Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan Hak Azazi Manusia dan sekaligus sebagai
investasi, sehingga perlu diupayakan dan ditingkatkan oleh setiap individu
dan seluruh komponen bangsa, agar masyarakat hidup sehat dan akhirnya
dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini perlu
dilakukan bukanlah tanggung jawab pemerintah saja, namun merupakan
tanggung jawab bersama 1.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan bidang kesehatan
diarahkan untuk mencapai komitmen internasional, yang dituangkan dalam
Millenium Development Goals (MDGs) dengan tujuan yang terkait langsung
dengan bidang kesehatan, salah satunya yaitu menurunkan angka kematian
anak 2.
Kondisi pembangunan kesehatan diharapkan telah mampu
mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditujukan dengan berbagai
indikator pembangunan sumber daya manusia seperti meningkatkan derajat
kesehatan dari status gizi masyarakat, gender, meningkatkan tumbuh
kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak, terkendalinya jumlah
dan laju pertumbuhan penduduk serta menurunnya kesenjangan antar
individu, kelompok masyarakat dengan tetap lebih mengutamakan upaya
preventif, promotif serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam
bidang kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan adalah menumbuh kembangkan Posyandu.
Dalam mewujudkan masyarakat sehat, diperlukan kesadaran setiap
anggota msyarakat akan pentingnya perilaku sehat, berkeinginan, serta
berdaya untuk hidup sehat. Masyarakat bersinergi membangun kondisi
lingkungan yang kondusif untuk hidup sehat. Langkah tersebut tercermin
dalam pengembangan sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) di desa dan kelurahan, seperti adanya Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) 3.
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Upaya pembangunan kualitas sumber daya manusia dengan
mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara
merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti
Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien serta dapat menjangkau
semua sasaran yang membutuhkan layanan tumbuh kembang anak, ibu hamil,
ibu menyusui dan balita.
Pada tahun 2012 terdapat 52.804 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dari
77.465 Desa dan Kelurahan yang ada di Indonesia, atau sebesar 68,2%.
Terdapat 2 provinsi yang seluruh desa/kelurahannya telah menjadi desa siaga
aktif yaitu Provinsi Sumatera Barat dan Kepulauan Riau. Presentase desa dan
kelurahan siaga aktif terendah adalah di Provinsi Papua Barat (2,3%) 4.
Pencapaian Kalimantan Barat untuk posyandu aktif pada tahun 2015
adalah sebesar 26,9%. Pencapaian tertinggi dicapai oleh Kabupaten Melawi
sebesar 41,7% dan pencapaian terendah di Kabupaten Sekadau yaitu sebesar
4,3%. Sedangkan Kota Pontianak sebesar 37,4% 5.
Posyandu diharapkan dapat melaksanakan 5 program prioritas, yaitu
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi serta pencegahan
dan penanggulangan diare. Untuk melakukan pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan, diperlukan peran serta kader dan tokoh masyarakat sebagai
penggerak masyarakat. Jumlah kader dan tokoh masyarakat yang telah dilatih
sampai tahun 2012 adalah 381.734 orang 6.
Untuk mencapai desa/kelurahan siaga aktif diperlukan pemberdayaan
masyarakat yaitu dengan mengikutsertakan anggota masyarakat yang
bersedia secara sukarela terlibat dalam masalah-masalah kesehatan misalnya
sebagai kader. Kader merupakan orang terdekat yang berada di tengah-tengah
masyarakat yang diharapkan dapat memegang peranan penting khususnya
yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Kader kesehatan adalah tenaga
sukarela yang dipilih oleh masyarakat dan bertugas mengembangkan
masyarakat. Dalam hal ini kader juga disebut sebagai penggerak atau
promotor kesehatan.
Puskesmas Sungai Rengas memiliki tiga cakupan wilayah kerja yaitu
Desa Sungai Rengas, Desa Jeruju Besar, dan Desa Sungai Kupah. Namun
terhitung sejak bulan Desember 2017 wilayah Desa Sungai Rengas dibagi
menjadi dua bagian, yaitu Desa Sungai Rengas yang terdiri dari 4 dusun.
Yaitu dusun I Pelipis, dusun II Beringin, dusun III Rengas, dan dusun IV
Cendana dan Desa Rengas Kapuas terdiri dari 3 dusun yaitu dusun V Jeruk,
dusun VI Kapuas, dan dusun VII Nipah.
Peneliti tertarik melakukan penelitian di wilayah Desa Rengas Kapuas
yang terdapat 4 posyandu yang terdiri dari 20 orang kader. Dari hasil studi
pendahuluan yang diperoleh adalah banyak kader kesehatan yang tidak aktif
dan ada kader yang sudah usia lanjut, tetapi bila dilihat kinerjanya kader usia
lanjut lebih aktif dibandingkan dengan kader yang masih muda, namun ilmu
pengetahuan yang didapat kader usia lanjut berbeda dengan ilmu yang di
dapat kader yang masih berusia muda dimana kader yang masih muda
mendapatkan ilmu pengetahuan terkini tentang pelayanan posyandu,
sedangkan kandalanya kader yang masih muda tidak menerapkan ilmu sesuai
tugas pokok dan fungsi dalam pelayanan posyandu.
Kemudian peneliti mewawancarai bidan penanggung jawab keempat
posyandu tersebut, menurutnya pemerintah setempat kurang memperhatikan
kesejahteraan para kader karena tidak adanya honor bagi para kader sehingga
mereka para kader malas untuk datang ke posyandu. Namun sekarang sudah
diberlakukannya honor untuk setiap kader dari pemerintah. Namun
kenyataanya tugas dari kader dalam memfasilitasi dan mengarahkan
masyarakat untuk rutin berkunjung ke posyandu belum optimal. Hal ini
berarti peran kader sebagai promotor kesehatan masyarakat belum terlaksana
dengan baik. Tidak jarang biasanya sikap kader ke masyarakat masih sangat
kurang mendukung program pemerintah.
Berdasarkan uraian latar belakang maka penulis tertarik untuk
meneliti tentang peran kader sebagai promotor kesehatan masyarakat di
posyandu wilayah kerja Puskesmas Sungai Rengas.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi peran serta kader sebagai promotor kesehatan masyarakat di
posyandu wilayah kerja Puskesmas Sungai Rengas.

1.3 Tujuan

1
UUD 1954, pasal 28 ayat 1 dan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2
Suhat dan Ruyatul Hasanah. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Kader Dalam
Kegiatan Posyandu (Studi di Puskesmas Palasari Kabupaten Subang). 2014. Jurnal Kemas,10 (1) :
73-79. http://journals.ums.ac.id/index.php/JK/article/download/5533/3607
3
Profil Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-
kesehatan-indonesia-2012.pdf

4
Profil Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-
kesehatan-indonesia-2012.pdf

5
Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015.
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2015/20_Kalbar_
2015.pdf

6
Profil Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-
kesehatan-indonesia-2012.pdf

Anda mungkin juga menyukai