HIPOKALEMIA
NIM : 1811102412009
Tahun 2018/2019
A. Definisi
Kalium adalah penting untuk fungsi normal dari otot, jantung, dan saraf. Hal ini
memainkan peran penting dalam mengontrol aktivitas otot polos (seperti otot yang
ditemukan di saluran pencernaan) dan otot rangka (otot-otot ekstremitas dan dada),
serta otot-otot jantung. Hal ini juga penting untuk transmisi normal sinyal listrik seluruh
sistem saraf dalam tubuh.
Kadar normal kalium sangat penting untuk menjaga irama jantung normal listrik.
Kedua kadar kalium darah rendah ( hipokalemia ) dan kadar kalium darah tinggi
(hiperkalemia) dapat menyebabkan ritme jantung abnormal .
Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana kadar atau serum mengacu pada
konsentrasi dibawah normal yang biasanya menunjukkan suatu kekurangan nyata
dalam simpanan kalium total. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Hipokalemia didefinisikan sebagai kadar kalium serum yang kurang dari 3,5mEq/L.
(Price & Wilson, 2006)
B. Etiologi
Asupan kalium dari makanan yang menurun.
Kehilangan melalui saluran cerna.
Kehilangan melalui ginjal.disfungsi - ginjal tidak dapat bekerja dengan baik
karena suatu kondisi yang disebut Asidosis Tubular Ginjal (RTA). Ginjal akan
mengeluarkan terlalu banyak kalium. Obat yang menyebabkan RTA termasuk
Cisplatin dan Amfoterisin B.
Kehilangan yang meningkat melalui keringat pada udara panas.
Perpindahan kalium kedalam sel.(Price & Wilson, 2006).
Adapun penyebab lain dari timbulnya penyakit hipokalemia : muntah berulang-
ulang, diare kronik, hilang melalui kemih (mineral kortikoid berlebihan obat-obat
diuretik). (Ilmu Faal, Segi Praktis, hal 209)
C. Patofisiologi
Perbedaan kadar kalium dalam kompartemen ICF dan ECF dipertahankan oleh
suatu pompa Na-K aktif yang terdapat dimembran sel.Rasio kadar kalium ICF terhadap
ECF adalah penentuan utama potensial membran selpada jaringan yang dapat
tereksitasi, seperti otot jantung dan otot rangka. Potensial membran istirahat
mempersiapkan pembentukan potensial aksi yang penting untuk fungsi saraf dan otot
yang normal. Kadar kalium ECF jauh lebih rendah dibandingkan kadar di dalam sel,
sehingga sedikit perubahan pada kompartemen ECF akanmengubah rasio kalium
secara bermakna. Sebaliknya, hanya perubahan kalium ICF dalam jumlah besar yang
dapat mengubah rasio ini secara bermakna.
Salah satu akibat dari hal ini adalah efek toksik dari hiperkalemia berat yang dapat
dikurangikegawatannya dengan meingnduksi pemindahan kalium dari ECF ke ICF.
Selain berperan penting dalam mempertahankan fungsi nueromuskular yang normal,
kalium adalahsuatu kofaktor yang penting dalam sejumlah proses
metabolik.Homeostasis kalium tubuh dipengaruhi oleh distribusi kalium antara ECF dan
ICF,juga keseimbangan antara asupan dan pengeluaran.
D. Manifestasi klinis
1. CNS dan neuromuskular; lelah, tidak enak badan, reflek tendon dalam menghilang.
E. Pemeriksaan Diagnostik
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Kalium serum : penurunan, kurang dari 3,5 mEq/L.
2. Klorida serum : sering turun, kurang dari 98 mEq/L.
3. Glukosa serum : agak tinggi.
4. Bikarbonat plasma : meningkat, lebih besar dari 29 mEq/L.
5. Osmolalitas urine : menurun.
6. GDA : pH dan bikarbonat meningkat (Alkalosit metabolik).
(Doenges 2002, hal 1049).
F. Penatalaksanaan
G. Komplikasi
1) Adapun komplikasi dari penyakit hipokalemia ini adalah sebagai berikut :
2) Akibat kekurangan kalium dan cara pengobatan yang kurang hati-hati dapat
menimbulkan otot menjadi lemah, kalau tidak diatasi dapat menimbulkan
kelumpuhan.
3) Hiperkalemia yang lebih serius dari hipokalemia, jika dalam pengobatan
kekuarangan kalium tidak berhati-hati yang memungkinkan terlalu banyaknya
kalium masuk kedalam pembuluh darah.(Ilmu Gizi, 1991, hal 99)
4) Selain itu juga adapun hal-hal yang dapat timbul pada hipokalemia yaitu :
5) Aritmia (ekstrasistol atrial atau ventrikel) dapat terjadi pada keadaan hipokalemia
terutama bila mendapat obat digitalis.
6) leus paralitik.
7) Kelemahan otot sampai kuadriplegia.
8) Hipotensi ortostatik.
9) Vakuolisasi sel epitel tubulus proksimal dan kadang-kadang tubulus distal.
10) Fibrosis interstisial, atropi atau dilatasi tubulus.
11) PH urine kurang akibatnya ekskresi ion H+ akan berkurang.
12) Hipokalemia yang kronik bila ekskresi kurang dari 20 mEq/L.(Ilmu penyakit
Dalam, 2001, hal.308)
H. Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Hipokalemia
1. Identitas klien
Nama, jenis kelamin, alamat, usia, TTL dan sebagainya
2. Keluhan Utama
Lemah, nyeri otot, mual muntah,sesak nafas, dan dada berdebar debar
3. Riwayat penyakit keluarga
DM, hipertensi,hipotensi, serangan jantung dan sebaginya
4. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik,
mental, sosial, dan lingkungan. (Nasrul Effendy, 1995)
2) Sirkulasi
Tanda :* Hipotensi* Nadi lemah atau menurun, tidak teratur.* Bunyi jantung jauh.*
Perubahan karakteristik EKG.* Disritmis, PVC, takikardia / fibrasi ventrikel.
3) Eliminasi
Tanda :* Nokturia, poliuria bila faktor pemberat pada hipokalemia meliputi GJK atau
DM.* Penurunan bising usus, penurunan mortilitas, usus, ilues paralitik.* Distensi
abdomen.
Tanda :
I. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d penurunan frekuensi prnafasan
2. Ketidak efektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak mampuan
mencerna makanan
4. Defisit volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
5. Nyeri akut b.d agen cedera biologi
6. Hambatan mobilitas fisik gangguan neuromuscular
J. Intervensi keperawatan
no diagnosa noc nic
1 Penurunan curah Status sirkulasi 1. secara rutin mengecek
jantung 1. Tekanan sistol pasien baik secara fisik
2. Tekanan distol dan pisikologis sesuai
3. Tekanan nadi dengan kebijakkan tiap
4. Tekanan darah rata- agen/ penyedia layanan
rata 2. intruksikan klien
5. Saturasi oksigen pentingnya untuk
6. Urin output segera melaporkan bila
7. Capillary refill merasa nyeri dada
Ket: 3. monitoring EKG adakah
1) Deviasi berat perubahan segmen ST
2) Deviasi cukup berat Sebagaimana mestinya
3) Deviasi sedang 4. monitori tanda-tanda
4) Deviasi ringan vital
5) Tidak ada 5. catat tanda penurunan
curah jantung
8. Kelelahan
9. Edema perifer
10. wajah pucat
11. hipotensi ortostatik
ket:
1) berat
2) cukup berat
3) sedang
4) ringan
5) tidak ada