Disusun oleh :
SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Definisi
Infeksi saluran kemih adalah infeksi mikroorganisme pada saluran kemih yang disertai
adanya kolonisasi bakteri didalam urine (bakteriuria). Bakteriuria merupakan indikator utama
infeksi saluran kemih. Keberadaan bakteriuria yang menjadi indikasi infeksi saluran kemih yaitu
adanya pertumbuhan bakteri murni sebanyak 100.000 colony forming units (cfu/ml) atau lebih
pada biakan urin. Infeksi saluran kemih disebabkan oleh beberapa bakteri Gram negatif dan
Gram positif. Bakteri Gram negatif antara lain Escherichia coli, Proteus, Klebsiella,
Enterobacter sp, dan Pseudomonas sp sedangkan Gram positif antara lain Bacillus aureus,
Staphylococcus aureus, dan Tetracoccus. Penyebab terbanyak adalah bakteri Gram negatif dan
salah satu jenis spesies bakteri Gram negatif adalah Escherichia coli..
Patofisiologi
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang mengatur keseimbangan cairan tubuh
dan elektrolit dalam tubuh, dan sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dengan
mengeksresikan air yang dikeluarkan dalam bentuk urine apabila berlebih.Diteruskan dengan
ureter yang menyalurkan urine ke kandung kemih. Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih
atau urine bebas dari mikroorganisme atau steril. Masuknya mikroorganisme kedalam saluran
kemih dapat melalui :
Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi terdekat (ascending)
Hematogen
Limfogen
Eksogen sebagai akibat pemakaian berupa kateter.
Dua jalur utama terjadinya ISK adalah hematogen dan ascending,
a. Secara asending
Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain: factor anatomi
dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki-laki sehingga
insiden terjadinya ISK lebih tinggi, factor tekanan urine saat miksi, kontaminasi fekal,
pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian
kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi. Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.
Organisme dapat sampai di ginjal melalui aliran darah atau aliran getah bening.
b. Secara hematogen yaitu:
Sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah
penyebaran infeksi secara hematogen. Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan
fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu: adanya bendungan
total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat
jaringan parut, dan lain-lain.
Tetapi dari kedua cara ini ascendinglah yang paling sering terjadi. Kuman
penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari flora normal usus. Dan
hidup secara komensal di dalam introitus vagina, prepusium penis, kulit perineum, dan di
sekitar anus. Terjadinya infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan
antar mikroorganisme penyebab infeksi sebagai agent dan epitel saluran kemih
sebagai host.
Bermacam-macam mikroorganisme dapat menyebabkan ISK. Penyebab
terbanyak adalah Gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus yang
kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari gram negatif Escherichia coli menduduki
tempat teratas.Sedangkan jenis gram positif lebih jarang sebagai penyebab ISK
sedangkan enterococcus dan staphylococcusaureus sering ditemukan pada pasien
dengan batu saluran kemih. Kuman Escherichia coli yang menyebabkan ISK mudah
berkembang biak di dalam urine, disisi lain urine bersifat bakterisidal terhadap hampir
sebagian besar kuman dan spesies Escherichia coli. Sebenarnya pertahanan sistem
saluran kemih yang paling baik adalah mekanisme wash-out urine, yaitu aliran urine yang
mampu membersihkan kuman-kuman yang ada di dalam urine bila jumlah cukup.
Gejala klinis
Gejala klinis infeksi saluran kemih tidak khas dan bahkan pada sebagian pasien tanpa
gejala. Gejala yang sering ditemukan ialah disuria, polakisuria, dan terdesak kencing yang
biasanya terjadi bersamaan. Nyeri suprapubik dan daerah pelvis. Polakisuria terjadi akibat
kandungan kemih tidak dapat menampung urin lebih dari 500 mL karena mukosa yang meradang
sehingga sering kecing. Stranguria yaitu kencing yang susah dan disertai kejang otot pinggang
yang sering ditemukan pada sistitis akut. Tenesmus ialah rasa nyeri dengan keinginan
mengosongkan kandung kemih meskipun telah kosong. Nokturia ialah cenderung sering kencing
pada malam hari akibat kapasitas kandung kemih menurun. Ditemukan juga enuresis nokturnal
sekunder yaitu mengompol pada orang dewasa, prostatimus yaitu kesulitan memulai kencing dan
kurang deras arus kencing. Nyeri uretra, kolik ureter dan ginjal. Gejala pada anak-anak terjadi
malaise umum, demam, sakit perut, ngompol malam hari dan hambatan pertumbuhan sedangkan
pada orang lansia juga malaise, demam, inkontinensi, serta kadang-kadang perasaan kacau yang
timbul mendadak.
Gejala klinis infeksi saluran kemih sesuai dengan bagian saluran kemihyang terinfeksi
sebagai berikut:
1. Pasien infeksi saluran kemih bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa
sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-
sedikitserta rasa tidak enak di daerah suprapubik.
2. Pasien infeksi saluran kemih bagian atas dapat ditemukan gejala sakit
kepala,malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di
pinggang.
Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan ISK adalah mencegah dan menghilangkan gejala, mencegah dan
mengobati bakteriemia, mencegah dan mengurangi risiko kerusakan jaringan ginjal yang
mungkin timbul dengan pemberian obat-obatan yang sensitif, murah, aman dengan efek samping
yang minimal.
1. Terapi Nonfarmakologi Hindari stress.
Jangan terlalu lama menahan keinginan buang air kecil.
Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari
dubur tidak masuk ke dalam saluran kemih.
Kurangi makanan yang banyak mengandung gula.
Minum banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih sehari).
1. Terapi Farmakologi
BAB II
KASUS DAN PEMBAHASAN
KASUS 3 : URINARY TRACT INFECTION
Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 25 juni 2016 dengan keluhan nyeri pada daerah perut
bawah. Dirasakan seperti tertusuk-tusuk jarum, susah untuk BAK. Pasien mengatakan bahwa
sebelum dibawa ke Rumah Sakit, pasien telah dirawat di Puskesmas Bilo selama satu minggu,
karena tidak ada perubahan pasien dirujuk ke Rumah Sakit.
Kejernihan = keruh
pH = 4.5-8
Protein = (++)
Kristal = ++
Jamur = negative
Penatalaksanaan
Pada pasien ini telah diberikan terapi :
kotrimoksasol tablet 480 mg 3x1
Ibuprofen tablet 500 mg 3x1
Coamoxiclav 625 mg tab
PEMBAHASAN
FORM DATA BASE PASIEN
UNTUK ANALISIS PENGGUNAAN OBAT
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Ga No Rek Medik : 060865
Tempt/tgl lahir : - Dokter yg merawat :
Umur : 45 tahun Tgl MRS : 25/06/2016
Ras :-
Pekerjaan : Buruh pabrik
Sosial :-
Riwayat masuk RS
- Nyeri pada daerah pert nawah dirasa seperti tertusuk jarum, susah BAK.
Riwayat Sosial
-
Riwayat Alergi
-
Keluhan / Tanda Umum
Tanggal Subyektif Obyektif
Pemeriksaan Hasil Normal Keterangan
18/05/13 - Nyeri pada WBC 5,3 103/ml 5,0-10,0 103/ml Normal
bagian perut RBC 3,95 106/ml 4,00-5,5 106/ml Rendah
bawah, seperti HGB 8,1 g/dL 12,0-15,0 g/dL Rendah
tertusuk jrum
HCT 37,0 % 40,0-48,0 % Rendah
- Susah BAK
MCV 35,0 FL 80,0-95,0 FL Rendah
MCH 33,2 p/g 25,0-34,0 p/g Normal
MCHC 32,2 g/dL 32,0-36,0 g/dL Normal
PLT 100 103/ml 150-400 103/ml Rendah
Warna urin Kuning muda – Kuning muda Abnormal
kuning tua dan jernih
BJ 1,003-1,030 1,001-1,035 Normal
pH 4,5-8 4,8-7,4 Tinggi
Leukosit 1-5 /LBP 0-4 /LBP Tinggi
Eritrosit 0-2 /LBP 0-2 /LBP Normal
Epitel sel + /LBP 0-5 /LBP Normal
Protein ++ Negatif Tinggi
OBAT YANG DIGUNAKAN SAAT INI
Rute
No Nama Obat Indikasi Dosis ESO Outcome
Pemberian
1. Infus RL Pengganti 1 botol @ iv Panas, infeksi Menjaga
(Ringer
cairan tubuh 1000 ml 20 pada tempat keseimbangan
Laktat) 28 tpm
tetes per menit penyuntikan cairan tubuh
-
ASSESMENT
Problem
Subyektif Objektif Terapi DRP
medik
ISK Sistitis Nyeri pada pada perut Leukosit 1-5 Kotrimoksazol 480 mg Terapi sesuai
bagian bawah, susah /LPB Co amoxiclav 625 mg
BAK Eritrosit 0-
2/LPB
KIE
1. Pasien dianjurkan untuk bed rest
2. Pasien dianjurkan untuk mengkonsumsi air putih yang banyak dan tidak menunda BAK.
3. Pasien dianjurkan untuk diet rendah garam, diet daging berlemak, diet rendah protein, dan hindari
junk food.
DAFTAR PUSTAKA
Joseph T. Dipiro., et al. 2015. Pharmacotherapy Handbook Ninth Edition. Mc Graw Hill Medical. New
York.