TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu
dan berat badan lahir 2.500 gr sampai dengan 4.000 gr (Sudart, 2010).
Menurut Sudart (2010), adapun ciri-ciri bayi yang dapat dikatakan normal adalah
sebagai berikut :
e. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama 180 x/menit, kemudian menurun sampai 120-
140 x/menit.
tenang 40 x/menit.
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi
verniks caeseosa.
h. Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya tampak sempurna.
j. Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan), testis sudah
l. Refleks moro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti
memeluk.
m. Graff refleks sudah baik, apabila diletakkan suatu benda ke telapak tangan, bayi akan
n. Eliminasi baik, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna kecoklatan.
Menurut Varney dan Helen (2002) hal-hal yang harus dilakukan dalam perawatan
1) Pegang kepala bayi lebih rendah dari badan dengan kepala dipindahkan ke sisi drainase.
2) Bersihkan wajah dan kepala, bersihkan cairan dari hidung dan mulut.
3) Hisap hidung dan mulut menggunakan spuit seperti bola lampu yang lunak (de lee).
4) Gunakan penghangat.
5) Selimuti bayi.
c. Perlihatkan bayi pada orang tua dan yang lain, tempatkan pada perut ibu.
Menurut Hidayat (2008), anatomi dan fisiologi sistem pernafasan pada manusia
sebagai berikut :
1) Hidung
Bagian ini terdiri atas naares anterior (saluran di dalam lubang hidung) yang memuat
kelenjar sebaseus dengan ditutupi bulu kasar yang bermuara ke rongga hidung, bagian
hidung lain adalah rongga hidung yang dilapisi oleh selaput lendir yang mengandung
pembuluh darah. Proses oksigenasi diawali dari sini. Pada udara masuk melalui hidung,
udara akan disaring oleh bulu-bulu yang ada didalam vestibulum (bagian rongga hidung),
2) Faring
Merupakan pipa yang memiliki otot, memanjang mulai dari dasar tengkorak sampai
dengan esofagus yang terletak di belakang nasofaring (di belakang hidung), di belakang
3) Laring
Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring yang terdiri atas bagian tulang
rawan yang diikat bersama ligamen dan membran, yang terdiri atas dua lamina yang
4) Epiglotis
Epiglotis Merupakan katup tulang rawan yang berfungsi membantu menutup laring ketika
Saluran pernafasan bagian bawah terdiri atas trakhea, tandan bronkhus, segmen
surfaktan.
1) Trakhea
Trakhea atau disebut sebagai batang tenggorok yang memiliki panjang kurang lebih 9
cm dimulai dari laring sampai kira-kira setinggi vertebra thorak kelima. Trakhea tersebut
tersusun atas enam belas sampai dua puluh lingkaran tidak lengkap yang berupa cincin.
Trakhea ini dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia yang dapat
2) Bronkhus
Bentuk percabangan atau kelanjutan dari trakhea yang terdiri atas dua percabangan yaitu
kanan dan kiri. Pada bagian kanan lebih pendek dan lebar dari pada bagian kiri yang
memiliki tiga lobus atas, tengah, dan bawah. Sedangkan bronkhus kiri lebih panjang dari
bagian kanan yang berjalan dalam lobus atas dan bawah. Kemudian saluran setelah
3) Paru-paru
Merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Letak paru itu sendiri di dalam
rongga thoraks setinggi tulang selangka sampai dengan diafragma. Paru terdiri atas
beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura yaitu pleura parietalis dan pleura viseralis,
kemudian juga dilindungi oleh cairan pleura yang berisi cairan surfaktan.
2. Definisi
2009).
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami
gangguan tidak segera bernapas secara spontan dan teratur setelah lahir (Nurarif dan
Kusuma, 2015).
Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang
mengalami gagal bernapas secara spontan dan teratur segera seteah lahir, sehingga
bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan karbon dioksida
dari tubuhnya (Dewi, 2005).
Asfiksia neonatorum adalah hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan
Asfiksia Neonatorum adalah kegagalan bayi untuk bernafas secara spontan dan
teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir ditandai dengan keadaan P2O2
(IDAI, 2004).
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi tidak bernapas secara spontan dan teratur
adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur
setelah lahir, hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini
berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera
3. Klasifikasi
atas :
Pada pemeriksaan fisik, ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100 x/menit, tonus otot
buruk, sianosis berat kadang pucat, dan refleks iritabilitas tidak ada.
Pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung kurang dari 100 x/menit, tonus otot
Dalam kondisi semacam itu anak dianggap sehat, sehingga tidak memerlukan perlakuan
khusus.
Tabel 1.3 Penilaian dengan Apgar Score
Skor 0 1 2
Tubuh
A : Appearence Seluruh tubuh
Biru/Pucat kemerahan,
(warna kulit) kemerahan
ekstremitas biru
P : Pulse
Kurang dari 100 Lebih dari 100
(frekuensi Tidak ada
x/menit x/menit
jantung)
G : Grimace Gerakan
Tidak ada Sedikit gerakan
(reflek) kuat/melawan
Ekstremitas
A : Activity
Lumpuh dalam fleksi Gerakan aktif
(tonus otot)
sedikit
R : Respiration Lambat, tidak Baik,menangis
Tidak ada
(usaha napas) teratur kuat.
4. Etiologi
Pengembangan paru-paru pada anak baru lahir terjadi pada menit-menit pertama
kelahiran, yang kemudian disusul dengan pernafasan teratur. Proses ini bisa terganggu
apabila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari ibu ke anak,
sehingga menyebabkan asfiksia janin. Gangguan tersebut dapat timbul pada masa
Hampir sebagian besar asfiksia pada anak baru lahir merupakan kelanjutan
asfiksia janin. Itulah sebabnya, sangat penting untuk melakukan deteksi dan penilaian
terhadap janin selama masa kehamilan, serta persalinan yang memegang peranan
sangat penting bagi keselamatan bayi. Harus diingat bahwa gangguan yang muncul pada
akhir kehamilan atau persalinan hampir selalu disertai anoksia/hipoksia janin yang
berakhir dengan asfiksia neonatus. Jika ini yang terjadi, maka anak mesti mendapatkan
perawatan yang itensif, adekuat, dan maksimal saat dilahirkan (Fida dan Maya, 2012).
a. Faktor ibu
1) Hipoksia
Apabila ibu mengalami hipoksia, maka janin juga akan mengalami hipoksia yang dapat
b) Hipotensi, sebagai akibat penekanan vena cava inferior, yang dapat menimbulkan
3) Primi tua, DM, anemia, riwayat lahir mati, ketuban pecah dini, infeksi.
b. Faktor janin
Gangguan aliran pada tali pusat, hal ini biasanya berhubungan dengan adanya lilitan tali
pusat. Tekanan yang kuat pada tali pusat, ketuban telah pecah yang menyebabkan tali
2) Prematur
3) Gemeli
4) Kelainan kongenital
c. Faktor plasenta
1) Plasenta kecil
Jika diameter tali pusatnya kekecilan untuk ukuran janin karena dapat berpengaruh pada
Solusio plasenta menyebabkan gangguan pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
3) Perdarahan plasenta
Adanya perdarahan pada plasenta dapat menyebabkan turunnya tekanan darah secara
mendadak.
d. Faktor persalinan
1) Partus lama
Adalah merupakan fase terakhir dari suatu partus yang macet dan berlangsung terlalu
lama (telah berlangsung 12 jam atau lebih) sehingga timbul gejala-gejala seperti
dehidrasi, infeksi, kelelahan ibu, serta asfiksia dan kematian janin dalam kandungan.
2) Partus tindakan
Adalah suatu keadaan dari suatu persalinan yang mengalami kemacetan dan
5. Patofisiologi
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada masa
kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkan asfiksia ringan
yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transient), proses ini dianggap sangat perlu
untuk merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar terjadi “primary gasping” yang
dan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi
fungsi sel tubuh dan tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan
gangguan fungsi ini dapat reversible/tidak tergantung pada berat dan lamanya asfiksia.
Asfiksia yang terjadi dimulai dengan satu periode apnu (primary apnea) disertai dengan
(secondary apnea). Pada tingkat ini ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan darah.
Disamping adanya perubahan klinis, akan terjadi pula gangguan metabolisme dan
pemeriksaan keseimbangan asam basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama dan
menimbulkan asidosis respiratorik, bila gangguan berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi
metabolisme anaerobik yang berupa glikolisis glikogen tubuh, sehingga glikogen tubuh
terutama pada jantung dan hati akan berkurang asam organik terjadi akibat metabolisme
ini akan menyebabkan tumbuhnya asidosis metabolik. Pada tingkat selanjutnya akan
hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung. Terjadinya
asidosis metabolik akan mengakibatkan menurunnya sel jaringan termasuk otot jantung
sehingga menimbulkan kelemahan jantung dan pengisian udara alveolus yang kurang
sirkulasi darah ke paru dan ke sistem tubuh lain akan mengalami gangguan. Asidosis
dan gangguan kardiovaskuler yang terjadi dalam tubuh berakibat buruk terhadap sel otak.
Kerusakan sel otak yang terjadi menimbulkan kematian atau gejala sisa pada kehidupan