= 76,25 %
b. Waktu kerja efektif dump truck = 480 menit – 107 menit
= 373 menit
= 6,22 jam
waktu kerja efektif
Efesiensi kerja dump truck = waktu yang tersedia x 100%
373 menit
= 480 menit x 100%
= 77,71 %
2. Faktor Pengisian Bucket Excavator dan Bak Haul Dump Truck (HDT)
Diketahui :
Kapasitas teoritis Excavator (Ct) : 24 ton
Kapasitas aktual Excavator (Ca): 19,14 (Lampiran B)
Kapasitas teoritis HD (Ct): 100 ton
Kapasitas aktual HD (Ca) : 84,16 (Lampiran B)
F = 79,75 %
F = 84,16 %
= 1172,75 ton/jam/unit
Produktivitas HD
Kb×F×H×E×60
Pa = Ct
62,5×0,8416×2,7×0,7771×60
= 22,63
6621,82
= 22,63
= 292,61 ton/jam/unit
Produktivitas HD
Kb×F×H×E×60
Pa = Ct
62,5×0,8416×0,6×2,7×0,7771×60
= 28,99
6621,82
= 28,99
= 228,42 ton/jam/unit
2. Operator
Efektifitas kerja operator mempengaruhi nilai cycle time dari alat
gali-muat dan angkut yang akan berdampak pada angka produktivitas alat.
Waktu tak terduga yang dihadapi oleh operator antara lain:
Ke toilet
Komunikasi dengan sesama karyawan melalui HT
Minum
Menerima telepon
3. Cara Pengambilan Material
Material di lokasi ini masih diselingi dengan tanah sehingga
menyebabkan hasil peledakan masih banyak yang berbentuk boulder
(bongkahan). Hal ini dikarenakan proses peledakan kehilangan power
untuk menghancurkan batuan karena terhalangi oleh material tanah.
Untuk standar ukuran crusher sendiri material yang dapat masuk
kedalamnya berkisar antara 20-80 cm. Untuk kasus ini, diperlukan alat
breaker untuk menghancurkan bongkahan-bongkahan tersebut agar
material tersebut dapat masuk ke dalam crusher. Banyaknya boulder di
lokasi ini menyebabkan cycle time alat gali-muat angkut terganggu karena
excavator harus memilah terlebih dahulu material yang akan dimuat.
Proses pemilahan terkadang menyebabkan alat gali-muat melakukan swing
bucket yang jauh ( lebih dari 90o) untuk memuat material ke alat angkut.
Peledakan di lokasi ini menggunakan spasi yang lebih kecil yaitu
3x3 meter dan kedalaman rata-rata 11 meter dibandingkan dengan lokasi
penambangan existing yang rata-rata menggunakan spasi 5x6 meter
dengan rata-rata kedalaman yang sama. Hal ini bertujuan untuk
memperkecil kemungkinan banyaknya boulder. Namun tetap saja hasil
dari peledakan masih banyak yang berbentuk boulder (bongkahan).
= 1,11
𝑁𝑎 ×𝐶𝑡𝑚 ×𝑛
MF = 𝑁𝑚 ×𝐶𝑡𝑎
5 ×1,26 ×5
=
1 ×22,63
= 1,39
Keterangan:
Dapat dilihat bahwa nilai MF untuk jumlah alat angkut 5 unit lebih besar
dibandingkan dengan MF untuk jumlah alat angkut 4 unit. Nilai MF yang
baik adalah yang mendekati 1.
5. Kondisi Lingkungan
Lokasi tambang 242 terletak di puncak Bukit Karang Putih
(Lampiran F). Jalan angkut di lokasi tersebut berbentuk S dengan lebar
jalan lurus 30 meter dan tikungan 20 meter. Namun ada satu tikungan
yang memiliki lebar 13 meter dan jalur tersebut tidak dapat dilalui oleh 2
HDT (Haul Dump Truck) yang sedang berpapasan sehingga salah satu alat
angkut harus menunggu. Untuk minimal lebar jalan angkut yang dapat
dilalui oleh 2 HDT adalah 24 meter. Antrian alat angkut dapat
mengganggu waktu cycle time alat angkut dan dapat mengganggu angka
produktivitas alat angkut tersebut.
Keterangan:
Disusun Oleh:
Ghina Qatrunnada
1031511022
Dosen Pengampu:
Alfitri Rosita, S.T.,M.Eng.