Anda di halaman 1dari 10

PRESENTASI KASUS

HIDRONEFROSIS

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti


Pendidikan Profesi Dokter Stase Ilmu Radiologi
RSUD Tidar Kota Magelang

Diajukan Kepada :
dr. Handri Andika Sp. Rad

Disusun Oleh :
Aulia Rahmah
(20174011054)

SMF BAGIAN ILMU RADIOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TIDAR KOTA MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
PRESENTASI KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn, M
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Tempuran
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam

KASUS
Seorang pasien laki-laki 46 tahun datang ke poli urologi dengan keluhan nyeri pada
pinggang kanan. Keluhan tersebut sudah dirasakan selama kurang lebih 6 bulan. Selain itu pasien
juga mengeluhkan BAKnya tampak keruh. Nyeri yang dirasakan pasien sering hilang timbul
dengan sendirinya.

ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Nyeri pinggang kanan sejak 6 bulan yang lalu.

B. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluhkan nyeri pada pinggang kanan. Keluhan tersebut sudah dirasakan
selama kurang lebih 6 bulan. Selain itu pasien juga mengeluhkan BAKnya tampak keruh.
Nyeri yang dirasakan pasien sering hilang timbul dengan sendirinya. Tidak ada demam,
mual, muntah dan tidak ada gangguan BAB.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat sakit seperti ini sebelumnya disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi : disangkal

D. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit serupa : disangkal
Riwayat hipertensi : (+)
Riwayat DM : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi : disangkal

E. Anamnesis Sistem
Neurologi : pusing (-), kesadaran menurun (-)
Respirasi : sesak nafas (+), batuk (+), dahak (-)
Kardiovaskular : jantung berdebar-debar (-), pallor (-)
Gastrointestinal : mual muntah (-), nyeri perut (-), BAB biasa
Urogenital : BAK tampak keruh
Muskuloskeletal : kelemahan anggota gerak (-)

F. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : compos mentis
Vital sign
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 80x /menit
 Napas : 30x /menit
 Suhu : 36,4o C
Kepala & leher : dbn
Thorax : NT (-)/(-), ronkhi (-)/(-), wheezing (-)/(-)
Abdomen :
 Inspeksi : tampak datar, tak tampak jejas
 Auskultasi : bising usus normal, 20x / menit
 Perkusi : timpani
 Palpasi : NT (-)
Ekstremitas : dbn

G. Gambaran Radiologi

Rontgen BNO-IVP :
Kesan: Hydonefrosis dextra grade 3-4 dengan nephrolithiasis dextra.
TINJAUAN PUSTAKA

I. ANATOMI

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga peritoneal bagian
atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medal. Cekungn
ini disebut hilus renalis, yang di dalamnya terdapat apeks pelvis dan struktur lain yang
merawat ginjal, yakni pembuluh darah, sistem limfatik dan sistem saraf.
Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrus tipis dan mengkilat yang disebut kapsula fibrosa
ginjal dan melekat pada parenkim ginjal.

II. DEFINISI
Hidronefrosis adalah dilatasi pada pelvis renalis maupun kaliks, yang disebabkan oleh
adanya obstruksi pada ginjal. Obstruksi pada ginjal dapat disebabkan oleh berbagai sebab,
yang kongenital atau didapat.
Ada 4 derajat hidronefrosis, yaitu :
 Derajat 1
Dilatasi pelvis renalis tanpa dilatasi kaliks. Kaliks tumpul (blunting).
 Derajat 2
Dilatasi pelvis renalis dan dilatasi kaliks mayor. Kaliks mendatar (flattening).
 Derajat 3
Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor, tanpa penipisan korteks.
Kaliks menonjol (clubbing).
 Derajat 4
Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan kaliks minor, disertai penipisan korteks.
Kaliks menggelembung (ballooning).

III. ETIOLOGI
Obsruksi saluran kemih dapat disebabkn oleh berbagai sebab, yakni kongenital atau
didapat, dan penyakit yang ada di dalam lumen atau desakan dari luar lumen saluran kemih.
Obstruksi saluran kemih atas mengakibatkan kerusakan saluran kemih yang terkena (ureter
dan ginjal), tetapi obstruksi sauran kemih bawah dapat mempengaruhi saluran kemih atas.
IV. PATOFISIOLOGI
Obstruksi saluran kemih akan menyebabkan kerusakan ginjal, beik struktur maupun
fungsinya. Kerusakan itu tergantung pada 1) lama obstruksi, 2) derajat obstruksi, 3) unilateral
atau bilateral, dan 4) adanya infeksi yang menyertai.
Hidronefrosis terbentuk karena adanya gangguan pada aliran urin. Gangguan ini dapat
terjadi dimana saja pada saluran urinary dari ginjal hingga meatus uretra. Peningkaan tekanan
pada uterer menyebabkan perubahan pada filtrasi glomerular, fungsi tubular dan aliran darah
ginjal. Laju filtrasi glomerular (GFR) mengalami penurunan secara signifikan dalam hitungan
jam pada obstruksi akut. Pada obstruksi akut, terjadi kenaikan tekanan intra ureter dan
intrarenal yang terjadi mendadak, yang sejalan dengan keadaan diuresis. Kenaikan tekanan
tersebut ditransmisikan balik kedalam lumen tubulis. Kenaikan tekanan tidak berlngsung
lama, kemudian diikuti penurunan tekanan secara perlhan-lahan.
Penurunan tekanan tersebut disebabkan karena: 1) kenaikan dilatasi pelvis renalis, 2)
penurunan aliran darah ke ginjal, 3) aliran balik pielolimvatik dan pielovenus. Penurunan GFR
dapat terjadi berminggu-minggu setelah obstruksi membaik. Selain itu, kemampuan tubulus
renal dalam transport sodium, potassium dan proton dan keampuan pemekatan dan
mengenceran urin mengalami penurunan yang parah.
Ketikan ganguan tersebut bersifat kronis akan menyebabkan atrofi tubulus profundus
dan kehilangan nefron secara permanen. Peningkatan tekanan ureter juga menyebabkan aliran
balik pada pyeovenous dan pyelolimfatik.

V. PENEGAKAN DIAGNOSIS

 Anamnesis
Keluhan utama penderita adalah nyeri kolik pada pinggang yang menjalar sepanjang
perjalanan ureter, hematuria makroskopik (berasal dari batu aluran kemih), gejala
gastrointestinal, demam dan menggigil jika disertai dengan infeksi, perasaan panas saat
berkemih, dan urin keruh. Nyeri merupakan manifestsi hiperperistaltik otot saluran kemih
sebelah atas, yang bisa terjadi mulai dari infundibulum hingga ureter sebelah distal.
 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik, ginjal mengaalami hidronefrosis mungkin teraba pada palpasi,
terasa nyeri saat diperkusi. Terdapat nyeri ketok ginjal.

 Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium: urinalisis dapat memberikan petunjuk adanya inflamasi saluran kemih,
yakni didapatkannya leukosituria dan eritosituria. Pemeriksaan produksi urin perhari,
pH urin, berat jenis urin, dan kandungan elektrolit diperlukan untuk menilai fungsi
tubulus ginjal.
- USG: merupakan pemeriksaan penunjang lini pertama. Dari USG dapat diketahui 1)
penebalan perenkim atau penipisan korteks ginjal, 2) dilatasi pelvis, kalises, dan ureter
proksimal.
- BNO-IVP

VI. PENATALAKSANAAN
Tujuan pada terapi hidronefrosis adalah untuk mengurangi rasa nyeri dan mencegah
terjadinya infeksi. selain itu penatalaksanaan untuk hidronefrosis dapat berupa
 Nefrotomi: tindakan yang dilakukan dengan cara memasukkan sebuah kateter lewat
punggu ke dalam ginjal, dilakukan untuk mengatasi penumpukan urin pada ginjal yang
terjadi karena adanya obsruksi.
 Ekstracorporareal Shock Wave Lithotripsy (ESWL): adalah tindakan untuk
menghancurkan batu menggunakna getaran gelombang dari luar tubuh kearea ginjal
menjadi partikel-partikel kecil yang kemudian mengalir keluar bersama urin.
 Nefrolitotomi: mengangkat batu ginjal melalui akses perkutan untuk mencapai
peviokalises.

VII. KOMPLIKASI
 Kidney atrophy
 Infeksi saluran kemih
 Batu ginjal
 Pyonephrosis

VIII. PROGNOSIS
Prognosis hidronefrosis sangat bergntung dari kondisi yang mendasarinya, apakah
terjadi unilateral atau bilateral, penyakit pada ginjal sebelumnya
DAFTAR PUSTAKA

Rasad, S. 2005. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua. Jakarta: FKUI.


B Purnomo, Basuki. Dasar-Dasar Urologi, Sagung Seto. Jakarta. 2014

Anda mungkin juga menyukai