Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

A.

Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan

1.

Pertumbuhan pada Tumbuhan

Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel
secara ireversibel (tidak dapat kembali ke bentuk semula). Pertumbuhan bersifat
kuantitatif artinya dapat dinyatakan dengan satuan bilangan. Ada tiga tahap proses
pertumbuhan pada tumbuhan, yaitu:
a.

Perkecambahan

Berdasarkan letak kotiledon pada saat berkecambah


perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal.
b.

Pertumbuhan primer

c.

Pertumbuhan sekunder

2.

Perkembangan pada Tumbuhan

dikenal

dua,

yaitu

Perkembangan pada tumbuhan adalah proses pertumbuhan dan diferensiasi


individu sel menjadi jaringan, organ, dan individu tanaman. Perkembangan bersifat
kualitatif artinya tidak dapat diukur dan dinyatakan dengan satuan bilangan.

B.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
pada Tumbuhan
1.

Faktor Internal

a.

Gen

Gen adalah substansi hereditas dan penentu sifat individu yang terdapat di dalam
kromosom.
b.

Hormon Tumbuhan (Fitohormon)

Fitohormon adalah senyawa organic (bukan nutrisi) yang dihasilkan oleh tumbuhan,
yang dalam kosentrasi rendah atau kecil dapat mengatur proses fisiologis. Ada
beberapa fitohormon yaitu geberelin, auksin, sitokinin, asam absisat, etilen, asam
traumalin, dan kalin.
2.

Fakor Eksternal

a.

Cahaya

Cahaya matahari merupakan sumber energy yang penting bagi tumbuhan, karena
dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Di sisi lain, cahaya dapat menghambat
pertumbuhan karena auksin jika terkena cahaya akan menjadi zat yang
menghambat pertumbuhan. Pertumbuhan yang sangat cepat dalam keadaan gelap
disebut etiolasi.
b.

Suhu

Suhu yang ideal bagi tumbuhan sehingga pertumbuhan dan perkembangan


berlangsung baik disebut suhu optimum (10C-38C).
c.

Kelembapan

Penguapan air akan meningkat apabila kelembaban rendah, akibatnya tumbuhan


dapat menyerap banyak nutrient. Keadaan ini memacu pertumbuhan tanaman.

d.

Nutrisi (Nutrian)

Biasanya tumbuhan mengambil nutrient dalam bentuk ion dan beberapa diambil
dari udara. Unsur makro yaitu unsur-unsur yang banyak dibutuhkan tanaman,
diantaranya C, O, P, H, K, N, S, Fe, Ca, dan Mg. Unsur mikronutrien yaitu unsur yang
dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit, diantaranya Mn, B, Cu, Cl, Zn, dan Mo.
e.

Air dan Oksigen

C.

Duplikasi Hasil Percobaan

Berikut ini format laporan penelitian ilmiah.


1.
Bagian depan, terdiri dari judul, kata pengantar, daftar isi, daftar table, daftar
gambar, daftar ilustrasi, dan abstrak.
2.
Bagian isi, terdiri dari pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil
dan pembahasan, kesimpulan dan saran, daftar pustaka, dan lampiran.

BAB 2
METABOLISME

A.

Pengertaian Metabolisme

Metabolisme adalah keseluruhhan reaksi kimia yang berlangsung di dalam tubuh


makhluk hidup yang terjadi di dalam sel. Metabolisme dibedakan menjadi dua
macam, yaitu katabolisme (reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa
sederhana dengan bantuan enzim) dan anabolisme (reaksi penyusunan zat dari
senyawa kompleks yang berlangsung didalam sel).
B.

Enzim (Biokatalisator)

Enzim adalah suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator dalam reaksi
penguraian dan penyusunan suatu zat yang terjadi di dalam sel makhluk hidup.
Biokatalisator adalah zat yang dapat mempercepat reaksi-reaksi biologi tetapi zat
itu sendiri tidak ikut bereaksi (tanpa mengalami poerubahan struktur kimia).
1.

Struktur Enzim

Secara kimia enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian yaitu
bagian protein yang disebut apoenzim dan bagian bukan protein disebut gugus
prostetik.
2.

Sifat-Sifat Enzim

a.

Sebagai biokatalisator.

b.
Merupakan suatu
dipengaruhi oleh pH).

protein

(dapat

menggumpal

c.

Dapat bekerja secara bolak-balik (irreversible).

d.

Hanya dapat bekerja untuk substratnya yang cocok.

e.

Diperlukan dalam jumlah sedikit.

pada

suhu

tinggi

dan

f.

Rusak oleh panas (denaturasi).

3.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kerja Enzim

a.
Suhu, enzim bekerja optimal pada suhu 30C-40C dan akan rusak pada suhi
tinggi.
b.
pH, enzim bekerja pada pH netral. Kerja enzim terhambat pada kondisi asam
atau basa.
c.

Kosentrasi enzim dan substrat.

d.

Activator (zat penggiat) dan inhibitor (zat penghambat).

4.

Cara Kerja Enzim

Cara kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua teori yaitu teori kunci gembok (lock
and key theory) dan teori ketetapan induksi (induced fit theory).
5.

Nomenklatur (Penanaman) dab Klasifikasi Enzim

Penanamaan enzim didasarkan pada substrat yang dipengaruhi dan reaksi kimia
yang terjadi ditambah dengan akhiran ase. Dan berdasarkan penggabungan dari
nama substrat dan jenis reaksi ditambah akhiran ase. Berdasarkan peristiwa yang
terjadi didalam suatu reaksi enzim ada dua, yaitu enzim desmolase dan enzim
hidrolase.
6.

Peranan Enzim

a.
Oksidasi yaitu
penambahan oksigen.

reaksi

pelepasan

molekul

hydrogen,

electron,

atau

b.

Reduksi yaitu reaksi penambahan hydrogen, electron, atau pelapasa oksigen.

c.

Hidrolisis.

d.

Dekarboksilasi yaitu pelepasan CO2 dan gugusan karboksil (-COOH).

e.

Fosforilasi yaitu reaksi penepasan fosfat.

f.

Dehidrasi yaitu reaksi penepasan H2O.

g.

Deaminase yaitu reaksi penepasan NH2.

h.

Transferase yaitu reaksi pemindahan suatu radikal.

C.

Katabolisme Karbohidrat

Katabolisme merupakan salah satu proses yang terjadi didalam sel hidup. Ada dua
macam respirasi karbohidrat yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob.
1.

Respirasi Anaerob

Respirasi anaerob merupakan respirasi yang menggunakan oksigen bebas untuk


mendapatkan energi. Respirasi anaerob terjadi dalam empat tahap, yaitu
a.

Glikolisis

Glikolisis adalah proses pengubahan molekul glukosa menjadi asam piruvat dengan
menghasilkan NADH dan ATP, yang berlangsung dalam sitoplasma (diluar
mitokondria).
b.

Dekarboksilasi Oksidatif Asam Pirufat (berlangsung pada matriks mitokondria)

Proses ini akan mengubah asam piruvat menjadi asetil Ko-A.


c.

Daur Krebs

d.

Transpor Elektron

2.

Respirasi Anaerob

Respirasi anaerob merupakan reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan


energi tanpa menggunakan O2 sebagai penerima electron akhir pada saat
pembentukan ATP.
D.
1.

Anabolisme Karbohidrat
Fotosintesis

Fotosintesis adalah peristiwa penyusunan zat organic (karbohidrat) dari zat


anorganik (H2O dan CO2) dengan bantuan cahaya matahari.
a.

Reaksi Terang atau Reaksi Hill

Reaksi ini terjadi di membrane tilakolid (didalam grana) kloroplas. Pada reaksi ini
terjadi proses fotolisis. Pada reaksi terang terdapat 2 fotosistem (unit pengumpul
cahaya dari membrane tilakoid) yaitu fotosistem I dan II. Dan ada 2 aliran elektron,
yaitu dari fotosistem I (P700) yang bersifat siklik, dan dari fotosistem II (P680)
bersifat nonsiklik.
b.

Reaksi Gelap (tanpa bantuan cahaya)

2.

Jalur C3, Jalur C4, dan Jalur CAM

3.

Jalur C2 (Jalur Gliolat atau Fotorespirasi)

Fotorespirasi ditemukan oleh pakar fisiologis dari USA yaitu J.P. Decker.
4.

Kemosintesis

Kemosintesis adalah peristiwa penyusunan bahan organik yang dilakukan dengan


energi yang diperoleh dari pemecahan senyawa kimia secara eksergonik.
E.

Keterkaintan antara Anabolisme dan Katabolisme

Dengan menggunakan bahan materi dari lingkungan akan terjadi proses anabolisme
di dalam tubuh makhluk hidup, kemudian materi itu diuraikan untuk diubah menjadi
energi lain yang diperlukan untuk menjalani aktivitas makhluk hidup melalui proses
katabolisme. Disimpulkan bahwa terjadinya proses katabolisme dapat digunakan
sebagai sumber energi bagi proses anabolisme.
F.

Keterkaitan antara Merabolisme Karbohidrat, Lemak, dan Protein

1.

Pembakaran karbohidrat dalam tubuh.

2.

Pembakaran lemak dalam tubuh.

3.

Pembakaran protein dalam tubuh.

BAB 3
SUBSTANSI GENETIK

A.

Materi Genetik

1.

Kromosom

Kromosom adalah badan yang berbentuk panjang seperti benang, yang berfungsi
membawa informasi genetik.
a.

Struktur Kromosom

1)
Sentromer (kinetokor) yaitu kepala kromosom yang berfungsi untuk
pergerakan kromosom dari daerah ekuator ke kutub masing-masing pada waktu
pembelahan sel.
2)

Lengan merupakan badan utama dari kromosom.

a)

Kromonema yaitu pita spiral yang mengalami penebalan.

b)
Kromomer yaitu penebala-penebalan pada kromonema yang berfungsi
sebagai pembawa sifat keturunan sehingga disebut lokus gen.
c)

Satelit yaitu bagian yang bulat di ujung kromosom.

d)
Lekukan yaitu bagian kromosom yang mengalami penyempitan sebelum
sampai ke ujung.
e)
Telomere
yaitu
ujung-ujung
kromosom
yang
bergabungnya kromosom yang satu dengan yang lainnya.
b.

menghalang-halangi

Bentuk Kromosom

1)
Metasentrik, sentromer ditengah sehingga kromosom tampak memiliki 2
lengan yang sama panjang.
2)
Submetasentrik, sentromer agak ditengah sehingga kedua lengan tidak sama
panjang.
3)

Akrosentrik, sentromer di dekat ujung kromosom.

4)

Telosentrik, sentromer di ujung kromosom.

Berdasarkan jumlah sentromernya kromosom ada 3, yaitu monosentrik (satu


sentromer), disentrik (2 sentromer), dan polisentrik (3 sentromer).
c.

Tipe dan Jumlah Kromosom

Pengaturan kromosom secara standar berdasarkan panjang, jumlah, serta bentuk


kromosom dari sel somatic suatu individu yang disebut kariotipe. Pada setiap sel
individu eukariotik, terdapat 2 tipe kromosom, yaitu:

1)
Kromosom tubuh (autosum), berfungsi mengatur dan mengendalikan sifatsifat tubuh makhluk hidup.
2)
Kromosom seks (gonosom), berperan dalam menentukan jenis kelamin
makhluk hidup.
2.

Gen dan Alel

Gen adalah sebstansi hereditas dan penentu sifat individu yang terdapat poada
lokus tertentu pada kromosom dan memiliki pasangan pada lokus yang sama di
kromosom homolog.
a.

Sifat Gen

1)

Sebagai zarah tersendiri yang terdapat di dalam kromosom.

2)

Mengandung informatik genetic.

3)

Dapat menduplikasi diri pada pembelahan.

b.

Fungsi Gen

1)

Mengatur perkembangan dan proses metabolisme individu.

2)

Mewariskan sifat dari generasi ke generasi.

3)

Mengontrol pembuatan polipeptida.

Alel adalah pasangan gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian pada
kromosom homolog dan mempunyai tugas yang sama atau berlawanan. Alel teridi
dari dua, yaitu:
a.
Alel tunggal yaitu jika suatu gen memiliki satu gen sealel sehingga hanya
muncul satu sifat.
b.
Alel ganda yaitu sika suatu gen memiliki lebih dari dua pasangan gen yang
sealel sehingga muncul beberapa sifat.

3.

DNA (Asam Deoksiribonukleat)

DNA adalah komponen yang paling penting dalam kehidupan karena sebagai
pembawa informasi genetic dari satu generasi ke generasi yang lain.
a.

Struktur Kimia DNA

DNA tersusun atas nukleotida-nukleotida sehingga merupakan polinukleotida. Satu


nukleotida terdiri dari nukleotida dan fosfat sedangkan satu nukleosida terdiri dari
satu gula pentose dan satu nitrogen berupa purin atau pirimidin. Setiap nulkeotida
dibentuk 3 macam molekul, yaitu:
1)

Gula deoksiribosa.

2)

Fosfat.

3)
Basa nitrogen, terdiri dari purin (berupa adenine (A) dan guanine (G)), dan
pirimidin (berupa timin (T) dan sitosin (C)).
b.

Sifat DNA

1)

DNA bersifat stabil.

2)

Jumlah keempat basa dalam DNA dan dalam tiap spesies tidak sama.

3)

Di dalam DNA, jumlah A = T dan jumlah G = C.

4)

DNA mampu melakukan penggandaan diri (replikasi).

c.

Replikasi DNA

Replikasi DNA adalah pembentukan DNA baru yang sama persis dengan DNA asal.
Hipotesis mengenai replikasi DNA ada tiga, yaitu:
1)
Hipotesis konservatif yaitu rantai polinukleotida lama tetap dan kedua rantai
polinukleotida yang dibentuk terdiri dari pasangan rantai poninukleotida baru.
2)
Hipotesis dispersive yaitu rantai polinukleotida lama putus-putus selanjutnya
setiap polinukleotida yang mengandung potongan dari polinukleotida asal dan
potongan dari polinukleotida pasangannya membentuk polinukleotida penggenap
baru.
3)
Hipotesis semikonserfatif yaitu rantai polinukleotida lama terpisah menurut
arah panjangnya dan tiap-tiap polinukleotida dapat membentuk pasangan
komplementernya.
4.

RNA (Asam Ribonukleat)

RNA adalah asam nukleat yang dibentuk oleh DNA melalui proses transkripsi.
a.

Struktur RNA

RNA terdiri dari rantai tunggal polinukleotida. Setiap nukleotida RNA terdiri dari 3
komponen yaitu gula fibrinosa, fosfat, dan basa nitrogen yang terdiri dari purin dan
pirimidin.
b.

Tipe-Tipe RNA

1)
RNA duta (RNA-d) atau messenger RNA (mRNA), yaitu RNA terbesar atau
terpanjang yang disintesis dalam nucleus, berfungsi sebagai pembawa kode genetic
dari DNA ke ribosom.
2)

RNA transfer (RNA-t), merupakan RNA yang rantainya pendek.

3)
RNA ribosom (RNA-r), merupakan komponen penyusun ribosom
jumlahnya paling banyak dan membantu dalam proses sintesis protein.

B.

SIntesis Protein

1.

Tahap-Tahap Sintesis Protein

yang

Sintesis Protein adalah proses penyusunan asam amino pada rantai pilipeptida
(protein). Langkah-langkah sintesis protein melalui dua tahap, yaitu:
a.

Transkripsi

Transkripsi adalah pencetakan RNA-d dan DNA. Transkripsi di dalam inti sel
berlangsung dalam 3 tahap, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.
b.

Translasi

Translasi adalah penerjemahan kode pada RNA-d dan oleh RNA-t.


2.

Kode Genetik

Kode gengetik merupakan urutan 3 basa dari 4 basa nitrogen (A, C, T, G) yang
terdapat di sepanjang RNA-d. kode 3 basa ini disebut kode triplet (kodon).
BAB 4

PEMBELAHAN SEL
A.

Pembelahan Amitosis, Mitosis, dan Meiosis

1.

Amitosis

Amitosis adalah proses pembelahan sel secara langsung yang tidak melalui
tahapan-tahapan pembelahan.
2.

Mitosis

Mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan 2 sel anak dengan jumlah
kromosom yang sama dengan jumlah kromosom sel induknya yaitu 2n. Sebenarnya
pembelahan miosis hanyalah sebagina dari siklus sel. Siklus sel adalah peristiwa
pertumbuhan sel menurut tahapan tertentu, dan setelah melalui semua tahapan
akan kembali ke tahapan semula. Siklus sel dapat dibagi menjadi dua tahapan,
yaitu interfase dan fase mitotic (M).
Secara garis brsar fase pembelahan miosis dibagi menjadi 2 fase, yaitu kariokinesis
dan sitokinesis. Kariokenesis dibagi menjadi empat subfase, yaitu profase,
metaphase, anaphase, dan telofase.

3.

Meiosis (Pembelahan Reduksi)

Meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan empat sel anakan dengan
jumlah kromosom setenganh dari jumlah kromosom sel induknya. Meiosis dibagi
menjadi 2 periode pembelahan, yaitu meiosis I dan meiosis II.
a.

Meiosis I

1)
Profase I, tahapan ini dibagi menjadi 5 subfase, yaitu leptoten, zigotten,
pakiten, diploten, dan diakenesis.
2)

Metaphase I

3)

Anaphase I

4)

Telofase I

b.

Meiosis II

1)

Profase II

2)

Metaphase II

3)

Anaphase II

4)

Telofase II

B.

Gametogenesis

1.

Gametogenesis pada Manusia dan Hewan Tingkat Tinggi

a.

Spermatogenesis

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma dalam testis.


b.

Oogenesis

Oogenesis adalah proses pembentukan ovum dalam ovarium.


2.

Gametogenesis pada Tumbuhan Biji

a.

Mikrosporognenesis

Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan serbuk sari (mikrospora) dalam


kepala sari.
b.

Megasporosenesis

Megasporogenesis adalah proses pembentukan sel gamet betina (ovum) didalam


bakal buah (ovarium).

BAB 5
HEREDITAS
A.

Genetika Mendel

Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) serta


segala seluk-beluknya secara ilmiah. Gregor Johann Mendel dikenal sebagai Bapak
Genetika karena berhasil menemukan prinsip dasar hereditas (penurunan sifat)
pada organisme.
1.

Istilah-Istilah untuk Hasil Eksperimen Mendel

a.

P = singkatan dari parental/induk.

b.

F = singkatan dari filial/keturunan.

c.

Fenopite adalah karakter atau sifat yang dapat diamati.

d.
Genotype adalah susunan genetic suatu individu, pada umumnya ditulis
dengan lambang.
e.

Gen = faktor penentu sifat organisme.

f.
Alel = pasangan gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian pada
kromosom homolog.
g.
Homozigot adalah suatu individu yang genotype-nya terdiri dari gen-gen yang
sama dari tiap jenis gen.
h.
Heterozigot adalah suatu individu yang genotype-nya terdiri dari gen-gen
yang berlainan dari tiap jenis gen.
2.

Hukum Mendel

a.

Hukum Mendel I (Hukum Segregasi)

Menyatakan bahwa dalam pembentukan sel gamet pasangan alel akan memisah
secara bebas. Hokum mendel I dapat dikaji dari persilangan monohybrid, yaitu
persilangan dengan satu sifat beda.

1)

Persilangan monohybrid dominasi penuh.

2)

Persilangan monohybrid intermediet.

3)

Persilangan resiprok.

4)

Persilangan balik (baskcross).

5)

Testcross (uji silang).

b.

Hukum Mendel II (Hukum Asortasi)

Menyatakn bahwa setiap gen dapat berpasangan secara bebas dengan gen lain,
namn untuk satu sifat tidak berpengaruh pada gen untuk sifat yang lain yang bukan
alelnya.
3.

Macam dan Jumlah Gamet serta Macam Fenotipe dari Persilangan

a.
Macam dan jumlah gamet dapat ditentukan dengan menggunakan rumus.
Rumus untuk jumlah gamet = 2n2 dan n = jumlah gen heterozigot.
b.
Macam gamet dan macam fenotipe untuk persilangan trihibrid, tetrahibrid,
dan seterusnya dapat ditentukan dengan fenotipe segitiga Pascal.

B.

Pola-Pola Hereditas

1.

Penyimpangan Semu Hukum Mendel

Penyimpangan semu hokum mendel terjadi karena adanya beberapa gen yang
saling memengaruhi dalam menghasilkan fenotipe. Macam-macam penyimpangna
semu hukum Mendel, yaitu:
a.

Epistatis dan Hipostatis

Epistatis dan hipostatis adalah interaksi beberapa gen, dimana gen yang bersifat
menututup disebut epistatis dan gen yang bersifat tertutupi disebut hipostatis.
Peristiwa epistatis dapat berupa epistatis dominan dan epistatis resesif.
b.

Interaksi dari Beberapa Gen (Atavisme)

Atavisme adalah interaksi dari beberapa gen yang menyebabkan munculnya satu
sifat yang berbeda dengan karakter induknya.
c.

Polimeri

Polimeri adalah difat yang muncul pada pembastaran heterozigot dengan sifat beda
yang berdiri sendiri tetapi memengaruhi karakter dan bagian yang sama dari suatu
organisme. Rasio fenotipe F2 pada peristiwa polimeri adalah 15:1.
d.

Kriptomeri

Kriptomeri adalah gen dominan yang seolah-olah tersembunyi apabila berdiri


sendiri dan pengaruhnya baru tampak apabila berada bersama-sama dengan gen
dominan lainnya. Rasio fenotipe F2 pada peristiwa kriptomeri adalha 9 : 3 : 4.
e.

Gen-Gen Komplementer

Gen-gen komplementer adalah peristiwa dimana gen-gen saling berinteraksi dan


saling melengkapi. Rasio fenotipe F 2 pada peristiwa gen-gen komplementer adalalh
9 : 7.

2.

Tautan, Pindah Silang, dan Gagal Berpisah

a.

Tautan

Tautan adalah peristiwa terbentuknya dua atau lebih gen yang menempati
kromosom yang sama.
b.

Pindah Silang (Crossing Over)

Pindah silang adalah peristiwa pertukaran sebagain gen-gen suatu kromatid dengan
gen-gen kromatid homolognya. Tempat persilangan dua kromatid disebut kiasma.
Adal 2 macam peristiwa pindah silang yaitu pindah silang tunggal (terjadi pada satu
tempat) dan pindah silang ganda (terjadi pada dua tempat atau lebih).
c.

Gagal Berpisah (Nondisjunction)

Gagal berpisah adalah peristiwa dimana kroosom tidak memisah pada waktu
meiosis.
3.

Determinasi Seks dan Tautan Seks

a.

Determinasi Seks (Penentuan Jenis Kelamin)

Jenis kelamin dapat ditentukan berdasarkan susunan kromosom seks. Beberapa


penentuan tipe jenis kelamin adalah tipe XX-YY, tipe XX-XO, tipe ZZ-ZW dan tipe
ploidi.
b.

Tautan Seks

Tautan seks adalah pembawa sifat keturunan/gen yang terdapat pada kromosom
kelamin (X atau Y) yang memengaruhi sifat keturunan.
4.

Gen Letal

Gen Letal adalah gen yang dapat menimbulkan kematian bila dalam keadaan
homozigot. Gen letal dibedakan menjadi 2, yaitu:
a.
Letal dominan,
homozigot dominan.

menyebabkan

individu

mati

apabila

mempunyai

gen

b.
Letal resesif, menyebabkan individu mati apabila mempunyai gen homozigot
resesif.
C.

Hereditas pada Manusia

1.

Golongan Darah

a.

Sistem ABO

Sistem ini termasuk alel langka karena dalam satu lokasi terdapat lebih dari satu
pasang alel. Golongan darah sistem ABO ditentukan oleh tiga macam alel, yaitu I O,
IA, dan IB.
b.

Sistem MN

Golongan darah sistem MN ditentukan oleh alel IM, dan IN.


1)

Golongan darah M bergenotipe IMIM.

2)

Golongan darah N bergenotipe ININ.

3)

Golongan darah MN bergenotipe IMIN.

c.

Sistem Rhesus (Rh)

Golongan darah sistem Rh ditentukan oleh 2 macam alel, yaity Rh dan rh.

1)

Golongan darah Rh+ bergenotipe RhRh atau Rhrh.

2)

Golongan darah Rh- bergenotipe rhrh.

2.

Penyakit Menurun

a.

Penyakit Menurun yang Tertaut Autosom

1)

Penyakit Menurun Tertaut Autosom yang Bersifat Resesif

a)
Gangguan mental, disebabkan karena tubuh tidak dapat menyintesis wnzim
yang dapat mengubah asam amino fenn=ilalanin menjadi asam amino tirosin.
b)
Albino, memiliki cirri-ciri penglihatan peka terhadap cahaya berintensitas
tinggi, pigmentasi kulit dan tubuh lainnya tidak normal.
c)
Sickle cell yaitu penyakit dimana sel darah merah penderita berbentuk bulan
sabit.
2)

Penyakit Menurun yang Tertaut Autosom yang Bersifat Dominan

a)

Polidaktili yaitu jumlah jari lebih dari lima.

b)

Brakidaktili yaitu cacat jari-jari memendek.

c)
Thalasemia adalah penyakit akibat rendahnya daya ikat eritrosit terhadap
oksigen karena kegagalan pembentukan hemoglobin
b.

Penyakit Menurun yang Tertaut Kromosom Seks (Genosom)

1)

Penyakit menurun tertaut kromosom X, yaitu:

a)

Hemophilia adalah penyakit darah sukar membeku saat terluka.

b)

Buta warna, ditentukan oleh resesif yang tertaut pada kromosom X.

c)

Gigi cokelat, disebabkan oleh gen dominan B yang tertaut kromosom X.

2)

Penyakit menurun tertaut kromosom Y, yaitu:

a)
Hipertrichosis adalah kelainan dimana tumbuhnya rambut pada bagian-bagina
tertentu di tepi daun telinga, dikendalikan oleh gen resesif (ht).
b)
Hystrix gravior adalah kelainan dimana pertumbuhan rambut yang kasar dan
panjang, mirip duri landak; dikendalikan oleh gen resesif (hg).
c)
Webbed toes adalah kelainan dimana pertumbuhan selaput diantara jari-jari,
dikendalikan oleh gen resesif (wt).
BAB 6
MUTASI

A.

Mutasi Gen dan Mutasi Kromosom

Mutasi adalah perubahn gen atau kromosom dari suatu individu yang bersifat
menurun. Orang yang menggunakn istilah mutasi adalah Hugo van Vries. Peristiwa
terjadinya mutasi disebut mutagenesis, sedangkan organisme yang mengalami
mutasi disebut mutan, dan faktor-faktor penyebab mutasi disebut mutagen. Pada
makhluk hidup, perubahan materi genetic dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.

Mutasi Gen (Mutasi Kecil/Point Mutation)

Mutasi gen adalah mutasi yang terjadi pada satu atau beberapa nukleotida, apabila
nukleotida pada DNA tersebut mendapatkan delesi (kehilangan nukleotida akibat

terlepas dari ikatannya), duplikasi (penggandaan), Inversi (terbaliknya letak


nukleotida), dan insersi (penyisipan). Mutasi gen dapat dibedakan menjadi 3, yaitu
mutasi tidak bermakna, mutasi ganda tiga, dan mutasi bingkai.
2.

Mutasi Kromosom (Mutasi Besar/Gross Mutation)

Mutasi kromosom adalah perubahan struktur dan jumlah kromosom yang sebagian
besar diakibatkan oleh kesalahan dalam meiosis dan sedikit dalam mitosis.
a.

Mutasi Karena Perubahan Jumlah Kromosom (Ploid)

1)
Euploid adalah mutasi kromosom yang melibatkan penambahan atau
pengurangan seperangkat genom (seluruh set kromosom). Berdasarkan jumlah
perangkat kromosonya, euploid ada 3, yaitu:
a)
Momoploid, oeganisme yang memilikij satu genom (n kromosom) dalam sel
tubuhnya.
b)
Diploid, organisme yang memiliki dua genom (2n kromosom) pada sel
soma/tubuh.
c)
Poliploid, organisme poliploid memiliki kromosom lebih dar dua genom.
Poliploid dibedakn menjadi 3 bedasarkan sumber kromosomnya, yaitu
(1)

Autopolyploid, jika poliploid terjadi pada kromosom homolog.

(2)

Alopoliploid, jika polipoid terhadi pada kromosom nonhomolog.

2)
Aneuploid (aneusomik) adalah mutasi kromosom yang terjadi tanpa
melibatkan seluruh perangkat kromosom atau genom, tetapi hanya mengangkut
satu kromosom dari genom. Aneuploid terjadi karena 2 hal, yaitu anaphase lag dan
nondisjunction.
Ada beberapa macam aneuoloid, yaitu:
a)
Nulisomik, mutasi yang terjadi karena kehilangan 2 kromosom homolog,
dengan rumus genom (2n-2).
b)
Monosomik, terjadi karena kehilangan satu
kromosom homolog, dengan rumus genom (2n-1).

kromosom

dari

sepasang

c)
Trisomik, terjadi karena berlebihan 1 kromosom, dengan rumus genom
(2n+1).
d)
Trisomik ganda, terjadi karena berlebihan 2 kromosom, dengan rumus genom
(2n+1+1).
e)
Tertasomik, terjadi karena kelebihan 2 kromosom sejenis, dengan rumus
genom (2n+2).
b.

Mutasi Karena Perubahan Struktur Kromosom (Aberasi)

1)

Delasi atau Defisiensi

Delesi adalah peristiwa hilangnya sebagian segmen kromosom karena patah.


Potongan kromosom yang memiliki sentromer gen-gennya tidak berfungsi,
sehinggga kromosom ini akan hilang/hancur dalam plasma. Ada empat macam
delesi, yaitu:
a)
Delesi terminal, yaitu pematahan kromosom didekat ujung suatu kromosom
yang mengakibatkan hilangnya bagian ujung tersebut.
b)
Delesi interstitial, yaitu terjadi jika kromosom patah pada dua tempat,
sehingga bagin tengah kromosom yang patah tersebut hilang.

c)
Delesi cincin, yaitu delesi pada kedua ujung kromosom dan kedua ujung
bertemu sehingga membentuk longkaran seperti cincin.
d)
Delesi loop, yaitu cincin yang membentuk lengkungan pada waktu meiosis
sehingga memungkinkan adanya kromoso lain (homolognya) yang tetap normal.

2)

Translokasi

Translokasi adalah peristiwa pertukaran potongan segmen kromosom ke potongan


kromosom lain yang bukan homolognya. Translokasi ada tiga macam, yaitu
translokasi homozigot, translokasi heterozigot, dan translokasi Robertson.
3)

Duplikasi

Duplikasi adalah peristiwa penambahan atau penggandaan diri satu kromosom


yang terjadi pada segmen kromosom tertentu.
4)

Inversi

Inversi adalah peristiwa perubahan letak gen akubat berpilinnya kromosom pada
saat meiosis sehingga terbentuk kiasma. Inversi ada dua, yaitu:
a)
Inversi parasintris, Inversi yang terjadi pada kromosom yang tidak memiliki
sentromer.
b)
Inversi perisentris, Inversi yang terjadi pada kromosom yang memiliki
sentromer.
5)

Katenasi

Katenasi adalah mutasi kromosom yang terjadi pada 2 kromosom yang bukan
homolognya yang pada saat pembelahan menjadi 4 kromosom, dimana ujungnya
saling bertemu sehingga membentuk lingkaran.
6)

Isoktromosom

Isokromosom adalah
mengalami duplikasi.

mutasi

kromosom

yang

B.

Macam Mutasi dan Penyebab Mutasi

1.

Macam Mutasi

terjadi

pada

saat

kromosom

a.
Berdasarkan tempat terjadinya pada jaringan tubuh, mutasi dibedakan
menjadi dua, yaitu mutasi somatic dan mutasi gametik.
b.
Berdasarkan faktor penyebanya, mutasi ada dua macam, yaitu mutasi alami
dan mutasi buatan.
2.

Penyebab Mutasi

a.
Mutagen kimia, diantaranya kolkisin, pestisida, nikotin, methanol, digitonim,
dan asam nitrit.
b.
Mutagen fisika, diantaranya ultraviolet, sinar kosmis, unsure radioaktif, dan
suhu tinggi.
c.
C.

Mutagen biologi, diantaranya bakteri dan virus.


Mutasi pada Manusia

Beberapa macam mutasi pada manusia yang tidak diakibatkan karena mutasi
buaatan, yaitu:
1.
Sindrom Down. Penderita sinromd down memiliki cirri-ciri leher pendek, keki
pendek, bertelapak tebal, berjalan lamban, mata sipit miring kesamping, bibir tebal,
lidah menjulur dengan air liur yang selalu menetes, keterbelakangna mental,
IQ 40, dan umumnya steril
2.
Sindrom Klineferlter. Penderitanya berjenis kelamin laki-laki tetapi mengalami
degenerasi pada tertisnya, cenderung bersifat kewanitaan, bersifat steril (mandul),
payudara membesar, rambut badan tidak tumbuh, tinggi badan berlebihan, tak
keterbelakangan mental jika kromosom X > 2.
3.
Sinrom Turner. Cirinya berjenis kelamin perempuan tapi ovariumnya
mengalami penyusutan, pada sisi leher tumbuh embelan daging, payudara tak
berkembang, kedua putting susu berjarak melebar, tinggi badan cenderung pendek,
kaki berbentuk X dan keterbelakangan mental.
4.
Sindrom Patau. Sirinya kepala kecil, mata kecil, tuli, polidaktili, sumbing
celah-celah langit, bisa terjadi pada pria dan wanita, punya kelainan otak, jantung,
ginjal, usus, dan keterbelakangan mental.
5.
Sindrom Jacobs. Cirinya laki-laki berperawakan tinggi, bertubuh normal, IQ
dibawah normal (80-95), wajah menakutkan, agresif, dan berperilaku kasar.
6.
Sindrom Cri Du Chat. Cirinya kepala kecil, leher pendek, hidung lebar,
penampakan wajah tak biasa, dan keterbelakangan mental.
D.

Dampak Mutasi bagi Manusia dan Makhluk Hidup Lain

1.
Dampak positif: meningkatkan hasil panen produksi pangan, menambah
keanekaragaman, berperan dalam proses penting untuk evolusi dan variasi genetic,
dapat mencitakan biji tanaman padi dan palawija berumur pendek, menghambat
pertumbuh-kembangan kanker dan AIDS, serta meningkatkan hasil antibiotic.
2.
Dampat negtif: dapat menyebabkan sindrom seperti pembahasan diatas, dan
radiasi yang disebabkan dari bom nuklir dan sinar radioaktif, bisa menimbulkan
penyakit berbahaya, dan cacat.

Anda mungkin juga menyukai