Disusun oleh:
ANTASENA 2
TAHUN 2017/2018
ANTISPASMODIK
1. Fungsi Obat
untuk mengurangi atau melawan kejang-kejang yang terjadi pada semua otot tubuh,
baik otot anggota gerak maupun otot di dalam organ tubuh (otot usus, otot rahim, otot
pembuluh darah) dapat mengalami spasm., yang sering mengakibatkan nyeri perut
(saluran pencernaan)
dosis 1-2 tablet 3-4 kali sehari untuk mengatasi luka usus dua belas jari, peradangan
usus, dan gangguan spasm pada otot usus. Untuk anak-anak tersedia obat dalam
bentuk sirup. Dosis pada anak-anak disesuaikan dengan berat badannya. Anak dengan
berat 4,5-9 kg diberikan 0,5 ml sirup 3 kali sehari. Anak dengan berat 9-13,5
3. Efek Samping
a. Efek samping yang cukup sering ditemukan pada pemakaian obat antispasmodik
ialah:
Sulit buang air besar (konstipasi);
Berkurangnya produksi keringat;
Pusing;
Mulut dan tenggorokan terasa kering;
Kulit kering.
b. Efek samping lainnya yang lebih jarang terjadi tetapi pernah dilaporkan adalah:
Perut terasa kembung;
Pandangan kabur;
Sulit buang air kecil;
Sakit kepala;
Mual;
Muntah;
Perasaan lemas;
Sakit tenggorokan.
kemungkinan terjadinya efek samping obat. Untuk melakukan hal ini perawat harus
mengetahui obat yang harus diberikan pada pasien serta kemungkinan efek samping
yang dapat terjadi. Beberapa efek samping obat khususnya yang menimbulkan
mengenai tanda-tanda atau gejala efek samping obat yang harus dilaporkan pada
penting untuk mencegah terjadinya alergi pada pasien akibat pemberian obat. Data
kesehatan. Apabila pasien mengalami alergi jenis obat tertentu., maka perawat harus
mencatat hal ini secara jelas dalam rencana perawatan. Catatan status kesehatan
pasien, sampul depan catatan/kartu pasien atau catatan lain sesuai aturan rumah sakit.
Perawat perlu tanggap terhadap kemungkinan terjadinya sensitivitas silang
(cross sensitivity) terhadap berbagai obat atau makanan yang berbeda. Misalnya,
pasien yang alergi terhadap penisilin mungkin juga alergi terdahap ampisilin.
satu rumah sakit dengan rumah sakit yang lain. Namun pada prinsipnya perawat harus
yang salah dapat merusak struktur kimia maupun efek samping obat. Pada umumnya,
obat tidak boleh terkena sinar matahari langsung, kena cahaya yang tajam, disimpan
ditempat yang lembab atau disimpan pada tempat yang bersuhu ekstrim. Suhu dapat
dikatakan ekstrim apabila mencapai di atas 40ºC. Suhu sejuk berkisar antara 8ºc dan
15ºC, suhu kamar berkisar antara 15ºC dan 30ºC sedangkan suhu dingin adalah di
bawah 8ºC.
Dalam mempersiapkan obat, perawat harus memeriksa tanda kadaluarsa obat,
pelayanan kesehatan baik rumah sakit maupun puskesmas. System administrasi obat
dirumah sakit dipengaruhi oleh banyak hal. Rumah sakit swasta mempunyai system
administrasi obat yang berbeda dengan rumah sakit negeri baik dalam pentalaksanaan
dipengaruhi pula oleh jenis rumah sakit, apakah A, B,C,D atau rumah sakit E.
misalnya dalam hal penatalaksanaan obat-obat emergensi. Beberapa rumah sakit tipe
A maupun tipe B melengkapi penyediaaan obat emergensi hampir pada semua unit
dipusatkan di unit gawat darurat atau farmasi. System administrasi di puskesmas pada
prinsipnya telah diatur oleh departemen kesehatan dan dapat dipelajari dalam Buku
format LB4 untuk penggunaan obat umum dan format laporan narkotika untuk
pada pasien., keluarga dan masyarakat luas. Hal ini termasuk pendidikan yang
berkaitan dengan obat. Perawat dapat memberikan penyuluhan tentang manfaat obat
secara umum, sedangkan informasi yang lebih terperinci bukan merupakan tanggung
2018
Priharjo, Robert. 1994. Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. Jakarta: EGC
TAMBAHAN AJA YEEE !!!!! (SERAH LU MAU DITAMBAHIN APA KAGAK YUD)
Antispasmodik adalah golongan obat untuk spasm otot. Spasm adalah kontraksi, tegang otot
yang terjadi secara tiba-tiba dan tanpa sadar. Spasm otot sering disebut orang awam sebagai
kram otot. Semua otot tubuh, baik otot anggota gerak maupun otot di dalam organ tubuh (otot
usus, otot rahim, otot pembuluh darah) dapat mengalami spasm. Penderita akan merasa
sangat nyeri. Spasm biasanya berlangsung dalam hitungan menit dan akan menghilang
sendiri, tetapi dapat juga berlangsung lebih lama. Spasm yang terjadi amat sering atau
Contoh obat antispasmodik ialah phenobarbital dan belladona alkaloid (atropin, skopolamin).
Sebagian besar obat antispasmodik bekerja pasa sistem saraf sehingga efek samping yang
muncul juga banyak. Namun efek positifnya juga banyak. Obat antispasmodik juga dapat
diberikan untuk kondisi ulkus duodenum (luka pada usus dua belas jari) dan peradangan usus
halus.
Antispasmodik tidak boleh diberikan pada penderita dengan riwayat alergi terhadap obat-obat
spasmodik sebelumnya. Selain itu penggunaan antispasmodik juga perlu diawasi pada
Pembesaran prostat;
Masalah buang air kecil;
EFEK SAMPING
Efek samping yang cukup sering ditemukan pada pemakaian obat antispasmodik ialah:
Pusing;
Kulit kering.
Efek samping lainnya yang lebih jarang terjadi tetapi pernah dilaporkan adalah:
Pandangan kabur;
Sakit kepala;
Mual;
Muntah;
Perasaan lemas;
Sakit tenggorokan.
DOSIS
Dosis pengobatan tergantung pada jenis obat dan kondisi penyakit yang diatasi.
Phenobarbital, salah satu antispasmodik yang sering digunakan, diberikan dengan dosis 1-2
tablet 3-4 kali sehari untuk mengatasi luka usus dua belas jari, peradangan usus, dan
gangguan spasm pada otot usus. Untuk anak-anak tersedia obat dalam bentuk sirup. Dosis
pada anak-anak disesuaikan dengan berat badannya. Anak dengan berat 4,5-9 kg diberikan
0,5 ml sirup 3 kali sehari. Anak dengan berat 9-13,5 diberikan dengan dosis 1 ml sirup 3 kali
sehari.
Peran perawat