Anda di halaman 1dari 46

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Ibu

Hamil Hipertensi
Di susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen Pengampu : Dr. Siti Nur Kholifah M. Kep.,Sp.Kep.Kom

Disususn Oleh:
Kelompok 4:

1. Fegi Prasetyo Nugroho (201601098)


2. Sherli Ferdiana Asri. M (201601099)
3. Maya Dyah. K. D (201601093)
4. Dhita Alam Alishaqi (201601084)
5. Yehezkiel Dwi Arif. W. (201601087)
6. Denofan Agung wijaya (201601107)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI

KABUPATEN MOJOKERTO

2019
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Ibu
Hamil Hipertensi
Di susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen Pengampu : Dr. Siti Nur Kholifah M. Kep.,Sp.Kep.Kom

Disususn Oleh:
Kelompok 4:

1. Fegi Prasetyo Nugroho (201601098)


2. Sherli Ferdiana Asri. M (201601099)
3. Maya Dyah. K. D (201601093)
4. Dhita Alam Alishaqi (201601084)
5. Yehezkiel Dwi Arif. W. (201601087)
6. Denofan Agung wijaya (201601107)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI

KABUPATEN MOJOKERTO

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas limpahan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas Keperawatan
Keluarga berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Permasalahan Ibu
Hamil Hipertensi”dengan tepat waktu tanpa halangan apapun.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Keluarga. Dengan dituliskannya makalah ini diharapkan
mahasiswa maupun tenaga kesehatan dapat memahami Makalah Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan Permasalahan Ibu Hamil Hipertensi. Makalah ini
tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. M. Sajidin, S.Kp., M.Kes Selaku Ketua STIKes Bina Sehat PPNI.
2. Ana Zakiyah.M.Kep Selaku Kepala Prodi Ilmu Keperawatan.
3. Dr. Siti Nur Kholifah M. Kep.,Sp.Kep.Kom Selaku Dosen Mata Kuliah
Keperawatan Keluarga yang telah membimbing penulis.
4. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak, Ibu serta
kelurga yang telah mendukung, mendorong memberikan fasilitas
kepada penulis sehingga terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari
semua pihak demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Penulis
berharap semoga Makalah ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi
perkembangan pendidikan khususnya keperawatan. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita, Amin.

Mojokerto, 29 Maret 2019

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 2

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 2

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

1.3 Tujuan ........................................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 4

BAB III TINJAUAN KASUS............................................................................... 16

3.1 Kasus ........................................................................................................ 16

3.2 Data Identitas........................................................................................... 16

3.3 Riwayat Perkembangan Keluarga ......................................................... 18

3.4 Data lingkungan ...................................................................................... 19

3.5 Struktur Keluarga ................................................................................... 20

3.6 Fungsi keluarga ....................................................................................... 21

3.7 Stres dan koping keluarga ...................................................................... 22

3.8 Masalah Kesehatan Spesifik ................................................................... 23

3.9 Pemeriksaan Fisik ................................................................................... 23

3.10Harapan Keluarga................................................................................... 25

3.11Persepsi terhadap masalah ..................................................................... 25

iii
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 48

4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 48

4.2 Saran ......................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 49

iv
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, dimana keadaan


tersebut merupakan suatu fase teristimewa dalam kehidupan seorang
wanita. Beberapa ibu hamil tersebut bisa melewatinya dengan ceria
hingga melahirkan, tetapi juga tidak jarang yang mengalami masalah
kesehatan dalam kehamilannya. Masalah kesehatan yang sering muncul
pada kehamilan salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan
(Yohanna, Yovita, & Yessica, 2011).
Penyakit hipertensi dalam kehamilan ini salah satunya diakibatkan
oleh perubahan pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah yang
terjadi sebelum kehamilan, komplikasi selama masa kehamilan atau pada
awal pasca partum. Perubahan kardiovaskuler disebabkan oleh
peningkatan cardiac afterload dan penurunan cardiac preload, sedangkan
pada pembuluh darah terjadi vasokonstriksi arteriol, vasospasme sistemik
dan dan kerusakan pada pembuluh darah (Reeder, Martin, & Griffin,
2011). Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisitekanan darah
sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau peningkatan tekanan
sistolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan diastolik sebesar 15
mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan,
minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2011). Hipertensi dalam
kehamilan merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan merupakan salah
satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin (
Prawirohardjo, 2013).
3

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu itu hipertensi pada ibu hamil?
2. Bagaimana cara penanganan hipertensi pada ibu hamil?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi?

1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui hipertensi pada ibu hamil.
2 Untuk mengetahui cara penanganan hipertensi pada ibu hamil.
3 Utnuk mengetahui asuhan keperawatan pada ibu hamil.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hipertensi dalam Kehamilan


Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan
dimana tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg
atau adanya peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih
atau peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang
mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam
(Reeder dkk, 2011).
Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan
sistolik ≥140/90 mmHg pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya
dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30
mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter
hipertensi sudah tidak dipakai lagi (Prawirohardjo, 2013).
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan :
a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis
setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12
minggu pasca persalinan.
b. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria.
c. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang sampai
dengan koma.
d. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi
kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai
proteinuria. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah
hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan
hipertensi

4
5

e. menghilang setelah 3 bulan pascapersalin atau kehamilan dengan


preeklamsi tetapi tanpa proteinuria (prawirohardjo, 2013).

2.2 Etiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam
kehamilan belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor
risiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam
faktor risiko. Beberapa faktor risiko sebagai berikut :
a. Primigravida, primipaternitas
b. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel,
diabetes melitus, hidrops fetalis, bayi besar.
c. Umur
d. riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
e. penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
hamil
f. obesitas

2.3 Patofisiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan beberapa teori yang
mengemukakan terjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya adalah :
a. teori kelainan vaskularisasi plasenta
kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari
cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua pembuluh darah
tersebut menembus miometrium berupa uteri arkuarta dan memberi
cabang arteri radialis. Arteri radialis menembus endometrium menjadi
arteri basalis dan artrei basalis memberi cabang arteri spiralis.
Kehamilan normal akan terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot
arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut
sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasukijaringan
sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi gembur dan
memudahkan arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Keadaan ini
akan memberi dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi
6

vaskular, dan peningkatan tekanan darah pada daerah utero plasenta.


Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga
meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik.
Proses ini sering dinamakan dengan remodeling arteri spiralis. Sebaliknya
pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi selsel trofoblas pada
lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarrya. Lapisan otot
arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis
tidak memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya
arteri spiralis relatif mengalami vasokonstriksi dan terjadi kegagalan
remodeling arteri spiralis. Sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan
terjadi hipoksia dan iskemia plasenta.
b. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan
menghasilkan oksidan yang disebut juga radikal bebas. Iskemia plasenta
tersebut akan menghasilkan oksidan penting, salah satunya adalah radikal
hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel
pembuluh darah. Radikal hidroksil tersebut akan merusak membran sel
yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida
lemak. Peroksida lemak tersebut selain akan merusak membran sel, juga
akan merusak nukleus, dan protein sel endotel. Peroksida lemak sebagai
oksidan akan beredar diseluruh tubuh dalam aliran darah dan akan merusak
membran sel endotel. Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak,
maka terjadi kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulai dari
membran sel endotel. Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan
terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel.
c. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
HLA-G (human leukocyte antigen protein G) merupakan prakondisi
untuk terjadinya invasi trofoblas kedalam jaringan desidua ibu, disamping
untuk menghadapi sel natular killer. HLA-G tersebut akan mengalami
penurunan jika terjadi hipertensi dalam kehamilan. Hal ini menyebabkan
invasi desidua ke trofoblas terhambat. Awal trimester kedua kehamilan
7

perempuan yang mempunyai kecendrungan terjadi pre-eklampsia, ternyata


mempunyai proporsi helper sel yang lebih rendah bila dibanding pada
normotensif.
d. Teori adaptasi kardiovaskuler
Daya refrakter terhadap bahan konstriktor akanhilangjika terjadi
hipertensi dalam kehamilan, dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan
terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya daya refrakter pembuluh darah
terhadap bahan vasopresor hilang hingga pembuluh darah menjadi sangat
peka terhadap bahan vasopresor.
e. Teori Genetik
Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan
secara familial jika dibandingkan dengan genotipe janin. Telah terbukti
bahwa pada ibu yang mengalami pre-eklampsia, 2,6% anak
perempuannya akan mengalami preeklampsia pula, sedangkan hanya 8% anak
menantu mengalami preeklampsia.
f. Teori defisiensi gizi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi
gizi berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Misalnya
seorang ibu yang kurang mengkonsumsi minyak ikan, protein dan lain-
lain.
g. Teori stimulus inflamasi
Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam
sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses inflamasi.
Plasenta juga akan melepaskan debris trofoblas dalam kehamilan normal.
Sebagai sisa-sisa proses apoptosis dan nekrotik trofoblas, akibar reaksi
steress oksidatif. Bahan-bahan ini sebagai bahan asing yang kemudian
merangsang timbulnya proses inflamasi. Proses apoptosis pada
preeklampsia terjadi peningkatan stress oksidatif, sehingga terjadi
peningkatan produksi debris apoptosis dan dan nekrotik trofoblas. Makin
banyak sel trofoblas plasenta maka reaksi stress oksidatif makin
meningkat, sehingga jumlah sisa debris trofoblas juga makin meningkat.
8

Keadaan ini menimbulkan beban reaksi inflamasi dalam darah ibu menjadi
jauh lebih besar dibanding reaksi inflamasi pada kehamilan
normal(Prawirohardjo, 2013).
Berdasarkan teori di atas, akan mengakibatkan terjadinya
kerusakan membran sel endotel. Kerusakan ini mengakibatkan
terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel.
Keadaan ini disebut dengan disfungsi sel endotel. Apabila terjadi disfungsi sel
endotel, maka akan terjadi beberapa gangguan dalam tubuh, diantaranya
adalah :
1. Gangguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu fungsi sel
endotel adalah memproduksi prostaglandin, yaitu menurunnya
produksi prostasiklin (PGE2) yang merupakan suatu fasodilator kuat.
2. Perubahan pada sel endotel kapiler glomerulus
3. Peningkatan permeabilitas kapiler
4. Peningkatan produksi bahan- bahan vasopresor, yaitu endotelin. Kadar
NO (vasodilator) menurun, sedangkan endotelin (vasokonstriktor)
meningkat.
5. Peningkatan vaktor koagulasi
6. Agresi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami
kerusakan. Agresi sel-sel trombosit ini untuk menutupi tempattempat di
lapisan endotel yang mengalami kerusakan. Terjadinya agresi
trombosit akan memproduksi tromboksan (TXA2) yang mana
tromboksan tersebut merupakan suatu vasokonstriktor kuat. Ibu hamil
yang mengalami hipertensi akan terjadi perbandingan kadar
tromboksan (vasokonstriktor kuat) lebih tinggi dari pada prostasiklin
(vasodilator kuat), sehingga menyebabkan pembuluh darah cendrung
mengalami vasokonstriksi, dan terjadi kenaikan tekanan darah. Reeder
(2011), menjelaskan patofisiologi hipertensi dalam kehamilan terjadi
karena adanya vasokonstriksi arteriol, vasospasme sistemik, dan
kerusakan pembuluh darah merupakan karakteristik terjadinya
hipertensi dalam kehamilan. Sirkulasi arteri terganggu karena adanya
9

segmen yang menyempit dan melebar yang berselang-seling. Kerja


vasospastik tersebut merusak pembuluh darah akibat adanya
penurunan suplai darah dan penyempitan pembuluh darah di area
tempat terjadinya pelebaran. Apabila terjadi kerusakan pada
endotelium pembuluh darah, trombosit, fibrinogen, dan hasil darah
lainnya akan dilepaskan ke dalam interendotelium. Kerusakan
pembuluh darah akan mengakibatkan peningkatan permeabilitas
albumin, dan akan mengakibatkan perpindahan cairan dari ruang
intravaskuler ke ruang ekstravaskuler yang terlihat secara klinis
sebagai edema (Reeder, 2011).

2.4 Manifestasi Klinis


Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari
hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut : Gejala yang timbul akan
beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan organ yang dipengaruhi.
1) Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk dapat
mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran prematur.
2) Mengalami hipertensi diberbagai level.
3) Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
4) Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper
refleksia mungkin akan terjadi.
5) Berpotensi gagal hati.
6) kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas.
7) meningkatnya enzim hati.
8) jumlah trombosit menurun.

Perubahan Sistem dan Organ pada Preeklampsia


a. Volume plasma
Volume plasma pada kehamilan normal akan meningkat
dengan bermakna guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin.
Sebaliknya pada preeklampsia terjadi penurunan volume plasma
antara 30-40% dibanding hamil normal disebut hipovolemia.
10

Hipovolemia diimbangi dengan vasokonstriksi, sehingga terjadi


hipertensi.
b. Hipertensi
Hipertensi merupakan tanda terpenting dalam menegakkan
diagnosis hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik
menggambarkan resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik
menggambarkan besaran curah jantung.Peningkatan reaktivi
tas vaskuler pada preeklampsia terjadi pada umur
kehamilan 20 minggu, tetapi hipertensi dideteksi umumnya
pada trimester II.
c. Fungsi ginjal
1) Perubahan fungsi ginjal disebabkan oleh hal-hal berikut :
a) Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia,
sehingga terjadi oliguria, bahkan anuria
b) Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan
meningkatnya permeabilitas membran basalis sehingga
terjadi kebocoran dan mengakibatkan terjadinya
proteinuria.
c) Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus
ginjal. Bila sebagian besar kedua korteks ginjal
mengalami nekrosis, maka terjadi nekrosis korteks ginjal
yang bersifat irreversibel.
d) Dapat terjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat
vasopasme pembuluh darah.
2) Proteinuria
Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis
preeklampsia, tetapi proteinuria umumnya timbul jauh pada
akhir kehamilan, sehingga sering dijumpai preeklampsia tanpa
proteinuria, karena janin sudah lahir lebih dulu. Pengukuran
protein dapat dilakukan dengan urin dipstik, yaitu 100 mg/l
atau +1, sekurang-kurangnya diperiksa dua kali urin acak
11

selang 6 jam dan bisa juga dengan pengumpulan


proteinuria dalam 24 jam. Dianggap patologis bila besaran
proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam.

3) Asam urat serum


Umumnya meningkat ≥ 5 mg/cc. Keadaan ini
disebabkan oleh hipovolemia yang menimbulkan menurunnya
aliran darah filtrasi aliran darah, sehingga menurunnya sekresi
asam urat. Peningkatan asam urat terjadi karena iskemia
jaringan.
4) Kreatinin
Kadar kreatinin serum pada preeklampsia juga
meningkat, hal ini disebabkan oleh hipovolemia, maka
aliran darah ginjal menurun, mengakibatkan menurunnya
filtrasi glomerulus, sehingga menurunnya sekresi kreatinin,
disertai peningkatan kreatinin plasma.
5) Oliguria dan anuria
Oliguria dan anuria terjadi karena hipovolemia
sehingga aliran darah ke ginjal menurun yang
mengakibatkan produksi urin menurun (oliguria), bahkan
dapat terjadi anuria.
d. Elektrolit
Kadar elektrolit total menurun pada waktu hamil normal. Sama
halnya dengan preeklampsia kadar elektrolit normal sama dengan
hamil normal, kecuali jika diberi diuretikum banyak, restriksi
konsumsi garam atau pemberian cairan oksitosin yang bersifat anti
diuretik. Preeklampsia berat yang mengalami hipoksia dapat
menimbulkan gangguan keseimbangan asam basa. Kadar natrium
dan kalium pada preeklampsia sama dengan kadar hamil normal,
yaitu sama dengan proporsi jumlah air dalam tubuh.
12

e. Viskositas darah
Viskositas darah ditentukan oleh volume plasma, molekul
makro: fibrinogen dan hematokrit. Pada preeklampsia viskositas
darah meningkat, mengakibatkan meningkatnya resistensi perifer
dan menurunnya aliran darah ke organ.
f. Hematokrit
Terjadi peningkatan hematokrit pada ibu hamil dengan
hipertensi karena hipovolemia yang menggambarkan beratnya
preeklampsia.
g. Edema
Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel
endotel kapiler. Edema yang patologik adalah edema yang
nondependen pada muka, dan tangan atau edema generalista, dan
biasanya disertai dengan kenaikan berat badan yang cepat.
h. Neurologik
Perubahan dapat berupa :
1) Nyeri kepala disebabkan hiperperfusi otak, sehingga
menimbulkan vasogenik edema.
2) Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi
gangguan visus, dapat berupa: pandangan kabur, skotomata,
amaurosis yaitu kebutaan tanpa jelas adanya kelainan dan
ablasio retina.
3) Kejang eklamptik, penyebabnya belum diketahui dengan
jelas. Faktor-faktor yang menyebabkan kejang eklamptik yaitu
edema serebri, vasopasme serebri, dan iskemia serebri.
4) Perdarahan intrakranial juga dapat terjadi pada PEB dan
eklampsia. (Prawirohardjo, 2013).
13

2.5 Pemeriksaan diagnostik


Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati(2010)
menyebutkan pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil dengan
hipertensi diantaranyana :
a. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
b. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin dan
protein.
c. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine
aminotransferase atau meningkatnya aspartate ).
d. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan elektrolit
abnormal, karena gangguan fungsi ginjal.
e. Tes non tekanan dengan profil biofisik.
f. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
g. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.

2.6 Penatalaksanaan
Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang
dapat dilaukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
a. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi
nasehat untuk menurunkan gejala klinis dengan t irah baring 2x2
jam/hari dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena kava
inferior, terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran
darah menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia
plasenta, menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah menuju
ginjal dan meningkatkan produksi urin.Pasien juga dianjurkan segera
berobat jika terdapat gejala kaki bertambah berat (edema), kepala
pusing, gerakan janin terasa berkurang dan mata makin kabur.
b. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat
dengan tirah baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-
14

obatan untuk menghindari kejang (anti kejang), antihipertensi,


pemberian diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian
antasida.
c. Hipertensi kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit
untuk evaluasi menyeluruh, pemeriksaan laboratorium lengkap serta
kultur, pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto thorax, EKG,
fungsi paru). Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan
tersebut juga dijelaskan oleh Purwaningsih dan Fatmawati (2010) dan
Prawirohardjo (2013), beberapa penatalaksanaan hipertensi dalam
kehamilan diantaranya :
1) Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dan
tirah baring.. Hindari kafein, merkok, dan alkohol.
2) Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan
mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup protein, rendah
karbohidrat,rendah garam , dan rendah lemak.
3) Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur,
yaitu minimal 4 kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu
hamil dengan hipertensi dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan yang lebih sering, terutama selama
trimester ketiga, yaitu harus dilakukan pemeriksaan setiap 2
minggu selama 2 bulan pertama trimester ketiga, dan kemudian
menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir kehamilan.
4) Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin
dengan USG.
5) Pembatasan aktivitas fisik.
6) Penggunaan obat - obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak
diharuskan, karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan
dapat menurunkan perfusi plasenta dan memiliki efek yang
merugikan bagi janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan
diberikan sebagai tindakan sementara. Terapi anti hipertensi
15

dengan agen farmakologi memiliki tujuan untuk mengurangi


tekanan darah perifer, mengurangi beban kerja ventrikel kiri,
meningkatkan aliran darah ke uterus dan sisitem ginjal serta
mengurangi resiko cedera serebrovaskular.

2.7 Komplikasi
Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011),
menyebutkan beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi
dalam kehamilan pada ibu dan janin.
Pada ibu :
a. Eklampsia
b. Pre eklampsia berat
c. Solusio plasenta
d. Kelainan ginjal
e. Perdarahan subkapsula hepar
f. Kelainan pembekuan darah
g. Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low
platellet count).
h. Ablasio retina.

Pada janin :
a. Terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus
b. Kelahiran prematur
c. Asfiksia neonatorum
d. Kematian dalam uterus
e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
16

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Kasus

Pada saat kunjungan rumah di desa Sumberjati Kec. Mojoanyar Mojokerto.


Perawat I melakukan pengkajian dan didapatkan data sebagai berikut:
Bapak A umur 24 tahun, dan mempunyai istri umur 18 tahun. Istrinya
sedang hamil anak pertama dengan usia kehamilan 36 minggu. Pada saat
dikaji ibu A mengeluh pusing atau sakit kepala 2 minggu terahir, dan bengkak
pada kedua kaki saat dilakukan pengukuran tanda tanda vital didapatkan hasil
TD: 190/100 RR:.20 x/menit N: 86 x/menit S: 36 ºC

3.2 Data Identitas

1. Hari/Tanggal : Jum’at, 29 maret 2019


2. Metode :Wawancara, Observasi dan Pemeriksaan
fisik
3. Nama Kepala Keluarga : Bp. A
4. Alamat : RT. 03 RW. 02 Kelurahan: Sumberjati

N Nama Jenis kelamin Hub Umur Pekerjaan Pendidikan


o
1 Bp. A Laki-Laki KK 24 Tahun Wiraswasta SMA
2 Ibu S Perempuan Istri 18 Tahun IRT SMP

16
17

Genogram :

: Laki-Laki

: Perempuan

: Tinggal Serumah

5. Tipe keluarga : Keluarga Inti terdiri dari suami dan istri dengan tahap
keluarga child bearing
6. Latar belakang budaya
Latar belakang budaya keluarga adalah dari suku Jawa, bahasa yang dipakai
adalah bahasa Jawa dan Indonesia. Keluarga masih terpengarug dalam
budaya jawa setempat tentang tradisi ibu hamil yang harus membawa
gunting kuku karena jika tidak akan terjadi hal buruk pada janin yang
dikandungnya.
7. Identifikasi Agama
Seluruh anggota keluarga menganut agama Islam. Keluarga jarang
mengikuti kegiatan keagamaan di desanya seperti pengajian dan jarang
mengikuti sholat jamaah di desa.
18

8. Status sosial ekonomi keluarga:


Bp. A bekerja sebagai pegawai di pabrik dengan penghasilan UMR yaitu
(Rp. 3. 851.000), kebutuhan dalam sebulan untuk makan dan listrik sekitar
2.500.000, dan sisanya di tabung untuk persiapan perlengkapan bayinya saat
lahir.
9. Aktivitas reaksi keluarga:
Kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang dirumah yaitu
menonton televisi dan mengobrol di rumah tetangga, keluarga jarang
berpergian ke tempat wisata untuk berekreasi.

3.3 Riwayat Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga adalah keluarga baru yang akan


mempunyai anak (child bearing).
2. Tahap perkembangan ini yang belum terpenuhi tugasnya adalah menata
ruang untuk anak /child bearing, bertanggung jawab merawat anak dan
menggandakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
3. Riwayat keluarga inti:

Bp. A dan Ibu S menikah berdasarkan rasa saling mencintai, menikah pada
tahun 2018. Bp. A menikah pada umur yang kurang untuk menikah yaitu
23 tahun dan Ibu S juga menikah dengan usia yang terlalu muda yaitu
umur 18 tahun.
A. Bapak A
Bapak A mengatakan bahwa keadaanya sehat tidak ada keluhan.
B. Ibu S
Ibu S mengatkan merasa sakit pada kepala dan pusing selama 2
minggu terahir dan tidak hilang – hilang serta badan terasa lemas dan
merasa mual setiap mau makan.
4. Riwayat keluarga sebelumnya:
Pada keluarga bapak A tidak ada riwayat penyakit yang menular dan
menurun sedangkan pada keluarga ibu S memiliki riwayat hipertensi pada
ibu kandungnya.
19

3.4 Data lingkungan

A. Karakteristik rumah
Status kepemilikan rumah yang ditempati sekarang adalah milik keluarga
sendiri. Luas rumah yang ditempati 75 m2 terdiri dari 1 ruang tamu, 2
kamar tidur, 1 ruang dapur, 1 kamar mandi dan WC dan 1 ruang untuk
sholat. Bangunan rumah berbentuk rumah permanen. Lantai rumah terbuat
dari ubin dengan keadaan bersih. Penataan alat / perabot rumah tangga
rapi, pencahayaan dan ventilasi cukup. Sumber air minum dan untuk
keperluan cuci dan mandi menggunakan air sumur (Sanyo). Keluarga
membuang sampah di kebun sebelah rumah dan dibakar, keadaaan
lingkungan sekitar rumah bersih.
B. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Jarak rumah ibu S dengan tetangga dekat, hubungan ibu S dengan
tetangganya baik karena sering ngobrol bersama saat waktu luang dan saat
belanja di pagi hari, Tipe hunian adalah daerah perkampungan. Kelas
sosial ekonomi masyarakat adalah menengah ke bawah. Status pekerjaan
masyarakat berbagai macam, yaitu pedagang, petani, buruh, PNS dan
swasta. Fasilitas yang ada di komunitas adalah masjid dan sekolah SD, TK
dan PAUD. Jarak antara rumah ke Puskesmas adalah + 10 km.
C. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Ibu S sudah menempati rumah yang ditinggali saat ini setelah
menikah, rumah yang ditinggali saat ini pemberian dari orang tuanya.
D. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Bp. A dan Ibu S sering berkumpul dengan keluarga karena rumah orang
tua dari Bp. A dan Ibu S berdekatan dengan rumah yang ditinggali saat ini,
interaksi Bp. A dan Ibu S dengan tetangg dan masyarakat juga baik,
karena mereka sering menghabiskan waktu luang dengan berbincang-
bincang dirumah tetangga.
20

E. Sistem pendukung keluarga


Bapak A seorang pekerja keras sehingga kurangnya memperhatikan dan
mendukungnya pada masa kehamilan Ibu S. sehingga kurangnya
komunikasi antara Bapak A dan Ibu S. Apabila salah satu anggota yang
serumah yang sakit, maka anggota keluarga tidak bisa membantu karena
tidak tahu cara merawatnya. Keluarga tidak dapat memanfaatkan fasilitas
kesehatan karena jauh tidak terjangkau.

3.5 Struktur Keluarga


A. Proses dan komunikasi dengan keluarga
Keluarga mengatakan komunikasi yang dilakukan anggota keluarga sangat
jarang karena suami sibuk untuk bekerja. Permasalahan yang dialami Ibu
S. jarang diceritakan sama Bapak A. karena takut membebani suaminya.
Seluruh anggota keluarga hidup rukun, jarang ada pertengkaran, meskipun
sesekali ada perbedaan antar anggota keluarga.
B. Struktur kekuatan keluarga
Apabila ada permasalahan ibu S sering memendam sendiri karena
suaminya sibuk berkerja, dan tidak berani mengadu ke orang tuanya.
C. Struktur peran keluarga
1. Bp. A sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab untuk segala
urusan yang ada dirumah tangga dan menghasilkan gaji untuk
memenuhi kebutuhan
2. Ibu S adalah ibu rumah tangga, mengatur rumah tangga dan
menyiapkan untuk kehadiran anak pertamanya
D. Nilai-nilai dan norma keluarga
- Nilai yang dianut keluarga adalah kerukunan berorientasi hanya dalam
keluarga dan tetangga terdekat. Menurut keluarga yang bisa menolong
keluarganya adalah keluarganya sendiri dan orang- orang terdekat
dengannya.
- Keluarga Ibu S. menganut nilai dan norma jawa dalam kehidupan
sehari-hari.
21

3.6 Fungsi keluarga


A. Fungsi Afektif
Menurut keterangan Bp. H dan Ibu A keluarga merasa membutuhkan
anggota keluarga dalam kehidupan sehari-hari. Antar anggota keluarga
saling memahami perbedaan satu dengan yang lain. Keluarga mengatakan
bahwa selama ini jarang ada konflik. Apabila ada konflik biasanya karena
perbedaan pendapat. Tetapi pada akhir-akhir ini Bapak H bekerja keras
sehingga kurang memperhatikan kesehatan Ibu A.
B. Fungsi Sosial
Semua anggota keluarga dapat bersosialisasi dengan baik dalam
lingkungan rumah. Bp. H dan Ibu A jarang bersosialisasi dengan
masyrakat.
C. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga mendefinisikan kondisi sehat jika dalam tubuhnya tidak
mengalami gejala sakit apapun dan tidak dinyatakan sakit oleh tenaga
kesehatan dan kondisi sakit dimana saat tenaga kesehatan menyimpulkan
terjadi suatu masalah kesehatan pada keluarga. Sumber informasi
kesehatan keluarga bapak A dalah bidan desa dan puskesmas

Keluarga tidak mengetahui keadaan hipertensi yang dialami oleh ibu S,


keluarga hanya mengira pusing yang dialami oleh ibu S adaah bawaan dari
janin dan respon yang timbul karena kehamilan ibu S yang semakin tua,
keluarga bapak A belum mengetahui keadaan hipertensi pada Ibu S
dikarenakan belum periksa ke tenaga kesehatan terdekat

Istirahat dan Tidur: Istirahat tidur Ibu S tidak teratur, Ibu S mengeluh sulit
tidur karena merasa sakit kepala dan pinggangnya terasa pegal – pegal
sehingga tidak bisa tidur
22

Latihan dan rekreasi : Bapak A jarang mengajak istrinya jalan jalan karena
sibuk bekerja dan takut akan kesehatan janin yang di kandungan istrinya
terganggu karena kelelahan

Penggunaan obat-oabatan dalam keluarga: Bapak A dan Ibu S jarang


menggunakan obat-obatan saat sakit.

Peran keluarga dalam praktek perawatan diri : Pengambilan keputusan di


bidang kesehatan biasanya istri akan tetapi istri sedang hamil sehingga
semua tanggung jawab berada di suami. Sehingga suami kurang ada
pengalaman penanganan yang tepat dibidang kesehatan.

Praktik lingkungan : lingkungan rumah bersih, pencahayaan dan ventilasi


cukup baik

Pelayanan kesehatan yang diterima keluarga adalah pelayanan kesehatan


dari Puskesmas pada awal kehamilan tapi akhir-akhir ini jarang untuk
melakukan ANC di puskesmas karena suami sibuk bekerja dan puskesmas
kurang terjangkau.

3.7 Stres dan koping keluarga

A. Stressor yang dimiliki oleh keluarga adalah minimnya waktu kebersamaan


keluarga karena bapak A yang terlalu sibuk bekerja untuk persiapan biaya
kelahiran anaknya
B. Keluarga melakukan tindakan untuk mengatasi stres dengan pasrah pada
keadaannya. Keluarga yakin bahwa Tuhan akan menolong makhluknya
yang kesusahan. Dan bapak A merasa hal tersebut harus dilakukan untuk
mencukupi kebutuhan saat melahirkan dan kebutuhan bayinya kelak.
C. Strategi koping internal dari keluarga untuk mengatasi stressor adalah
memaksimalkan waktu libur bapak untuk mengobrol bersama dan
menonton TV bersama.
23

3.8 Masalah Kesehatan Spesifik


A. Ibu Hamil
Riwayat kehamilan Ibu S. G1 P0 A0 (kehamilan pertama, partus belum
pernah dan abortus tidak pernah). Usia kehamilan 36 minggu, Ibu S mulai
hamil setelah 1 tahun usia pernikahan, Ibu A mengatakan tidak teratur
memeriksakan kandungannya ke bidan, penambahan berat badan kurang
lebih 5 kg, pada waktu memeriksakan kehamilan mendapatkan vitamin
penambah darah. Ibu A tidak mengetahui bagaimana cara merawat
kehamilannya.
1.) Inpeksi muka : tidak ditemukan cloasma gravidarum, tidak ada oedema
pada muka, dada terlihat pigmentasi pada puting susu, pada tungkai
tidak ditemukan farises namun terdapat oedema.
2.) Palpasi abdomen
Leopold I : TFU pertengahan pusat dan procesus xypoideus. Bagian
fundus teraba bulat lunak melenting (bokong)
Leopold II: Letak janin memanjang, bagian sisi kanan perut ibu teraba
agaian terkecil janin (ekstremitas. Bagian sisi kiri perut ibu teraba
keras memanjang seperti papan (punggung)
Leopold III : bagian terbawah janin teraba bulat keras, melenting
(kepala)
Leopold IV : Bagian bawah janin belum masuk panggung (convergen)

3.9 Pemeriksaan Fisik

No. Pemeriksaan yang Bapak A Ibu S


dilakaukan
1. Tekanan Darah 120/70 mmHg 190/ 100 mmHg
GDA : 120 mg/dl GDA: 104 mg/dl
BB: 69kg, TB: 170cm BB : 65 kg, TB : 158 cm
2. Nadi 84 x/menit 86 x/menit
3. Respirasi 18 x/menit 20 x/menit
24

4. Kepala & Leher:


- Rambut & Kulit Kepala Bersih, tidak ada lesi, hitam Bersih, hitam, tidak ada lesi
Tidak terdapat kantung, Terdapat kantung mata,
- Mata simetris simetris
Tidak anemis Tidak anemis
Konjungtiva Tidak ikterik Tidak ikterik
Sklera Dapat melihat tanpa Dapat melihat tanpa
Fungsi penglihatan bantuan bantuan
Bersih, tidak ada caries gigi Bersih, tidak ada caries gigi
- Mulut dan gigi Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar kelenjar
- Leher Bunyi nafas vesikuler, S1 Bunyi nafas vesikuler, S1
lebih jelas di dengar di lebih jelas di dengar di
- Dada daerah katup tricus dan daerah katup tricus dan
mitral, S2 lebih jelas mitral, S2 lebih jelas
terdengar pada katup aorta terdengar pada katup aorta
pulmonal pulmonal
Tidak ada distensi, bising Perut membasar, TFU 3 jari
usus 16x/menit dibawah prosessus xyfoid.
- Pemeriksaan Fisik Bagian kanan ekstremitas
Abdomen janin, bagian kiri punggung
janin, bagian simfisis
bokong

5 5 5 5
5 5 5 5
- Pemeriksaan Ektremitas Terdapat edema pada kedua
atas dan bawah kaki
BAB 1 x/hari BAB kurang teratur
- BAB + BAK BAK Lancar BAK Lancar
25

3.10 Harapan Keluarga

Bapak A berharap gejala pusing yang dialami oleh Ibu S dapat segera
hilang dan sembuh serta dan tenaga kesehatan dapat membantu memberikan
informasi tentang kesehatan ibu S dan menjelaskan bagaimana cara merawat
ibu S agar tetap sehat.

3.11 Persepsi terhadap masalah

Keluarga berpendapat bahwa masalah dapat teratasi karena setiap masalah

ada jalan keluarnya asalkan mau berusaha untuk mengatasi masalah tersebut
26

Analisis Data

No. Data Topologi Kemungkinan Masalah


Penyebab Keperawatan
Keluarga
1. Data Subyektif: Aktual Ketidakmampuan Kurangnya
1 Tn. A mengatakan keluarga mengenal pengetahuan
tidak mengerti masalah masalah kesehatan keluarga tentang
penyakit hipertensi keluarga tentang penyakit Hipertensi
2 Kurangnya informasi Hipertensi
dari tenaga kesehatan
3 Tn. A mengatakan
tidak tahu cara
perawatan dengan
penyakit hipertensi

Data Obyektif:
- Pendidikan keluarga
rendah
- Saat dikaji Tn. A hanya
diam saja
3. Data Subyektif Aktual - Ketidakmampuan Nyeri pada Ibu S
- Klien mengatakan keluarga mengenal
sering pusing masalah kesehatan
keluarga tentang
- Klien mengatakan
Hipertensi
susah tidur - Ketidakmampuan
- Klien mengatakan leher keluarga membuat
keputusan
terasa berat
- Ketidakmampuan
Data Objektif keluarga merawat
- TD : 190/100 mmHg, anggota keluarga
RR: 20x/menit, yang sakit
hipertensi
N:86x/menit, S: 37°C
- Klien tampak pucat
- Klien tampak lemas
27

Rumusan Diagnosa Keperawatan :

1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit hiertensi berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
tentang hipertensi
2. Nyeri pada Ibu S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit hipertensi

Skoring Prioritas masalah

Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit hiertensi berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga tentang
hipertensi
Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
Sifat Masalah : 3 1 3/3x1 = 1 Ibu S dan Bapak A kurang
Aktual mengetahui informasi mengenai
hipetensi dan cara untuk
merawatnya
Kemungkinan 2 2 2/2x2 = 2 Bapak A memiliki keinginan untuk
merasakan dapat memecahkan masalah terutama
dirubah: mudah dengan kesehatan dan memberikan
informasi tetang gejala-gejala
hipertensi
Potensi masalah 3 1 3/3x1 = 1 Masalah lebih lanjut belum terjadi
untuk dicegah : namun ibu S jarang kontrol
tinggi
Menonjolnya 1 1 1/2x1 =1/2 Masalah dirasakan tetapi tidak
masalah : tidak segera diatasi
perlu
Total Skor 4½
28

Nyeri pada Ibu S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat


anggota keluarga yang sakit hipertensi

Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


Sifat Masalah : 3 1 3/3x1 = 1 Masalah ini sudah terjadi karena
Aktual Ibu S sering merasa pusing dan
badan terasa lemas serta tekanan
darah 190/100 MmHg
Kemungkinan 2 2 2/2x2 = 2 Bapak A memiliki keinginan
merasakan dapat untuk memecahkan masalah
dirubah: mudah terutama dengan kesehatan dan
memberikan informasi tentang
pemenuhan cara perawatan
hipertensi
Potensi masalah 3 1 3/3x1 = 1 Masalah lebih lanjut belum
untuk dicegah : terjadi namun ibu S jarang
tinggi kontrol ke puskesmas.
Menonjolnya 2 1 2/2x1 =1 Keluarga dapat merasakan
masalah : segera masalah dan ingin segera diatasi
diatasi
Total Skor 5

Diagnosa Keperawatan Prioritas

Prioritas Diagnosa Skor

1 Nyeri pada Ibu S berhubungan dengan ketidakmampuan 5


keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi
2 Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit hiertensi 4½
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan keluarga tentang hipertensi
34

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DX Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

Umum Khusus Kriteria Standart

1 Setelah Tujuan Khusus :


diberikan Setelah melakukan
tindakan kunjungan 5 x 60 menit
keperawatan keluarga dapat
masalah nyeri mencapai:
pada ibu S dapat
teratasi Tuk 1 :
Keluarga mampu
mengenal masalah Verbal Keluarga dapat Diskusikan dengan keluarga :
hipertensi dengan : menyebutkan pengertian  Pengertian gangguan hipertensi pada ibu hamil
a. Menyebutkan hipertensi saat kehamilan
pengertian tentang adalah meningkatnya
hipertensi pada ibu Verbal tekanan darah di masa
hamil. kehamilan

34
35

b. Menjelaskan Penyebab hipertensi ibu  Penyebab terjadinya hipertensi


penyebab terjadinya hamil adalah karena tekanan
hipertensi psikologis pola makan

c. Menyelaskan tanda Tanda dan gejala pasien


dan gejala pasien hiperetnsi adalah pusing,  Tanda dan gejala hipertensi
mengalami hipertensi kepala terasa berat, badan  Berikan kesempatan keluarga untuk menjelaskan
lemas, nafsu makan kembali tentang pengertian hipertensi dan
menurun penyebabnya
 Berikan penguatan pada keluarga apabila dapat
menjelaskan kembali hasil diskusi

Tuk 2
Keluarga mampu
mengambil keputusan
untuk mengatasi
hipertensi pada ibu
hamil
a. Menjelaskan akibat Verbal Keluarga dapat menjelaskan Jelaskan pada keluarga akibat terjadinya masalah
bila terjadi masalah akibat dari terjadinya hipertensi pada ibu hamil
36

hipertensi pada masalah hipertensi pada ibu


kehamilan hamil
1. Kelahiran prematur
2. Bayi Baru lahir Berat
badan rendah

b. Mengambil Verbal Keluarga dapat mengambil  Motivasi keluarga agar dapat mengambil keputusan
keputusan untuk keputusan untuk melakukan untuk hipertensi di masa kehamilan
mengatasi masalah perawatan pada Ibu S dan  Berikan penguatan apabila keputusan keluarga
hipertensi pada ibu berupaya untuk sudah tepat
hamil menghindari akibat dari
masalah hipertensi di masa
kehamilan dengan
melakukan tindakan sesuai
dengan anjuran perawat
Tuk 3
Keluarga mampu
melakukan tindakan
untuk mengatasi dan
cara merawat pada
37

pasien hipertensi pada


kehamilan dengan
melakakukan:
1 Kaji pengetahuan keluarga tentang perawatan
a. Mengetahui Psiko Keluarga dapat memberikan
hipertensi pada ibu hamil
pentingnya Motorik dukungan secara verbal dan
2 Kaji sumber daya, tenaga, biaya, waktu, dan
dukungan keluarga perilaku kepada ibu S
fasilitas/peralatan yang dimiliki keluarga untuk
bagi pemyembuhan seperti memberikan
melakukan perawatan hipertensi pada ibu hamil
klien dukungan penuh atas
3 Diskusikan dengan keluarga mengenai perawatan
kehamilannya
klien hipertensi pada ibu hamil

4 Ajarkan perawatan-perawatan pada gangguan jiwa:


b. Pengurangan
definisi, perawatan, predisposisi dan presipitasi,
pusing (nyeri) pada Verbal Keluarga memberikan
sarana kesehatan yang bisa dimanfaatkan keluarga.
ibu hamil motivasi kepada Ibu S
5 Beri penekanan ulang kepada keluarga pentingnya
dengan melepaskan beban
melakukan perawatan hipertensi pada ibu hamil
pikiran dan istirahat cukup
6 Evaluasi cara-cara perawatan
c. Anjurkan diit Keluarga dapat memberikan
7 Berikan reinforcement positif atas keberhasilan
rendah garam Verbal asupan nutrisi yang cukup
keluarga dalam usaha perawatan yang telah
dengan diit rendah garam
dilakukan
38

Keluarga mampu
d. Mengetahui mengetahui perawatan dan
perawatan dan Verbal tempat pelayanan kesehatan
tempat pelayanan yang keluarga bisa gunakan.
yang keluarga bisa
gunakan.

2 Setelah Tujuan Khusus :


dilakukan Setelah melakukan
tindakan kunjungan 2 x 60 menit
keperawatan keluarga dapat
keluarga dapat mencapai:
mengetahui
pengetahuan TUK 1
tentang 1. Mengenal masalah Verbal 1. Menjelaskan secara 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang pengetahuan
hipertensi pada yang menjadi sederhana penyebab hipertensi
ibu hamil penyebab hipertensi hipertensi yaitu bisa 2. Jelaskan pentingnya pemeriksaan rutin saat
pada ibu hamil dari faktor kehamilan
psikologi,dan pola 3. Jelaskan akibat yang timbul dari hipertensi pada
makan masa kehamilan
39

2. Mengetahui masalah 2. Menyebabkan akibat


jika Ibu hamil jika Ibu Hamil
mengalami hipertensi mengalami hipertensi
adalah resiko untuk
terjadinya perdarahan
3. Menyampaikan di masa kehamilan
pentingnya 3. Pemeriksaan rutin di
pemeriksaan rutin di masa kehamilan sangat
masa kehamilan penting untuk
mendeteksi lebih dini
permasalahan yang
muncul saat hamil
42

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Implementasi Tanggal

1. Nyeri pada Ibu S Tuk 1 Jum’at, 28 Maret


berhubungan dengan
1 Mendiskusikan pengertian gangguan 2019
ketidakmampuan keluarga
hipertensi dengan keluarga
merawat anggota keluarga
Respon: Keluarga mampu menyebutkan
yang sakit hipertensi
bahwa hipertensi saat kehamilan adalah
kedaan dimana terjadi peningkatan tekanan
dara di masa kehamilan
2 Mendiskusikan dengan keluarga penyebab
terjadinya hipertensi
Respon: keluarga menyebutkan penyebab
hipertensi adalah karena tekanan
psikologis dan pola makan
3 Mendiskusikan dengan keluarga tentang
gejala yang dari hipertensi
Respon: keluarga menyebutkan pusing
yang tidak kunjung hilang, rasa berat pada
kepal, mual, ganguan tidur
4 Memberikan kesempatan untuk bertanya
pada keluarga, Bapak A menanyakan
bagaimana caranya untuk cara mengatasi
hipertensi di masa kehamilan
5 Memberikan kesempatan pada keluarga
untuk menjelaskan kembali tentang
pengertian depresi, penyebab dan
Jum’at, 28 Maret
gejalanya
6 Memberikan penguatan pada keluarga 2019
apabila dapat menjelaskan kembali hasil
diskusi

42
43

Tuk 2
1 Menjelaskan pada keluarga akibat
terjadinya masalah hipertensi pada ibu
hamilyaitu bisa terjadi bayi premature,
berat badan bayi rendah, dan perdarahan di Jum’at, 29 Maret
masa kehamilan
2019
2 Memotivasi keluarga agar dapat
mengambil keputusan untuk mengatasi
hipertensi pada ibu hamil
3 Memberikan penguatan apabila keputusan
keluarga sudah tepat

Tuk 3
1. Mendiskusikan pengetahuan keluarga
tentang perawatan hipertensi pada ibu
hamil.
2. Mendiskusikan sumber daya, tenaga,
biaya, waktu, dan fasilitas/peralatan yang
dimiliki keluarga untuk melakukan
perawatan hipertensi pada ibu hamil
3. Mendiskusikan dengan keluarga
mengenai perawatan klien dengan
hipertensi di masa kehamilan
4. Menginformasikan perawatan-perawatan
pada hipertensi di masa kehamilan:
definisi, perawatan, tanda gejala, sarana
kesehatan yang bisa dimanfaatkan
keluarga.
5. Memberikan penekanan ulang kepada
keluarga pentingnya melakukan
perawatan hipertensi pada ibu hamil.
6. Mengevaluasi cara-cara perawatan
7. Memberikan reinforcement positif atas
44

keberhasilan keluarga dalam usaha


perawatan yang telah dilakukan
2. Kurangnya pengetahuan 1. Mendiskusikan pengetahuan keluarga Sabtu, 30 Maret
keluarga tentang penyakit tentang hipertensi pada ibu hamil
2019
hiertensi berhubungan 2. Menginformasikan pentingnya 2
dengan ketidakmampuan pemeriksaan rutin pada masa kehamilan
keluarga mengenal 3. Mmenginformasikan akibat yang timbul
masalah kesehatan dari hipertensi di masa kehamilan
keluarga tentang
hipertensi
45

CATATAN PERKEMBANGAN

No Diagnosa Keperawatan Evaluasi Tanggal

1. Nyeri pada Ibu S Subyektif: Jum’at, 5 April 2019


berhubungan dengan 1. Keluarga dapat menjelaskan kembali
ketidakmampuan keluarga tentang hipertensi pada ibu hamil:
merawat anggota keluarga Keluarga mampu menyebutkan bahwa
yang sakit hipertensi hpertensi pada ibu hamil adalah
kondisi dimana tekana darah menigkat
pada masa kehamilan
2. Keluarga dapat menjelaskan penyebab
terjadinya hipertensi: keluarga
menyebutkan penyebab hipertensi
adalah karena tekanan psikologis dan
pola makan yang asin dan pola tidur
3. Keluarga dapat menjelaskan gejala
hipertensi pada ibu hamil : keluarga
menyebutkan gejalanya adalah rasa
pusing yang memanjag, mual, sulit
tidur.
4. Keluarga dapat menjelaskan pada
keluarga akibat terjadinya masalah
hipertensi pada ibu hamil yaitu bisa
terjadi bayi premature, berat badan
bayi rendah dan perdarahan pada saat
masa kehamilan
5. Keluarga dapat mengulang kembali
cara merawat ibu hamil dengan
hipertensi
6. Keluarga dapat memotivasi anggota
keluarga hipertensi untuk menjaga pola
tidur, fikiran dan pola makan
46

Obyektif:
 Keluarga memperhatikan penjelasan
yang disampaikan dan menanyakan
penjelasan yang belum jelas
 Keluarga dapat mempraktekkan cara
mememotivasi
 Keluarga dapat mempraktekkan cara
merawat ibu hamil dengan hipertensi

Analisa:
Tujuan sebagian tercapai

Perencanaan :
Berikan motivasi pada keluarga untuk
memberikan perawatan pada ibu hamil
hipertensi
2. Gangguan pemenuhan Subyektif: Sabtu, 6 April 2019
istirahat dan tidur 1. Keluarga mengetahui bahwa
berhubungan dengan hipertensi berbahaya pada ibu hamil
ketidakmampuan keluarga karena berdampak pada janin dan ibu
dalam memodifikasi hamil tersendiri
lingkungan 2. Keluarga menyebutkan bahwa apabila
terjadi hipertensi dapat menyebabkan
bayi lahir prematur dan perdarahan
saat masa kehamilan

Obyektif:
1. Keluarga dapat mengenal
permasalahan hipertensi

Analisa:
Tujuan tercapai
47

Penerencanaan:
Berikan motivasi pada keluarga untuk
melakukan pemeriksaan secara rutin
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, dimana


keadaan tersebut merupakan suatu fase teristimewa dalam
kehidupan seorang wanita. Beberapa ibu hamil tersebut bisa
melewatinya dengan ceria hingga melahirkan, tetapi juga tidak
jarang yang mengalami masalah kesehatan dalam
kehamilannya. Masalah kesehatan yang sering muncul pada
kehamilan salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan
(Yohanna, Yovita, & Yessica, 2011).Penyakit hipertensi dalam
kehamilan ini salah satunya diakibatkan oleh perubahan pada
sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah yang terjadi sebelum
kehamilan, komplikasi selama masa kehamilan atau pada awal
pasca partum. Perubahan kardiovaskuler disebabkan oleh
peningkatan cardiac afterload dan penurunan cardiac preload,
sedangkan pada pembuluh darah terjadi vasokonstriksi arteriol,
vasospasme sistemik dan dan kerusakan pada pembuluh darah
(Reeder, Martin, & Griffin, 2011).

4.2 Saran

Dari aspe fisik, psikis dan juga diit calon ibu pada saat hamil harus
diperhatikan. Pola makan, istirahat dan fikiran yang berlebih atau stress dapat
menimbulkan hal yang cukup buruk bagi kesehatan ibu dan janin saat masa
kemhamilan yang dapat menimbulkan resiko tinggi saat kehamilan

48
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : pedoman untuk


Perencanaan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Cunningham, F.G. 2005. Obstetri Williams. Jakarta : EGC
Benson, Ralph C and Martin L. Pernoll. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. 9th
ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2009

49

Anda mungkin juga menyukai