Anda di halaman 1dari 13

Evaluasi Produktivitas Alat Gali-Muat Angkut Front Penambangan 242

Kegiatan gali-muat angkut di lokasi penambangan 242 menggunakan alat


gali-muat berupa Excavator Hitachi EX 2500 dengan kapasitas bucket 15 m3 dan
alat angkut yaitu HD Komatsu dan HD Caterpillar dengan kapasitas angkut 100
ton. Dalam Kerja Praktek (KP) kali ini, penulis mengevaluasi penyebab tidak
tercapainya target produktivitas alat gali-muat angkut di front penambangan ini.
Target produktivitas dari front penambangan ini yaitu 1500-1800 ton/jam.
Material dari front penambangan ini diangkut menuju Limestone Crusher VI
(LSCVI) yang berjarak 1,8 KM dari lokasi penambangan.

Gambar 4.18 Excavator Hitachi EX 2500

Gambar 4.19 Komatsu HD785


Berikut adalah perhitungan produktivitas front penambangan 242 PT Semen
Padang:
1. Efisiensi Kerja
Tabel 4.2 Waktu hambatan yang tidak dapat dihindari
Jenis Alat Mekanis
Kegiatan Kerja Excavator (menit) Dump Truck
(menit)
Safety Talk 15 15
Pemeriksan sebelum 5 5
operasional
Pengisian bahan bakar 12 10
Menuju tempat kerja 10 10
Kembali ke kantor 12 7
Istirahat 60 60
Total 114 107

a. Waktu kerja efektif excavator = 480 menit – 114 menit


= 366 menit
= 6,1 jam
waktu kerja efektif
Efesiensi kerja excavator = waktu yang tersedia x 100%
366 menit
= 480 menit x 100%

= 76,25 %
b. Waktu kerja efektif dump truck = 480 menit – 107 menit
= 373 menit
= 6,22 jam
waktu kerja efektif
Efesiensi kerja dump truck = waktu yang tersedia x 100%
373 menit
= 480 menit x 100%

= 77,71 %
2. Faktor Pengisian Bucket Excavator dan Bak Haul Dump Truck (HDT)
Diketahui :
 Kapasitas teoritis Excavator (Ct) : 24 ton
 Kapasitas aktual Excavator (Ca): 19,14 (Lampiran B)
 Kapasitas teoritis HD (Ct): 100 ton
 Kapasitas aktual HD (Ca) : 84,16 (Lampiran B)

 Faktor Pengisian Bucket Excavator


𝐶𝑡
F = 𝐶𝑎 × 100%
19,14 𝑡𝑜𝑛
F= × 100%
24 𝑡𝑜𝑛

F = 79,75 %

 Faktor Pengisian Bak HDT


𝐶𝑡
F= × 100%
𝐶𝑎
84,16 𝑡𝑜𝑛
F= × 100%
100 𝑡𝑜𝑛

F = 84,16 %

3. Produktivitas Alat Excavator Hitachi EX2500


Diketahui:
 Kapasitas Excavator (Cm) : 24 ton = 15 m3
 Faktor Pengisian (F) : 79,75 %
 Efisiensi Kerja (E) : 76,25 %
 Cycle Time (Ct) : 1,26 menit (Lampiran C)
 Berat Jenis (H) : 2,7 ton/m3
 Produktivitas Excavator Hitachi EX2500
Cm×F×H×E×60
Pa = Ct
15×0,7975×2,7×0,7625×60
= 1,26
1477,67
= 1,26

= 1172,75 ton/jam/unit

4. Produktivitas Alat Komatsu HD 785 dan Caterpillar 777D (4 alat)


Diketahui:
 Kapasitas HD (Kb) : 100 ton = 62,5 m3
 Faktor Pengisian (F) : 84,16 % %
 Efisiensi Kerja (E) : 77,71 %
 Cycle Time (Ct) : 22,63 menit (Lampiran D)
 Berat Jenis (H) : 2,7 ton/m3

 Produktivitas HD
Kb×F×H×E×60
Pa = Ct
62,5×0,8416×2,7×0,7771×60
= 22,63
6621,82
= 22,63

= 292,61 ton/jam/unit

Total produktivitas = Produktivitas/unit × Jumlah Unit


= 292,61 ton/jam/unit × 4 unit
= 1170,44 ton/jam
5. Produktivitas Alat Komatsu HD 785 dan Caterpillar 777D (5 alat)
Diketahui:
 Kapasitas HD (Kb) : 100
 ton = 62,5 m3
 Faktor Pengisian (F) : 84,16 % %
 Efisiensi Kerja (E) : 77,71 %
 Cycle Time (Ct) : 28,99 menit (Lampiran D)
 Berat Jenis (H) : 2,7 ton/m3

 Produktivitas HD
Kb×F×H×E×60
Pa = Ct
62,5×0,8416×0,6×2,7×0,7771×60
= 28,99
6621,82
= 28,99

= 228,42 ton/jam/unit

Total produktivitas = Produktivitas/unit × Jumlah Unit


= 228,42 ton/jam/unit × 5 unit
= 1142,1 ton/jam
Faktor – faktor penyebab tidak tercapainya target produktivitas:
1. Jenis Material
Jenis material di lokasi ini berbeda dengan material di Front
Penambangan Existing. Material di lokasi Penambangan 242 memiliki
struktur sugary, mengkristal, berpori dan terdapat banyak rongga pada
batuan yang diisi material tanah. Pada saat proses peledakan akan
mengakibatkan kehilangan kekuatan ledak sehingga menghasilkan
material boulder. Sedangkan untuk material di Front Penambangan
Existing memiliki termasuk material yang padat dan kompak
Selain itu area penambangan 242 masih dalam tahap development
(pengembangan) diantaranya pembuatan jalan akses dan pembentukan
area penambangan sehingga produksi belum bisa dilakukan secara
maksimal.

Gambar 4.20 Material di Lokasi Tambang 242


Gambar 4.21 Batu Kapur Kristalin Area Penambangan 242

Gambar 4.22 Material di area Penambangan Existing

2. Operator
Efektifitas kerja operator mempengaruhi nilai cycle time dari alat
gali-muat dan angkut yang akan berdampak pada angka produktivitas alat.
Waktu tak terduga yang dihadapi oleh operator antara lain:
 Ke toilet
 Komunikasi dengan sesama karyawan melalui HT
 Minum
 Menerima telepon
3. Cara Pengambilan Material
Material di lokasi ini masih diselingi dengan tanah sehingga
menyebabkan hasil peledakan masih banyak yang berbentuk boulder
(bongkahan). Hal ini dikarenakan proses peledakan kehilangan power
untuk menghancurkan batuan karena terhalangi oleh material tanah.
Untuk standar ukuran crusher sendiri material yang dapat masuk
kedalamnya berkisar antara 20-80 cm. Untuk kasus ini, diperlukan alat
breaker untuk menghancurkan bongkahan-bongkahan tersebut agar
material tersebut dapat masuk ke dalam crusher. Banyaknya boulder di
lokasi ini menyebabkan cycle time alat gali-muat angkut terganggu karena
excavator harus memilah terlebih dahulu material yang akan dimuat.
Proses pemilahan terkadang menyebabkan alat gali-muat melakukan swing
bucket yang jauh ( lebih dari 90o) untuk memuat material ke alat angkut.
Peledakan di lokasi ini menggunakan spasi yang lebih kecil yaitu
3x3 meter dan kedalaman rata-rata 11 meter dibandingkan dengan lokasi
penambangan existing yang rata-rata menggunakan spasi 5x6 meter
dengan rata-rata kedalaman yang sama. Hal ini bertujuan untuk
memperkecil kemungkinan banyaknya boulder. Namun tetap saja hasil
dari peledakan masih banyak yang berbentuk boulder (bongkahan).

Gambar 4.23 Alat Breaker untuk Menghancurkan Bongkah


Untuk alat angkut, salah satu penyebab terganggunya cycle time
adalah kecepatan jalan dari alat angkut tersebut. Berdasarkan pengamatan
dan pengambilan data yang penulis lakukan, waktu angkut isi tercepat
adalah 6 menit 5 detik dan waktu angkut isi terlama yaitu 9 menit 21 detik.
Sedangkan untuk waktu angkut kosong tercepat yaitu 5 menit 25,2 detik
dan waktu angkut kosong terlama yaitu 7 menit 21 detik. Hal ini terjadi
karena masing-masing operator melaju dengan kecepatan yang berbeda-
beda. Selain itu dapat juga disebabkan oleh kondisi lingkungan. Pada saat
jalan kering operator dapat mempercepat laju alat sedangkan pada saar
jalan licin, maka operator akan mengurangi laju kendaraan.

4. Pengaruh Jumlah Alat Angkut


Penggunaan alat angkut yang berlebih ternyata dapat
mempengaruhi produktivitas penambangan. Dapat dilihat dari hasil
perhitungan bahwa apabila menggunakan 4 alat angkut total produksi pada
front ini mencapai 1170,44 ton/jam. Apabila menggunakan 4 alat angkut
total produksinya mencapai 1142,1 ton/jam.
Berikut perhitungan faktor keserasian (Match Factor) pada area
penambangan 242: (rata-rata 5 kali pengisian)
𝑁𝑎 ×𝐶𝑡𝑚 ×𝑛
 MF = 𝑁𝑚 ×𝐶𝑡𝑎
4 ×1,26 ×5
=
1 ×22,63

= 1,11
𝑁𝑎 ×𝐶𝑡𝑚 ×𝑛
 MF = 𝑁𝑚 ×𝐶𝑡𝑎
5 ×1,26 ×5
=
1 ×22,63

= 1,39

Keterangan:

 Na = Jumlah alat angkut


 Ctm = Cycle time alat gali-muat
 n = Jumlah pengisian
 Nm = Jumlah alat gali-muat
 Cta = Cycle time alat angkut

Dapat dilihat bahwa nilai MF untuk jumlah alat angkut 5 unit lebih besar
dibandingkan dengan MF untuk jumlah alat angkut 4 unit. Nilai MF yang
baik adalah yang mendekati 1.

5. Kondisi Lingkungan
Lokasi tambang 242 terletak di puncak Bukit Karang Putih
(Lampiran F). Jalan angkut di lokasi tersebut berbentuk S dengan lebar
jalan lurus 30 meter dan tikungan 20 meter. Namun ada satu tikungan
yang memiliki lebar 13 meter dan jalur tersebut tidak dapat dilalui oleh 2
HDT (Haul Dump Truck) yang sedang berpapasan sehingga salah satu alat
angkut harus menunggu. Untuk minimal lebar jalan angkut yang dapat
dilalui oleh 2 HDT adalah 24 meter. Antrian alat angkut dapat
mengganggu waktu cycle time alat angkut dan dapat mengganggu angka
produktivitas alat angkut tersebut.

Gambar 4.24 Tikungan dengan Lebar Jalan 20 meter


Gambar 4.25 Tikungan dengan Lebar Jalan 13 meter

Gambar 4.26 Antrian alat angkut

 Solusi Peningkatan Produktivitas


Berdasarkan pengamatan lokasi area penambangan 242, dapat dilihat
bahwa kondisi lapangan yang sempit mempengaruhi kelancaran kegiatan
loading dan hauling yang berdampak pada tidak tercapainya target produksi.
Proses peledakan di area penambangan tersebut menggunakan spasi 3 X
3 yang tergolong spasi kecil. Sebelumnya sudah dilakukan percobaan dengan
menggunakan spasi lubang bor 3 X 4 untuk jenis material yang sama namun
hasilnya belum memuaskan. Sehingga PT Semen Padang melakukan
percobaan dengan memperkecil spasi lubang bor sampai didapat spasi 3 X 3
dengan hasil yang lebih memuaskan walaupun masih ada terdapat boulder.
Apabila kembali diperkecil spasi lubang bor maka akan berdampak pada
bertambahnya cost (biaya) dan mengakibatkan daya ledak yang lebih kuat dan
beresiko tinggi.
Pelebaran area penambangan dan jalan angkut dapat dijadikan salah satu
solusi sehingga dapat dilakukan penambahan alat gali-muat dan angkut untuk
peningkatan produktivitas. Berikut perhitungan faktor keserasian alat apabila
diumpakan adanya penambahan alat Excavator Hitachi EX2500:
𝑁𝑎 ×𝐶𝑡𝑚 ×𝑛
 MF = 𝑁𝑚 ×𝐶𝑡𝑎
𝑁𝑎 ×1,26 ×5
1 =
2×22,63

Na = 7,18 ~ 8 unit HDT

Keterangan:

 Na = Jumlah alat angkut


 Ctm = Cycle time alat gali-muat
 n = Jumlah pengisian
 Nm = Jumlah alat gali-muat
 Cta = Cycle time alat angkut

Total produktivitas = Produktivitas/unit × Jumlah Unit


= 292,61 ton/jam/unit × 8 unit
= 2340,88 ton/jam
TUGAS MATA KULIAH EVALUASI DAN PEMERIKSAAN TAMBANG
“EVALUASI PRODUKTIVITAS ALAT GALI-MUAT ANGKUT FRONT
PENAMBANGAN 242”

Disusun Oleh:
Ghina Qatrunnada
1031511022

Dosen Pengampu:
Alfitri Rosita, S.T.,M.Eng.

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2018

Anda mungkin juga menyukai