1/Jan-Mrt/2013
163
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
Indonesie (KUHDagang) pada 30 April 1847 Equality before the Law atau persamaan
melalui Stb. 1847 No. 23. Tapi pada masa dalam hukum selain dari supremasi hukum
kolonial itu, asas ini tidak sepenuhnya (Supremacy of Law) dan hak asasi manusia
diterapkan karena politik pluralisme hukum (Human Rights). Penerapan dari asas ini
yang memberi ruang berbeda bagi hukum dilaksanakan oleh aparat penegak hukum,
Islam dan hukum adat disamping hukum salah satunya yaitu Lembaga
kolonial. Pemasyarakatan. Pelaksanaan pidana
Asas persamaan dihadapan hukum penjara dengan sistem pemasyarakatan
merupakan asas dimana terdapatnya suatu memang merupakan bagian dari satu
kesetaraan dalam hukum pada setiap rangkaian penegakan hukum pidana atau
individu tanpa ada suatu pengecualian. bagian dari rangkaian sistem peradilan
Asas persamaan dihadapan hukum itu bisa pidana (criminal justice system) di
dijadikan sebagai standar untuk Indonesia.5
mengafirmasi kelompok-kelompok marjinal Di dalam Undang undang Nomor 12
atau kelompok minoritas. Namun disisi lain, Tahun 1995 pasal 5 menyatakan bahwa:
karena ketimpangan sumberdaya “Sistem pemasyarakatan dilaksanakan
(kekuasaan, modal dan informasi) asas berdasarkan asas pengayoman, persamaan
tersebut sering didominasi oleh penguasa perlakukan dan pelayanan pendidikan,
dan pemodal sebagai tameng untuk penghormatan harkat dan martabat
melindungi aset dan kekuasaannya. manusia, kehilangan kemerdekaan adalah
Asas equality before the law bergerak salah satu derita, serta terjaminnya hak
dalam payung hukum yang berlaku umum untuk berhubungan dengan keluarga dan
(general) dan tunggal. Ketunggalan hukum orang-orang tertentu sangat diperlukan
itu menjadi satu wajah utuh di antara bagi narapidana”.6
dimensi sosial lain, misalnya terhadap Lembaga Pemasyarakatan merupakan
ekonomi dan sosial. Persamaan “hanya” di salah satu komponen penting dalam sistem
hadapan hukum seakan memberikan sinyal peradilan pidana yang memiliki fungsi
di dalamnya, bahwa secara sosial dan paling strategis serta potensial untuk
ekonomi orang boleh tidak mendapatkan memperbaiki para narapidana agar dibina
persamaan. Perbedaan perlakuan sehingga diharapkan mereka yang pernah
“persamaan” antara di dalam wilayah melakukan kejahatan tidak mengulangi lagi
hukum, wilayah sosial dan wilayah ekonomi kejahatannya.
itulah yang menjadikan asas equality before Sedangkan dalam Pasal 28 ayat (3)
the law tergerus di tengah dinamika sosial Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
dan ekonomi. 1999 tentang Syarat dan Tata cara
Hukum acara pidana tidak mengenal Pelaksanaan Warga Binaan
adanya peraturan yang memberikan Pemasyarakatan,menyatakan bahwa:
perlakuan khusus kepada terdakwa Narapidana dan Anak Didik
sehingga pengadilan mengadili dengan Pemasyarakatan dilarang membawa
tidak membeda-bedakan orang pesawat televisi dan radio atau media
sebagaimana ditentukan Pasal 5 ayat (1) elektronik yang lain ke dalam LAPAS untuk
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 jo. kepentingan pribadi.
Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 jo.
Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 dan 5
Romli Atmasasmita, Kapita Selekta Hukum Pidana
penjelasan umum angka 3 huruf (a). dan Kriminologi, Mandar Maju, Bandung, 1995, hal.
Salah satu ciri penting dalam konsep 157.
6
negara hukum The Rule of Law adalah Indonesia, Undang-undang No. 12 Tahun 1995
tentang pemasyarakatan, Pasal 5
164
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
165
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
166
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
167
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
168
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
169
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
terhadap narapidana dan anak didi sebagai kepentingan negara pada waktu-waktu
berikut : tertentu saja. Pekerjaan yang diberikan
1. Ayomi dan berikan bekal hidup agar harus satu dengan pekerjaan yang
mereka dapat menjalankan peranan terdapat di masyarakat, dan yang
sebagai warga masyarakat yang baik menunjang pembangunan, umpamanya
dan berguna; menunjang usaha meningkatkan
2. Penjatuhan pidana bukan tindakan produksi pangan.
balas dendam oleh negara. Ini berarti 7. Bimbingan dan didikan yang diberikan
bahwa tidak boleh ada penyiksaan kepada narapidana dan anak didik
terhadap narapidana dan anak didik, harus berdasarkan Pancasila. Antara
baik yang berupa tindakan, perlakuan, lain ini berarti bahwa kepada mereka
ucapan cara perawatan ataupun harus ditanamkan jiwa
penempatan. Satu-satunya derita yang kegotongroyakan, jiwa toleransi, jiwa
dialami oleh narapidana dan anak didik kekeluargaan, disamping pendidikan
hendaknya hanyalah dihilangkannya kerokhanian dan kesempatan untuk
kemerdekaannya untuk bergerak dalam menunaikan ibadah agar memperoleh
masyarakat bebas. kekuatan spiritual;
3. Berikan bimbingan, bukan penyiksaan, 8. Narapidana dan anak didik sebagai
supaya mereka bertobat. Berikan orang-orang yang tersesat adalah
kepada mereka pengertian mengenai manusia, dan mereka harus
norma-norma hidup dan kehidupan, diperlakukan sebagai manusia.
dan sertakan mereka dalam kegiatan- Martabatnya dan persaannya sebagai
kegiatan sosila untuk menumbuhkan manusia harus dihormati;
rasa hidup kemasyarakatannya. 9. Narapidana dan anak didik hanya
4. Negara tidak berhak membuat mereka dijatuhkan narapidana hilang
menjadi lebih buruk atau lebih jahat kemerdekaan sebagai satu-satunya
daripada sebelumnya dijatuhi pidana, derita yang dapat dialaminya;
mialnya dengan mencampurbaurkan 10. Disediakan dan dipupul sarana-sarana
narapidana dan anak didik, yang yang dapat mendukung fungsi
melakukan tindak pidana berat dengan rehabilitatif, korektif dan edukatif
yang ringan, dan sebagainya. dalam sistem pemasyarakatan.12
5. Selama kehilangan kemerdekaan Kesepuluh prinsip yang dihasilkan dalam
bergerak, para narapidana dan anak Konferensi Lembang tanggal 27 April 1964
didik harus dikenalkan dengan dan tidak tersebut sangat baik sebagai pedoman
boleh diasingkan dari masyarakat. untuk pembinaan narapidana dan anak
Antara lain kontak dengan masyarakat didik. Oleh karena itu, sebaiknya para
dapat menjelma dalam bentuk petugas lembaga pemasyarakatan di
kunjungan hiburan ke dalam lembaga seluruh Indonesia berusaha semaksimal
pemasyarakatan dari anggota-anggota mungkin untuk melaksanakan hasil
masyarakat bebas, dan kesempatan konferensi tersebut. Dengan demikian
yang lebih banyak untuk berkumpul perlakuan terhadap narapidana dan anak
bersama sahabat dan keluarga; didk, tiada lain ialah melakukan pembinaan,
6. Pekerjaan yang diberikan kepada agar narapidana itu menjadi manusia yang
narapidana dan anak didik tidak boleh berguna di masa mendatang.
bersifat sekedar pengisi waktu. Juga
12
tidak boleh diberikan pekerjaan untuk Romli Atmasasmita, Fungsi pidana penjara dalam
memenuhi kebutuhan jawatan atau sistem pemidanaan di Indonesia, Bandung, Alumni,
1982, hal 70
170
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
171
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
akhirnya prinsip equality before the law -------------------., Muladi, Lembaga Pidana
ini mempunyai kelemahan dalam Bersyarat, Alumni, Bandung, 1985.
penerapan di dalam lembaga Romli Atmasasmita, Kapita Selekta Hukum
pemasyarakatan Pidana dan Kriminologi, Mandar Maju,
Bandung, 1995.
2. Saran Romli Atmasasmita, Teori dan Kapita
1. Tempatkan para narapidana dalam Selekta Krimonologi, Refika Aditama,
persamaan hak dan derajat di dalam Bandung, 2007.
Lembaga Pemasyarakatan. Berikan Romli Atmasasmita, Fungsi Pidana Penjara
kepada mereka hak perlindungan hukum Dalam Sistem Pemidanaan Di Indonesia,
yang sama selama berada di dalam SF Marbun, Dimensi-Dimensi Pemikiran
lembaga pemasyarakatan sesuai dengan Hukum Administrasi Negara, UII Press,
Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 Yogyakarta, 2004.
tentang Pemasyarakatan. Layani mereka Suharto & Jonaedi Efendi, Paduan Praktis
dengan hak perlakuan yang sama Bila Anda Menghadapi Perkara Pidana,
menurut hukum sejak mereka masuk Prestasi Pustaka, Jakarta, 2010.
dan keluar di lembaga pemasyarakatan Sumarsono A Karim, Bimbingan dan
2. Pemerintah serta aparat penegak hukum Penyuluhan Warga Binaan
dalam hal ini departemen hukum dan Pemasyarakatan (Anak Sipil, Anak
ham harus memberikan hukuman, sanksi Negara, Narapidana, dan Klien
atau tindakan tegas kepada petugas Pemasyarakatan), Jakarta, 2009.
pemasyarakatan (sipir) yang melakukan Sumarsono A Karim, Metode dan Teknik
perlakuan khusus di luar undang-undang Penelitian Kemasyarakatan, Jakarta,
yang mengatur kepada narapidana 2003.
golongan di atas. Sumbu Telly dan kawan-kawan. Kamus
Umum Hukum Dan Politik. Media Prima
DAFTAR PUSTAKA Aksara. Jakarta : 2011.
A Josias Simon R, Budaya Penjara Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi
Pemahaman dan Implementasi, Karya Negara Indonesia, Ichtiar, Jakarta,
Putra Darwati, Bandung, 2012. 1962
Andi Hamzah & Siti Rahayu, Suatu Tinjauan -------------------., Kompilasi Instrumen
Ringkas Sistem Pemidanaan Di Internasional Hak Asasi Manusia dan
Indonesia, Akademika Pressindo, Jakarta, Dokumen-dokumen terkait dengan
1983. Praktek dalam Lembaga
Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana, Citra Pemasyarakatan, 2008.
Aditya Bakti, Jakarta, 2007.
Mansyur A Effendi., Perkembangan Dimensi
Hak Asasi Manusia dan Proses Dinamika
Penyusunan Hukum Hak Asasi Manusia,
Ghalia Indonesia, Bogor, 2005.
Marbun, Rocky., Cerdik dan Praktis
Menghadapi Kasus Hukum, Visimedia,
Jakarta, 2010
Muladi, HAM-Hakekat, Konsep &
Implikasinya Dalam Perspektif Hukum &
Masyarakat. Refika Aditama, Bandung,
2009.
172