Contoh :
Berdasarkan bentuk kata-nya, Verba dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
a. Verba dasar, yaitu verba tanpa imbuhan, Contoh : pergi, hadir, duduk, dsb.
Selain itu, Verba juga bisa menjadi Verba Transitif atau Verba Intransitif.
Contoh :
· verba ditrasitif : STPN menyelenggarakan pendidikan Program Diploma I, program Diploma IV,
dan pendidikan Profesi
Sifat verba dalam kaitannya dengan kata lain dapat dikenali dengan melihat fungsi dan jenisnya.
Melihat Fungsinya :
Contoh :
· Membaca merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus.(verba sebagai subjek)
- dsb.
a. Adjektiva Dasar : beberapa contoh adsjektiva dasar : cantik, cerdas, cepat, disiplin, dsb
Contoh :
*Pengukuran dengan menggunakan teodolit menghasilkan data yang jauh lebih tepat dari
pada pengukuran dengan menggunakan meteran
Contoh :
c. Adjektiva Paduan :
1. Adjektiva paduan koordinatif : setiap kata tidak saling menerangkan, seperti : panjang
tangan, murah hati, berkas lengkap, dsb.
Contoh :
2. Adjektiva Subordinatif : salah satu kata menerangkan kata lainnya, seperti : rapi jali, cantik
molek, dsb
Contoh :
Dilihat dari segi bentuknya, adverbia memiliki bentuk tunggal (monomorfemis) dan bentuk
jamak (polimorfemis)
- Mahasiswa yang pandai itu belum tentu bisa berhasil dalam ujian
Kata ganti digunakan untuk mengganti kata benda (nomina) sehingga disebut pronomina
dan mengacu pada nomina lain
- Pronomina persona
- Pronomina penunjuk
- Pronomina penanya
Pronomina persona adalah pronomina yang mengacu kepada orang lain
* Persona kedua jamak : kalian, kalian semua, anda sekalian, kamu sekalian
* Pronomina yang menanyakan benda : apa, turunannya : mengapa, kenapa, dengan apa
* Pronomina yang menanyakan pilihan : mana, turunannya : di mana, dari mana, bagaimana,
kemana, bilamana
* Pronomina intratekstual, yaitu pronomina dalam kaitan dengan teks yang sama
Contoh : Pak Amin kepala seksi saya yang baru. Pekerjaannya rapi
Berdasarkan referensinya, ada dua pronomina yaitu pronomina tertentu dan pronomina
tak tentu
* Pronomina tertentu yaitu pronomina yang mengacu kepada bentuk personal formal Tertentu,
misalnya pronomina pertama tunggal (saya, aku), pronomina ketiga tunggal (ia), pronomina ketiga
jamak (mereka)
Contoh :
* Pronomina tak tentu yaitu pronomina yang tidak mengacu kepada bentuk persona atau benda
tertentu, seperti : beberapa, berbagai, seluruh, semua, dsb
Contoh :
- Ada berapa banyak pemohon yang datang hari ini? Ya, ada beberapa orang
Konjungsi berfungsi sebagai penghubung bagian-bagian kalimat atau kalimat satu dengan kalimat
yang lain. Konjungsi ada dua macam yaitu konjungsi intrakalimat dan konjungsi ekstrakalimat
* Yang termasuk konjungsi intrakalimat : agar, hingga, sehingga, sedangkan, tetapi, serta, dsb
Contoh :
* Yang termasuk konjungsi ekstrakalimat : jadi, disamping itu, oleh sebab itu, lagipula, walaupun,
meskipun, walau begitu, dsb
Contoh :
§ Kualitas pelayanan pertanahan masih terus perlu ditingkatkan, oleh karena itu segenap jajaran
BPN harus berupaya untuk mewujudkannya
§ Kasus pertanahan itu sangat rumit, sehingga menyulitkan para pihak yang berusaha untuk
menyelesaikannya
7. KATA DEPAN (PREPOSISI)
Preposisi adalah kata yang terletak di depan kata lain sehingga membentuk frasa (kelompok kata
yang tidak mempunyai subjek maupun predikat)
Preposisi ada dua macam yaitu preposisi dasar dan preposisi turunan
Contoh :
Contoh :
- Penjelasan mengenai sejarah terjadinya konflik pertanahan terdapat di alinea pertama pada Bab V
laporan ini
- Setelah selesai praktikum Ilmu Ukur Tanah, mahasiswa diminta untuk segera mengembalikan
teodolit di atas meja ruang pengembalian alat
FRASA
Frasa adalah kelompok kata yang tidak ada subjek dan tidak ada predikatnya, atau
1. frasa verbal,
2. frasa nominal,
3. frasa adjectival,
4. frasa adverbial,
5. frasa pronominal
1. FRASA VERBAL
2. FRASA NOMINAL
Frasa Nominal adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan cara menambah kata-kata pada
kata benda itu baik di sebelah kirinya (di depannya) atau di sebelah kanannya (di belakangnya)
Contoh :
a. Frasa Nominal Modifikatif, misalnya : enam buah patok, dua buah unting-unting
Contoh :
Pasanglah statif dengan tegak dan luruskanlah tali unting-unting pada sebuah titik di bawah teodolit
b. Frasa Nominal Koordinatif, misalnya, frasa yang tidak saling menerangkan, misalnya : sandang
pangan, dunia akhirat
Contoh :
c. Frasa Nominal Apositif, kata-kata tambahan keterangan pada nominal yang dilekati
Contoh :
Kepala Seksi SPP Kabupaten A, penerima satya lencana karya satya 20 tahun pada peringatan 50
Tahun Agraria Nasional, sekarang sudah menjadi Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten A
3. FRASA ADVERBIAL
a. Frasa Adverbial Modifikatif, seperti : agak bebas, kurang bagus, begitu indah, dengan senang,
lebih mulia, dll
b. Frasa Adverbial Koordinatif, seperti : kurang lebih, besar kecil, tambah kurang, dll
Contoh : Bidang tanah yang tidak teratur itu bentuknya besar kecil
4. FRASA PRONOMINAL
Frasa yang dibentuk dengan kata ganti
b) Frasa Pronominal Koordinatif, seperti : engkau dan aku, aku dan dia
c) Frasa Pronominal Apositif, seperti : Pak Ali dan Pak Amir, Para Dosen
- Dosen STPN, Pak Slamet dan Pak Deden memberi kuliah Bahasa Indonesia
5. FRASA ADJEKTIVAL
Frasa yang dibentuk dengan kata sifat sebagai kata inti dengan menambahkan kata lebih sebagai
penjelas, misalnya : agak, dapat, harus, paling, dll
c) Frasa Adjektival Apositif, seperti : luas dan rata, asli dan sah
Klausa adalah kelompok kata yang mempunyai subjek dan predikat atau kelompok kata yang
mempunyai potensi untuk menjadi kalimat
a. Klausa Majemuk Setara : masing-masing klausa bersifat koordinatif, sehingga klausa yang satu
tidak menerangkan klausa lainnya, klausa ini bisa terdiri dari dua klausa atau lebih
Contoh :
b. Klausa Majemuk Bertingkat : klausa yang satu menerangkan klausa yang lain, atau klausa yang
satu bergantung pada klausa yang lain, atau klausa ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat
Contoh :
setelah petugas ukur selesai memasang teodolit àtidak bisa berdiri sendiri (kalimat belum selesai)
c. Klausa dalam kalimat subordinatif-koordinatif : klausa ini merupakan gabungan dalam kalimat
majemuk setara dan klausa dalam kalimat majemuk bertingkat, sehingga kalimatnya terdiri dari tiga
klausa atau lebih
Contoh :
- Petugas ukur itu tidak bisa melanjutkan pekerjaannya karena hujan lebat sekali dan ia
berteduh di rumah yang ada di dekatnya
KALIMAT
CIRI-CIRI KALIMAT :
2) Predikat transitif diikuti objek dan predikat intransitif tidak diikuti objek
BAGIAN-BAGIAN KALIMAT :
Seperti diketahui bahwa Kalimat terdiri dari unsur-unsur : Subjek (S), Predikat (P),Objek (O),
Pelengkap (Pel), dan Keterangan (Ket).Namun demikian, kelima bagian itu tidak selalu hadir
bersama-sama dalam satu kalimat
Kadang-kadang sebuah kalimat bisa hanya terdiri dari S,P,O atau S,P,Ket atau S,P,Pel
1. Subjek (S) :
adalah komponen pokok dalam sebuah kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat.
Penempatan subjek yang tidak tepat dapat mengaburkan makna dalam suatu kalimat
Fungsi Subjek :
- memperjelas makna
Ciri-ciri Subjek :
2. Predikat (P) :
Fungsi predikat :
- sebagai sebutan
Ciri-ciri Predikat :
- Kepala Kantor Pertanahan yang baik itu mencoba terobosan dalam proses
pensertipikatan tanah
- Beliau berhasil
3. Objek (O)
Kemunculan objek sangat ditentukan oleh jenis predikatnya. Bila predikatnya berupa verba transitif,
seperti verba me .... kan, me .... i, kecenderungannya berobjek
Fungsi Objek :
- membentuk kalimat dasar paada kalimat yang predikatnya berupa verba transitif
Contoh :
- Mahasiswa mulai mengumpulkan tentang tugas yang sudah selesai dikerjakan (SALAH)
Pelengkap adalah komponen kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, melengkapi objek dan
melengkapi struktur kalimat
Ciri-ciri Pelengkap :
- bukan unsur utama, namun tanpa pelengkap itu kalimat menjadi tidak jelas, serta tidak jelas
informasinya
S P Pel
S P Pel
S P O Pel
S P O Pel
5. Keterangan (Ket)
Ciri-ciri Keterangan :
- bukan unsur utama namun tanpa keterangan pesan menjadi tidak lengkap
- keterangan mengenai tempat bisa diletakkan di awal, tengah atau akhir kalimat
- dapat berupa : keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab akibat, syarat, cara, dsb.
- dapat berupa keterangan tambahan, tidak dapat menggantikan subjek
Contoh :
- Pada bulan Januari Kepala BPN RI melantik pejabat eselon II (Ket - awal)
- Kepala BPN RI pada bulan Januari melantik pejabat eselon II (Ket - tengah)
- Kepala BPN RI melantik pejabat eselon II pada bulan Januari (Ket - akhir)
6. Modalitas :
Modalitas adalah keterangan predikat. Modalitas merubah makna kalimat secara keseluruhan.
Modalitas tertentu dapat merubah kalimat pernyataan : tegas, pasti, ragu, lembut, dsb
Fungsi Modalitas adalah mengubah nada : dari tegas menjadi meragukan atau sebaliknya, dari keras
menjadi lembut atau sebaliknya
Contoh :
STRUKTUR KALIMAT
Kalimat adalah alat atau sarana untuk menyampaikan gagasan, pikiran atau perasaan seseorang
kepada orang lain agar dapat dipahami secara gampang dan gamblang.Komunikasi dapat berjalan
baik apabila disampaikan dengan menggunakan kalimat yang baik dan benar yaitu kalimat yang
mengungkapkan gagasan dengan jelas serta tidak menimbulkan keraguan bagi pembaca dan atau
pendengarnya. Untuk keperluan itu, kalimat harus disusun berdasarkan struktur yang benar,
gagasan diungkapkan secara singkat, cermat, makna disampaikan secara jelas dan kesatuan
berbahasa dijaga. Kalimat yang dibentuk dengan bagian-bagian kalimat seperti S,P,O,Pel,Ket
haruslah lengkap dalam arti tidak berupa anak kalimat atau penggabungan anak kalimat
Contoh :
a. Dalam rapat RT tadi malam menyepakati bahwa tiap-tiap warga diwajibkan membayar
Rapat RT tadi malam menyepakati bahwa tiap-tiap warga diwajibkan membayar iuran
b. Meskipun kita berbahasa Indonesia, tetapi kita masih merasakan betapa sulitnya menulis
Meskipun kita berbahasa Indonesia, kita masih merasakan betapa sulitnya menulis dalam
Meskipun kita berbahasa Indonesia, masih kita rasakan betapa sulitnya menulis dalam
Selain tata urutan S,P,O dan seterusnya, perlu diperhatikan pula ketepatan urutan frasa dan atau
klausa yang harus disusun secara logis dan sesuai proses
Contoh :
Mengapa ?
karena tata urutan penelitian adalah menyusun proposal, melakukan penelitian, dan
Contoh :
- Kepala kantor yang baru itu kaya. Lagi pula beliau cerdas (salah)
Kalimat di atas tidak menerangkan gagasan yang sebanding atau setara yaitu kaya dan
cerdas, sehingga akan lebih baik kalau kalimat itu ditulis :
- Kepala kantor yang baru itu kaya. Lagi pula beliau dermawan (benar)
Kata kaya lebih cocok dengan kata dermawan dari pada dengan kata cerdas
Kalimat pada prinsipnya berpola tertentu, oleh karena itu penguasaan kalimat akan
POLA KALIMAT
1. Kalimat Dasar :
Kalimat dasar paling tidak memiliki pola S dan P, dengan ciri-ciri sbb :
d. Kalimat aktif;
Contoh :
- Mereka berkerumun
S P
S P
S P O
- Kasubag TU itu membelikan para stafnya baju seragam
S P O Pel
S P O Ket
Kalimat dasar juga bisa dijadikan kalimat luas untuk suatu kepentingan
Contoh :
- Saksi ahli di bidang pertanahan yang tegas itu membantah pernyataan pengacara
2. Kalimat Majemuk :
Kalimat majemuk yang terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Hubungan anak kalimat
dan induk kalimat bersifat subordinatif. Anak kalimat belum bermakna tanpa kehadiran
induknya.
Contoh :
1. Sebelum hujan turun, para petugas ukur telah menyelesaikan pekerjaanya(sub klausa
keterangan waktu)
2. Pengembang itu mulai membangun beberapa unit rumah lantaran status tanahnya sudah jelas
(sub klausa keterangan sebab)
3. Antrian para pemohon di Kantor Pertanahan itu sangat panjang, sehingga mereka harus
menunggu lama sekali (sub klausa keterangan akibat)
4. Apabila para pegawai datang tepat waktu, maka penandatanganan daftar hadir bisa dilakukan
dengan tertib (sub klausa keterangan syarat)
5. Agar perkuliahan bisa berjalan dengan baik, dosen dan mahasiswa harus hadir tepat waktu (sub
klausa keterangan tujuan)
6. Dua Perguruan Tinggi itu melakukan kerjasama di bidang penelitian dengan menandatangani
Perjanjian Kerjasama (sub klausa keterangan cara)
7. Para pegawai sudah berada di kantor walaupun waktu baru menunjukan jam 07.00 (sub klausa
keterangan kontras)
8. Pembawa acara mengatakan bahwa upacara telah selesai dan peserta upacara disilahkan
meninggalkan lapangan (sub klausa keterangan pengganti nomina)
3. Kalimat Efektif :
Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas dan lengkap.
o Dikatakan singkat karena unsur-unsur atau bagian-bagian yang diperlukan saja yang digunakan
o Dikatakan lengkap karena gagasan yang terkandung di dalamnya cukup untuk menyampaikan
informasi
Kalimat efektif mampu menyampaikan informasi dari penulis atau pembicara kepada pembaca atau
pendengar secara tepat
3) kefokusan pikiran
4) kehematan
6) kevariasian kata
a. KEUTUHAN kalimat efektif ditandai oleh kesepadanan struktur dan makna kalimat, secara
gramatikal sebuah kalimat itu mungkin benar, tetapi tidak bermakna
Contoh :
b. KESEJAJARAN juga perlu diperhatikan, yaitu menyangkut kesamaan bentuk kata yang
digunakan secara konsisten
Misalnya : ke-an keadilan, kemakmuran, kesejahteraan, dsb
Contoh :
a) mengajukan judul,
c) penyusunan proposal,
d) penelitian,
e) skripsi (salah)
a) mengajukan judul,
c) menyusun proposal,
d) melakukan penelitian,
c. KEFOKUSAN : pesan penting dijadikan fokus kalimat efektif agar mudah dipahami, jika tidak
demikian, komunikasi akan mengalami kegagalan
Contoh :
- Pintar mengukur, pintar mengemukakan pendapat dan pintar bersosialisasi adalah modal penting
bagi petugas ukur (kalimat tidak efektif)
- Pintar mengukur, mengemukakan pendapat dan bersosialisasi adalah modal penting bagi petugas
ukur (kalimat efektif)
d. KEHEMATAN : bagian-bagian kalimat yang tidak penting harus dihindarkan. Hal ini dimaksudkan
untuk menjaga efektivitas kalimat. Perlu dihindari hal-ha sebagai berikut :
1. Subjek ganda :
Contoh :
Contoh :
(kalimat ini tidak efektif karena tidak memperhatikan kata-kata jamak, kata data itu sudah dalam
bentuk jamak, tetapi umumnya orang menulis data-data)
3. Penggunaan bentuk yang tidak singkat : ungkapan bentuk singkat bukan berarti pendek tetapi
penggunaan bagian-bagian sesuai fungsinya dan perlu penghilangan bagian yang tidak mendukung
kejelasan makna
Contoh :
- Kepala Kantor memberikan peringatan kepada stafnya agar datang ke kantor tepat waktu
(tidak efektif)
- Kepala Kantor memperingatkan stafnya agar datang ke kantor tepat waktu (efektif)
Pemilihan kata yang tepat akan menghasilkan komunikasi yang baik tanpa gangguan
emosional.Inilah yang disebut cermat berbahasa.Pilihan kata bukan didasarkan pada kemerduan
suaranya melainkan atas dasar daya ekspresinya. Kata bersinonim belum tentu kata yang satu dapat
mengganti kata yang lain
Contoh :
f. KESANTUNAN :
Kalimat yang santun mengandung gagasan yang dapat mengembangkan suasana menjadi baik,
harmonis dan akrab. Kalimat santun itu tidak berbelit-belit, lugas, singkat dan jelas
Contoh :
- Sebagaimana diumumkan bahwa praktikum biasanya dilaksanakan pada hari Senin (tidak
tepat)
Makna sebagaimana diumumkan mengandung makna sama dengan biasanya , oleh karena itu
pakailah salah satu saja
g. KEVARIASIAN :
Struktur diksi (pilihan kata) dan gaya dapat menciptakan variasi kalimat, selama variasi itu tidak
menimbulkan kesalah pahaman dalam komunikasi
- Seorang petugas ukur membidik target, dan yang lain mencatat hasil bacaannya
- Seorang petugas ukur membidik target, pada saat yang lain mencatat hasil bacaannya
4) Kata keterangan yang bebas, sangat mungkin ditukarkan tempatnya, misalnya di depan, di tengah
atau di belakang