Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

0LEH

Kelompok 1

RAHMA DINI CHANIAGO E0F116003

M. AGIZAR FAJRI E0F116010

EKA NURJANAH E0F117008

AMIN MUSTOFA E0F117007

D-III KESEHATAN HEWAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah sederhana ini yang berjudul "Makalah Manusia dan
Kebudayaan".
Kami sampaikan terimakasih kepada dosen dan semua pihak yang senantiasa
membantu dalam kelancaran makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari pihak manapun senantiasa akan
kami terima untuk menjadikan makalah ini sesuai dengan harapan. semoga makalah ini
mendapat perhatian dan bermanfaat bagi semuanya, sehingga dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepanya dapat lebih baik.

Jambi , September

PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa
dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makluk tuhan di ciptakan yang paling
sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secra turun
temurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari-hari dan juga dari kegiatan-kegiatan yang
sudag diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia memiliki kehidupa yang sangat rumit, mereka tidak dapat hidup
sendiri, oleh karena itu mereka pasti memilik hubungan dengan segala sesuatu di dalam
ruang lingkup hidupnya, baik itu hubungan dengan sang pencipta, sesama manusian
lingkungan sekitarnya maupun dengan mahkluk lain di alam ini. Semua aspek relasi
hidup tersebut haruslah terpenuhi secara merata.
Tentunya manusia perlu beradatasi dengan keadaan lingkungan hidup di
sekitarnya karena itu merupakan tahap awal pembelajaran untuk dapat menjadi pribadi
yang berkuallitas. Dimulai dari pemahaman tentang norma dan nilai yang berlaku
sampai kepada ilmu pengetahuan yang luas.
Sosolisasi antara sesama manusia yang berwawasan akan membentuk suatu
kebudayaan, kebudayaan tersebut akan menjdi suatu bukti perkembangan hidup
manusia.
Manusia merupakan salah satu dari mahluk hidup yang secara tidak langsung
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan hidup sekitarnya, baik secara vertikal maupun
horizontal, setiap manusia memiliki banyak kebutuhan untuk bertahan hidup, kebutuhan
tersebut didapatkan dari linkungan, oleh karen itu lingkungan memegang peranan yang
penting dalam kehidupan manusia.
.
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terkandung dalam makalah ini meliputi :


1. Pengertian manusia dan hakekatnya
2. Apa saja unsur-unsur yang membangun manusia?
3. Bagaimana kepribadian bangsa timur?
4. Apa saja yang dimaksud dengan kebudayaan?
5. Apa saja unsur-unsur kebudayaan?
6. Bagaima kaitan manusia dengan kebudayaan?
1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada penulis dan juga
sebagai belajaran bagi penulis, disamping itu, penulis makalah ini juga diharapkan
untuk :
1. Dapat mengetahui apa itu manusia dan hakekat manusia.
2. Dapat mengetahui apa saja unsur-unsur yang membangun manusia.
3. Dapat memahami tentang bagaimana kepribadian bangsa timur.
4. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan kebudayaan.
5. Mengetahui apa saja unsur-unsur dari kebudayaan.
6. Dapat mengetahui bagaimana manusia dengan kebudayaan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengetian Manusia dan Hakekatnya

Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap
manusia. Kata manusia berasal dari kata ” manu ” dari bahasa Sanksekerta atau ” mens
” dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga dikatakan ” homo
” yang juga berasal dari bahasa Latin. Hal yang paling penting dalam membedakan
manusia dengan makhluk lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia dilengkapi
dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di
dunia. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling
tinggi di antara ciptaan yang lain.

Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kedudukan
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Berikut penjelasan yang lebih rinci
mengenai makhluk individu dan makhluk sosial.
 Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Individu
Manusia sebagai makhluk individu mempunyai sifat-sifat individu khas yang
berbeda dengan manusia lainnya. Manusia berbeda dengan manusia lainnya. Manusia
sebagai individu bersifat nyata, yaitu mereka berupaya untuk selalu merealisasikan
kepentingan, kebutuhan, dan potensi pribadi yang dimilikinya. Hal tersebut akan terus
menerus berkembang menyesuaikan dengan perkembangan kehidupan yang dialami dan
pertumbuhan yang ada pada dirinya.Setiap manusia senantiasa akan
berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi berbagai kebutuhan
dan mempertahankan hidupnya
 Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang tidak
dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Setiap manusia normal memerlukan orang lain
dan hidup bersama-sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Aristoteles, menyatakan bahwa manusia adalah
zoom politicon, yang berarti selain sebagai makhluk individu.

2.2 Unsur-unsur yang Membangun Manusia

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa
dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling
sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun
menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian
yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.

Namun siapakah manusia itu sebenarnya? Manusia di dunia ini memegang


peranan yang unik dan dapat di pandang dalam beberapa segi. Misalnya, manusia di
pandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-
jaringan system (ilmu kimia). Manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong
dalam golongan mamalia (ilmu biologi). Manusia sebagai makhluk social yang tidak
dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi) dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi di atas, tentu membuat kita sulit untuk menjawab
pertanyaan tentang manusia, oleh karena itu kita akan menerangkan siapa itu manusia
berdasarkan unsur-unsur yang membangunnya. Ada dua macam pandangan yang akan
menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.

A. Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:


1. Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan
menempati ruang dan waktu.
2. Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
3. Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan
memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang
menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
4. Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.(
Asy’arie, 1992 hal: 62-84).

B. Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:


1. Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak.
Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara
instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh
kesenangan yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman
seksual atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
2. Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan
kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur
oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua
tahun.
3. Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada
usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu
menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi.
(freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).
2.3 Kepribadian Bangsa Timur

Kepribadian Bangsa Timur merupakan suatu karakter yang mencerminkan


masyarakat yang menganut budaya dari Timur (Asia & Timur-Tengah), yang
menunjukkan ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang terdapat di daerah
Timur. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang
mempunyai sifat teposeliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam
berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti
di negara Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes
dan di negara Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan
sopan dalam bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai
negara yang mencerminkan negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik.
Misalnya masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur
kata dengan lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak
boleh dilakukan menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu
suatu nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal
tersebut merupakan ciri khas kepribadian yang unik.
Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau
daerah masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu yang masih
dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang
melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari masing-masing daerah.
Contohnya daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas daerahnya yaitu tarian
pendet, kecak, tarian barong.

2.4 Pengertian Kebudayaan

Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti
akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga
kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang
merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau
ikhtiar sebagai unsure jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal
dan ikhtiar manusia.
Kebudayaan, cultuur (bahasa belanda), culture (bahasa inggris), tsaqafah (bahasa
arab), berasal dari perkataan latin “colere” yang artinya mengolah, mengerjakan,
menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi
arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk
mengolah dan mengubah alam”.
Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama
(Koentjaraningrat, 1980:195). Namun dalam IBD dibedakan antara budaya dan
kebudayaan, karena IBD berbicara tentang dunia idea tau nilai, bukan hasil fisiknya.
Secara sederhana pengertian kebudayaan dan budaya dalam IBD mengacu pada
pengertian sebagai berikut :
1. Kebudayaan dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar.
2. Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya atau sering
disebut kultur yang mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan dan
tindakan.
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah
hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat
dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi
berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. Sedangkan
Koentjaraningrat. Mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan
karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil
budi pekertinya

2.5 Unsur-Unsur Kebudayaan

Menurut Kluckhohn ada tujuh unsur dalam kebudayaan universal, yaitu system
religi dan upacara keagamaan, system organisasi kemasyarakatan, system pengetahuan,
system mata pencaharian hidup, system tekhnologi dan peralatan, bahasa, serta
kesenian. Untuk lebih jelas, masing-masing diberi uraian sebagai berikut.
1. Sistem religi dan upacara keagamaan
merupakan produk manusia sebagai homo religious. Manusia yang memiliki
kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya
terdapat kekuatan lain yang Mahabesar yang dapat “menghitam-putihkan”
kehidupannya. Oleh karena itu, manusia takut sehingga menyembah-Nya dan
lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama. Untuk membujuk kekuatan
besar tersebut agar mau menuruti kamauan manusia, dilakukan usaha yang
diwujudkan dalam system religi dan upacara keagamaan.

2. Sistem organisasi kemasyarakatan


merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa
tubuhnya lemah. Namun, dengan akalnya manusia membentuk kekuatan dengan
cara menyusun organisasi kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerja sama
untuk mencapai tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3. Sistem pengetahuan
merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat
diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu dapat juga dari pemikiran orang lain.
Kemampuan manusia untuk mengingat apa yang telah diketahui, kemudian
menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa menyebabkan pengetahuan ini
menyebar luas.

4. Sistem mata pencaharian hidup


yang merupakan produk dari manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat
kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
5. Sistem teknologi dan peralatan,
merupakan produksi dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari
pemikirannya yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang dapat memegang
sesuatu dengan erat, manusia dapat menciptakan sekaligus mempergunakan suatu
alat. Dengan alat-alat ciptaannya itu, manusia dapat lebih mampu mencukupi
kebutuhannya daripada binatang.
6. Bahasa
merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada
mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode), yang kemudian disempurnakan
dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bahasa tulisan.
7. Kesenian
merupakan hasil dari manusia sebagai homo esteticus. Setelah manusia dapat
mencukupi kebutuhan fisiknya maka manusia perlu dan selalu mencari pemuas
untuk memenuhi kebutuhan psikisnya.

2.6 Kaitan Manusia dan Kebudayaan

Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu
sama lain. Manusia di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat
dipandang dari berbagai segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang
ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering
disebut homo economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang
tidak dapat berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan
(politik), makhluk yan g berbudaya dan lain sebagainya.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,
maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu
kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka
kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak bahwa keduanya
akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah
hubungan antara manusia dengan peraturan – peraturan kemasyarakatan. Pada saat
awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia
yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan,
karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.
Dialektis

Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada pendapat


dilontarkan ke hadapan publik. Kemudian muncul tentangan terhadap pendapat tersebut.
Kedua posisi yang saling bertentangan ini didamaikan dengan sebuah pendapat yang
lebih lengkap. Dari fenomen dialog ini dapat dilihat tiga tahap yakni tesis, antitesis dan
sintesis. Tesis disini dimaksudkan sebagai pendapat awal tersebut. Antitesis yakni
lawan atau oposisinya. Sedangkan Sintesis merupakan pendamaian dari keduanya baik
tesis dan antitesis. Dalam sintesis ini terjadi peniadaan dan pembatalan baik itu tesis dan
antitesis. Keduanya menjadi tidak berlaku lagi. Dapat dikatakan pula, kedua hal tersebut
disimpan dan diangkat ke taraf yang lebih tinggi. Tentunya kebenaran baik dalam tesis
dan antitesis masih dipertahankan. Dalam kacamata Hegel, proses ini disebut
sebagai aufgehoben.
Dialektika sendiri sudah dikenal dalam pemikiran Fichte. Bagi Fichte, seluruh
isi dunia adalah sama dengan isi kesadaran Dalam sistem filsafatnya, Hegel
menyempurnakan Fichte. Hegel memperdalam pengertian sintesis. Di dalam sintesis
baik tesis maupun antitesis bukan dibatasi (seperti pandangan Fichte),
melainkan aufgehoben. Kata Jerman ini mengandung tiga arti, yaitu: a)
mengesampingkan, b) merawat, menyimpan, jadi tidak ditiadakan, melainkan dirawat
dalam suatu kesatuan yang lebih tinggi dan dipelihara, c) ditempatkan pada dataran
yang lebih tinggi, dimana keduanya (tesis dan antitesis) tidak lagi berfungsi sebagai
lawan yang saling mengucilkan.

3 Tahap Proses Dialektis


Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :

1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan


membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan
buatan manusia
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan
demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan
membentuk perilaku manusia.
3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia.
Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia
dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh
masyarakat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa
dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling
sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun
menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian
yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur
yang membangun manusia.
Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu Jasad,Hayat, Ruh
,Nafsu.Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu: 1.Id,
merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id
merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual
menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang
harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung
melalui mimpi atau khayalan. 2. Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya
dalam menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh
masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara
usia satu dan dua tahun. 3. Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang
muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam
derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman
terinternalisasi. (freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).
DAFTAR PUSAKA

https://terapiwicarasolo.files.wordpress.com/2014/02/bab-2-pengertian-kebudayaan.pdf
http://rieffraff.blogspot.co.id/2015/03/makalah-isbd-manusia-sebagai-makhluk.html
https://www.scribd.com/doc/223211546/Makalah-ISBD-manusia-dan-kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai