Anda di halaman 1dari 9

Contoh Soal tentang Cacat Mata

1. Yulisa yang menderita rabun dekat mempunyai titik dekat 50 cm. Jika ingin membaca
dengan jarak normal (25 cm), maka berapa kekuatan lensa kacamata yang harus dipakai
Reni?

Penyelesaian:

Diketahui:

s = 25 cm

s’ = -50 cm (tanda negatif menunjukkan bayangan bersifat maya, di depan lensa)

Ditanyakan: P = …?

Jawab:

1/f = 1/s + 1/s’

1/f = 1/25 – 1/50

1/f = 2/50 – 1/50

1/f = 1/50

f = 50 cm = 0,5 m

P = 1/f = 1/0,5 = 2 dioptri

Jadi, kekuatan lensa kacamata yang harus dipakai Yulisa adalah 2 dioptri.

2. Seseorang tidak dapat melihat benda jauh tak hingga dengan jelas. Kemudian dia
memeriksakan diri ke dokter mata. Untuk mengatasi kelemahan itu dia diberi saran oleh
dokternya untuk memakai kaca mata dengan kekuatan -1/3 dioptri. Berapakah titik jauh
mata orang tersebut.

Penyelesaian:

s=~

P = -1/3 D

s’ = -PR

Titik jauh s’ = -PR dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (2) yaitu sebagai
berikut.

P = 100/s + 100/s’

-1/3 = (100/~) − 100/PR

-1/3 = 0 − 100/PR

-1/3 = -100/PR

PR = -100 × (-3)

PR = 300 cm

Jadi, titik jauh mata orang tersebut adalah 300 cm.


3. Seorang kakek penderita presbiopi memiliki titik dekat 75 cm dan titik jauh 300 cm. Agar
ia dapat melihat benda yang dekat (seperti mata normal) dan dapat melihat benda jauh,
berapakah jarak fokus lensa bifokal dan kuat lensa kacamata yang harus digunakan kakek
tersebut?

Jawab:

Kacamata bifokal tersusun atas dua lensa bagian atas lensa negatif (cekung) agar dapat
melihat jauh dan bagian bawah lensa positif (cembung) agar dapat membaca normal.

■ Untuk dapat melihat jauh, s = ~ dan s’ = -300 cm

1/f = 1/s + 1/s’

1/f = (1/~) – 1/300

1/f = -1/300

f = -300 cm = -3 m

P = 1/f

P = 1/(-3) = -0,33 dioptri

Jadi, untuk dapat melihat benda jauh digunakan kacamata dengan jarak fokus 3 m dan
kekuata lensa -0,33 dioptri.

■ Untuk dapat melihat dekat, s = 25 dan s’ = -75 cm

1/f = 1/s + 1/s’

1/f = 1/25 – 1/75

1/f = 3/75 – 1/75

1/f = 2/75

f = 75/2

f = 37,5 cm = 0,375 m

P = 1/f

P = 1/0,375 = 2,67 dioptri

Jadi, untuk dapat melihat benda dekat digunakan kacamata dengan jarak fokus 0,375 m dan
kekuata lensa 2,67 dioptri.

Contoh Soal tentang Kacamata

1. Agong tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang berjarak di bawah 40 cm. Ia
ditawari temannya kacamata minus 1 dioptri. Jika kalian menjadi Agong, apakah kalian akan
menerima tawaran tersebut? Berapakah kekuatan kacamata yang harus dipakai Agong agar
dapat melihat benda secara normal?

Penyelesaian:

Diketahui: PP = sn = 40 cm

Ditanyakan: P
Jawab:

Karena Agong tidak dapat melihat dekat (mengalami rabun dekat) maka kacamata yang
harus digunakan adalah kacamata berlensa positif. Jadi tawaran teman Agong tidak dapat
menolong. Kekuatan kacamata yang harus dipakai dapat dicari dengan persamaan:

100
P = 4 −
sn
100
P = 4 −
40
P = 1,5 D
Jadi, kacamata yang harus dipakai Agong adalah kacamata positif (plus) dengan kekuatan
1,5 dioptri (+1,5).

2. Aminah ingin membelikan kacamata untuk temannya yang hanya dapat melihat benda
terjauh pada jarak 3 meter. Jenis kacamata apakah yang harus dibeli Aminah?

Penyelesaian:

Diketahui: mata miopi dengan PR = 3 m

Ditanyakan: jenis kacamata yang sesuai

Jawab:

Untuk menentukan kacamata yang sesuai, berarti kita menghitung kekuatan kacamata
dengan rumus sebagai berikut:

1
P = −
PR
1
P = − D
3
Jadi, kacamata yang sesuai adalah kacamata negatif dengan kekuatan −1/3 dioptri.

Contoh Soal tentang Lup (Kaca Pembesar)

1. Seorang tukang arloji bermata normal menggunakan lup yang berkekuatan 10 dioptri.
Tentukanlah jarak benda ke lup dan perbesaran anguler lup jika mata tukang arloji
berakomodasi maksimum!

Penyelesaian:

Diketahui:

s’ = −sn = −25 cm (mata normal)

P = 10 dioptri → f = 1/P = 1/10 = 0,1 m = 10 cm

Ditanyakan: s dan M untuk mata berakomodasi maksimum.

Jawab:

■ Menentukan jarak benda (s) ke lup

Untuk menentukan jarak bayangan benda atau s dari lup, maka kita gunakan persamaan
yang berlaku pada lensa cembung, yaitu sebagai berikut.

1 = 1 + 1
f s s'
1 1 1
= +
10 s −25
1 1 1
= +
s 10 25
1 5+2
=
s 50
1 7
=
s 50
50
s = = 71/7
7
Jadi jarak benda ke lup adalah 71/7 cm.

■ Menentukan perbesaran anguler lup

Perbesaran sudut lup untuk penggunaan dengan mata berakomodasi maksimum dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut.

sn
M = +1
f
25 cm
M = +1
10 cm
M = 2,5 + 1 = 3,5

Jadi, perbesaran anguler lup untuk mata berakomodasi maksimum adalah 3,5 kali.

2. Sebuah lup berfokus 5 cm digunakan untuk mengamati benda yang panjangnya 4 mm.
tentukanlah panjang bayangan benda apabila mata tidak berakomodasi!

Penyelesaian:

Diketahui:

sn = 25 cm

f = 5 cm

h = 4 mm = 0,4 cm

Ditanyakan: h’ untuk mata tidak berakomodasi

Jawab:

Untuk menentukan panjang bayangan (h’), pertama kita hitung dahulu perbesaran anguler
lup untuk mata tidak berakomodasi yaitu sebagai berikut.

sn
M =
f
25 cm
M =
5 cm
M = 5 kali

Selanjutnya, panjang bayangan kita tentukan dengan menggunakan rumus perbesaran


bayangan pada lensa cembung, yaitu sebagai berikut.
h'
M =
h
h' = M × h

h’ = 5 × 0,4

h’ = 2

Jadi, panjang bayangan saat menggunakan lup untuk keadaan mata berakomodasi
maksimum adalah 2 cm.

3. Seseorang mengamati sebuah benda dengan menggunakan lup berkekuatan 10 dioptri.


Apabila titik dekat mata orang tersebut adalah 25 cm, berapakah perbesaran lup itu jika
mata berakomodasi pada jarak 50 cm?

Penyelesaian:

Diketahui:

PP = 25 cm

P = 10 dioptri → 1/f = 10, maka f = 0,1 m = 10 cm

x = 50 cm

Ditanyakan: Manguler ketika mata berakomodasi pada jarak 50 cm.

Jawab:

Perbesaran anguler lup dihitung untuk mata berakomodasi pada jarak 50 cm dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut.

PP PP
Manguler = +
f x
25 25
Manguler = +
10 50
M = 2,5 + 0,5 = 3

Jadi, perbesaran anguler lup untuk penggunaan mata berakomodasi pada jarak 50 cm
adalah 3 kali.

Contoh Soal tentang Mikroskop

1. Sebuah mikroskop memiliki lensa objektif dengan jarak fokus 2 cm dan lensa okuler
dengan jarak fokus 6 cm. Jika jarak antarlensa 26 cm, hitunglah perbesaran total mikroskop
pada saat mata berakomodasi maksimum.

Penyelesaian:

Diketahui:

fob = 2 cm

L = 26 cm

fok = 6 cm

Ditanyakan: M untuk mata berakomodasi maksimum


Jawab:

Pertama, kita hitung terlebih dahulu jarak benda oleh lensa okuler (sok). Perbesaran pada
saat mata berakomodasi maksimum, mata dianggap normal (s’ok = −25 cm). Dengan
menggunakan rumus pada lensa cembung, maka:

1 1 1
= +
fok sok s’ok
1 1 1
= −
sok fok s’ok
1 s’ok − fok
=
sok fok s’ok
fok s’ok
sok =
s’ok − fok
(6 cm)(−25 cm)
sok =
(−25 cm) – (6 cm)
−150 cm
sok =
−31 cm

sok = 4,84 cm

Kedua, kita tentukan jarak bayangan oleh lensa objektif (s’ob). Berdasarkan rumus panjang
mikroskop, maka kita peroleh besar s’ob yaitu sebagai berikut.

L = s’ob + sok

26 cm = s’ob + 4,84 cm

s’ob = 26 cm – 4,84 cm

s’ob = 21,16 cm

ketiga, kita tentukan jarak benda oleh lensa objektif (sob). Dengan menggunakan rumus
lensa tipis, maka kita peroleh:

1 1 1
= +
fob sob s’ob
1 1 1
= −
sob fob s’ob
1 s’ob − fob
=
sob fob s’ob
fob s’ob
sob =
s’ob − fob
(2 cm)(21,16 cm)
sob =
(21,16 cm) – (2 cm)
42,32 cm
sob =
19,16 cm

sob = 2,2 cm

Dari hasil perhitungan-perhitungan di atas, maka perbesaran lensa objektif (Mob) dan
perbesaran lensa okuler (Mok) adalah sebagai berikut.
s'ob 21,16 cm
Mob = = = 9,6 kali
sob 2,2 cm
sn 25 cm
Mok = +1 = +1 5,17 kali
fok 6 cm
Jadi, perbesaran total mikroskop pada saat mata berakomodasi maksimum adalah sebagai
berikut.

M = mob × mok

M = 9,6 × 5,17

M = 49,6 kali

2. Sebuah mikroskop disusun dari dua lensa positif. Lensa objektif dan lensa okuler masing-
masing memiliki jarak fokus 3 cm dan 10 cm. Jika sebuah benda ditempatkan 3,5 cm di
depan lensa objektif maka tentukan perbesaran dan panjang mikroskop untuk mata tidak
berakomodasi.

Penyelesaian:

Diketahui:

fob = 3 cm

fok = 10 cm

sob = 3,5 cm

Dari sob dan fob dapat ditentukan jarak bayangan lensa objektif yaitu sebagai berikut.

1 1 1
= −
s'ob fob sob
1 1 1
= −
s'ob 3 3,5
1 7–6
=
s'ob 21
21
s'ob = = 21
1
Jadi, jarak bayangan oleh lensa objektifnya adalah s’ob = 21 cm

Ditanya: M dan L mikroskop untuk mata tidak berakomodasi

Jawab:

Pada saat mata tidak berakomodasi, maka perbesaran total mikroskop dapat dicari dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.

s'ob sn
M = ×
sob fok
21 25
M = ×
3,5 10
525
M = =15
35
Dan panjang mikroskop pada mata tidak berakomodasi dihitung dengan menggunakan
persamaan (5) yaitu sebagai berikut.
L = s’ob + fok

L = 21 + 10 = 31 cm

Dengan demikian kita peroleh perbesaran total mikroskop dan panjang mikroskop untuk
pengamatan dengan mata tidak berakomodasi yaitu berturut-turut 15 kali dan 31 cm.

Contoh Soal tentang Teropong Bintang (Astronomi)

Sebuah teropong bintang yang jarak fokus lensa objektifnya 50 cm diarahkan ke pusat
bulan. Jika mata tidak berakomodasi diperoleh perbesaran 10 kali. Maka tentukanlah jarak
fokus lensa okuler dan panjanag tubus teropong!

Penyelesaian:

Diketahui:

fob = 50 cm

M = 10x

Ditanyakan: fok dan d

Jawab:

Karena mata tidak berakomodasi, maka perbesaran teropong bintang memenuhi persamaan
berikut.

fob
M =
fok
50
10 =
fok
50
fok =
10
fok = 5 cm

Untuk mata tidak berakomodasi, panjang tubus teropong dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut.

d = fob + fok

⇒ d = 50 cm + 5 cm

⇒ d = 55 cm

Dengan demikian, jarak fokus lensa okuler dan panjang tubus teropong bintang tersebut
berturut-turut adalah 5 cm dan 55 cm.

Contoh Soal tentang Teropong Bumi (Medan)

Sebuah teropong Bumi dengan jarak fokus lensa objektif, pembalik dan okuler berturut-turut
80 cm, 5 cm dan 20 cm. Teropong ini digunakan untuk melihat benda jauh oleh orang
bermata normal dengan berakomodasi maksimum. Tentukanlah perbesaran sudut dan
panjang tubusnya.

Penyelesaian:

Diketahui:
fob = 80 cm

fp = 5 cm

fok = 20 cm

s’ok = titik dekat mata normal = -25 cm

Ditanyakan: M dan d

Jawab:

Karena mata berakomodasi maksimum, maka perbesaran sudut teropong Bumi dapat kita
cari menggunakan persamaan berikut.

fob
M =
sok
Oleh karena jarak benda pada lensa okuler (sok) belum diketahui, maka kita tentukan dahulu
menggunakan persamaan yang berlaku pada lensa yaitu sebagai berikut.

1 1 1
+ =
sok s'ok fok
1 1 1
+ - =
sok 20
25
1 1 1
= +
sok 20 25
1 5+4
=
sok 100
1 9
=
sok 100
100
sok = = 11,1 cm
9
Dengan demikian, perbesaran sudutnya adalah:

fob
M =
sok
80
M = = 7,2 kali
11,1
Dan panjang tubus teropong dapat kita tentukan dengan menggunakan persamaan berikut.

d = fob + 4fp + sok

⇒ d = 80 cm + 4(5) cm + 11,1 cm

⇒ d = 80 cm + 20 cm + 11,1 cm = 111,1 cm

Jadi, perbesaran sudut dan panjang teropong Bumi tersebut adalah 7,2 kali dan 111,1 cm.

Anda mungkin juga menyukai