Anda di halaman 1dari 44

Review IKM tahun 2018

Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

AKM
1. Batasan AKM : suatu proses yang menyangkut perencanaan
penggorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian, dan
penilaian terhadap sumber, tata cara dan kesanggupan yang tersedia unutk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan akan kesehatan, perawatan kedokteran
serta lingkungan yang sehat dengan jalan menyediakan dan
menyelenggarakan pelbagai upaya kesehatan yang ditujukan kepada
perorangan, kelompok, ataupun masyarakat.

Ruang Lingkup AKM :


a. Kegiatan FUNGSI ADMINISTRASI (Perencanaan, pelaksanaan, penilaian)
b. Obyek dan Subyek  SISTEM KESEHATAN (Pelayanan Kesehatan, Bantuan
Dana, Manajemen, Sumber Daya Kesehatan, Pengorganisasian Sumber
Daya)

Manfaat AKM :
1. Dapat dikelolanya perangkat kesehatan yang dimiliki secara effektif dan
effisien.
2. Kebutuhan dan tuntutan kesehatan dapat dipenuhi secara tepat dan
sesuai.
3. Pelayanan kesehatan dapat disediakan dan diselenggarakan dengan
sebaik-baiknya.
(kemudahan dalam perencanaan, dapat dimonitor, diawasi, diukur dan
terlaporkan serta dipertanggungjawabkan).

2. SKN (Sistem Kesehatan Nasional) : Suatu tatanan yang mencerminkan upaya


bangsa indonesia untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai
perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam pembukaan
undang-undang dasar 1945

Subsistem SKN : Sistem Yankes (Pelayanan Kedokteran & Pelayanan Kes.


Masy.), Sistem pembiayaan kes, Sistem SDM kes, Sistem obat & pembekalan
kes, Sistem pemberdayaan masy, Sistem manajemen (AKM, Info kes, Hukum
kes, IPTEK)

Sistem YanKes : Setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersamasama


dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
kelompok maupun masyarakat.
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

Persyaratan Pokok YanKes: Sesuai dengan kebutuhan pemakai jasa


pelayanan, Dapat dijangkau oleh mereka yang membutuhkan (Jarak, lokasi dan
pembiayaannya), Sesuai dengan prinsip ilmu kesehatan dan ilmu keduokteran
serta teknologi kedokteran.

Strata Pelayanan:
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (Primary Health Care).
 Pelayanan kesehatan dasar yang dibutuhkan sebagian besar masyarakat.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (Secondary Health Service).  Untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan pada
tingkat pertama. Diperlukan spesialis yang ahli dalam bidang-bidang
spesifik.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (Tertiary Health Service).
 Dikhususkan untuk menangani kasus-kasus yang kompleks.

4 Jenis YanKes :
1. Promotif (peningkatan kesehatan).
2. Preventif (pencegahan penyakit).
3. Kuratif (penyembuhan penyakit) 4. Rehabilitatif (pengembalian fungsi).

Sistem Rujukan: suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang


melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap suatu kasus
penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dalam arti dari unit yang
kemampuannya kurang kepada unit yang lebih mampu) atau secara horizontal
(dalam arti antar unit yang setingkat kemampuannya)

Macam rujukan : 1.rujukan upaya kesehatn perorangan (rujukan


kasus,spesimen, ilmu pengetahuan), 2. Rujukan upaya kesehatan masyarakat
(rujukan sarana dan logistik,tenaga, operasional)
Pembagian wewenang dokter pengirim rujukan dan dokter penerima rujukan:
Interval referral (dokter menyerahkan wewenang & tanggung jawab
penderrita untuk jangka waktu tertentu), colateral referal (satu masalah
kedokteran khusus), cross referal (sepenuhnya), split referral (beberapa
dokter).
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

3. Proses Kegiatan AKM (POAC) :


INPUT (Perangkat Administrasi: sumber (tenaga, sarana, dana, sumber alam),
tata cara dan kesanggupan)PROSES (Fungsi Administrasi : POAC(planning,
organizing, actualing, controling, evaluation))  OUTPUT
(Tujuan: Kebutuhan kesehatan, tuntutan kesehatan)

4. PHC : kontak pertama individu, keluarga atau masyarakat dengan sistem


pelayanan kesehatan Atau upaya kesehatan yg esensial yg secara universal
mudah dijangkau oleh perorangan dan keluarga dalam masyarakat dgn cara yg
dpt diterima oleh mereka dgn peran serta penuh mereka dan dgn biaya yg dpt
ditanggung oleh masyarakat dan Negara yg bersangkutan.
Konsep PHC : Bagian integral dari SKN & pembangunan Sosialekonomi, perlu
peran serta masyarakat, pelayanan kesmas dari oleh untuk masyarakat. PHC
meliputi: perbaikan gizi, penyediaan air bersih, sanitasi dasar, KIA dan KB,
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit, pendidikan kesehatan,
pengobatan.

Puskesmas : Unit pelaksana teknis dari Dinkes kabupaten/kota yang


bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau
sebagian wilayah kecamatan. Sebagai unit pelaksana teknis : melaksanakan
sebagian tugas Dinkes Kab/Kota
Tujuan Puskesmas : Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemauan hidup sehat
bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.
Visi Puskesmas : Tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia
sehat.
Indikator Kecamatan Sehat : 1. Lingkungan Sehat, 2. Perilaku Sehat, 3.
Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, 4. Derajat kesehatan penduduk
kecamatan setinggi-tingginya.
Fungsi Puskesmas :
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan


• Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah
kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan
kesehatan.
• Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.
• Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga &
masyarakat.
• Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri
dan masyarakat untuk hidup sehat.
• Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk pembiayaan.
• Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan
program kesehatan
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
• Pelayanan kesehatan perorangan
• Pelayanan kesehatan masyarakat

Upaya Puskesmas :
Upaya wajib(upaya KIA dan KB, upaya promkes, upaya kesling, upaya
perbaikan gizi, upaya pengobatan dasar, upaya pemberantasan dan
pencegahan penyakit menular). Upaya pengembangan (upaya kesehatan
sekolah, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan lansia, upaya kesehatan gigi
mulut, upaya kesehatan jiwa). Upaya kesehatan penunjang (laborat dan
kesehatan masyarakat & pencatatan dan pelaporan)

5. Kegiatan Manajemen Puskesmas :


Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

6. Sistem Pembiayaan Kesehatan : salah satu subsistem dari kesehatan yaitu


tatanan
yang menghimpun berbagai upaya : penggalian, pengalokasian dan
pembelanjaan sumber daya kesehatan secra terpadu dan saling mendukung
guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Yang dimaksud biaya kesehatan adl besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yg
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat Sumber
Pembiayaan : 1. Anggaran pemerintah (APBD, APBN, Bantuan LN), 2.
masyarakat (swasta, donator, asuransi, individual)

7. SIM-RS (Sistem Informasi Manajemen) : suatu metode formal yang


menyediakan informasi data akurat dan tepat waktu pada pihak manajemen
untuk melancarkan proses pengambilan keputusan, perencanaan dan
pengawasan, serta berbagai fungsi operasional lainnya secara efektif.
Dikerjakan dengan CIBS (computer based information system).
Sistem Penilaian :
• BOR (Bed occupational rate)! H/(TTx365) ideal : 75-80%
• LOS (Length of stay)/ALS/ADS ! H/(D+d)  Ideal 6-8 hari
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

• Barber johnson (digunakan untuk menilai adequacy of performance


hospital parameter)
LOS (semakin pendek  efektif),
BOR ideal minimal 75%,
TOI (turn off interval) [(Bx365)-H]/ (D+d). Ideal 1-3 hari., BTO (Bed
turn off interval, semakin tinggi BTO semakin baik) (D+d)/ (Bx365).
Ideal 20-30 hari.

8. Teori dan Metode Perubahan Perilaku : Perilaku merupakan fungsi dari


pengetahuan, sikap dan tindakan (PST). Teori perubahan perilaku :
1. Teori L W green dan kreutur (8 fase : penilaian sosial, penilaian
epidemiologi perilaku dan lingkungan, penilaian ekologi dan pendidikan,
penilaian administratif dan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi proses, evaluasi
dampak, evaluasi hasil). PRECEDE – PROCEED.
2. Teori snehandu: perubahan perilaku dipengaruhi oleh niat, otonomi
pribadi, dukungan sosial, situasi saat perilaku terjadi, ketersediaan informasi)
3. Teori WHO : perubahan perilaku dipengaruhi oleh pola pikir dan perasaan,
orang panutan, Sumber daya dan budaya.
4. Teori CBC (communication behavioral change) :fungsi/peran petugas/agen
perubahan dipasangkan dgn perubahan perilaku dari sasaran/target yg
diharapkan.
5. Teori HBM (health beliefs model): utk merubah/melakukan modifikasi
perilaku individu baik langsung sebagai perorangan/sebagai anggota kelompok
tertentu/komunitas. Setiap variable dlm bagan dpt dipergunakan utk tujuan
penelitian maupun kegian/upaya HE-HP.
6. Pesan/informasi/inovasiv(KPDIC stage : knowledge, persuasion., decision,
implementation, confirmation) harus memenuhi kriteria: bermanfaat,
compatible, kompleksitas rendah, dapat dicoba dan dapat diamati

9. Promosi Kesehatan : suatu proses yang memungkinkan individu/ masy


sehingga mereka memiliki kendali atas berbagai faktor yang memengaruhi
kondisi sehat mereka. Promkes merupakan pendidikan kesehatan puls, karena
selain mengubah perilaku seseorang juga dilakukan kegiatan ke kelompok
pemungkin dan kelompok pendorong.
Pendidikan Kesehatan : upaya pendidikan dan mengkomunikasikan
informasi terkait kesehatan dg tujuan berdampak positif pada kondisi sehat
dari sasaran kesehatan.

10. Konsep Pencegahan BLUM : status kesehatan individu, kelompok atau masy.
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu : a.


Internal :
• Genetik / kongenital
• Perilaku : Pengetahuan, Knowledge, Sikap, Attitudes, Tindakan,
Practices
b. Eksternal :
• Lingkungan fisik, sosial, budaya, biologis
• Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan

EPIDEMIOLOGI
1. Ukuran-ukuran Epidemiologi : untuk mengetahui besarnya masalah
kesehatan, penyebab masalah kesehatan dan besarnya dampak suatu
faktor pada masalah kesehatan.
1. Ukuran besarnya masalah:
• raw number (angka mentah),
• rasio : Hasil bagi raw number dengan suatu ukuran lain
- proporsi : numerator merupakan bagian dari denumerator,
dinyatakan dalam %
- rate {angka/laju}: rasio yang mengandung unsur waktu
Nama Numerator Denumerator Catatan

CDR Juml Juml pendduk X1000 (dinyatakan dlm


(Crude kematian pertengahan 1000 pendduk)
death dlm 1 th th ybs
rate)
CFR Juml Juml Ukuran keparahan
(Case kematian penderita penyakit
fatality akibat penyakit tsb
rate) suatu dlm periode
penyakit ttt
• prevalence : jumlah semua kasus (baru dan lama) dibagi jumlah orang
dalam populasi
• cumulative incidence : kejadian penyakit yg baru saja mmemasuki fase
klinis dalam riwayat alamiah penyakit
• incidence density rate : Ukuran yang menunjukkan kecepatan -
kejadian (baru) penyakit pada populasi . Merupakan proporsi antara
jumlah orang yang menderita penyakit dan jumlah orang dalam risiko
X LAMANYA DALAM RISIKO
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

2. Ukuran penyebab masalah:


• Relative risk (RR) : Angka yg menunjukkan berapa kali lipat insidens di
populasi yg terpapar jika dibandingkan dgn populasi yg tidak
terpapar. Biasanya pada penelitian cohort dan RCT Interpretasi RR :
populasi yg terpapar memiliki resiko terkena penyakit... kali lipat
lebih tinggi (atau lebih rendah) daripada populasi yg tidak terpapar
RR = 1 tidak ada hubungan antara faktor dan penyakit yg diteliti Rumus
: RR = a/(a+b)

c/(c=d)

• Odds ratio (OR) : Angka yg menunjukkan berapa kali lipat terjadi papara
di antara populasi yg sakit jika dibandingkan dengan populasi yg tidak
sakit. Biasanya pada case control
Interpretasi : paparan di antara orang yg sakit... kali lipat lebih tinggi
(atau lebih rendah) daripada di antara orang-orang yg tidak sakit OR
= 1 tidak ada hubungan antara faktor dan penyakit yg diteliti Rumus
:

OR = a x d
bxc

3. Ukuran dampak suatu faktor pd masalah kesehatan:


1. diantara mereka yg terpapar :
• attributable risk AR : selisih antara insidens di populasi yg terpapar dan
insidens di populasi yg tidak terpapar
Interpretasi : Diantara mereka yg terpapar, insidens kasus yg
disebabkan oleh paparan tsb adalah..
Rumus :
AR = (a/ (a+b)) – (c/(c+d))
• attributable percent AR% : menunjukkan proporsi insidens di
kelompok yg terpapar yg berasal dari paparan tsb
2. didalam suatu populasi:
• population attributable risk PAR : menunjukkan insidens masalah
kesehatan di masy. yg disebabkan oleh paparan ttt
Rumus :
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

PAR = Insidens di populasi total – insidens di antara anggota


populasi yg tidak terpapar
= AR x prevalensi paparan di masy.
• PAR % : menunjukkan proporsi insidens di populasi yg berasal dari
paparan tsb

2. Desain Penelitian Epidemiologi


• ecological study: membandingkan data populasi dari dua wilayah/lebih. +
mudah terutama dlm mencakup wilayah yg luas, (-) tdk tersedia data
ditingkat individu, tdk dpt mastikan hub ditingkat individu.
• Cross sectional: ngumpulin data ttgberbagai variable pd waktu yg
bersamaan
• Case control: membandingkan suatu paparan diantara populasi yg sakit
dan populasi yg tdk sakit, menghasilkan odds ratio OR
• Cohort: membandingkan insidens suatu penyakit antara kelompok yg
terpapar dan kelompok yg tdk terpapar.
• RCT : mirip kohort tapi paparan diberikan oleh peneliti scara
acakeksperimental
• Penelitian eksperimental lain: before and after study.

3. 5 Level of Prevention (Leavell and clark)


1. pencegahan primer:
a. health promotion and disease prevention : makan makanan bergizi
seimbang,olga teratur, istirahat ckup
b. general specific protection: dgn cara imunisasi/vaksin,mnum obat
malaria sewaktu krja smntara didaerah endemis, APD
2. pencegahan sekunder
• early diagnosis & prompt treatment: skrinning biar dpt obat yg tepat,
medical checkup.
• Disability limitation(pncegahan kecacatan): mastiin trapi brjalan baik,
menghindari komplikasi (cegah infeksi sekunder)
3. pencegahan tersier
• rehabilitation : rehab fisik (buat alis) rehab sosial (tdk dikucilkan)

4. Patient Safety : Suatu system yg membuat asuhan patient di RS menjadi aman


dgn tujuan terciptanya budaya keselamatan px di RS, mengakuntabilitas RS thd
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

px dan masy, menurunkan KTD di RS, terlaksana program2 pncgahan shga tdk
trjadi pengulangan KTD.

5. Surveillance : suatu proses yg trus menerus dan sistematis dari pengumpulan


analisis interpretasi data epidemiologis serta pemberian umpan balik kpd pihak2
terkait utk merencanakan dan mengevaluasi tindakan pengendalian penyakit.

6. Screening : Usaha untuk mengidentifikasi pnyakit2 yg secara klinis belum jelas


dgn menggunakan pemeriksaan tertentu/prosedur lain yg dapat digunakan
secara cepat utk membedakan org org yg keliahatannya sehat tp punya
kemungkinan sakit/ benar2 sehat.
Penemuan peny. Secara aktif pada orang2 yg tanpa gejala dan nampaknya
sehat, upaya aktif pencarian kasus dini diantara orang-orang yg merasa tidak
sakit
Tujuan screening: utk research/survey, utk perlindungan thd kesehatan
masyarakat, anjuran/petunjuk tertentu, utk mengurangi morbiditas &
mortalitas bagian dari early diagnose & prompt treatment.
Macam screening: mass screening, selective screening, single disease
screening.

7. Epidemiologi Penyakit Menular :


10 penyakit menular terbanyak:
• Sumber data morbiditas utama di Indonesia,
• Pengumpulan (sarana kesehatan PKM klinik RS),
• Pd umumnya mencakup penyakit infeksi ISPA dan diare,
• Penyakit infeksi endemic lain demam tifoid dan infeksi luka, • Penyakit
spesifik wilayah malaria kusta frambusia filariasis,
• Masuk angin obs febris.
Kelemahan utama:
• Hanya melaporkan kasus yg dijumpai, bukan semua kasus,
• Angka sesungguhnya tidak diketahui, dipengaruhi oleh unsur sosial
budaya (spt: konsep disease, illness, sickness dan perilaku mencari
pengobatan tradisional/modern),
• Dipengaruhi oleh akses kesarana pelayanan kesehatan. Kelemahan
Lain :
• Variasi proses dan fasilitas diagnose serta metode pencatan dan
pelaporan (penyakit yang sama bisa didaerah beda, ketepatan daerah
bisa dipertanyakan, adanya “daerah keranjang sampah” misal “lain-
lain”.
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

Epidemiologi umum :
1. Kelompok umur yg paling rentan : anak dan balita
a. Faktor resiko umum
• Lingk. Hidup (sanitasi, kepadatan)
• Perilaku (hygiene dan adat budaya)
• Kurang pengetahuan
• Gizi tidak optimal
• SosEk rendah
b. Pencegahan dan pengendalian
Prinsip :
• Pemberantasan/pengendalian agen
• Penguatan dan perlindungan pejamu
• Perbaikan lingkungan
2. Kelompok besar penyakit
Congenital, infeksi, trauma, metabolik, imunologi, degenerative,
neoplasma, psikis

8. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular (non communicable disease) :


penyakit yg tidak disebabkan agen infeksius. Daftar
NCD terbanyak di dunia :
CVD  Penggunaan tembakau
Cancer  Diet yg tidak sehat
COPD  Diet yg tidak sehat
DM  kurang aktivitas fisik
Mental disorder, IHD, Injury, Depresi, KLL, CVA Epidemiologi
NCD :
1. sulit diketahui dgn pasti
2. Banyak kasus subklinis sementara screening blm optimal dan otopsi tidak
wajib
3. Negara ‘doubel burden’ sprti Indonesia bisa tertutup oleh penyakit
menular spt pasien Ca paru meninggal krn diare akut sblm Ca paru
terdeteksi

PENYAKIT MENULAR NCDs

Single necessary agent No single necssary agent


Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

Specific agent disease One-on-one correspondence


relationship between agent and disease very
rare

Causes are relatively well Causes unknown, interventions


understood usually basewd on risk factors

Short incubation period Long latency period

Single exposure usually May require multiple exposures


sufficient to same or multiple agents

Usually produce acute disease Most often produce chronic


disease (Tp ada yg akut, mis
keracunan, KLL)

Acquired immunity possible Acquired immunity unlikely

Dx based on tests specific for Dx often dependent on


disease agents nonspecific symptoms

9. Epidemi : Wabah atau munculnya penyakit tertentu yang berasal dari sumber
tunggal, dalam suatu kelompok, populasi, masyarakat, atau wilayah, yang
melebihi tingkatan kebiasaan yang diperkirakan. Terjadi jika kasus baru melebihi
prevalensi suatu penyakit.
Wabah : perjalanan suatu penyakit dgn cepat distribusi daerah tertentu
sehingga dalam waktu singkat jumlah penderita menjadi banyak, yg harus
dibatasi dgn isolasi penderita dari orang-orang lain disekitarnya. Spt cacar,
demam kuning, kolera, relapsing fever, parathypus, disentri basiler, diphteri,
poliomyelitis.
KLB : kejadian kesakitan atau kematian yg menarik perhatian umum dan
mungkin menimbulkan kehebohan/ketakutan dikalangan masyarakat atau yg
menurut pengalaman epidemiologis dianggap adanya peningkatan yg berarti
dan kejadian kesakitan / kematian tsb
Endemi : berlangsungnya suatu penyakit pada tingkatan yang sama atau
keberadaan suatu penyakit pada tingkatan yang sama atau keberadaan
suatu penyakit yang terus-menerus di dalam populasi atau wilayah tertentu.
Pandemi: epidemi yang melintasi negara, benua, populasi yang besar
kemungkinan keseluruh dunia.
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

10. Program P2M :


Tujuan: Menentukan angka kesakitan dan angka kematian serta mencegah
terjadinya penyakit sehingga menjadi masalah masyarakat. Target dan
Sasaran a. Sasaran
1. Penderita dan keluarga yang kontak dengan penyakit menular
2. Murid SD
3. Masyarakat umum
b. Kegiatan
1. Surveillance Epidemiologi
2. Mengamati dan mengawasi kasus-kasus yang dapat menjadi
masalah masy. yang kemudian pelacakan dan pemberantasan Karantina,
tempat pengasingan dan atau tindakan sebagai upaya pencegahan masuk
dan tersebarnya hama dan penyakit/organisme penganggu dari luar
negeri dan dari suatu area ke area lain didalam negeri atau keluar dari
dalam negeri.
Imunisasi,
Tujuan
a. Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian terhadap penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu TBC, difteri, pertusis,
tetanus neonatorum, polio, campak dan hepatitis B.
b. Khusus
Tercapainya UCI (Universal Child Immunization) tahun 2009
1) Mencakup bayi (0-12 bulan) untuk vaksinasi HBO, BCG 1x, DPT 3x/ HB
lanjut,
POLIO 4 x, Campak
2) Ibu hamil dengan TT 5x
3) Murid kelas I SD / MI dengan DT 1 x
4) Murid SD / MI kelas II-III untuk mendapatkan TT 1x 5) Calon pengantin
wanita dengan TT 5x. Target dan Capaian a. Sasaran
1) Bayi berusia 0-1 tahun (kurang 1 hari) untuk mendapatkan imunisasi BCG
serta mendapatkan imunisasi HEPATITIS, DPT, POLIO, dan 9-12 bulan,
mendapatkan imunisasi Campak.
2) Ibu hamil dan wanita usia subur.
3) Murid kelas 1 SD / MI untuk mendapatkan DT.
4) Murid SD/Mi kelas II – III untuk mendapatkan TT.
5) Calon pengantin wanita.
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

ILMU GIZI
1. Program Gizi Masy. Pada Bumil, Ibu Nifas, Bayi dan Anak
Pemberian makanan tambahan yang berfokus baik pada zat gizi makro
maupun zat gizi mikro bagi balita dan ibu hamil sangat diperlukan dalam
rangka pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan balita pendek
(stunting). Sedangkan pemberian makanan tambahan pada anak usia sekolah
diperlukan dalam rangka meningkatkan asupan gizi untuk menunjang
kebutuhan gizi selama di sekolah.
Makanan Tambahan utk Balita :
- MT diberikan pada balita 6-59 bulan dengan kategori kurus yang memiliki
status gizi berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB dibawah -2 Sd
- Tiap bungkus MT Balita berisi 4 keping biskuit (40 gram) - Usia 6 -11
bulan diberikan 8 keping (2 bungkus) per hari
- Usia 12-59 bulan diberikan 12 keping (3 bungkus) per hari
- Pemantauan pertambahan berat badan dilakukan tiap bulan di Posyandu
- Bila sudah mencapai status gizi baik, pemberian MT pemulihan pada Balita
dihentikan. Selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang
- Dilakukan pemantauan tiap bulan untuk mempertahankan status gizi baik
- Biskuit dapat langsung dikonsumsi atau terlebih dahulu ditambah air
matang dalam mangkok bersih sehingga dapat dikonsumsi dengan
menggunakan sendok
- Setiap pemberian MT harus dihabiskan Makanan Tambahan utk Anak
Sekolah :
- MT diberikan pada anak usia sekolah dasar dengan kategori kurus yaitu
anak usia sekolah dasar yang memiliki status gizi berdasarkan indeks
IMT/U dibawah -2 Sd, tidak rawat inap dan tidak rawat jalan 2
- Tiap bungkus MT anak sekolah berisi 6 keping biskuit (36 gram)
- Setiap anak SD/MI diberikan satu bungkus setiap kali pemberian
- Bila sudah mencapai status gizi baik, pemberian MT Anak Sekolah
pemulihan bisa dihentikan. Selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga
gizi seimbang
- Dilakukan pemantauan pertambahan berat badan tiap bulan di sekolah
- Setiap siswa SD/MI diwajibkan makan biskuit di sekolah bersama-sama
pada jam istirahat sesuai jadwal yang ditetapkan oleh sekolah dan diawasi
oleh guru kelas
- Biskuit tersebut harus dimakan habis di sekolah dan tidak boleh dibawa
pulang
Makanan tambahan Ibu Hamil KEK :
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

- MT diberikan pada ibu hamil KEK yaitu ibu hamil yang memiliki ukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA) dibawah 23,5 cm
- Pemberian MT pada ibu hamil terintegrasi dengan pelayanan Antenatal
Care (ANC)
- Tiap bungkus MT ibu hamil berisi 3 keping biskuit lapis (60 gram)
- Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping per hari hingga ibu hamil
tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi Kronis (KEK) sesuai dengan
pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LiLA)
- Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping per hari hingga ibu
hamil tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi Kronis (KEK) sesuai
dengan pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LiLA)
- Pemantauan pertambahan berat badan sesuai standar kenaikan berat
badan ibu hamil. Apabila berat badan sudah sesuai standar kenaikan berat
badan selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang

2. Inisiasi Menyusui Dini : Suatu rangkaian kegiatan dimana bayi segera setelah
lahir yang sudah terpotong tali pusatnya secara naluri melakukan
aktivitasaktivitas yang diakhiri dengan menemukan puting susu ibu kemudian
menyusu pada satu jam pertama kelahiran.
Prinsip IMD adalah cukup mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir dengan
kain atau handuk tanpa harus memandikan, tidak membungkus (bedong)
kemudian meletakkannya ke dada ibu dalam keadaan tengkurap sehingga ada
kontak kulit dengan ibu, selanjutnya beri kesempatan bayi untuk menyusu
sendiri pada ibu pada satu jam pertama kelahiran.
ASI Eksklusif : ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam)
bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau
minuman lain dan kemudian dilanjutkan dengan didampingi makanan
pendamping (MP-ASI) selama 2 tahun pertama.
Manfaat ASI : sbg nutrisi, meningkatkan daya tahan tubuh, kecerdasan &
jalinan kasih saying, Membantu pembentukan rahang yang bagus, Mengurangi
perdarahan setelah melahirkan (post partum), mengurangi anemia,
menjarangkan kehamilan.
Beberapa kendala yang menyebabkan tidak dapat melakukan pemberian ASI
eksklusif: 1. produksi ASI kurang 2. ibu kurang memahami tata laksana laktasi
yang benar 3. ibu ingin menyusui kembali setelah bayi diberi formula (relaktasi)
4. bayi terlanjur mendapat prelacteal feeding (pemberian air gula / dekstrosa,
susu formula pada hari – hari pertama kelahiran) 5. kelainan yang terjadi pada
ibu (puting ibu lecet, puting ibu luka, payudara bengkak, engorgement,
mastitis dan abses) 6. ibu hamil lagi pada saat masih menyusui 7. ibu sibuk
bekerja 8. kelainan yang terjadi pada bayi (bayi sakit dan abnormalitas bayi)
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

3. Pemberian Tablet Darah pada Bumil : Kebutuhan akan zat-zat selama kehamilan
meningkat, peningkatan ini ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan janin untuk
bertumbuh. Pada saat kehamilan, tentu kebutuhan zat besi Anda makin
meningkat karena jumlah sel darah pada tubuh meningkat selama kehamilan.
Pemberian tablet tambah darah selama kehamilan merupakan salah satu cara
yang paling cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb sampai tahap
yang di inginkan, karena sangat efektif dimana satu tablet mengandung 60 mg Fe.
Setiap tablet setara dengan 200mg ferrosulfat.
Selama kehamilan minimal diberikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah
melahirkan diberikan sejak pemeriksaan ibu hamil pertama.
1) Pemberian tablet tambah darahi lebih bisa ditoleransi jika dilakukan pada
saat sebelum tidur malam
2) Pemberian tablet tambah darah harus dibagi serta dilakukan dengan
interval sedikitnya 6-8 jam, dan kemudian interval ini di tingkatkan hingga
12 atau 24 jam jika tinbul efek samping
3) Muntah dan kram perut merupakan efek samping dan sekaligus tanda dini
toksitasi zat besi, keduanya ini menunjukan perlu mengubah (menurunkan)
dosis zat besi dengan segera
4) Minum tablet tambah darah pada saat makan atau segera sesudah makan
selain dapat mengurangi gejala mual yang menyertainya tetapi juga akan
menurunkan jumlah zat besi yang diabsorpsi

Pemberian Tablet Darah pada Remaja :


Alasan pemberian :
• Pertumbuhan cepat, kebutuhan meningkat
• Haid: kehilangan darah rutin dalam jumlah cukup banyak
• Calon ibu
• Periode usia melahirkan: kehilangan darah saat persalinan; jumlah
persalinan; jarak antar persalinan; usia melahirkan saat remaja;
• Bila ibu sudah hamil akan terlambat, terutama untuk perkembangan
organ yang memerlukan asam folat
• Pola makan untuk menjaga penampilan
Pola makan berisiko defisiensi besi/gaya hidup, banyaknya faktor penyebab:
kecacingan, dan malaria di daerah remaja Puteri adalah Calon Ibu dimana pada
ibu hamil kebutuhan besi meningkat tajam pada Trimester II terutama pada
Trimester III. Persediaan besi sebelum kehamilan harus cukup untuk mobilisasi
bila intake tak mencukupi, dan suplementasi besi selama kehamilan, untuk
atasi anemia/defisiensi besi; dan untuk kebutuhan selama hamil.
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

Tablet Tambah Darah (TTD) mengandung 60 mg Besi Elemental dan Asam Folat
400 ug). Setiap remaja mendapat 48 kapsul untuk satu tahun. Setiap remaja
putri disarankan minum 1 (satu) tablet per minggu selama 1 tahun

4. Penilaian Status Gizi pada Bumil :


1) Umur
2) Berat Badan
Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai umur kehamilan.
Kenaikan berat badan yang ideal ibu hamil 7 kg (untuk ibu yang gemuk)
dan 12,5 kg (untuk ibu yang tidak gemuk). Dalam 3 bulan pertama, berat
badan ibu hamil akan naik sampai 2 kg kemudian dinilai normal bila setiap
minggu berat badan naik 0,5 kg
3) Tinggi Badan
4) Lingkar Lengan Atas (LLA)
Metode ini digunakan untuk mendeteksi adanya Kekurangan Energi Kronis
(KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS)
Ambang batas LLA WUS dengan risiko KEK apabila LLA kurang dari 23,5 cm,
artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan diperkirakan akan
melahirkan BBLR. Bila lebih dari sama dengan 23,5 cm berarti tidak berisiko
KEK.
Ibu KEK adalah ibu yang ukuran LILAnya < 23,5 cm dan dengan salah satu
atau beberapa kriteria sebagai berikut :
a) Berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg.
b) Tinggi badan ibu < 145 cm.
c) Berat badan ibu pada kehamilan trimester III < 45 kg.
d) Indeks masa tubuh (IMT) sebelum hamil < 17,00
e) Ibu menderita anemia (Hb < 11 gr %)

Penilaian Status Gizi pada Bayi dan Anak :


• Umur
• Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling
sering digunakan pada bayi baru lahir (neonates). Pada masa bayi-balita,
berat badan dapat digunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik
maupun status gizi.
• Tinggi badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah
lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat.
Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua terpenting, karena
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan, faktor umur


dapat dikesampingkan. Pengukuran tinggi badan untuk anak balita yang
sudah dapat berdiri dilakukan dengan alat pengukuran tinggi mikrotoa
(microtoise) yang mempunyai ketelitian 0,1
• Indeks Antropometri
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi.
Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks Antropometri.
Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu Berat Badan
menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Berat
Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dalam penelitian ini digunakan
(BB/U)

Menurut rujukan WHO 2007, indeks BB/U, TB/U, BB/U dan BMI/U disajikan
dalan dua versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku
(standard deviation score = z score). Pengukuran Skor Simpang Baku
(Standar Deviasi) atau Z Score diperoleh dengan mengurangi Nilai
Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada
umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku
Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus:

NIS - NMBR
Skor Baku Rujukan =
NSBR

Indeks yang Batas


No Sebutan Status Gizi
dipakai Pengelompokan
1 BB/U < -3 SD Gizi buruk
- 3 s/d <-2 SD Gizi kurang
- 2 s/d +2 SD Gizi baik
> +2 SD Gizi lebih
2 TB/U < -3 SD Sangat Pendek
- 3 s/d <-2 SD Pendek
- 2 s/d +2 SD Normal
> +2 SD Tinggi
3 BB/TB < -3 SD Sangat Kurus
- 3 s/d <-2 SD Kurus
- 2 s/d +2 SD Normal
> +2 SD Gemuk

• Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)


Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

Faktor umur sangat penting dalam menentukan status gizi. Hasil


pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak
berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Pengukuran
status gizi balita dapat dilakukan dengan indeks antropometri dan
menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). Rumus IMT: IMT = BB (kg) x TB2
(m)

5. Pemberian Vit A :
Sasaran suplementasi Vitamin A adalah sebagai berikut:
Bayi 6-11 bulan  Kapsul Biru (100.000 SI) 1 kali
Anak Balita 12-59 bulan  Kapsul Merah (200.000 SI) 2 kali
Ibu Nifas (0-42 hari)  Kapsul Merah (200.000 SI) 2 kali

Defisiensi vit A : Suatu kondisi dimana tubuh mengalami defisiensi Vitamin


A baik primer maupun sekunder.
Faktor Penyebab KVA: 1. Asupan Vitamin A kurang 2. Proses Absorpsi dan
Utilitas terhambat 3. Kurangnya asupan protein dan lemak 4. Kurang
pengetahuan 5. Kemiskinan 6. Kurangnya pemberdayaan wanita dan
pemanfaatan sumber daya masyarakat

Dampak KVA: 1. Gangguan Penglihatan 2. Penurunan Imunitas 3. Kebutaan 4.


Penyakit-Penyakit Kronis 5. Hambatan Pertumbuhan 6. ISPA 7. Gangguan
Pertumbuhan Tulang dan Gigi 8. Gangguan Kesehatan Rambut dan Kulit 9.
Gangguan Sistem Reproduksi 10.Kematian

Distribusi KVA: Distribusi KVA KVA bisa terjadi pada masyarakat yang
tinggal di desa maupun perkotaan, dan KVA banyak diderita oleh Balita

Parameter Klinis :
1. Indikator klinis
1) Keadaan yang reversibel yaitu yang dapat sembuh
- Buta senja / hemerolopia / night blindness only
- Xerosis Conjunctiva : konjungtiva mengering
- Xerosis cornea : kornea mongering
- Bercak bitot
2) Keadaan yang irreversible / keadaan yang agak sulit sembuh
- Ulserasi cornea
- Keratomalasia
2. Indikator Lab
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

- Plasma vitamin A ≤ 10 g/dl


- Liver vitamin A ≥ 5 g/dl

Pencegahan dan Penanggulangan KVA


1.Promosi kesehatan,
2.Suplementasi,
3.Fortifikasi : upaya utk meningkatkan mutu gizi
makanan dg menambahkan pada makanan tsb satu/lebih zat
makanan mikrotertentu spt yodium, zat besi, dan gizi mikro lainnya

6. Perawatan Gizi Buruk dan Intervensi Gizi Buruk :

BILA RAWAT INAP :


Pusat Pemulihan Gizi (PPG) atau yang dikenal sebagai Therapeutic Feeding
Centre (TFC) berfungsi sebagai tempat perawatan dan pengobatan secara
intensif, dengan melibatkan ibu atau keluarga dalam perawatan anak.
Penyelenggaraan PPG dapat memanfaatkan fasilitas bangunan yang sudah ada
di Puskesmas perawatan/Rumah Sakit atau membuat bangunan khusus atau
baru.
a. Pelayanan Medis, keperawatan dan konseling gizi sesuai dengan penyakit
penyerta/penyulit.
b. Pemberian formula dan makanan sesuai dengan fase sebagai berikut:
1) Fase Stabilisasi Diberikan makanan formula 75 (F-75) dengan
asupan gizi 80-100 KKal/kgBB/hari dan protein 1-1,5 g/KgBB/hari. ASI tetap
diberikan pada anak yang masih mendapatkan ASI.
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

2) Fase Transisi Pada fase transisi ada perubahan pemberian makanan


dari F-75 menjadi F-100. Diberikan makanan formula 100 (F-100) dengan
asupan gizi 100-150 KKal/kgBB/ hari dan protein 2-3 g/kgBB/hari. 3) Fase
Rehabilitasi Diberikan makanan seperti pada fase transisi yaitu F100, dengan
penambahan makanan untuk anak dengan BB < 7 kg diberikan makanan bayi
dan untuk anak dengan BB > 7 kg diberikan makanan anak. Asupan gizi 150-
220 KKal/kgBB/hari dan protein 4-6 g/kgBB/hari.
4) Fase Tindak Lanjut (dilakukan di rumah) Setelah anak pulang dari PPG,
anak tetap dikontrol oleh Puskesmas pengirim secara berkala melalui
kegiatan Posyandu atau kunjungan ke Puskesmas. Lengkapi imunisasi yang
belum diterima, berikan imunisasi campak sebelum pulang. Anak tetap
melakukan kontrol (rawat jalan) pada bulan I satu kali/ minggu, bulan II satu
kali/ 2 minggu, selanjutnya sebulan sekali sampai dengan bulan ke-6.
Tumbuh kembang anak dipantau oleh tenaga kesehatan Puskesmas
pengirim sampai anak berusia 5 tahun.

Kriteria sembuh: Bila BB/TB atau BB/PB > -2 SD dan tidak ada gejala klinis dan
memenuhi kriteria pulang sebagai berikut: a) Edema sudah berkurang atau
hilang, anak sadar dan aktif b) BB/PB atau BB/TB > -3 SD c) Komplikasi sudah
teratasi d) Ibu telah mendapat konseling gizi e) Ada kenaikan BB sekitar 50
g/kgBB/minggu selama 2 minggu berturut-turut f) Selera makan sudah baik,
makanan yang diberikan dapat dihabiskan.

BILA RAWAT JALAN : a.


Obat
- Bila pada saat kunjungan ke puskesmas anak dalam keadaan sakit,
maka oleh tenaga kesehatan anak diperiksa dan diberikan obat
- Vitamin A dosis tinggi diberikan pada anak gizi buruk dengan dosis
sesuai umur pada saat pertama kali ditemukan

b. Makanan untuk Pemulihan Gizi


Makanan untuk pemulihan gizi dapat berupa makanan lokal atau
pabrikan
1. Jenis pemberian ada 3 pilihan: makanan therapeutic atau gizi siap
saji, F100 atau makanan lokal dengan densitas energi yg sama
terutama dari lemak (minyak/santan/margarin)
2. Pemberian jenis Makanan untuk pemulihan gizi disesuaikan masa
pemulihan (rehabilitasi) :
• 1 minggu pertama pemberian F 100.
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

• Minggu berikutnya jumlah dan frekuensi F100 dikurangi seiring


dengan penambahan makanan keluarga.
3. Tenaga kesehatan memberikan makanan untuk pemulihan gizi
kepada orangtua anak gizi buruk pada setiap kunjungan sesuai
kebutuhan hingga kunjungan berikutnya.

7. Intervensi Balita dengan BGM :


Penanggulangan taraf makro ;
1. Perbaikan Ekonomi Negara
2. Peningkatan Pendidikan gizi
3. Peningkatan Produksi Makanan
4. Peningkatan Hygiene lingkungan
5. Memgatur Keluarga Berencana
Penanggulangan taraf mikro ;
1. Pengetahuan Ilmu Kesejahteraan Keluarga
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

2. Peningkatan penghasilan keluarga


3. Penambahan persediaan bahan makanan keluarga.
4. Pengaturan distribusi makanan menurut kebutuhan fisik akan zat gizi
anggota keluarga.
5. Keterampilan menanggulangi penderita KEP

8. Tumbuh Kembang : Tumbuh adalah bertambah besarnya ukuran sel atau organ
tubuh sedangkan perkembangan adalah bertambahnya fungsi organ tubuh.
Periode pertumbuhan dan perkembangan anak mulai di dalam kandungan ibu
sampai umur 2 tahun disebut masa kritis tumbuh-kembang. Bila anak gagal
melalui periode kritis ini maka anak tersebut sudah terjebak dalam kondisi
“point of no return”, artinya walaupun anak dapat dipertahankan hidup tetapi
kapasitas tumbuh-kembangnya tidak bisa dikembalikan ke kondisi potensialnya
TUMBUH
Pada dasarnya pertumbuhan dibagi dua, yaitu; pertumbuhan yang bersifat
linier dan pertumbuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri,
kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan
linier menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat lampau, dan
pertumbuhan massa jaringan menggambarkan status gizi yang dihubungkan
pada saat sekarang atau saat pengukuran a. Pertumbuhan linier
Ukuran yang berhubungan dengan tinggi (panjang) atau stature dan
merefleksikan pertumbuhan skeletal. Contoh ukuran linier adalah panjang
badan, lingkar dada dan lingkar kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya
menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang
diderita waktu lampau. Ukuran linier yang paling sering digunakan adalah
tinggi atau panjang badan b. Pertumbuhan Massa Jaringan
Bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran massa
tubuh adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak bawah
kulit, apabila ukuran ini rendah atau kecil, menunjukkan keadaan gizi kurang
akibat kekurangan energi dan protein yang diderita pada waktu pengukuran
dilakukan. Ukuran massa jaringan yang sering digunakan adalah berat badan
Tahap pertumbuhan anak
Pertumbuhan yang cepat sekali dalam tahun pertama, yang kemudian
mengurang secara berangsur-angsur sampai umur 3-4 tahun.
Pertumbuhan yang berjalan lamban dan teratur sampai masa akil balik.
Pertumbuhan cepat pada masa akil balik (12-16 tahun).
Pertumbuhan kecepatannya mengurang berangsur-angsur sampai suatu
waktu (kira-kira umur 18 tahun) berhenti. Dalam tahun pertama panjang
badan bayi bertambah dengan 23 cm (dinegeri maju 25 cm), sehingga anak
pada umur 1 tahun panjangnya menjadi 71 cm (75 cm di negeri
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

maju).Kemudian kecepatan pertambahan panjang badan kira-kira 5 cm


pertahun

KEMBANG
Perkembangan Anak (Perkembangan Fisik, Perkembangan Motorik,
Perkembangan Kognitif, Perkembangan Psikososial) – Periode ini merupakan
kelanjutan dari masa bayi (lahir – usia 4 th) yang ditandai dengan terjadinya
perkembangan fisik, motorik dan kognitif (perubahan dalam sikap, nilai, dan
perilaku), psikosial serta diikuti oleh perubahan – perubahan yang lain a. Jenis
– jenis Perkembangan
1) Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan
berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat
badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot
dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya (Administrator, 2010). 2)
Perkembangan Motorik Kasar a) Perkembangan Motorik Kasar
Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan
otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya (Rusmil, 2009).
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih
terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat
dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan
badannya (Administrator, 2010). b) Perkembangan Motorik Halus
Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus
melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam
bentuk permainan. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit,
menulis, dan sebagainya. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri
dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam,
berenang, dll

9. Anemia : suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) di


dalam darah lebih rendah daripada nilai normal untuk
kelompok orang yang bersangkutan.
Klasifikasi Anemia Menurut morfologi :
- Anemia Normokrom Normositer :anemia pasca perdarahan akut, hemolitik
- Anemia Normokrom Makrositik : megaloblast (anemia def Folat, def vit
B12) non megaloblast (anemia pada peny hati kronis)
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

- Anemia Hipokrom Mikrositer : anemia def Fe, thalesemia, anemia peny


kronis
Pencegahan dan Penanggulangan anemia
1. Terhadap penyebab langsung
a. Keluarga dan anggota keluarga yg resiko menderita anemia mendapat
makanan yg cukup gizi dg bioavalaibilitas yg cukup
b. Pengobatan penyakit infeksi yg cukup
c. Penyediaan pelayanan yg mudadah dijangkau oleh keluarga yg
memerlukan, tersedianya tablet tambah darah dlm jmlah yg sesuai
2. Terhadap penyebab tidak langsung
a. Penyediaan makanan yg sesuai dg kebutuhan terutama bila hamil
b. Mendahulukan ibu hamil waktu makan
c. Perhatian agar pekerjaan fisik sesuai dg kondisi wanita/ibu hamil
3. Terhadap penyebab mendasar
a. Usaha utk menibgkatkan tk pendidikan, terutama pendidikan wanita
b. Usaha utk memperbaiki upah terutama karyawan rendah
c. Usaha utk meningkatkan status wanita di masy
d. Usaha utk memperbaiki lingk fisik dan bioloigis shg mendukung status
kes gizi masy
Strategi Operasional Penanggulangan Anemia :
1. KIE
2. Suplementasi :
a. 30 mg unsur besi dan 0,125 mg as folat disertai 2500 IU vit A diberikan
selama 2 bulan
b. Swadana : 30 mg unsur besi dan 0,125 mg as folat disertai 2500 IU vit
A diberikan selama 2 bulan
c. Swadana : 30 mg unsur besi dan 0,125 mg as folat disertai 2500 IU vit A
diberikan 1 kali seminggu.
3. Fortifikasi : dosis yg dianjurkan 10 mg unsur besi 0,15 mg as folat ditambah
2500 vit A
4. Strategi lain : pembasmian infeksi cacing scr berkala, pemberian obat
antimalaria utk daerah endemis, mencari prevalensi regional anemia

10. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) : Penyebab :


1. Asupan yg tidak ada atau kurang dari yodium
2. Penghambatan metabolism iodium oleh goitrogen
3. Factor genetic
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

Dampak : kemalasan, lamban, pembesaran kelenjar thyroid, gangguan


pertumbuhan dan perkembangan janin, bayi lahir cacat mental, kretinisme,
IQ rendah, kemampuan belajar rendah, kecemasan, meningkatnya kerja
jantung, penurunan berat badan, peningkatan sensitivitas kulit, gangguan
terhadap sistem reproduksi laki maupun wanita,gangguan fungsi
penglihatan, gangguan fungsi pendengaran dan wicara, gangguan fungsi
cerna, gangguan sistem pernafasan

Klasifikasi : 1. Gondok endemic 2. Kretin endemic 3. Hipotiroidisme 4. Kretin


subklinik 5. Gangguan perkembangan saraf

Distribusi : Biasa terjadi di daerah pegunungan, dataran rendah dan tepi


pantai. Terjadi pada ibu hamil, bayi dan anak usia sekolah

Pencegahan dan penanggulangan :


1. Jangka pendek
Penanggulangan Jangka Pendek dilakukan dengan suplementasi kapsul
iodium yang dilakukan sejak tahun 1992 sebagai pengganti suntikan
beryodium (lipidol). Sasaran yang menjadi prioritas utama pemberian
kapsul ini adalah Wanita Usia Subur (usia 15-49 tahun) termasuk ibu
hamil dan ibu meneteki, kemudian bayi dan anak-anak remaja (anak
usia sekolah) sebagai prioritas kedua dan berikutnya adalah sasaran
lain yakni anggota masyarakat lain yang tinggal di daerah kekurangan
yodium (endemic).
2. Jangka menegah
Penanggulangan Jangka Menengah dilakukan dengan fortifikasi yodium
ke dalam garam konsumsi dan air minum di tingkat rumah tangga.
Untuk memenuhi kebutuhan yodium sebesar 120 μg/hari dapat
dipenuhi dengan mengkonsumsi garam yang mengandung yodium 30-
40 ppm setiap hari. Garam yang sudah di fotifikasi dengan yodium
yang cukup untuk kebutuhan tubuh, yaitu mengandung kadar yodium
30-40 ppm dan kandungan air ≤ 5% disebut sebagai garam sehat.
3. Jangka panjang cara konversi tanah, pengendalian pencemaran dan
peningkatan konsumsi makanan yang mengandung yodium. Hal ini
harus ditunjang dengan KIE, perundangan dan penelitian yang
berkaitan dengan masalah GAKY.
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

KLKK
1. Definisi Kesmas : Ilmu dan seni dlm meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yg setinggi-tingginya melalui upaya kesehatan : wajib (upaya KIA
KB, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan, perbaikan gizi, pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular, pengobatan dasar), pengembangan (upaya
kesehatan kerja, kesehatan masy, gigi mulut, usila, sekolah, jiwa, mata dan
pencegahan kebutaan, olahraga, pembinaan peran serta masy) dan penunjang
(laboratorium medis & kesehatan masyarakat, pencatan &pelaporan)
Kesling : Ilmu dan ketrampilan utk mengendalikan semua faktor lingkungan
fisik di sekitar manusia yg diperkirakan akan menimbulkan gangguan atau akan
menimbulkan kerugian pada perkembangan fisik manusia, kesehatan atau
kelangsungan hidup manusia
Sanitasi : pencegahan penakit dengan mengeliminasi atau mengendalikan
faktor2 lingkungan yg membentuk mata rantai penularan penyakit. Indikator
derajat kesehatan masy : Angka Kematian, Angka Kesakitan, Usia harapan
hidup, Status gizi, Fasilitas Sanitasi dasar,

2. Vektor Penyakit : Arthropoda atau Invertebrata lain yg memindahkan


penyebab infeksi baik secara mekanis maupun biologis kpd penjamu (host)
baru. V.mekanik (lalat) tidak terjadi perkembangbiakkan, mikroba dalam
tubuh vector, hanya memindahkan atau membawa saja. V.biologik (nyamuk
anopheles)terjadi perkembangbiakan mikroba dalam tubuh vector. Penyakit
yg disebarkan oleh vector tsb (vector borne disease, cthnya: pes pubo
merupakan pandemic, malaria ada diseluruh dunia kecuali gurun dan kutub,
lauseborne thypus fever).

3. Sanitasi Makanan : Teknik Pengawetan Makanan :


a. Mengatur keseimbangan kandungan air dan padatan
• Dehidrasi (pengeringan)
• Penggulaan (sugaring)
• Penggaraman (salting)
b. Pengendalian kegiatan microbial (fermentasi)
c. Penambahan bahan kimia
• Pengasapan (Smoking)
• Pengawetan aroma dan warna (Curing and pickling)
d. Perlakuan pada suhu tinggi
e. Perlakuan pada suhu rendah
f. Pengeringan pada suhu rendah (Freez, dying)
g. Iradiasi
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

Perlindungan makanan :
a. Tersedianya refrigerator yg baik dengan daya pendingin 7oc atau kurang
b. Memasak dgn suhu yg cukup
c. Perencanaan dlm menyiapkan makanan bertepatan dgn waktu penyajian
(serving time)
d. Menggunakan bahan makanan dari sumber yg aman
e. Menjaga kebersihan dan hygiene perseorangan para pekerja/penagan
makanan (food handlers), yg harus bebas dari penyakit menular atau
infeksi yg dapat ditularkan oleh makanan atau pelayanan penyajian
f. Menjaga kebersihan dari peralatan yg digunakan untuk menyiapkan,
mengolah, dan menyajikan makanan
g. Penyediaan air bersih yg cukup, deterjen dan peralatan kebersihan dan
sanitasi, menghindarkan adanya cross conection atau kondisi yg
memungkinkan terjadinya aliran balik (back flow)
h. Penyimpanan dan pembuangan sampah yg baik
i. Pengawasan terhadap binatang pengerat, lalat, kecoak, dan binatang
penganggu lainnya, serta penggunaan dan penyimpanan yg aman dari
pestisida, sanitizer, deterjen, solvent dan kimia toksik lainnya
j. Perlindungan pada penyimpanan bahan makanan kering dari banjir, air
limbah dan pestisida
k. Ditinjau dari segi bangunannya, tempat penyimpanan makanan harus
terang, cukup tersedia fasilitas kebersihan, cukup ventilasi, dan dapat
dengan mudah dibersihkan
Lengkapnya baca buku kes. Ling jilid 1 hal 125

4. Penyediaan Air Bersih :


Tersedianya air tergantung kualitas dan kuantitas
Kualitas air selalu terbaharui o/ alam, menurun setelah dimanfaatkan,
diperbaharui o/ daur hidrologi
Kuantitas air yg tersedia tergantung pada penghematan dan pengendaliannya.
Bentuk pengendalian a.l meningkatkan kuantitas air mantap.
Air mantap adl air hujan yg terkendali (tdk berbahaya) shg akan berbetuk air
sungai, air telaga/danau, deposit air tanah yg dapat dimanfaatkan sepanjang
musim (hujan dan kemarau)
Sumber air terdiri atas: air angkasa/air hujan, air permukaan (waduk,sungai,
danau), air tanah, mata air
Beberapa cara air dlm mempengaruhi kesehatan :
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

- Krn menelan air (water ingestion disease) :


typhoid, cholera, poliomyelitis, hepatitis
- Mll kontak (water contact disease): schistosomiasis (larva masuk mll kulit),
peny. Jamur
- Mll vector (water insect related disease) : malaria, dbd, filariasis,
chikunguya, dll
- Air sbg pembersih (water wash disease) : peny. Sal cerna , scabies Kualitas
air berpengaruh thd kes:
- Air mengandung bahan2 yg diperlukan manusia (fluor, yodium) - Air
mengandung bahan2 toksik (nitrit, Cd, Hg, Pb, dsb) - Air sbg vehicle
dlm penularan peny.

Air Limbah :
Sumber air limbah : 1. Sumber domestic(hanya sekitar 7% air yg dibutuhkan
dikonsumsi, sisanya mnjadi air limbah); 2. Kegiatan industry, bersama air
imbah terkandung bahan kimia toksik, bahan yg mengganggu ekosistem
lainnya, energy (panas) – 60% panas dibuang brsma air limbah System
pengolahan air limbah :
1. Sistem P.A.L individu
Cesspool (kolam resapan) dianjurkan pada lahan yg luas dan air tanah yg
dalam, kendala : terjadinya clogging
Septic tank berperan bukan sbg sewage purifier, tetapi membantu proses
natural purification. Menguraikan bahan organic dlm limbah scr
anaerobic. Mampu mereduksi 60-70% kandungan organic slma retention
period 24 jam
2. System P.A.L perkotaan (septic tank) scr kolektif
Pengolahan scr fisik (pengendapan penyaringan), scr biologic
(penguraian), scr kimiawi (pembubuhan klor)
3. Sistem P.A.L pada industry (disesuaikan dgn sifat bahan/air limbah yg
diolah)
- Pre eliminary treatment (penyaringan mll penapis) menghilangkan
kotoran scr fisik dgn screen
- Primary treatment (pengendapan/sedimentasi)
- Secondary treatment (penguraian scr aerobic/anaerobic termasuk
flokulasi, trickling filter
- Tertiart treatment (penggunaan desinfektan, penyaringan pasir,
pemberian karbon aktif, ion exchange, chemical precipitation,
lagooning, inceneration sampai pembuangan padatan ke landfill
Dampak pembuangan air limbah :
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

1. Terjadinya perubahan ekosistem


- Perubahan struktur dan fungsi ekosistem (perubahan aerobic mnjd
anaerobic, eutrofikasi, algal bloom)
- Menurunnya parameter DO dan meningkatnya BOD dan COD
- Kematian flora/fauna
- Kematian ikan krn kekurangan O2 atau polutan energy, adanya bahan2
toksik (pestisida)
2. Efek toksik pada rantai makanan

5. Pembuangan ekskreta :
Tinja adalah bahan buangan yg dikeluarkan oleh tubuh manusia yg secara
normal berbentuk semi padat.
Gangguan kesehatan krn tinja:
gangguan estetika, bau busuk, sebagai sarang vector penyakit, sumber
pnyakit saluran alat cerna, sumber pencemar tanah dan air tanah,
menganggu ekosistem, penyuburan/eutrofikasi dan
akibat2nya, sbg parameter budaya Teknik Pembuangan Tinja :
1. Syarat umum :
- Menghindari kontaminasi tanah permukaan, air tanah, air permukaan
- Tidak terjangkau oleh lalat dan binatang lainnya
- Estetik (terhindar dari baud an terlindungi)
- Murah dan mudah dalam pembuatan dan perawatannya
2. Jenis Pembuangan tinja :
a. Without water carriage latrine
- Pit privy/simple latrine – kakus cemplung
- Vault privy (tangki kedap air) – kakus kolong
- Septic privy (tangki kedap air + kadang ditambah saluran
pembuangan air ke lingk) – kakus dengan bak pengurai
- Chemical toilet (kapasitas 100-125 galon + coustic soda 25 pon dlm
10-15 galon) – utk kendaraan umum – kakus kimia
- Trench latrine – kakus parit
- Overhung latrine (banyak di tepi sungai/empang) – kakus gantung
b. With water carriage latrine (septic tank) Keunggulan :
- Mereduksi 60-70% TSS/24 jam
- Estetik
- Terhindar dari vector penyakit
- Tidak mencemari lingkungan
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

- Lokasi tempat berhajat bisa dirancang ssuai selera/kebutuhan

Pengelolaan Sampah :
Pengaruh sampah thdp kes :
-Sampah sbg sarang vector penyakit, sbg sumber infeksi, sbg
sumber pencemar, mengganggu ekosistem & estetika
Pengolahan sampah adl suatu bid kegiatan yg berkaitan dgn pengaturan thd
timbulnya, penyimpanan, pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan,
pengolahan dan pembuangan sampah dgn suatu cara yg ssuai dg prinsip
terbaik dari kes. Masy, ekonomi, teknik, konservasi, estetika dan berbagai
pertimbangan lingk lainnya dgn memperhatikan sikap masy.
Tujuan pengolahan sampah adl semua upaya pengendalian elemen fungsional
pengelolaan sampah agar supaya sampah tidak mengganggu kehidupan masy
khususnya yg berkaitan dg kesmasy Elemen Fungsional :
1. Timbulnya sampah (waste generation) adl semua kegiatan yg akhirnya
menimbulkan barang/bahan yg semula masih dimanfaatkan kmd berubah
mnjd sampah krn tidak dibutuhkna lagi o/ pemiliknya dan akhirnya dibuang
- Sumber sampah : dari pemukiman, commercial, industry, daerah
terbuka (open space), daerah tempat pengolahan (treatment plant
waste), daerah pertanian (agricultural waste)
- Jenis sampah : Garbage (sampah mudah busuk/sampah makanan/food
waste), rubbish (sampah tidak mudah busuk/sampah kering), Ash and
residue (abu dan residu), demolition and construction waste (sampah
hancuran bangunan), treatment plant waste (sampah dari tempat
pengolahan), agricurtural waste (sampah dari pertanian), special waste
(hasil penyapuan jalan, bangkai binatang, rongsokan kendaraan rusak),
hazardous waste (sampah berbahaya)
- Komposisi sampah – komposisi fisik
- Laju timbulnya sampah
- Faktor yg mempengaruhi : geographic loc, season of the year,
frequency of collection, use of home grinders, characteristic (assume)
of population, extent of salvage dand recycling, legislation, public
attitude
2. Penyimpanan setempat (onsite storage) adl penyimpanan sampah di
sekitar sumber sampah sblm sampah diangkut/dikumpulkan ke TPS. Yang
perlu diperhatikan : tipe & letak container, public health and aesthetic
(kapasitas cukup menampung sampah yg dihasilkan sesuai dg frek
pengambilannya; tertutup rapat; mudah dikosongkan; mudah
dibersihkan; tahan lama; tidak mudah dirusak tikus)
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

3. Pengumpulan sampah (waste collection) adl kegiatan mengangkut sampah


dari TP setempat ke TPS sampai kendaraan pengumpul dikosongkan
4. Transfer & transport
Transfer adl memindahkan sampah dari tempat pengumpul sampah
(transfer station) ked lm kendaraan pengangkut sampah
Transport adl membawa sampah ke dlm kendaraan pengangkut menuju ke
tempat pengolahan/TPA sampai kendaraan dikosongkan
5. Processing and recovery adl mereduksi baik uk. Maupun vol dan pemisahan
komponen2 dlm sampah utk mempermudah penemuan kembali bahan2
yg masih bisa dimanfaatkan
- Reduksi vol scr mekanik – utk efisiensi pengangkutan dan final disposal
- Reduksi vol scr kimiawi – utk efisiensi final disposal
- Reduksi uk – utk menyeragamkan uk dan pengolahan lebih lanjut
- Pemisahan komponen
- Penemuan kembali adl kegiatan menemukan komponen2 sampah yg
masih memiliki nilai ekonomi utk dimanfaatkan lebih lanjut
Pemanfaatan scr biologic : - Pengomposan – Gas bio
Pemanfaatan haisl pembakaran
6. Pembuangan sampah : incineration (pembakaran), composting
(pengomposan), hog feeding (utk makanan ternak/babi), pulverization
(pengambilan lemak dari sampah), sanitary landfill/final disposal
Sanitary landfill adl pembuangan akhir sampah dgn cara menimbun,
memadatkan dna emnutupnya dg tanah penutup setiap akhir hari kerja
dan menutup dg tanah penutup yg lebih tebal pada akhir penimbunan, dg
pertimbangan lain agar dampak yg timbul thd lingk dapat dikendalikan.
Keuntungannya : utk reklamasi (mengurug/meratakan tanah)

Lengkapnya baca buku KesLing jilid 2 hal 357 atau buku IKM hal 185

6. Pencemaran Udara : Masuk/dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan


atau komponen lain ke udara dan atau berubahnya tatanan udara oleh
kegiatan manusia/proses alam sehingga kualitas udara turun sampai ketingga
terendah yg mengakitbatkan udara menjadi kuran/tdk dpt berfungsi lagi sesuai
dgn peruntukannya)
Sumber pencemar : Sumber bergerak (kendaraan bermotor, pesawat, kereta,
kapal laut) dan Sumber taj bergerak (industry, pembuangan sampah padat)
Jenis polutan udara : Sulfur dioksida (SO2),Karbonmonoksida (CO), Nitrogen
oksida (NO2), debu, timah hitam (Pb)
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

Pengaruh pencemar thd kes : Iritant, Asfiksian, anastetik dan narkotika,


polutan sistemik
Lengkapnya baca buku Kesling jilid 2 hal 277-320

7. Perumahan dan Pemukiman


Perumahan adl struktur bangunan fisik yg digunakan utk tempat berlindung
serta menjamin terpeliharanya kes jasmani, rohani, dan keadaan socialnya
baik utk keluarga maupun individu
Pemukiman adl lokasi/lingk dimana struktur bangunan terletak Syarat
umum rumah sehat :
1. Syarat fisiologis :
- Pencahayaan
- Ventilasi
- Kebisingan (noise)
- Ruangan (space)
2. Syarat psikologis
- Menjamin privacy
- Tersedianya ruang keluarga
- Lingk yg sesuai
- Teredianya sarana yg sifatnta privacy
- Jumlah kamar tidur yg cukup
- Halaman/taman
- Hewan peliharaan
3. Mencegah penularan penyakit
- Tersedianta persediaan fasilitas pembersih
- Bebas dari vector/binatang pengerat
- Fasilitas pembuangan kotoran/limbah
- Luas/uk kamar tidur – min 8 m2 dengan ketinggian langit 2,75-3 m
- Dapur
4. Mencegah terjadinya kecelakaan
- Kebakaran -- ventilasi dapur cukup
- Penerangan – cahaya cukup
- Jauh dari pohon besar
- Garis rooi -- jarak pagar dgn bangunan min ½ lebar jalan
- Lantai selalu basah – dijaga agar tidak licin
- Pengaturan peralatan
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

- Cara menyimpan bahan beracun

8. Faktor-Faktor Lingkungan Kerja :


- Biologi (mikroorganisme : virus, bakteri,jamur)
- Fisiologi/ergonomi (desain dari peralatan, mesin, cara produksi, ruangan)
- Psikososial (faktor yg memengaruhi kesehatan jiwa tenaga kerja, spt
hubungan sesama rekan kerja, stress kerja)
- Kimia (smua bahan kimia yg ada dilingkungan kerja spt bahan baku, dll)
- Fisika (cahaya, iklim, suhu ditempat kerja, tekanan udara, radiasi, bising)

9. Penyakit akibat kerja : penyakit yg tjd akibat paparan factor fisika, kimia,
biologi, psikososial, dan fisiologi atau ergonomic pada tenaga kerja, dmna
naker ketika awal bekerja di perusahaan blm menderita peny. Tsb. Contoh
penyakit : pneumoconiosis, hepatitis oleh krn bahan kimia, keracunan, tulis,
pnyakit kulit akibat kerja, Raynaud syndrome, caisson disease.

Kecelakaan kerja : Setiap kejadian yg tidak diinginkan yg menimbulkan


kerusakan/kerugian materi dan property serta dapat menyebabkan kehilangan
nyawa.
Penyebab: manajemen yg kurang baik terutama dlm pengawasan (lack of
control)
Pengawasan kurang  situasi dan kondisi tidak aman (unsafe condition) 
kecelakaan kerja (basic cause)
Kondisi tidak aman + sikap & tindakan naker tidak aman (unsafe act)  origin
cause  kecelakaan dan kerugian (loss)

10. Surveilans Kesehatan Kerja : pemantauan perlu dilakukan terus menerus


(surveilan) untuk mengetahui keberhasilan suatu program K3 (kesehatan dan
keselataman kerja). Pemantauan dpt dilakukan pd tenaga kerja dan lingkungan
kerja. Baik berupa pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan khusus
maupun pengukuran paparan langsung setelah shift kerja berakhir yang
disebut biomonitoring. Pemantauan pada lingk kerja juga harus dilakukan dgn
pengambilan sampel dan pengukuran pada lingk kerja, utk kmd dinilai tk
bahaya yg dtimbulkan dan dilaksanakan pengendalian bahaya
Pemantauan lain dpt dilakukan berdasarkan angka absensi, jumlah kunjungan
poli, angka trend peny yg terjadi pada naker, jumlah kecelakaan kerja,
keparahan kecelakaan kerja, dsb
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

Kedokteran Keluarga
1. Cara Pengendalian Biaya Kesehatan : Mengutamakan pelayanan
pencegahan penyakit, mencegah pelayanan yg berlebihan, membatasi
konsultasi dan rujukan

2. Manfaat pelayanan kedokteran menyeluruh : Terpenuhinya berbagai


kebutuhan dan tuntutan kesehatan, memudahkan pemanfaatan pelayanan
kesehatan (departemen store), Biaya kesehatan akan lebih terkendali, Mutu
pelayanan akan lebih meningkat (patient satisfaction)

3. Manfaat hubungan dokter-pasien : Dapat mengenal pasien selengkapnya


(patient centered medical care), Dapat menjamin terselenggaranya
pelayanan kedokteran secara terus menerus dan berkesinambungan, Dapat
mempermudah penatalaksanaan masalah kesehatan yg dihadapi oleh
pasien, Dapat diatur pemakaian berbagai sumber kesehatan (resources of
medicine) yg dimiliki dan atau yg dibutuhkan oleh keluarga secara lebih
efektif dan efisien, Dapat memperkecil kemungkinan terjadinya silang
sengketa dan ataupun kesalahpahaman antara dokter dgn pasien

4. Disease centered diagnosis : model tradisonal yg didasarkan atas sejarah,


pemeriksaan & penelitian khusus dgn penekanan pd pembuatan diagnosis &
perawatan penyakitnya.termasuk detail2 ttg px sbg manusia, reaksi
emosional thd penyakitnya, keluarga, pngruh hub seksual dan waktu luang,
cara hidup & lingkungannya.
Patient centered diagnosis, arti penyakit utk px, pengaruh utk kluarga,
pengaruh thd pkerjaan pendapatan, pengaruh psikologis, seksualitas dan sikap
pd spiritual.

5. Tata Cara Rujukan Pasien :


1. Alasan dilakukannya rujukan harus dijelaskan selengkap-lengkapnya kpd px
2. Dokter yg melakukan rujukan harus berkomunikasi secara langsung dgn
dokter tempat rujukan
3. Keterangan ttg px yg disampaikan pada waktu rujukan harus lengkap
tetapi tidak berlebihan
4. Sesuai dgn kode etik profesi, seyogyanya dokter yg dimintakan bantuan
pelayanan rujukan bersedia merujuk kembali px tsb apabila pelayanan
rujukan telah selesai dilaksanakan.
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

6. Home Care : adalah kedatangan petugas kesehatan kerumah pasien untuk


lebih mengenal kehidupan pasien dan atau memberikan pertolongan
kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien. Dilakukan
apabila pertolongan kedokteran yg dilakukan di rumah tsb tidak termasuk
lagi dlm kelompok pelayanan rawat jalan (ambulatory service) melainkan
dlm kelompok rawat inap (hospitalization).
Manfaat : menigkatkan pemahaman dokter ttg px, meningkatkan hub dr-px,
menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kes px, meningkatkan
kepuasan px

7. Rekam Medis : berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.
Wajib buat RM sesuai pasal 46 ayat 1 UU praktik kedokteran, dokter dan
dokter gigi wajib membuat RM dalam menjalankan praktik kedokteran
disimpan paling lama 5 tahun dan resume RM paling sedikit 25 tahun. RM
sebagai salah 1 alat bukti tertulis dipengadilan.
Manfaat RM : Pengobatan px, peningkatan kualitas pelayanan; pendidikan dan
penelitian; pembiayaan;statistik kesehatan;Pembuktian Masalah
Hukum, Disiplin dan Etik

8. Definisi Dokter Keluarga menurut IDI : Dokter yg dpt memberikan


pelayanan kesehatan yg berorientasi komunitas dgn titik berat kpd keluarga.
Ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yg sakit, tetapi sbagai
bagian dari unit keluarga dan tdk hnya menanti scra pasif tetapi bila perlu
aktif mengunjungi penderita atau keluarganya.

9. 9 Fungsi Keluarga :
1. Holistic (biologis, psikologi, sosial ekonomi)
2. Fisiologis (APGAR)
3. Patologis ( SCREEM . Social Cultur religious economic educational medical)
4. Interaksi antar anggota keluarga
5. Fx keturunan (genogram)
6. Perilaku (pengetahuan sikap tindakan)
7. Non perilaku (lingkungan pelayanan kesehatan keturunan)
8. Fx indoor
9. Fx outdoor

10. APGAR Score :


Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

Adaptation : bagaimana dukungan dari keluarga apabila ada salah seorang


anggota keluarga mengalami masalah, terutama utk masalah ksehatan.
Adakah saling ketebukaan di dlm kluarga tsb
Partnership: komunikasi yg terjalin antar anggota kluarga apakah pd saat
salah 1 anggota kluarga memiliki masalah trutama masalah kesehatan,
didiskusikan bersama bagaimana pemecahannya
Growth: melihat apakah kluarga tsb dpt memenuhi kebutuhannya. Affection
: hub. kasih sayang dan interaksi antar anggota keluarga antara istri dan
suami, ibu dan anak, ayah dan anak, diantara anak dan anak tsb Resolve :
kepuasan di dlm kluarga akan waktu dan kebersamaan yg diluangkan oleh
masing2 anggota keluarga bagi kluarganya.

METODOLOGI RISET
1. Batasan Penelitian : proses dengan pembuktian ilmiah utk mendapatkan
informasi baru/memperdalam ilmu dalam bidang tertentu dengan
sistematis, logis, dan empiris.

2. Filosofi dasar suatu penelitian : mencari kebenaran ilmiah dari pengetahuan


yang melalui proses: sistematis (punya tata urutan), logis (berdasarkan
referensi bisa diterima akal), empiris (berdasarkan fakta dan realita).

3. Dua pendekatan utama dalam penelitian :


(A) Pendekatan rasional empiris/deduktif : dimulai adanya problematika
dikaji secara teoritis dicari dasar rasionalnya  rumuskan hipotesa
mengumpulkan data empiris  (untuk uji hiporesa)  analisa kesimpulan.
(B) Pendekatan empiris rasional (induktif) : tanpa/belum ada problematika
dimulai mengumpulkan data empiris  rasionalisasi/teoritisasi untuk
menafsirkan data empiriskesimpulan penelitian dengan generalisasi
empiris, konsep/teori. Jika proposisi/teori diuji lagi makan akan menjadi
hipotesis.

4. Hipotesis : Jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang akan diuji


kebenarannya dan pembuktian dalam penelitian

5. Dua Grand Design Penelitian Kesehatan :


(A) Penelitian Intervensional
Disebut juga sebagai Intervention Study karena peneliti melakukan
(intervensi) terhadap subyek penelitiannya, yaitu memberikan perlakuan
yang berbeda kepada tiap kelompok subyek selama periode tertentu,
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

kemudian mengamati hasil dengan membandingkan kelompok subyek


yang tidak diberi perlakuan (subyek kontrol)
(B) Penelitian Observasional
Disebut juga dengan Observation Study, di mana peneliti mengamati
suatu fenomena yang telah atau sedang terjadi dalam suatu waktu
tertentu, kemudian menuliskan hasil apa adanya.

6. Populasi : Sekelompok subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik


tertentu
Sampel : bagian dari populasi yang terpilih untuk diteliti.

7. Kriteria masalah kesehatan untuk penelitian  FINER


Feasible: adanya objek penelitian, tersedianya dana, kemampuan keahlian
sesuai disiplin ilmu, tersedianya alat, bahan dan waktu
Interesting: masalah yang akan diteliti merupakan hal yang menarik perhatian
terkini.
Novel: penelitian merupakan sesuatu yg baru/mengembangkan hasil
penelitian sebelumnya, bahkan mungkin merupakan bantahan atau
konfirmasi hasil terdahulu.
Ethics: tidak bertentangan dengan etika keahlian maupun etika yang dianut
masyarakat.
Relevan: sesuai dengan bidang keilmuan peneliti maupun sesuai dengan
masalah yang timbul. Selain itu bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, sebagai bahan penentu kebijakan, maupun sebagai dasar
penelitian selanjutnya.

8. Prinsip Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif :


Penelitian kuantitatif : penelitian yang menitikberatkan pada pengukuran dan
analisis hubungan sebab-akibat antara bermacam-macam variabel, bukan
prosesnya, penyelidikan dipandang berada dalam kerangka bebas nilai.
Penelitian kuantitatif sebagai kegiatan ilmiah berawal dari masalah, merujuk
teori, mengemukakan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan
membuat kesimpulan.
Penelitian kualitatif : prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti
hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen,
catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam
bentuk dan angka-angka. Peneliti segera melakukan analisis data dengan
memperkaya informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

pola atas dasar data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil
analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan
dalam bentuk uraian naratif.

9. Variabel : operasionalisasi dari suatu konsep. Konsep yg mempunyai


bermacam-macam nilai, berarti menunjukkan variasi. Sesuatu yg nilainya
dapat berubah atau bervariasi.
Jenis-jenis Variabel :
Berdasar nilai :
• Kontinyu : variabel yg dapat kita tentukan nialinya dalam jarak jangkau
ttt
• Deskrit : variabel yg nilainya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
pecahan atau desimal. Terbagi menjadi Variabel Dikotom (dengan 2
kategori) dan Variabel Polikotom (dengan > 2 kategori) Berdasar
Fungsi :
• Variabel sebab (independent) , dibagi jadi 2 yaitu : Variabel Aktif ( yg
dapat dimanipulasi peneliti) dan Variabel Pasif (tidak bisa
dimanipulasi)
• Variabel penghubung (intervening), variabel yg menghubungkan
variabel sebab dan akibat
• Variabel akibat (dependent), terjadi sbg akibat dari variabel sebab
X = f (Y)
X = variabel akibat Y = variabel sebab f = fungsi

10. Isi bab Metode Penelitian :


a. Rancangan dan desain penelitian
b. Lokasi dan waktu penelitian
c. Populasi dan sampel /Subyek penelitian
d. Variabel
e. Definisi operasional
f. Prosedur Penelitian
g. Pengolahan Data
- Editing adalah memeriksa daftar data yang telah diserahkan oleh para
pengumpul data. Tujuannya adalah mengurangi kesalahan atau
kekurangan yang ada didata tersebut. Dalam hal ini melakukan
pengecekan ulang dari
data yang telah dikumpulkan.
- Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item pertanyaan pada
kuesioner yang diberikan
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

- Coding adalah memberikan kode


- Entry adalah memasukkan data penelitian kedalam program SPSS
dengan
menggunakan kode yang sudah diberikan untuk tiap variabel
yang diteliti dengan uji penelitian
- Cleaning–tabulating
Tabulating adalah pekerjaan membuat tabel. Tabulasi data adalah
kegiatan memasukkan yang telah dikumpulkan kedalam master
tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontingensi
(Hidayat, 2007). Dalam penelitian ini peneliti memasukkan hasil
data yang telah dikumpulkan dari catatan medis kedalam tabel
instrumen untuk kemudian diolah sehingga didapatkan hasilnya.
Data mentah yang didapat dari hasil wawancara berdasarkan
kuisioner yang diolah ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dengan bantuan Microsoft Excel.
h. Analisis Data
- Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan secara deskriptif dari masing - masing
variabel dengan tabel distribusi frekuensi disertai penjelasan
(Hastono, 2001). Analisis univariat adalah analisis yang melibatkan
hanya 1 variabel bebas (Sastroasmoro, 2011).
- Analisis bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menyatakan analisis untuk dua
variabel, yakni 1 variabel efek dan 1 variabel faktor risiko
(Sastroasmoro, 2011).

BIOSTATIK DAN KEPENDUDUKAN


1. Distribusi Normal : Suatu alat statistik yang sangat penting untuk menaksir dan
meramalkan peristiwa-peristiwa yang lebih luas. Distribusi normal disebut juga
dengan distribusi Gauss. Suatu data membentuk distribusi normal jika jumlah
data di atas dan di bawah mean adalah sama. Distribusi normal berupa kurva
berbentuk lonceng setangkup yang melebar tak berhingga pada kedua arah
positif dan negatifnya.
Distribusi Tidak Normal : karakteristik sampel tidak sama persis dengan
karakteristik populasi (skewed menceng kekiri kaki terpanjang dikiri)
2. α (Error tipe I) : kesalahan utk menolak Ho padahal Ho harusnya diterima.
Dengan kata lain, Kesalahan tipe I adl kesalahan utk menyatakan ada
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

hub/perbedaan pdhl sebenarnya tidak ada hub/perbedaan β (Error tipe II) :


kesalahan utk menerima Ho pdhl Ho harusnya ditolak. Dengan kata lain,
Kesalahan tipe II adl kesalahan utk menyatakan tidak ada hub/perbedaan
padahal sebenarnya ada hub/perbedaan

3. Penyajian Data : sajian data dapat dilaporkan dlm bentuk : 1. Tulisan 2. Tabel
(tabel frekuensi) 3. Gambar/grafik : Histogram, diagram garis, diagram batang,
diagram lingkar, diagram tebar, pictogram, box whisker plot, dot plot

4. Statistika Deskriptif : Statistika Deskriptif: statistika yang menggunakan data


pada suatu kelompok untuk menjelaskan atau menarik kesimpulan mengenai
kelompok itu saja. Cth : Untuk menggambarkan karakteristik penduduk
diperlukan data seperti: umur, jenis kelamin, status perkawinan, dsb

5. Statistika Analitik/Inferensial : statistika yang menggunakan data dari suatu


sampel untuk menarik kesimpulan mengenai populasi dari mana sampel
tersebut diambil Cth : Untuk menganalisa hubungan pertambahan berat badan
Ibu hamil dengan berat lahirdi daerah Sidoarjo diambil sampel di RSUD
Sidoarjo
Pengelompokan Stat Analitik (inferensial) :
- Statistika Parametrik:
• Menggunakan asumsi mengenai populasi
• Membutuhkan pengukuran kuantitatif dengan level data interval atau
rasio
- Statistika Nonparametrik (distribution-free statistics for use with nominal
/ ordinal data):
• Menggunakan lebih sedikit asumsi mengenai populasi (atau bahkan
tidak ada sama sekali)
• Membutuhkan data dengan level serendah rendahnya ordinal (ada
beberapa metode untuk nominal)

6. Skala Data :
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

7. Uji Statistik Parametrik : Statistic untuk data kuantitatif asumsi normal. Yang
termasuk data kuantitatif : ratio dan interval.
Data yg harga.nilai dapat ditentukan besarnya. Ada 2 macam : diskret
(terpisah/tdk ada hubungannya cth jumlah anak, jumlah kabupaten/provinsi)
dan continue (berlanjut/ada hubungan spt: pengukuran BB, panjang tubuh,
suhu badan). Contoh statstik parametric:
1. uji confidence interval (godnes of fit test) komparasi sampel dan populasi
2. Paired T-test
3. ANNOVA (two way) {2 dan 3 komparansi antar pengamatan dalam sampel
yang sama}
4. T-test 2 sampel bebas
5. ANNOVA (one way) {4dan5 komparansi antar sampel}
6. Uji korelasi pearson ! korelasi jumlah variable 2

8. Uji statistica non parametric : Uji statistic untuk data kualitatif,


semikuantitatif, atau kuantitaif asumsi tidak normal. SNP termasuk salah satu
bagian dari statistic inferensi atau statistic induktif. Uji SNP sering juga dsb
statistic bebas distribusi (distribution free statictics), karena prosedur
pengujiannya tidak membutuhkan asumsi bahwa pengamatan berdistribusi
normal. Statistic non parametric digunakan dalam situasi sebagai berikut :
1. Apabila ukuran sampel sedemikian kecil sehingga distribusi sampel tidak
mendekati normal, dan apabila tidak asumsi yang dapat dibuang tentang
bentuk distribusi populasi yang menjadi sumber sampel.
2. Apabila digunakan data ordinal, yaitu data-data yang disusun dalam urutan
atau diklasifikasikan rangkingnya.
3. Apabila digunakan data nominal, yaitu data-data yang dapat diklasifikasikan
dalam kategori dan dihitung frekuensinya.

9. Korelasi : Teknik statistik yang digunakan untuk meguji ada/tidaknya


hubungan serta arah hubungan dari dua variabel atau lebih. Digunakan untuk
melihat seberapa erat hubungan antar dua variabel kuantitatif dilihat dari
besarnya angka dan bukan dari tandanya.
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

Dengan menggunakan korelasi, kita dapat mengetahui arah hubungan yang


terjadi dalam dua variabel. Jika korelasi bertanda positif artinya berbanding
lurus dan jika bertanda negatif maka berbanding terbalik. Korelasi tidak bisa
menyatakan hubungan sebab akibat meskipun angka korelasinya tinggi.

Regresi : Menguji sejauh mana pengaruh variabel independen terhadap


variabel dependen setelah diketahui ada hubungan antara variabel tersebut.
Data harus interval/rasio. Berdistribusi normal.

10. Kependudukan (Demografi) :


• Ilmu yang mempelajari penduduk suatu wilayah dr segi jumlah, struktur
(komposisi) dan perkembangannya (perubahannya),
Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982).
• Ilmu yg mempelajari jumlah, persebaran, teritorial, komposisi
penduduk, dan perubahan serta sebab sebabnya yg biasa timbul krn
natalitas mortalitas,migrasi, dan mobilitas sosial. Philip M. Hauser &
Duddley Duncan (1959).
• Studi matematik & statistik thd jumlah, komposisi, distribusi spasial dr
penduduk manusia, dan perubahan dr aspek tsb selalu terjadi akibat
proses fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
Bogue (1969).
Kajian Demografi :
• Struktur penduduk (statis) : jumlah, persebaran, komposisi penduduk
• Proses penduduk (dinamis) : natalitas, mortalitas, dan migrasi penduduk
Macam sumber data kependudukan: - Sensus Penduduk - Survei
Penduduk Antar Sensus - Registrasi Penduduk
Review IKM tahun 2018
Lintang, Mega, Yogi, Sandra, Deasy, Gia, Ade, Karlin

Anda mungkin juga menyukai