BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menempati porsi paling banyak dibanding tenaga kesehatan lain dan merupakan
(Aditama, 2010).
yang ada baik SDM, alat, maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan
(Nursalam, 2007).
dicermati dan diperhatikan oleh tenaga perawat perawat agar perawat mampu
sesuai ilmu dan kiat yang dimiliki. Salah satu strategi untuk mengoptimalkan
dan efisien dan butuhkan tata kelola yang lebih baik. Tanpa adanya tata kelola
yang baik dan memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat serta peran aktif
menjadi teori semata. Untuk itu maka perawat perlu mengupayakan kegiatan
2007).
3
keperawatan dan sistem MAKP. Empat unsur tersebut digunakan sebagai bahan
(Nursalam, 2014).
yaitu dengan melaksanakan beberapa hal antara lain : penerapan model MAKP,
Menurut studi pendahuluan yang dilakukan oleh Asriani dkk pada bulan
jumlah responden saat pre test menyatakan kualitas pelayanan keperawatan baik
sebanyak 10 responden (62,5%) dan post test sebanyak 16 responden (100%) dan
didapatkan nilai (p)= 0,014. Kesimpulan dari kedua penelitian terdahulu ini
yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. Discharge planning disebut
juga sebagai bagian integral dari asuhan keperawatan dirumah sakit, karena dalam
pulang, serta pemberian informasi singkat mengenai jadwal kontrol pasien, obat
yang harus diminum serta diet yang harus dipenuhi atau dihindari (Susmadi &
morbiditas (Pemila, 2011). Berdasarkan hal ini perawat mempunyai peran penting
pengetahuan yang baik sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti dan
maka perlu dilakukan suatu penelitian tentang suatu rancangan discharge planning
optimal dan terlaksana secara terstruktur dimulai dari pengkajian saat pasien
masuk hingga keluar rumah sakit yaitu dengan pengembangan model discharge
mencegah dan meningkatkan kondisi kesehatan pasien, dan sebagai anggota tim
masuk pertama kali ke rumah sakit sampai hari pemulangan. Perawat mengkaji
semua perubahan kondisi pasien. Pasien harus mempunyai informasi dan sumber
yang diperlukan untuk kembali ke rumah. Kemudian, kesimpulan data pasien atau
untuk pasien dan dapat meningkatkan kemandirian, dan kesiapan keluarga saat di
rumah (Perry & Potter, 2005). Laporan mengenai kurang optimalnya pelayanan
(Sulistiawati, 2016).
juga di dunia. Penelitian yang dilakukan oleh Masumeh Gholizadeh dkk pada
prioritas dalam sistem kesehatan Iran karena mereka memiliki sedikit tenaga kerja
dan banyak beban kerja. Untuk meningkatkan kualitas pekerjaan, yang penting
7
yang dilakukan oleh Shu- Cuan Lin dkk pada thun 2012 perencanaan pemulangan
pasien dan keluarga dan peningkatan kualitas hidup pasien. Namun, pasien yang
menerima layanan perencanaan pulang masih dalam minoritas. Lebih dari tiga
perawatan jangka panjang pasca operasi tidak memadai, dan hingga 94,1% pasien
Damawiyah dkk pada bulan Februari tahun 2017 di RS. Islam Surabaya
mengatakan bahwa perencanaan pulang hanya dilakukan pada saat pasien akan
pulang saja yaitu berupa petunjuk pasien pulang. Pemberian health education
kepada pasien dan keluarga masih bersifat incidental, diberikan jika ada
pertanyaan dari pasien atau keluarganya saja dan belum dikemas dalam format
pendidikan kesehatan. Dan pelitian lain yang dilakukan oleh Erni Suprapti dkk
pada tahun 2016 terhadap 60 pasien TB paru yang dirawat di RSUD Tugurejo dan
dilakukan perawat 46,6% belum maksimal jika ditinjau dari aspek pengetahuan,
dini dan yang tidak dilakukan discharge planning didapatkan hasil bahwa pasien
yang diberikan Discharge planning secara dini memiliki informasi yang memadai
secara dini.
model Fungsional (Bukan MAKP), model kasus, model tim, model primer, dan
model moduler (tim-primer). Rawat Inap Ambun Suri lantai 1-4 sudah
Studi pendahuluan yang dilakukan oleh Betty pada tahun 2016 di RSUD
yang memiliki discharge planning yang baik. Discharge planning baik dengan
kualitas hidup yang sangat baik lebih banyak yaitu 21 (67,7%), discharge
planning baik dengan kualitas hidup baik yaitu 9 (29%), discharge planningbaik
kualitas hidup sangat baik yaitu 18 (94,7%), discharge planning kurang baik
dengan kualitas hidup baik 0 (0%), discharge planning kurang baik dengan
kualitas hidup sedang 1(5,3%). Hasil analisis diperoleh pvalue = 0,034< (a=0,05)
9
yaitu ada hubungan antara discharge planning dengan kualitas hidup pasien pasca
perawat di Rawat Inap Ambun suri lantai 1-4 RSUD Achmad Mochtar
Bukittinggi pada bulan Agustus 2018 didapatkan data jumlah perawat yang
bertugas diruang rawat bedah lantai satu sebanyak 22 perawat, diruang rawat
bedah lantai dua sebanyak 20 perawat, di ruang rawat interne lantai tiga sebanyak
24 perawat dan di ruag rawat interne lantai 4 sebanyak 15 perawat dan saat
MAKP sesuai prosedur, timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift dan
ketika pasien akan pulang saja, atau minimal dari hari ke-3 rawatan.
B. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan mendalam
variabelnya. Oleh sebab itu, penulis membatasi diri hanya berkaitan dengan
Planning yang baik akan meningkatkan pelayanan kesehatan pada pasien di Rawat
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Rawat Inap Ambun Suri Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
Bukittinggi.
11
E. Manfaat
Sesuai dengan Rumusan Masalah dan tujuan yang hendak dicapai, maka
manajemen keperawatan.
2. Bagi Peneliti
sakit.
Tahun 2018. Partisipan dalam penelitian ini adalah semua perawat ruangan yang
bertugas di ruang Rawat Inap Ambun Suri RSUD Dr. Achmad Mochtar
hanya dijalankan ketika pasien akan pulang saja. Populasi penelitian ini adalah
seluruh perawat yang ada di ruang Rawat Inap Ambun Suri RSUD Dr. Achmad
data penelitian meliputi analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji
Chi-Square.