Anda di halaman 1dari 5

Nama: jannatu firdaus

Nim : 201601088
Kelas : 2c
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ( SPTK )
PADA Nn. N DI RUANG 2
RSJ TERPADU
I. Kasus
Klien N 23 tahun, masuk RSJ dengan alasan sering menangis, sering
berbicara sendiri dengan menganggap bahwa dirinya orang terbodoh, mengurung diri,
gelisah tidak bisa tidur dan suka berkata bahwa dirinya tidak berguna dan tidak
berharga karena tidak bisa membanggakan orang tuanya. Sudah dua kali ini klien
dirawat dengan alasan yang sama.
Penyebab klien menangis adalah setiap klien melihat anak berseragam
sekolah.Klien merasa putus asa karena mengingat dirinya tidak lulus SMA dan hanya
dia satu-satunya siswa yang tidak lulus di sekolahnya.Sejak saat itu pula klien juga
diputus oleh pasangannya sehingga membuat klien merasa semakin tidak berharga
dan tidak ada yang membutuhkan dirinya.Saat klien bercerita mengenai
permasalahannya, klien tidak berani menatap mata perawat dan selalu menunduk saat
diajak berbicara.Klien berbicara sangat pelan dan sesekali terisak.Klien merasa
minder dan jarang berbaur dengan keluarga karena kakak-kakak klien sukses dalam
pendidikan.Kakak-kakak klien adalah seorang dosen dan sarjana hukum sedang ayah
klien adalah seorang pengusaha sukses. Menurut keluarga (ibu dan kakak-kakaknya)
klien sangat sensitif dan sering bicara sendiri meminta maaf karena dia merasa
bersalah, tidak berguna dan berharga sebagai anak.Klien sering menangis dan jika
sedang menangis, ayah klien sering menegurnya dengar keras dan memarahinya
sehingga klien mengurung dirinya di kamar.Klien tidak mau mandi jika tidak
disuruh.Klien tampak kotor, rambut kotor, kusut (seperti tidak pernah disisir), gigi
kotor dan kuning, kuku panjang dan hitam/kotor, kulit banyak daki dan kering.Klien
mengatakan malas mandi dan mandi kalau perlu saja. Sehabis mandi masih tampak
kotor. Dari hasil pemeriksaan di dapatkan TD: 130/90mmHg, S: 37ºC, N: 100x/menit,
RR:22x/menit.
Proses keperwatan
Kondisi :
Pasien mampu melakukan kegiatan membaca novel yang telah di sepakati dan membacanya
dengan baik.

Diagnosa Keperawatan :
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

Tujuan :
TUK 6 Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

Rencana Tindakan Keperawatan: SP 1 ( Keluarga )


1. Mengidentifikasi masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.
2. Menjelaskan proses terjadinya HDR.
3. Menjelaskan tentang cara merawat pasien.
4. Bermain peran dalam merawat pasien HDR.
5. Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien.

A. Strategi Komunikasi
1. Tahap Orientasi
a. Salam Terapeutik :
“Selamat sore Bapak/Ibu! Apakah benar Bapak/Ibu keluarga dari mbk N ?”
“Perkenalkan nama saya jannatu firdaus, saya biasa dipanggil mas wafi, saya adalah
mahasiswa dari STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO yang sedang praktek
disini, dan saya adalah perawat yang bertugas pada pagi hari ini.”
“Nama Bapak/Ibusiapa?”
b. Evaluasi/Validasi :
“Bagaimana keadaan mbk N sekarang? Apakah sudah ada perkembangan?”
c. Kontrak :
- Topik :
“Baiklah Bapak/Ibu, bagaimana kalau siang hari ini kita bercakap-cakap
sebentar tentang kondisi mbk N? Dan nanti saya juga akan memberikan
beberapa informasi yang perlu Bapak/ Ibu ketahui tentang mbk N.”
- Waktu :
“Kira – kira Bapak/ibu bisanya berapa lama? Bagaimana Kalau 30 menit saja?
Apakah Bapak/ ibu bersedia”
- Tempat :
“Bapak/ Ibu ingin mengobrol dimana? Bagaimana jika di ruang perawatan
saja?”

2. Tahap Kerja
“Kira – kira apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang masalah mbk N?”
“Ya memang benar sekali Pak/Bu, mbk N itu memang terlihat gelisah, sering melamun,
dan sulit berinteraksi dengan orang lain, serta terkesan tertutup. Sehingga Bapak/Ibu
mengalami kesulitan dalam memahami mbk N dan tidak tahu harus berbuat apa.Namun
perlu Bapak/ Ibu ketahui bahwa dari perilaku yang ada pada mbk N tersebut. Merupakan
ciri – ciri dari orang gangguan jiwa yakni dengan harga diri rendah. Hal tersebut biasanya
terjadi karena adanya kegagalan dalam mencapai keinginan, sehingga hilangnya
kepercayaan diri. Juga karena adanya penolakan dari orang terdekat termasuk orangtua,
sehingga mengakibatkan berkurangnya ideal diri.
“ Dan perlu Bapak/Ibu ketahui lagi bahwa mbk N sering mengatakan bahwa dirinya
sudah tidak berguna lagi karena tidak mampu mewujudkan impian Bapak/Ibu untuk
menjadi orang sukses seperti kakak-kakanya, dia merasa gagal dalam mencapai
kesuksesan tersebut.Mbk N juga habis di putus sama pacarnya. Sehingga dia merasa
kurang percaya diri akan kemampuannya dan mengakibatkan munculnya pikiran-pikiran
yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Dan bila keadaan ini terus terus berlanjut, maka
dapat mengakibatkan masalah yang lebih berat lagi, misalnya sering uring – uringan,
bahkan dapat melukai diri sendiri.”
“Sampai di sini, apakah Bapak/Ibu sudah mengerti apa yang terjadi pada mbk N dan
mengapa mbk N bisa seperti ini?”
“Bagus sekali Bapak/Ibu sudah mengerti.”
“Kira – kira Bapak/Ibu mengetahui tidak apa saja kemampuan yang dimiliki mbk N?”
“Ya benar, mbk N suka sekali membaca novel.
“ Oleh karena itu, agar masalah mbak N ini tidak berlanjut dan menjadi lebih serius lagi,
maka Bapak/Ibu juga harus ikut berperan dalam melakukan perawatan pada Mbk N.
Bapak/Ibu hanya perlu memberi respon positif seperti pujian terhadap kegiatan yang di
sukai oleh mbk N.”dan kepada bapak kalau jangan selalu memarahi mbk E karena nanti
menimbulkan efek psikologis yang tidak baik pada mbk N. Mbk N akan lebih merasa
bersalah telah gagal dalam pendidikannya.
“Di sini mbk N sudah dilatih kegiatan yang ia sukai, seperti kegiatan yang sudah
dilakukan yakni membaca novel. Bapak/Ibu dapat membantu menyiapkan buku novel
yang dibutuhkan, hal ini secara tidak langsung membuat mbk N merasa mendapat
dukungan dari orangtua atas kegiatan yang dilakukan.”.
“ Sebelum Bapak/Ibu memberikan respon positif secara langsung pada mbk N,bagaimana
kalau sekarang Bapak/Ibu mencoba terlebih dahulu?Seolah – olah saya ini mbk N.”
“ Bapak/Ibu dapat mengatakan bahwa membaca mbk N itu bagus, intonasinya juga jelas”.
“ Bagaimana, apakah Bapak/Ibu sudah siap?”
“Ya, bagus sekali. Nanti jika bertemu dengan mbk N, jangan lupa Bapak/Ibu juga
melakukan seperti itu.”

3. Tahap Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
- Data Subyektif
“Nah, bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita mengobrol Pak/Bu?
Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi mbk N dan
bagaimana cara merawatnya?”
- Data Obyektif
Orangtua pasien dapat menjelaskan kembali bagaimana proses terjadinya
harga diri rendah beserta penyebabnya. Dan dapat menjelaskan kembali
bagaimana cara merawat pasien.

b. Rencana Tindak Lanjut


“Baiklah Pak/Bu, setelah saya jelaskan tentang keadaan mbk N dan penyebabnya,
serta telah saya ajarkan bagaimana cara merawat mbk N. Saya harap Bapak/Ibu
dapat mngerti dan tetap melakukannya baik di rumah sakit maupun di rumah.”

c. Kontrak Yang Akan Datang


- Topik :
“Baik Bapak/Ibu, saya rasa cukup untuk pertemuan kali ini. Besok dapat kita
lanjutkan lagi untuk melakukan pujian secara langsung kepada mbk N seperti
yang kita praktekan tadi. Bagaimana apakah Bapak/Ibu bersedia?”
- Waktu :
“Kira-kira besok Bapak/Ibu pukul berapa akan datang?” Baik, jadi kita akan
bertemu lagi pukul 16.00 WIB ya Pak/Bu?”
- Tempat :
“Untuk tempatnya di ruang ini saja ya Pak/Bu, sekarang saya permisi dulu,
dan terima kasih atas kerja sama Bapak/Ibu, selamat siang!”

Anda mungkin juga menyukai