Anda di halaman 1dari 6

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN SIROSIS HEPATIS


DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
Perubahan volume cairan: Setelah x 24 jam Mandiri
kelebihan berhubungan pemberian asuhan □ Ukur masukan dan haluaran. Menunjukkan status volume sirkulasi, terjadinya/perbaikan
dengan gannguan mekanisme; keperawatan, pasien □ Catat keseimbangan positif perpindahan cairan, dan respon terhadap terapi. Keseimbangan
kelebihan natrium/masukan akan: (pemasukan melebihi pengeluaran). positif/peningkatan berat badan sering menunjukkan retensi
cairan □ Menunjukkan □ Timbang berat badan tiap hari. cairan lanjut. Catatan: penurunan volume sirkulasi (perpindahan
volume cairan stabil, □ Catat peningkatan lebih dari 0,5 kg/hari cairan) dapat mempengaruhi secara langsung fungsi/haluaran
DO: dengan urine, mengakibatkan sindrom hepatorenal.
□ Edema anasarka keseimbangan
□ Peningkatan berat pemasukan dan □ Awasi TD dan CVP. Peningkatan TD biasanya berhubungan fengan kelebihan
badan pengeluaran □ Catat JVD/distensi vena. volume cairan tetapi mungkin tidak terjadi karena perpindahan
□ Pemasukan lebih □ Berat badan cairan keluar area vaskuler. Distensi jugula eksternal dan vena
besar dari pengeluaran stabil abdominal sehubungan dengan kongesti vaskuler.
□ Oliguria □ Tanda vital
□ Perubahan berat berada dalam □ Auskultasi paru. Peningkatan kongesti pulmonal dapat mengakibatkan
jenis urine rentang normal konsolidasi, gangguan pertukanran gas, dan komplikasi, contoh:
□ Catat penurunan/tak adanya bunyi
□ Tidak ada edema paru.
napas dan terjadinya bunyi tambahan
edema (contoh: crackles).
Mungkin disebabkan oleh GJK. Penurunan perfusi arteri
□ Awasi disritmia jantung.
koroner, dan ketidakseimbangan elektrrolit.
□ Auskultasi bunyi jantung
□ Catat terjadinya irama gallop S3/S4
Perpindahan cairan pada jaringan sebagai akibat retensi natrium
□ Kaji derajat perifer/edema dependen dan air, penurunan albumin, dan penurunan ADH.

Menunjukkan akumulasi cairan (asites) diakibatkan oleh


□ Ukur lingkar abdomen kehilangan protein plasma/cairan ke dalam area peritoneal.
Catatan: akumulasi kelebihan cairan dapat menurunkan volume
sirkulasi menyebabkan defisit (tanda dehidrasi)

Dapat meningkatkan posisi rekumben untuk diuresis


□ Dorong untuk tirah baring bila ada asites
Menurunkan rasa haus
□ Berikan perawatan mulut sering;
kadang-kadang beri es batu (bila puasa)

Kolaborasi Penurunan albumin serum mempengaruhi tekanan osmotik


□ Awasi albumin serum dan elektrolit koloid plasma, mengakibatkan pembentukan edema. Penurunan
(khusunya kalium dan natrium) aliran darah ginjal menyertai peningkatan ADH dan kadar
aldosteron dan penggunaan diuretik (untuk menurunkan air total
tubuh) dapat menyebabkan berbagai
perpindahan/ketidakseimbangan elektrolit.

Kongesti vaskuler, edema paru, dan efusi pleural sering terjadi


□ Awasi seri foto dada
Natrium mungkin dibatasi untuk meminimalakn retensi cairan
□ Batasi natrium dan cairan sesuai dalam area ekstravaskuler. Pembatasan cairan perlu untuk
indikasi memperbaiki/mencegah pengenceran hiponatremia.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN SIROSIS HEPATIS
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
Risiko tinggi kerusakan Setelah x 24 jam Mandiri
integritas kulit berhubungan pemberian asuhan □ Lihat permukaan kulit/titik tekanan Edema jaringan lebih cenderung untuk mengalami kerusakan
dengan keperawatan, pasien secara rutin. dan terbentuk dekubitus. Asites dapat meregangkan kulit sampai
□ Gangguan akan: □ Pijat penonjolan tulang atau area pada titik robekan pada sirosis berat
sirkulasi/status □ Mempertahan yang tertekan terus menerus.
metabolik. kan integritas kulit □ Gunakan losion minyak;
□ Akumulasi garam □ Mengidentifik □ Batasi penggunaan sabun untuk
empedu pada kulit asi faktor risiko dan mandi
□ Turgor kulit buruk, menunjukkan Pengubahan posisi menurunkan tekanan pada jaringan edema
penonjolan tulang, perilaku/teknik □ Ubah posisi pada jadwal teratur, untuk mempebaiki sirkulasi. Latihan meningkatkan sirkulasi dan
adanya edema, asites. untuk mencegah perbaikan/mempertahankan mobilitas sendi.
saat di kursi/tempat tidur; bantu dengan
kerusakan kulit latihan rentang gerak aktif/pasif
Meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan edema pada
ekstremitas.
□ Tinggikan ekstremitas bawah
Kelembaban meningkatkan pruritus dan meningkatkan risiko
kerusakan kuli.
□ Pertahankan sprei kering dan bebas
lipatan Mencegah pasien dari cedera tambahan pada kulit khususnya
bila tidur.
□ Gunting kuku kaki hingga pendek;
□ Berikan sarung tangan bila Mencegah ekskoriasi kulit dari garam empedu.
diindikasikan
Menurunkan tekanan kulit, meningkatkan sirkulasi, dan
□ Berikan perawatan perineal setelah menurunkan risiko iskemia/kerusakan jaringan.
berkemih dan defekasi.
□ Gunakan kasur bertekanan tertentu, Mungkin menghentikan gatal sehubungan dengan ikterik, garam
kasur karton telur, kasur air, kulit domba, empedu pada kulit.
sesuai indikasi
□ Berikan losion kalamin, berikan
mandi soda kue. Berikan kolestiramin
bila diindikasikan.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN SIROSIS HEPATIS
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
Risiko tinggi pola pernafasan Setelah x 24 jam Mandiri
tidak efektif berhubungan pemberian asuhan □ Awasi frekuensi, kedalaman, dan Pernafasan dangkal cepat/dispnea mungkin ada sehubungan
dengan keperawatan, pasien upaya pernafasan. dengan hipoksia dan/atau akumulasi cairan dalam abdomen.
□ Pengumpulan cairan akan:
intraabdomen (asites); □ Mempertahan □ Auskultasi bunyi nafas Menunjukkan terjadinya komplikasi (contoh adanya bunyi
□ Penurunan ekspansi kan pola pernafasan □ Catat crackles, mengi, ronchi. tambahan menunjukkan adanya akumulasi cairan/sekresi; tak
paru; efektif dengan RR: ada/menurunkan bunyi atelektasis) meningkatkan risiko infeksi.
□ Akumulasi sekret; □ Bebas dispnea
□ Penurunan energi; dan sianosis □ Selidiki perubahan tingkat Perubahan mental dapat menunjukkan hipoksemia dan gagal
□ Kelemahan. □ Nilai GDA kesadaran pernafasan, yang sering disertai koma hepatik.
dan kapasitas vital
paru dalam rentang Memudahkan pernafasan dengan menurunkan tekanan pada
normal □ Pertahankan kepala tempat tidur diafragma dan meminimalkan ukuran aspirasi sekret.
tinggi. Posisi miring.
Membantu ekspansi paru dan memobilisasi sekret.
□ Ubah posisi dengan sering; dorong
nafas dalam, latihan dan batuk
Menunjukkan timbulnya infeksi, contoh pneumonia.
□ Awasi suhu.
□ Catat adanya menggigil,
meningkatnya batuk, perubahan
warna/karakter sputum.
Menyatakan perubahan status pernafasan, terjadinya komplikasi
Kolaborasi
paru.
□ Awasi seri GDA, nadi oksimetri,
ukur kapasitas vital, foto dada. Mungkin perlu untuk mengobati/mencegah hipoksia. Bila
pernapasan/oksigenasi tidak adekuat, ventilasi mekanik sesuai
□ Berikan tambahan O2 sesuai kebutuhan.
indikasi. Menurunkan insiden atelektasis, meningkatkan mobilitas sekret.

□ Bantu dengan alat-alat pernafasan,


contoh spirometri insentif, tiupan botol. Kadang-kadang dilakukan untuk membuang cairan asites bila
keadaan pernafasan tidak membaik dengan tindakan lain.
Siapkan untuk/bantu untuk prosedur, contoh:
□ Parasentesis Bedah penanaman kateter untuk mengembalikan akumulasi
cairan dalam abdomen ke sistem sirkulasi melalui vena kava,
memberikan penghilangan asites jangka panjang dan
□ Pirau peritoneovena. memperbaiki fungsi pernafasan.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN SIROSIS HEPATIS
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
Perubahan nutrisi kurang dari Setelah x 24 jam Mandiri
kebutuhan berhubungan asuhan keperawatan, □ Ukur masukan diet harian dengan Memberikan informasi tentang kebutuhan pemasukan/defisiensi. ;
dengan klien mampu: jumlah kalori
□ Diet tidak adekuat; Menunjukkan □ Timbang sesuai indikasi. Mungkin sulit untuk menggunakan berat badan sebagai
ketidak mampuan untuk peningkatan berat Bandingkan perubahan status cairan, indikator langsung status nutrisi karena ada gambaran
memproses/mencerna badan progresif riwayat berat badan, ukuran kulit trisep. edema/asites. Lipatan kulit trisep berguna dalam mengkaji
makanan. mencapai tujuan dengan perubahan massa otot dan simpanan lemak subkutan.
□ Anoreksia, nilai laboratorium
mual/muntah, tidak mau normal. □ Bantu dan dorong pasien untuk Diet yang tepat penting untuk penyembuhan. Pasien mungkin
makan, mudah kenyang Tidak mengalami tanda makan; jelaskan alasan tipe diet. Beri makan lebih baik bila keluarga terlibat dan makanan yang
(asites). malnutrisi lanjut. pasien makan bila pasien mudah lelah, atau disukai sebanyak mungkin.
□ Fungsi usus biarkan orang terdekat membantu pasien.
abnormal. Pertimbangkan pilihan makana yang
disukai.
DO:
□ Penurunan berat □ Dorong pasien untuk makan semua Pasien mungkin hanya makan sedikit gigitan karena kehilangan
badan makanan/makanan tambahan. minat pada makanan dan mengalami mual, kelemahan umum,
□ Perubahan bunyi malaise.
dan fungsi usus.
□ Tonus otot buruk. □ Berikan makanan sedikit dan sering. Buruknya toleransi terhadap makan banyak mungkin
□ Ketidak seimbangan berhubungan dengan peningkatan tekanan intra-abdomen/asites.
dalam pemeriksaan nutrisi.
□ Berikan tambahan garam bila Tambahan garam meningkatkan rasa makanan dan membantu
diizinkan; hindari yang mengandung meningkatkan selera makan; amonia potensial risiko
amonium. ensefalopati.

Membantu dalam menurunkan iritasi gaster/diare dan


□ Batasi masukan kafein, makanan ketidaknyamanan abdomen yang dapat mengganggu pemasukan
oral/pencernaan.
yang menghasilkan gas atau berbumbu dan
Perdarahan dari varises edofagus dapat terjadi pada sirosis berat.
terlalu panas atau terlalu dingin.
□ Berikan makanan halus, hindari
makanan kasar sesuai indikasi
Pasien cenderung mengalami luka dan/atau perdarahan gusi dan
rasa tak enak pada mulut dimana menambah anoreksia.
□ Berikan perawatan mulut sering dan
sebelum makan. Penyimpanan energi menurunkan kebutuhan metabolik pada
hati dan meningkatkan regenerasi seluler.
□ Tingkatkan periode tidur tanpa
gangguan, khususnya sebelum makan. Menurunkan rangsang gaster berlebihan dan risiko
iritasi/perdarahan.
□ Anjurkan menghentikan merokok.
Glukosa menurun karena gangguan glikogenesis, penurunan
Kolaborasi simpanan glikogen, atau masukan takadekuat. Protein menurun
□ Awasi pemeriksaan laboratorium, karena gangguan metabolisme, penurunan sintesis hepatik, atau
contoh glukosa serum, albumin, total kehilangan ke rongga peritoneal (asites). Peningkatan kadar
protein, amonia. amonia perlu pembatasan masukan protein untuk mencegah
komplikasi serius.

Pada awalnya, pengistirahatan GI diperlukan untk menurunkan

Anda mungkin juga menyukai