Disusun oleh:
Tingkat III Keperawatan
ii
KELAS BALIKPAPAN
TAHUN AJARAN
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Teori Komplementer dan Home Care Nursing Praktis”. Meskipun masih
banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga berterima kasih atas beberapa pihak yang telah membantu dan
memberi tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai beberapa hal
yang bersangkutan dengan materi tersebut. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2
1. Herbal Medicine..................................................................................4
A. Kesimpulan..............................................................................................13
B. Saran.........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA 14
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan
dalam pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional
ke dalam pengobatan modern (Andrews et al., 1999). Terminologi ini dikenal
sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks
dalam pelayanan kesehatan (Crips & Taylor, 2001). Terapi komplementer juga
ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh
bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah
keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam
kesatuan fungsi (Smith et al., 2004). Perkembangan terapi komplementer akhir-
akhir ini menjadi sorotan banyak negara. Pengobatan komplementer atau
alternatif menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan di Amerika Serikat
dan negara lainnya (Snyder & Lindquis, 2002). Estimasi di Amerika Serikat 627
juta orang adalah pengguna terapi alternatif dan 386 juta orang yang
mengunjungi praktik konvensional (Smith et al., 2004). Data lain menyebutkan
terjadi peningkatan jumlah pengguna terapi komplementer di Amerika dari 33%
pada tahun 1991 menjadi 42% di tahun 1997 (Eisenberg, 1998 dalam Snyder &
Lindquis, 2002). Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan
pengobatan masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit
klien bertanya tentang terapi komplementer atau alternatif pada petugas
kesehatan seperti dokter ataupun perawat. Masyarakat mengajak dialog perawat
untuk penggunaan terapi alternatif (Smith et al., 2004). Hal ini terjadi karena
klien ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan pilihannya, sehingga
apabila keinginan terpenuhi akan berdampak ada kepuasan klien. Hal ini dapat
menjadi peluang bagi perawat untuk berperan memberikan terapi komplementer.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari terapi komplementer?
2. Apa saja jenis-jenis terapi komplementer?
3. Bagaimana fokus terapi komplementer?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami definisi dari terapi komplementer.
2. Mengetahui dan memahami jenis-jenis terapi komplementer.
3. Memahami fokus terapi komplementer.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer
adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan, sehingga untuk Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk
pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan
tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu
digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara.
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam sistem
pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara umum
tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional (Widyatuti, 2012).
3
sentuhan, reiki, external qi gong magnet) terapi ini kombinasi antar energi
dan bioelektromagnetik.
4
b) Bebas toksin
Obat herbal bebas racun sehingga aman dikonsumsi siapa
pun, bahkan seringkali memberikan efek meluruhkan
racundalam tubuh (detoksifikasi).
c) Mudah diproduksi
Obat herbal adalah hasil pengolahan yang sederhana atas
akar, umbi, buah, bunga, kulit kayu dan bagian
tanaman lainnya. Kesederhanaan prosesnya membuat
pengolahan obat herbal tidak memerlukan teknologi canggih
dan modal riset yang besar. Banyak obat herbal yang
diproduksi oleh usaha rumah tangga yang dipasarkan dari pintu
ke pintu. Berkat internet, kini distribusi obat herbal semakin
mudah dan mendunia.
d) Menghilangkan akar penyebab penyakit
Obat herbal tidak hanya berkhasiat menyembuhkan gejala
penyakit, tetapi juga menghilangkannya hingga ke
akar penyebabnya. Hal ini karena efek obat herbal bersifat
holistik (menyeluruh) sehingga tidak hanya berfokus pada
penghilangan penyakit tapi juga pada peningkatan sistem
kekebalan tubuh untuk melawan penyakit.
e) Bisa dibeli siapa saja dan di mana saja
Siapa pun boleh membeli obat herbal di mana pun. Anda
tidak perlu resep dokter atau pergi ke apotik untuk
membelinya. Namun, sebaiknya konsumen
berkonsultasi dengan dokter bila mengkonsumsi obat herbal
bersamaan dengan obat farmasi karena dikhawatirkan
terjadi interaksi obat.
f) Murah
Dibandingkan dengan obat-obatan farmasi, obat herbal
relatif lebih murah. Hal ini karena obat herbal tidak perlu
membayar biaya paten atau dana riset yang besar. Di masa
mendatang, harga obat-obatan herbal bahkan dapat jauh lebih
murah bila skala produksinya lebih efisien.
g) Multi-khasiat
Obat herbal dapat digunakan untuk pengobatan lebih dari
satu penyakit. Misalnya Habbatussauda (jintan hitam) bisa
membantu menghilangkan asam urat, diabetes, migren, kanker
5
sampai hepatitis. Bawang putih tidak hanya bersifat antivirus
namun juga menurunkan kadar kolesterol dan menguatkan
jantung. Banyak sekali bahan alami lainnya yang multi-khasiat
seperti itu.
2) Kelemahan:
a) Efek samping langsung atau terakumulasi, hal ini terjadi
karena obat modern terdiri dari bahan kimia yang murni baik
tunggal maupun campuran. Bahan kimia bersifat tidak
organis dan murni sehingga bersifat tajam dan reaktif (mudah
bereaksi) sedangkan tubuh kita bersifat organis dan
kompleks, sehingga bahan kimia bukan merupakan bahan
yang benar-benar cocok untuk tubuh. Penggunaan bahan
kimia untuk tubuh terpaksa dilakukan dengan berbagai
batasan dan dalam tingkat masih dapat diterima atau
ditoleransi oleh tubuh.
b) Sering kurang efektif untuk penyakit tertentu, hal ini dapat
kita lihat banyak penyakit belum ditemukan obatnya,
sehingga obat yang digunakan lebih banyak bersifat
simptomatis dan digunakan terus menerus sesuai gejalanya.
Beberapa penyakit bahkan belum diketahui sebabnya. Pasien
sering harus berulang-ulang ke klinik dan tidak mengalami
banyak kemajuan atau bahkan memburuk keadaannya.
6
dilakukan sangat tergantung pada usia, berat badan, kondisi kesehatan
dan banyaknya kegiatan yang dilakukan dalam sehari
c. Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit
1) Salah satu bentuk terapi diet
2) Penunjang pengobatan
3) Tindakan medis
d. Tujuan Terapi Diet
1) Memperoleh status gizi yang baik
2) Memperbaiki defisiensi gizi
3) Mengistirahatkan organ tubuh
4) Menyesuaikan asupan/intake dengan kemampuan tubuh
5) Mengubah berat badan bila diperlukan
7
Menggunakan music untuk menunjukkan kebutuhan fisik, psikologis,
kogniti dan sosial individu yang menderita cacat dan peny.
f. Usaha Pemulihan (doa)
Berbagai tehnik yang menggunakan dalam banyak budaya yang
menggabungkan pelayanan, kesabaran, cinta atau empati dengan target
doa.
g. Psikoterapi
Pengobatan kelainan mental dan emosional dengan tehnik psikologi
h. Yoga
Tehnik yang befokus pada susunan otot, postur, mekanisme pernafasan
dan kesadaran tubuh.
8
1) Cedera : sprain, strain, dislokasi dan jenis trauma lain. Manual
therapy biasanya dikombinasikan dengan metode lain seperti
imobilisasi, obat dan jenis fisioterapi yang lain.
2) Nyeri punggung dan nyeri leher merupakan kedua kasus nyeri
yang paling sering dijumpai dan dapat diatasi dengan manual
therapy. Nyeri leher yang sering terjadi adalah pada bagian dasar
dan samping leher. Nyeri leher ini dapat menimbulkan nyeri
kepala. Jenis nyeri leher yang paling sering dijumpai adalah
whiplash akibat gerakan yang mendadak.
3) Arthritis yang merupakan kelompok peradangan sendi yang dapat
berupa osteoarthritis, rhematoid arthritis maupun ankylosing
spondilitis
4) Nyeri bahu dalam bentuk bahu beku (frozen
shoulder) merupakan gangguan bahu yang umumnya dapat
diperbaiki dengan manual therapy. Jenis lain nyeri bahu adalah
cedera rotator cuff (otot yang menghubungkan tendo dengan tulang
humerus) serta shoulder impingement syndrome yang terjadi akibat
penekanan tendon rotator cuff tendon dan bursa subacromial.
5) Tendinitis (radang pada tendon) yang pada umumnya diakibatkan
oleh penggunaan yang berlebihan.
6) Bursitis (radang pada bursa yang merupakan kantong berisi cairan
yang berfungsi untuk melicinkan gerakan antar jaringan). Bursa
yang mengalami peradangan umumnya berada pada area bahu,
siku, pinggang dan lutut.
7) Nyeri kepala yang meliputi tension headache (perasaan kepala
terasa penuh dan seperti diikat), migraines (nyeri berdenyut yang
sering disertai dengan mual) dan cluster headache (yang merupakan
nyeri kepala yang tajam yang dirasakan pada satu sisi kepala.
8) Carpal tunnel syndrome yang merupakan penekanan saraf
pergelangan tangan yang mengakibatkan nyeri pada area tersebut
9) Fibromyalgia yang merupakan gangguan otot dan tulang yang
sering disertai dengan nyeri, kelemahan, dan gangguan tidur.
10) Complex regional pain syndrome yang merupakan rasa nyeri yang
timbul setelah terjadi cedera pada lengan atau tungkai. Rasa nyeri
sering dideskripsikan sebagai rasa seperti terbakar.
9
11) Myofascial pain syndrome (MPS) yang merupakan kondisi kronis
yang terjadi pada satu serabut otot atau lebih yang dapat
diakibatkan oleh benturan maupun penggunaan yang berlebihan.
12) Gangguan persendian temporomandibular yang menghubungkan
rahang dengan tengkorak kepala. Gangguan ini dapat timbul karena
benturan maupun infeksi.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat Indonesia sudah mengenal adanya terapi tradisional seperti
jamu yang telahberkembang lama. Kenyataannya klien yang berobat di berbagai
jenjang pelayanan kesehatan tidak hanya menggunakan pengobatan Barat (obat
11
kimia) tetapi secara mandiri memadukan terapi tersebut yang dikenal dengan
terapi komplementer. Perkembangan terapi komplementer atau alternatif sudah
luas, termasuk didalamnya orang yang terlibat dalam memberi pengobatan
karena banyaknya profesional kesehatan dan terapis selain dokter umum yang
terlibat dalam terapi komplementer. Hal ini dapat meningkatkan perkembangan
ilmu pengetahuan melalui penelitian-penelitian yang dapat memfasilitasi terapi
komplementer agar menjadi lebih dapat dipertanggungjawabkan.
B. Saran
Perawat sebagai salah satu profesional kesehatan, dapat turut serta
berpartisipasi dalam terapi komplementer. Peran yang dijalankan sesuai dengan
peran-peran yang ada. Arah perkembangan kebutuhan masyarakat dan keilmuan
mendukung untuk meningkatkan peran perawat dalam terapi komplementer
karena pada kenyataannya, beberapa terapi keperawatan yang berkembang
diawali dari alternatif atau tradisional terapi. Kenyataan yang ada, buku- buku
keperawatan membahas terapi komplementer sebagai isu praktik keperawatan
abad ke 21. Isu ini dibahas dari aspek pengembangan kebijakan, praktik
keperawatan, pendidikan, dan riset. Apabila isu ini berkembang dan terlaksana
terutama oleh perawat yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan tentang
terapi komplementer, diharapkan akan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
sehingga kepuasan klien dan perawat secara bersama-sama dapat meningkat
(HH, TH).
DAFTAR PUSTAKA
Harmanto. 2012. Herbal dan Jamu (Pengaruh Dan Efek Sampingnya) Jakarta :
Kumpulan Jurnal Farmasi.
12
Saputra, Koesnandi, 2008. Akupuntur Klinik. Akupunturis PAKSI Salatiga..
dr. Novita Intan Arovah, MPH., Dasar-dasar Fisioterapi pada Cedera Olahraga
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-terapi-manual-
manual-therapy-pada-fisioterapi/12967/2 (diakses pada tanggal 18
Agustus 2018).
13