbagai permasalahan yang ada. (Hidayat, 2004 : 98)

Adapun hal-hal yang dikaji meliputi :

a .Identitas Klien
1)Data umum meliputi : ruang rawat, kamar, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor
medical record.
2)Identitas klien
Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,suku dan gaya
hidup.

b.Riwayat Kesehatan
1.Keluhan UtamaBab cair lebih dari 3x.
2.Riwayat Keperawatan Sekarang
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan BAB cair berkali-kali baik
desertai atau tanpa dengan muntah, tinja dapat bercampur lendir dan atau darah.
Keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah napsu makanmenurun, suhu badan
meningkat, volume diuresis menurun dan gejala penurunan kesadaran.
3.Riwayat Keperawatan Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotikataukortikosteroid
jangkapanjang (perubahan candida albicans dari saprofitmenjadi parasit), alergi
makanan, dll.
4 .Riwayat Kesehatan keluarga
pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dankomunitas,
pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi danhubungan angota keluarga,
kultur dan kepercayaan, perilakuyang dapatmempengaruhi kesehatan, persepsi
keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.
c .Pemeriksaan Fisik
1)Keadaan umum : klien lemah, lesu, gelisah, kesadaran turun
2)Pengukuran tanda vital meliputi : Tekanan Darah, Nadi, Respirasi dansuhu tubuh.
3)Keadaan sistem tubuh
a.Mata : cekung, kering, sangat cekung
b.Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristalticmeningkat
> 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak
haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikitatau kelihatan tidak bisa
minum.
c.Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karenaasidosis metabolic
(kontraksi otot pernafasan)d.Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan
lemah, tensimenurun pada diare sedang .

e. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 detik, suhumeningkat >
37c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillaryrefill time memajang > 2 dt,
kemerahan pada daerah perianal.f.Sistem perkemihan : oliguria sampai anuria (200-
400 ml/24 jam

2. Diagnosa Keperawatan

1)Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengankehilangan cairan


skunder terhadap diare.

2)Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare /output berlebih
dan intake yang kurang.

3)Resiko peningkatan suhutubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diare.

4)Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensidiare.

3.Rencana Tindakan Keperawatan

1)Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengankehilangan cairan skunder


terhadap diare

 Tujuan : Setelah dilakukantindakan keperawatan selama 3 x 24 jamkeseimbangan dan


elektrolit dipertahankan secara maksimalKriteria hasil :

oTanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,5c, RR : <24 x/mnt )

oTurgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cekung, UUBtidak cekung.

oKonsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari.

 Intervensi :
a.Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit
R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringanmukosa dan pemekataj
urin. Deteksi dinimemungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki
defisit
b.Pantau intake dan output
R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuatkeluaran tak aadekuat
untuk membersihkan sisa metabolisme.
c . Timbang berat badan setiap hariR/ Mendeteksikehilangan cairan , penurunan 1 kg BB
sama dengankehilangan cairan 1 lt.
d.Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada klien, 2-3 lt/hr
R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara orale .
e. Kolaborasi :
1.Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
R/ Koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal
(kompensasi).

2.Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur


R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.
3.Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)
R/ Anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar seimbang,
antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri
berspektrum luas untuk menghambatendotoksin

2)Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengandiare/output berlebih dan


tidak adekuatnya intake.

>Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24 jam di RSkebutuhan nutrisi
terpenuhiKriteria :-Nafsumakan meningkat-BB meningkat atau normal sesuai umur

>Intervensi :

1)Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserattinggi, berlemak dan
air terlalu panas atau dingin)

R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsangmengiritasi lambung dan
sluran usus.

2)Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atausampah, sajikan
makanan dalam keadaan hangat

R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.

3)Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan

R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan

4)Monitor intake dan out put dalam 24 jam

R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.

5)Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :-terapi gizi : Diet TKTP rendah serat-obat-obatan
atau vitamin
R/ Mengandung zat yang diperlukan oleh tubuh

3)Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak sekunder dari
diare

>Tujuan : Stelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi peningkatan
suhu tubuhKriteria hasil :-Suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)

-Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio laesa)

>Intervensi :

1)Monitorsuhu tubuh setiap 2 jam

R/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanyainfeksi)

2)Berikan kompres hangat

R/ Merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh

3)Kolaborasi pemberian antipirektik R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak

4)Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan frekuensi BAB
(diare)

>Tujuan : Setelah dilakukan tindaka keperawtan selama 3 x 24 jam integritaskulit tidak


terganggu.Kriteria hasil :-Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga-
Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar .

>Intervensi :

1)Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur

R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman

2)Demontrasikanserta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti
pakaian bawah serta alasnya)

R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban
dan keasaman feces

3)Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam

R/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lamasehingga tak terjadi iskemi


dan irirtasi .
DAFTAR PUSTAKA

1.Bates. B, 1995.Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta

2.Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed6. EGC. Jakarta.

3.Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi .RSUD Dr. Soetomo.Surabaya.

4.Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

5.Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit.EGC. Jakarta

6.Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta

7.Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi.EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai