Anda di halaman 1dari 10

Lex et Societatis, Vol.I/No.

1/Jan-Mrt/2013

PERWUJUDAN PRINSIP EQUALITY BEFORE Dalam Amandemen Undang-undang


THE LAW BAGI NARAPIDANA DI DALAM Dasar 1945 , teori equality before the law
LEMBAGA PEMASYARAKATAN DI termasuk dalam Pasal 27 ayat ( 1 ) yang
INDONESIA1 menyatakan bahwa : Segala warga Negara
Oleh : Julita Melissa Walukow2 bersamaan kedudukannya didalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung
ABSTRAK hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah ada kecualinya. 3 Ini merupakan pengakuan
untuk mengetahui bagaimana prinsip dan jaminan hak kesamaan semua
equality before the law dalam sistem warganegara dalam hukum dan
pemasyarakatan dan bagaimana penerapan pemerintahan.
prinsip equality before the law bagi Teori dan konsep equality before the law
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan seperti yang dianut oleh Pasal 27 ayat ( 1 )
dalam penegakan hukum dan hak asasi Amandemen Undang-undang Dasar 1945
manusia. Berdasarkan penelitian hukum tersebut menjadi dasar perlindungan bagi
normatif disimpulkan bahwa: 1. warga Negara agar diperlakukan sama
Pelaksanaan pembinaan narapidana oleh dihadapan hukum dan pemerintahan. Hal
Lembaga Pemasyarakatan diatur dalam UU ini dimaksud, bahwa semua orang
No. 12 Tahun 1995 tentang diperlakukan sama di depan hukum.
Pemasyarakatan yang menganut asas Equality before the law dalam arti
Equality Before the Law dan pelayanan sederhananya bahwa semua orang sama di
yang dalam penjelasannya asas tersebut depan hukum. Persamaan dihadapan
memiliki arti yaitu pemberian perlakuan hukum atau equality before the law adalah
dan pelayanan yang sama kepada Warga salah satu asas terpenting dalam hukum
Binaan Pemasyarakatan tanpa membeda- modern. Asas ini menjadi salah satu sendi
bedakan orang. 2. Pada dasarnya UU No. 12 doktrin Rule of Law yang juga menyebar
tahun 1995 mengatur tentang hak-hak pada negara-negara berkembang seperti
narapidana, namun dalam pelaksanaannya Indonesia.
ada hak-hak yang diberikan kepada Kalau dapat disebutkan asas equality
narapidana yang memiliki golongan lebih di before the law ini merupakan salah satu
atas diluar daripada hak-hak yang diberikan manifestasi dari Negara hukum (rechtstaat)
yang ditulis dalam Undang-undang. sehingga harus adanya perlakuan sama bagi
Kata Kunci: lembaga pemasyarakatan, setiap orang di depan hukum ( gelijkheid
Persamaan Hak van ieder voor de wet).4 Dengan demikian,
elemen yang melekat mengandung makna
A. LATAR BELAKANG perlindungan sama di depan hukum (equal
Negara Republik Indonesia adalah justice under the law) dan mendapatkan
Negara yang berdasarkan atas hukum. keadilan yang sama di depan hukum.
Undang-undang Dasar 1945 menetapkan Perundang-undangan Indonesia
bahwa Negara Republik Indonesia itu suatu mengadopsi asas ini sejak masa kolonial
negara hukum (rechstsaat) dibuktikan dari lewat Burgelijke Wetboek (KUHPerdata)
Ketentuan dalam pembukaan , Batang dan Wetboek van Koophandel voor
tubuh , dan Penjelasan Undang-undang
Dasar 1945. 3
Yasir Arafat. Undang-undang Dasar Republik
Indonesia 1945 dan perubahannya, Permata Press.
hal 26.
1 4
Artikel skripsi. Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana, Citra Aditya
2
NIM: 090711012. Bakti, Jakarta, 2007, hal. 20.

163
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

Indonesie (KUHDagang) pada 30 April 1847 Equality before the Law atau persamaan
melalui Stb. 1847 No. 23. Tapi pada masa dalam hukum selain dari supremasi hukum
kolonial itu, asas ini tidak sepenuhnya (Supremacy of Law) dan hak asasi manusia
diterapkan karena politik pluralisme hukum (Human Rights). Penerapan dari asas ini
yang memberi ruang berbeda bagi hukum dilaksanakan oleh aparat penegak hukum,
Islam dan hukum adat disamping hukum salah satunya yaitu Lembaga
kolonial. Pemasyarakatan. Pelaksanaan pidana
Asas persamaan dihadapan hukum penjara dengan sistem pemasyarakatan
merupakan asas dimana terdapatnya suatu memang merupakan bagian dari satu
kesetaraan dalam hukum pada setiap rangkaian penegakan hukum pidana atau
individu tanpa ada suatu pengecualian. bagian dari rangkaian sistem peradilan
Asas persamaan dihadapan hukum itu bisa pidana (criminal justice system) di
dijadikan sebagai standar untuk Indonesia.5
mengafirmasi kelompok-kelompok marjinal Di dalam Undang undang Nomor 12
atau kelompok minoritas. Namun disisi lain, Tahun 1995 pasal 5 menyatakan bahwa:
karena ketimpangan sumberdaya “Sistem pemasyarakatan dilaksanakan
(kekuasaan, modal dan informasi) asas berdasarkan asas pengayoman, persamaan
tersebut sering didominasi oleh penguasa perlakukan dan pelayanan pendidikan,
dan pemodal sebagai tameng untuk penghormatan harkat dan martabat
melindungi aset dan kekuasaannya. manusia, kehilangan kemerdekaan adalah
Asas equality before the law bergerak salah satu derita, serta terjaminnya hak
dalam payung hukum yang berlaku umum untuk berhubungan dengan keluarga dan
(general) dan tunggal. Ketunggalan hukum orang-orang tertentu sangat diperlukan
itu menjadi satu wajah utuh di antara bagi narapidana”.6
dimensi sosial lain, misalnya terhadap Lembaga Pemasyarakatan merupakan
ekonomi dan sosial. Persamaan “hanya” di salah satu komponen penting dalam sistem
hadapan hukum seakan memberikan sinyal peradilan pidana yang memiliki fungsi
di dalamnya, bahwa secara sosial dan paling strategis serta potensial untuk
ekonomi orang boleh tidak mendapatkan memperbaiki para narapidana agar dibina
persamaan. Perbedaan perlakuan sehingga diharapkan mereka yang pernah
“persamaan” antara di dalam wilayah melakukan kejahatan tidak mengulangi lagi
hukum, wilayah sosial dan wilayah ekonomi kejahatannya.
itulah yang menjadikan asas equality before Sedangkan dalam Pasal 28 ayat (3)
the law tergerus di tengah dinamika sosial Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
dan ekonomi. 1999 tentang Syarat dan Tata cara
Hukum acara pidana tidak mengenal Pelaksanaan Warga Binaan
adanya peraturan yang memberikan Pemasyarakatan,menyatakan bahwa:
perlakuan khusus kepada terdakwa Narapidana dan Anak Didik
sehingga pengadilan mengadili dengan Pemasyarakatan dilarang membawa
tidak membeda-bedakan orang pesawat televisi dan radio atau media
sebagaimana ditentukan Pasal 5 ayat (1) elektronik yang lain ke dalam LAPAS untuk
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 jo. kepentingan pribadi.
Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 jo.
Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 dan 5
Romli Atmasasmita, Kapita Selekta Hukum Pidana
penjelasan umum angka 3 huruf (a). dan Kriminologi, Mandar Maju, Bandung, 1995, hal.
Salah satu ciri penting dalam konsep 157.
6
negara hukum The Rule of Law adalah Indonesia, Undang-undang No. 12 Tahun 1995
tentang pemasyarakatan, Pasal 5

164
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

Pelaksanaan pembinaan narapidana oleh dan sebagainya). Namun inkonsistensi


Lembaga Pemasyarakatan diatur dalam penegakan hukum ini sering pula mereka
Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 temui dalam media elektronik maupun
tentang Pemasyarakatan yang menganut cetak, yang menyangkut tokoh-tokoh
asas persamaan perlakuan dan pelayanan masyarakat (pejabat, orang kaya, dan
yang dalam penjelasannya asas tersebut sebagainya).
memiliki arti yaitu pemberian perlakuan Pada umumnya para narapidana yang
dan pelayanan yang sama kepada Warga berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan
Binaan Pemasyarakatan tanpa membeda- seharusnya tidak memiliki fasilitas yang
bedakan orang sebagai asas secara khusus, mewah,bahkan didalam kamar tahanan
hanya saja seperti kita ketahui saat ini tidak boleh diberikan fasilitas seperti TV,
sering terjadi perlakuan-perlakuan khusus AC, Sofa, dan sebagainya. Tapi, dalam
yang diberikan kepada narapidana dari kenyataannya pemberian fasilitas seperti
golongan atas khususnya para pejabat itu malah didapatkan di dalam kamar
pemerintah seperti pemberian fasilitas narapidana yang memliki
yang tidak diberikan pada narapidana lain jabatan,kedudukan, dan kekayaan.
yang berasal dari golongan bawah. Hukum Sedangkan bagi Narapidana yang tidak
yang seharusnya bersifat netral bagi mempunyai apa-apa tidak bisa
Narapidana, seringkali bersifat diskriminatif mendapatkan fasilitas seperti itu. Peraturan
, memihak kepada yang kuat dan berkuasa. yang sudah dibuat tidak sebanding dengan
Perubahan sistem pemidanaan di praktek yang ada. Karena itu, berbagai
Indonesia ke arah Pemasyarakatan pada peristiwa hukum saat ini semakin membuka
hakekatnya merupakan perubahan ke arah mata bahwa hukum di negeri ini hanya
sistem pemidanaan yang manusiawi dan berpihak pada yang kuat, dan mempunyai
melindungi HAM. Bahkan Pemasyarakatan kedudukan, apalagi bila mempunyai
dalam arti sesungguhnya merupakan kekayaan yang banyak.
proses penegakan hukum yang berorientasi Dengan latar belakang tersebut, maka
pada perlindungan HAM, khususnya hak- dalam penulisan Skripsi Penulis
hak warga binaan Pemasyarakatan. Namun mengangkat judul “ Perwujudan Prinsip
kenyataan sekarang ini, pelaksanaan sistem Equality Before the Law bagi Narapidana di
ini belum didukung aspek organisasi dan dalam Lembaga Pemasyaraktan di
fasilitatif yang memadai serta adaptasi Indonesia”.
terhadap perkembangan pemidanaan di
dunia. B. PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan hukum di Indonesia 1. Bagaimana prinsip equality before the
terjadi karena beberapa hal, baik dari law dalam sistem pemasyarakatan?
system peradilannya, perangkat hukumnya, 2. Bagaimanakah penerapan prinsip
inkonsistensi penegakan hukum, intervensi equality before the law bagi narapidana
kekuasaan, maupun perlindungan hukum . di Lembaga Pemasyarakatan dalam
Diantara banyaknya permasalahan penegakan hukum dan hak asasi
tersebut, satu hal yang sering dilihat dan manusia?
dirasakan oleh masyarakat awam adalah
adanya inkonsistensi penegakan hukum C. METODE PENELITIAN
oleh aparat. Inkonsistensi penegakan Untuk menghimpun bahan yang
hukum ini kadang melibatkan masyarakat diperlukan guna penulisan skripsi ini penulis
itu sendiri, keluarga, maupun lingkungan menggunakan metode penelitian
terdekatnya yang lain (tetangga, teman, kepustakaan (library research), yaitu

165
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

dengan mempelajari pustaka hukum, narapidana juga memiliki perlakuan hak


artikel-artikel hukum, himpunan peraturan dan kedudukan yang sama.
perundang-undangan dan sumber-sumber Persamaan di depan hukum berarti sama
tertulis lainnya. Seperti Undang-Undang No dengan persamaan di dalam Lembaga
12 tahun 1995 tentang Lembaga pemasyarakatan. Secara tegas dikatakan;
Pemasyarakatan. Dengan demikian, analisis bahwa semua orang mempunyai
yang digunakan merupakan analisis kedudukan yang sama di depan hukum
normatif. berarti sama dengan semua orang
mempunyai kedudukan yang sama di dalam
F. PEMBAHASAN penjara. Hal ini berkaitan erat dengan
1. Prinsip Equality Before the Law dalam norma dan rasa keadilan di dalam hukum.
Sistem Pemasyarakatan. Semua orang mempunyai kedudukan
Persamaan kedudukan dihadapan yang sama di depan hukum berarti sama
hukum atau equality before the law adalah dengan semua orang mempunyai
salah satu asas terpenting dalam hukum kedudukan yang sama di dalam Lembaga
modern. Asas ini menjadi salah satu sendi pemasyarakatan. Semua orang adalah
doktrin Rule of Law yang juga menyebar subyek hukum. Tidak peduli kaya atau
pada negara-negara berkembang seperti miskin, anak presiden atau anak pengemis,
Indonesia. bahkan tidak peduli sebelumnya berstatus
Prinsip Negara hukum mengajarkan pejabat atau pengangguran. Semuanya
bahwa komunikasi dan interaksi sosial yang sama. Yang berpangkat harus
terdiri dari berbagai elemen komunitas menanggalkan kepangkatannya, yang anak
berinteraksi dan bertransaksi untuk presiden harus meninggalkan semua
mencapai tujuan dan cita-cita bersama. fasilitas dan kemewahan yang pernah
Bahwa tatanan kehidupan dan komunikasi dimilikinya, yang kaya harus meninggalkan
antar individu dalam suatu komunitas kekayaan dan gaya hidupnya. Dalam hal
mengacu kepada aturan main yang tertentu, asas persamaan dihadapan
disepakati dan dipakai sebagai acuan dan hukum itu bisa dijadikan sebagai standar
referensi para pihak dalam melakukan untuk mengafirmasi kelompok-kelompok
hubungan dan perbuatan hukum. Atas marjinal atau kelompok minoritas.
dasar konsep tersebut, tidak ada Salah satu tujuan dari pemasyarakatan
kesemena-menaan yang dilakukan baik ialah memberikan jaminan perlindungan
oleh penegak hukum maupun oleh pencari hak asasi tahanan yang di tahan di rumah
keadilan, sehingga melahirkan masyarakat tahanan Negara dan cabang rumah tahanan
sipil (civil society)di mana antar individu dalam rangka memperlancar proses
sebagai rakyat atau warga Negara peyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di
mempunyai kedudukan yang sama dan siding pengadilan.
sederajat di depan hukum (equality before Sistem pemasyarakatan yang dimuat
the law). dalam ketentuan Pasal 1 angka 2 Undang-
Asas Equality before the law jika di Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang
kaitkan dengan fungsi peradilan, berarti Pemasyarakatan tersebut dalam
setiap orang yang datang berhadapan di melaksanakan pembinaan terhadap
sidang peradilan adalah ”sama hak dan narapidana didasarkan pada beberapa hal,
kedudukaannya” begitu juga saat seorang sebagaimana tercantum dalam Pasal 5
sudah di nyatakan sebagai narapidana, saat Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995
berada di dalam lembaga pemasyarakatan tentang Pemasyarakatan menegaskan

166
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

sistem pemasyarakatan yang dilaksanakan haknya yang lain seperti layaknya


berdasarkan asas-asas sebagai berikut : manusia. Dengan kata lain, hak
1. Pengayoman perdatanya tetap dilindungi, seperti hak
Menurut Penjelasan pasal 5 Undang- memperoleh perawatan kesehatan,
Undang Nomor 12 Tahun 1995 yang di makan, minum, pakaian, tempat tidur,
maksud degan pengayoman adalah latihan keterampilan, olahraga, dan
perlakuan terhadap warga binaan rekreasi.
pemasyarakatan dalam rangka 6. Terjaminya hak untuk tetap
melindungi masyarakat dari berhubungan dengan keluarga dan
kemungkinan diulanginya tindak pidana orang-orang tertentu.
oleh warga binaan pemasyarakatan. Meskipun warga binaan
Selain itu juga memberikan bekal hidup pemasyarakatan (narapidana) berada di
kepada warga binaan pemasyarakatan lapas, harus tetap di dekatkan dan
agar ,menjadi warga yang berguna di dikenalkan dengan masyarakat dan
dalam masyarakat. tidak boleh di asingkan dari masyarakat,
2. Persamaan perlakuan dan pelayanan seperti berhubungan dengan
Menurut penjelasan pasal 5 Undang- masyarakat dalam bentuk kunjungan,
Undang No 12 tahun 1995 yang di hiburan ke dalam lapas dari anggota
maksud dengan persamaan perlakuan masyarakat yang bebas, serta
dan pelayanan adalah pemberian kesempatan berkumpul bersama
perlakuan dan pelayanan yang sama sahabat dan keluarga seperti program
kepada warga binaan pemasyarakatan cuti mengunjungi keluarga.7
tanpa membeda-bedakan orang. Sistem Pemasyarakatan
3. Pendidikan dan Pembimbingan menitikberatkan pada usaha
Proses pendidikan dan pembimbingan perawatan, pembinaan, pendidikan,
dilaksanakan berdasarkan pancasila, dan bimbingan bagi warga binaan yang
seperti penanaman jiwa kekeluargaan, bertujuan untuk memulihkan kesatuan
keterampilan, pendidikan kerohanian, hubungan yang asasi antara individu
dan kesempatan untuk menunaikan warga binaan dan masyarakat.
ibadah. Pelaksanaan pembinaan
4. Penghormatan harkat dan martabat pemasyarakatan didasarkan atas
manusia prinsip-prinsip sistem pemasyarakatan
Penghormatan harkat dan martabat untuk merawat, membina, mendidik
manusia dimaksudkan bahwa sebagai dan membimbing warga binaan dengan
orang yang tersesat, warga binaan tujuan agar menjadi warga yang baik
pemasyarakatan harus tetap dan berguna.
diperlakukan sebagai manusia. Warga binaan dalam sistem
5. Kehilangan kemerdekaan merupakan pemasyarakatan mempunyai hak untuk
satu-satunya penderitaan mendapatkan pembinaan rohani dan
Warga binaan pemasyarakatan harus jasmani hak mereka untuk menjalankan
berada di dalam lembaga ibadahnya, berhubungan dengan pihak
pemasyarakatan (lapas) untuk jangka luar baik keluarganya maupun pihak
waktu tertentu, sehingga negara lain, memperoleh informasi, baik
memiliki kesempatan penuh untuk melalui media cetak maupun elektronik,
memperbaikinya. Selama di lapas, memperoleh pendidikan yang layak dan
warga binaan pemasyarakatan
(Narapidana) tetap memperoleh hak- 7
Marbun, Rocky. Op.cit,hal. 71

167
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

sebagainya. Hak-hak itu tidak diperoleh b. Kesadaran berbangsa dan bernegara;


secara otomatis tapi dengan syarat atau c. Intelektual;
kriteria tertentu seperti halnya untuk d. Sikap dan perilaku;
mendapat remisi, asimilasi harus e. Kesehatan jasmani dan rohani;
memenuhi syarat yang sudah f. Kesadaran hukum;
8
ditentukan. g. Reintegrasi sehat dengan masyarakat;
Sistem pemasyarakatan memandang h. Keterampilan kerja; dan
pemidanaan yang berdasarkan pembinaan i. Latihan kerja dan produksi.9
di dalam Lembaga Pemasyarakatan dengan Sedangkan dalam pasal 4 di katakan
suatu aturan hukum yang diintegrasikan bahwa Pelaksanaan pembinaan dan
antara pemulihan narapidana dengan pembimbingan Warga Binaan
pembalasan atas perbuatannya yang Pemasyarakatan dilakukan oleh Petugas
bertujuan supaya ada pertobatan. Pemasyarakatan yang terdiri dari atas:
Sistem pemasyarakatan merupakan a. Pembina Pemasyarakatan;
suatu rangkaian kesatuan penegakan b. Pengaman Pemasyarakatan; dan
hukum pidana, oleh karena itu c. Pembimbing Kemasyarakatan.10
pelaksaananya tidak dapat dipisahkan dari Dalam pasal 7 ayat (2) dan pasal 9
pengembangan konsepsi umum mengenai Peraturan Pemerintah No. 31 tahun 1999
pemidanaan. mengatakan bahwa Tahap pembinaan
Pembinaan Warga Binaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Pemasyarakatan di LAPAS dilaksanakan terdiri dari atas 3 (tiga) tahap, yaitu:
secara intramural (di dalam LAPAS) dan a. Tahap awal
secara ekstramural (di luar LAPAS). Pembinaan tahap awal dimulai sejak
Pembinaan secara ekstramural yang yang bersangkutan berstatus sebagai
dilakukan di LAPAS disebut asimilasi, yaitu Narapidana sampai dengan 1/3 (satu
proses pembinaan Warga Binaan per tiga) dari masa pidana.
Pemasyarakatan yang telah memenuhi b. Tahap lanjutan
persyaratan tertentu dengan membaurkan Pembinaan tahap lanjutan meliputi:
mereka ke dalam kehidupan masyarakat. 1. tahap lanjutan pertama, sejak
Pembinaan secara ekstramural juga berakhirnya pembinaan tahap awal
dilakukan oleh BAPAS yang disebut sampai dengan 1/2 (satu per dua)
integrasi, yaitu proses pembimbingan dari masa pidana; dan
Warga Binaan Pemasyarakatan yang telah 2. tahap lanjutan kedua, sejak
memenuhi persyaratan tertentu untuk berakhirnya pembinaan tahap
hidup dan berada kembali di tengah-tengah lanjutan pertama sampai dengan
masyarakat dengan bimbingan dan 2/3 (dua per tiga) masa pidana.
pengawasan BAPAS. c. Tahap akhir
Pembinaan dan pembimbingan Pembinaan tahap akhir dilakasanakan
kepribadian dan kemandirian sebagaimana sejak berakhirnya tahap lanjutan sampai
dimaksud dalam Pasal 2, meliputi hal-hal dengan berakhirnya masa pidana dari
yang berkaitan dengan: Narapidana yang bersangkutan.
a. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa;
9
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
8
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan
Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan,
Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, pasal. 3.
10
Pasal. 1. Ibid

168
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

Undang-Undang Nomor 12 Tahun pemberian remisi atau pengurangan masa


1995 tentang Pemasyarakatan secara tegas menjalani pidana yang diberikan kepada
mengatur tentang hak-hak yang dimiliki Narapidana yang memenuhi syarat-syarat
oleh narapidana. Pada Pasal 14 Undang- yang ditentukan dalam peraturan
Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang perundang-undangan.
Pemasyarakatan menentukan bahwa
Narapidana berhak : B. Penerapan Prinsip Equality Before the
1. Melakukan ibadah sesuai dengan agama Law Bagi Narapidana di Lembaga
dan kepercayaanya. Pemasyarakatan dalam Penegakan
2. Mendapat perawatan, baik perawatan Hukum dan Hak Asasi Manusia
rohani maupun jasmani. Lembaga Pemasyarakatan sebagai ujung
3. Mendapat pendidikan dan pengajaran. tombak pelaksanaan asas pengayoman
4. Mendapat pelayanan kesehatan dan merupakan tempat untuk mencapai tujuan
makanan yang layak. tersebut melalui pendidikan, rehabilitasi
5. Menyampaikan keluhan dan reintegrasi. Sejalan dengan peran
6. Mendapatkan bahan bacaan dan Lembaga Pemasyarakatan tersebut maka
mengikuti siaran media massa lainnya tepatlah apabila Petugas Pemasyarakatan
yang tidak dilarang. melaksanakan tugas pembinanaan dan
7. Mendapat upah atau premi atas pengamanan Warga Binaan
pekerjaan yang dilakukan. Pemasyarakatan dalam Undang-Undang di
8. Menerima kunjungan keluarga, tetapkan sebagai Pejabat Fungsional
penasehat hukum atau orang tertentu Penegak Hukum.
lainnya. Pembinaan dalam Lembaga
9. Mendapatkan pengurangan masa Pemasyarakatan dapat terlaksana secara
pidana atau remisi. konfrehensif terhadap narapidana. Sebab
10. Mendapatkan kesempatan berasimilasi terapi medis dan rehabilitasi sosial
termasuk cuti mengunjungi keluarga. terhadap narapidana agar memberi
11. Mendapat pembebasan bersyarat. manfaat dalam pemulihan bagi warga
12. Mendapatkan cuti menjelang bebas. binaan. Kemanfaatan hukum bagi
13. Mendapatkan hak-hak sesuai dengan narapidana sebagai sistem pemidanaan
peraturan perundang-undangan yang dalam pandangan utilitarian (utilitarian
berlaku.11 view) menyatakan bahwa pemidanaan itu
Pendidikan dan pengajaran adalah usaha harus dilihat dari segi manfaatnya. Menurut
sadar untuk menyiapkan Warga Binaan pandangan utilitarian tujuan hukum dari
Pemasyarakatan melalui kegiatan segi manfaat dan kegunaannya yang dilihat
bimbingan atau latihan bagi peranannya di adalah situasi atau keadaan yang ingin
masa yang akan datang. Sedangkan untuk dihasilkan dengan dijatuhkan pidana itu.
pelayanan kesehatan adalah upaya Dalam melaksanakan pembinaan
promotif,preventif, kuratif, dan rehabilitatif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
dibidang kesehatan bagi narapidana dan Kepala LAPAS menetapkan Petugas
anak didik pemasyarakatan di lembaga Pemasyarakatan yang bertugas sebagai
pemasyarakatan. Wali Narapidana dan Anak Didik
Salah satu prinsip equality before the Pemasyarakatan.
law dalam sistem pemasyarakatan adalah Dalam Konferensi Dinas Direktorat
Pemasyarakatan di Lembang Jawa Barat,
11
tanggal 27 April 1964 dirumuskan prinsip-
UU No. 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, prinsip pokok yang menyangkut perlakuan
Pasal 14.

169
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

terhadap narapidana dan anak didi sebagai kepentingan negara pada waktu-waktu
berikut : tertentu saja. Pekerjaan yang diberikan
1. Ayomi dan berikan bekal hidup agar harus satu dengan pekerjaan yang
mereka dapat menjalankan peranan terdapat di masyarakat, dan yang
sebagai warga masyarakat yang baik menunjang pembangunan, umpamanya
dan berguna; menunjang usaha meningkatkan
2. Penjatuhan pidana bukan tindakan produksi pangan.
balas dendam oleh negara. Ini berarti 7. Bimbingan dan didikan yang diberikan
bahwa tidak boleh ada penyiksaan kepada narapidana dan anak didik
terhadap narapidana dan anak didik, harus berdasarkan Pancasila. Antara
baik yang berupa tindakan, perlakuan, lain ini berarti bahwa kepada mereka
ucapan cara perawatan ataupun harus ditanamkan jiwa
penempatan. Satu-satunya derita yang kegotongroyakan, jiwa toleransi, jiwa
dialami oleh narapidana dan anak didik kekeluargaan, disamping pendidikan
hendaknya hanyalah dihilangkannya kerokhanian dan kesempatan untuk
kemerdekaannya untuk bergerak dalam menunaikan ibadah agar memperoleh
masyarakat bebas. kekuatan spiritual;
3. Berikan bimbingan, bukan penyiksaan, 8. Narapidana dan anak didik sebagai
supaya mereka bertobat. Berikan orang-orang yang tersesat adalah
kepada mereka pengertian mengenai manusia, dan mereka harus
norma-norma hidup dan kehidupan, diperlakukan sebagai manusia.
dan sertakan mereka dalam kegiatan- Martabatnya dan persaannya sebagai
kegiatan sosila untuk menumbuhkan manusia harus dihormati;
rasa hidup kemasyarakatannya. 9. Narapidana dan anak didik hanya
4. Negara tidak berhak membuat mereka dijatuhkan narapidana hilang
menjadi lebih buruk atau lebih jahat kemerdekaan sebagai satu-satunya
daripada sebelumnya dijatuhi pidana, derita yang dapat dialaminya;
mialnya dengan mencampurbaurkan 10. Disediakan dan dipupul sarana-sarana
narapidana dan anak didik, yang yang dapat mendukung fungsi
melakukan tindak pidana berat dengan rehabilitatif, korektif dan edukatif
yang ringan, dan sebagainya. dalam sistem pemasyarakatan.12
5. Selama kehilangan kemerdekaan Kesepuluh prinsip yang dihasilkan dalam
bergerak, para narapidana dan anak Konferensi Lembang tanggal 27 April 1964
didik harus dikenalkan dengan dan tidak tersebut sangat baik sebagai pedoman
boleh diasingkan dari masyarakat. untuk pembinaan narapidana dan anak
Antara lain kontak dengan masyarakat didik. Oleh karena itu, sebaiknya para
dapat menjelma dalam bentuk petugas lembaga pemasyarakatan di
kunjungan hiburan ke dalam lembaga seluruh Indonesia berusaha semaksimal
pemasyarakatan dari anggota-anggota mungkin untuk melaksanakan hasil
masyarakat bebas, dan kesempatan konferensi tersebut. Dengan demikian
yang lebih banyak untuk berkumpul perlakuan terhadap narapidana dan anak
bersama sahabat dan keluarga; didk, tiada lain ialah melakukan pembinaan,
6. Pekerjaan yang diberikan kepada agar narapidana itu menjadi manusia yang
narapidana dan anak didik tidak boleh berguna di masa mendatang.
bersifat sekedar pengisi waktu. Juga
12
tidak boleh diberikan pekerjaan untuk Romli Atmasasmita, Fungsi pidana penjara dalam
memenuhi kebutuhan jawatan atau sistem pemidanaan di Indonesia, Bandung, Alumni,
1982, hal 70

170
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

Berbicara tentang penegakan hukum Persepsi masyarakat ketika mendengar


berarti berbicara juga tentang hukum itu istilah narapidana adalah orang-orang yang
sendiri. Di dalam ilmu hukum mengenal akibat perbuatannya, dihukum dalam
asas equality before the law, dimana semua penjara atau lembaga pemasyarakatan dan
orang mempunyai kedudukan yang sama di hukuman itu layak diberikan kepadanya
depan hukum. sebagai konsekuensi dari perbuatannya.
Asas equality before the Law atau Merujuk Pasal 10 Kitab Undang-undang
persamaan dalam hukum, supremasi Hukum Pidana, jenis hukuman yang bisa
hukum dan hak asasi manusia merupakan diberikan berupa hukuman pokok dan
syarat dari konsep negara hukum. 13Atas hukuman tambahan. Hukuman pokok yaitu
konsepsi itulah kebijakan-kebijakan hukuman mati, hukuman penjara, hukuman
menyangkut regulasi yang dikeluarkan oleh kurungan dan hukuman denda, sedangkan
pemerintah serta implementasi atas hukuman tambahan yaitu pencabutan
kebijakan-kebijakan harus mengedepankan beberapa hak tertentu, perampasan barang
aspek hak asasi manusia. Aturan tentang tertentu dan pengumuman putusan hakim.
hak asasi manusia yang melekat pada Hukuman tersebut diberikan dan
setiap manusia diatur lewat seperangkat dilaksanakan oleh negara kepada setiap
aturan hukum yang ada.14 Dalam warga negara yang terbukti bersalah sesuai
pelaksanaannya di Indonesia peraturan dengan putusan hakim yang telah memiliki
pelaksana terhadap hak-hak asasi tersebut kekuatan hukum tetap.
tertuang dalam Undang-undang Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia G. PENUTUP
merupakan salah satu perangkat aturan 1. Kesimpulan
hukum yang menjadi acuan dan mengatur 1. Pelaksanaan pembinaan narapidana
tentang hak asasi manusia di Indonesia. oleh Lembaga Pemasyarakatan diatur
Berbicara tentang hak asasi manusia, setiap dalamUndang-Undang No. 12 Tahun
orang memiliki hak asasi yang sama tidak 1995 tentang Pemasyarakatan yang
terkecuali orang yang menjalani hukuman. menganut asas Equality Before the Law
Salah satu bentuk hak asasi yang diberikan dan pelayanan yang dalam
negara adalah hak pembinaan bagi penjelasannya asas tersebut memiliki
narapidana. Secara umum narapidana juga arti yaitu pemberian perlakuan dan
merupakan warga negara namun yang pelayanan yang sama kepada Warga
membedakannya adalah lingkungannya. Binaan Pemasyarakatan tanpa
Dalam Pasal 1 ayat (7) Undang-undang membeda-bedakan orang.
Nomor 12 Tahun 1995 tentang 2. Pada dasarnya Undang-Undang nomor
Pemasyarakatan. Narapidana adalah orang 12 tahun 1995 mengatur tentang hak-
yang menjalani pidana hilang kemerdekaan hak narapidana, namun dalam
di Lembaga Pemasyarakatan. pelaksanaannya ada hak-hak yang
diberikan kepada narapidana yang
memiliki golongan lebih di atas diluar
13
daripada hak-hak yang diberikan yang
SF Marbun, Dimensi-Dimensi Pemikiran Hukum ditulis dalam Undang-undang. Sehingga
Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta, 2004,
hal. 8 perlakuan lembaga pemasyarakatan
14
A. Mansyur Effendi, Perkembangan Dimensi Hak yang ada di Indonesia masih kurang baik.
Asasi Manusia dan Proses Dinamika Penyusunan Hal ini terlihat kasus tentang perlakuan
Hukum Hak Asasi Manusia, Ghalia Indonesia, Bogor, istimewa atau diskriminasi berdasarkan
2005, hal. 32. status sosial dan kedudukan, pada

171
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

akhirnya prinsip equality before the law -------------------., Muladi, Lembaga Pidana
ini mempunyai kelemahan dalam Bersyarat, Alumni, Bandung, 1985.
penerapan di dalam lembaga Romli Atmasasmita, Kapita Selekta Hukum
pemasyarakatan Pidana dan Kriminologi, Mandar Maju,
Bandung, 1995.
2. Saran Romli Atmasasmita, Teori dan Kapita
1. Tempatkan para narapidana dalam Selekta Krimonologi, Refika Aditama,
persamaan hak dan derajat di dalam Bandung, 2007.
Lembaga Pemasyarakatan. Berikan Romli Atmasasmita, Fungsi Pidana Penjara
kepada mereka hak perlindungan hukum Dalam Sistem Pemidanaan Di Indonesia,
yang sama selama berada di dalam SF Marbun, Dimensi-Dimensi Pemikiran
lembaga pemasyarakatan sesuai dengan Hukum Administrasi Negara, UII Press,
Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 Yogyakarta, 2004.
tentang Pemasyarakatan. Layani mereka Suharto & Jonaedi Efendi, Paduan Praktis
dengan hak perlakuan yang sama Bila Anda Menghadapi Perkara Pidana,
menurut hukum sejak mereka masuk Prestasi Pustaka, Jakarta, 2010.
dan keluar di lembaga pemasyarakatan Sumarsono A Karim, Bimbingan dan
2. Pemerintah serta aparat penegak hukum Penyuluhan Warga Binaan
dalam hal ini departemen hukum dan Pemasyarakatan (Anak Sipil, Anak
ham harus memberikan hukuman, sanksi Negara, Narapidana, dan Klien
atau tindakan tegas kepada petugas Pemasyarakatan), Jakarta, 2009.
pemasyarakatan (sipir) yang melakukan Sumarsono A Karim, Metode dan Teknik
perlakuan khusus di luar undang-undang Penelitian Kemasyarakatan, Jakarta,
yang mengatur kepada narapidana 2003.
golongan di atas. Sumbu Telly dan kawan-kawan. Kamus
Umum Hukum Dan Politik. Media Prima
DAFTAR PUSTAKA Aksara. Jakarta : 2011.
A Josias Simon R, Budaya Penjara Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi
Pemahaman dan Implementasi, Karya Negara Indonesia, Ichtiar, Jakarta,
Putra Darwati, Bandung, 2012. 1962
Andi Hamzah & Siti Rahayu, Suatu Tinjauan -------------------., Kompilasi Instrumen
Ringkas Sistem Pemidanaan Di Internasional Hak Asasi Manusia dan
Indonesia, Akademika Pressindo, Jakarta, Dokumen-dokumen terkait dengan
1983. Praktek dalam Lembaga
Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana, Citra Pemasyarakatan, 2008.
Aditya Bakti, Jakarta, 2007.
Mansyur A Effendi., Perkembangan Dimensi
Hak Asasi Manusia dan Proses Dinamika
Penyusunan Hukum Hak Asasi Manusia,
Ghalia Indonesia, Bogor, 2005.
Marbun, Rocky., Cerdik dan Praktis
Menghadapi Kasus Hukum, Visimedia,
Jakarta, 2010
Muladi, HAM-Hakekat, Konsep &
Implikasinya Dalam Perspektif Hukum &
Masyarakat. Refika Aditama, Bandung,
2009.

172

Anda mungkin juga menyukai