BAB IV Pekerjaan Pengujian Sementasi
BAB IV Pekerjaan Pengujian Sementasi
BAB IV
PEKERJAAN PENGUJIAN SEMENTASI
Pengujian sementasi perlu diadakan dengan maksud untuk memperoleh data yang akan dipakai
sebagai referensi dalam pelaksanaan sementasi (grouting). Data yang diperlukan dan harus
dipakai dalam pelaksanaan sementasi antara lain :
Faktor-faktor tersebut di atas, akan sangat berguna untuk menyusun desain sementasi. Secara
ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:
Pengujian sementasi harus dilakukan dengan pola lubang yang telah ditentukan. Hal ini
diperlukan guna memperoleh hal-hal sebagai berikut :
4-1
Diklat Pengawasan Bendungan, Balai Diklat IX Surabaya
Urutan pelaksanaan
Prosedur
Campuran bubur semen
Tekanan
Pola lubang sementasi yang akan dipakai merupakan gabungan segi tiga dan segi empat seperti
ditampilkan pada Gambar 4-1 berikut :
KGT-1 KGT-2
2m
2m CH-3
POROS GALIAN INTI
2m
KGT-5 CH-2 CH-1 BENDUNGAN
KGT-4 KGT-3
Urutan pelaksanaan dan kedalaman lubang uji sementasi diatur sebagai berikut :
Lubang Grouting Kedalaman Total Inklinasi
KGT-1 20 m Vertikal
KGT-2 20 m Vertikal
KGT-3 20 m Vertikal
KGT-4 20 m Vertikal
KGT-5 20 m Vertikal
CH-1 25 m Lubang pengecekan, vertikal
CH-2 25 m Lubang pengecekan, vertikal
CH-3 25 m Lubang pengecekan, vertikal
Pemboran
Pencucian
Pengujian kelulusan air (Lugeon Test)
Injeksi bubur semen
Tekanan Injeksi Maksimum
4-2
Diklat Pengawasan Bendungan, Balai Diklat IX Surabaya
6.2.3.1 Pemboran
Pemboran dilakukan dengan “rotary boring machine” dengan diameter NX. Pengambilan contoh
batuan perlu dilakukan dan dideskripsi sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
Jenis batuan
Sifat fisik
Sistem kekar
Ketidaksinambungan (discontinuity)
RQD
Kelas batuan
Contoh batuan yang terambil disusun secara berurutan di dalam kotak contoh. Dalam satu kotak
contoh akan memuat contoh batuan sepanjang 5 m.
Pada awal dan akhir pemboran, harus diukur permukaan air tanahnya.
6.2.3.2 Pencucian
Pencucian dimaksudkan untuk membersihkan lubang bor terhadap tahi bor (cutting). Pekerjaan
ini dilakukan selama 5-10 menit.
Pengujian kelulusan air (Lugeon Test) dilakukan dengan variasi tekanan sebagai berikut (lihat
Tabel 4.1) :
Rumus dan penentuan Lugeon dipakai metode Holsby (1976) dan SNI 2411:2008 sebagai
berikut :
10.Q
Lu = l/m/menit/pada 10 bar
p.L
4-3
Diklat Pengawasan Bendungan, Balai Diklat IX Surabaya
Injeksi bubur semen dimulai dari campuran encer berangsur-angsur diubah menjadi kental sesuai
kriteria berikut (Tabel 4.2) :
Tabel 4.2 Kriteria Bubur Injeksi
Campuran (*) Jumlah terinjeksi dalam waktu 30 menit
4:1 200 l harus dikentalkan menjadi 3 : 1
3:1 200 l harus dikentalkan menjadi 2 : 1
2:1 200 l harus dikentalkan menjadi 1 : 1
1:1 Sampai selesai
(*) Ditentukan oleh Direksi
Injeksi bubur semen (cement grouting) dinyatakan selesai apabila volume injeksi ≤ 20 liter
dalam waktu 30 menit.
* Sesuai dengan spesifikasi teknis atau ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan
6.3 Peralatan
Mesin bor yang dipakai adalah “Rotary Boring Machine” yang dilengkapi tabung penginti (core
barrel) double atau triple. Adapun spesifikasi teknis dari mesin bor yang dipakai adalah :
Kapasitas mesin bor : 50 – 100 m
Tekanan mesin : 15 bar
Pompa mesin bor : 200 l/menit (minimum)
4-4
Diklat Pengawasan Bendungan, Balai Diklat IX Surabaya
Untuk menjamin kestabilan injeksi disarankan pompa yang dipakai adalah jenis mono/helical.
Apabila pompa ini tidak tersedia, maka dapat dipakai jenis duplex atau triplex cylinder. Tekanan
pompa yang disyaratkan adalah mampu memberikan tekanan konstan pada 10 kg/cm2.
Untuk melaksanakan pengujian kelulusan air dan injeksi dipakai pipa injeksi yang dilengkapi
dengan karet packer.
Karet packer dapat dipilih jenis mekanik, pneumatik ataupun jenis hidro. Penentuan jenis karet
packer disesuaikan dengan kondisi batuan dan akan diarahkan oleh Konsultan Supervisi dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
Mesin pencampur bubur semen atau grout mixer mempunyai fungsi untuk menyampurkan air
dan semen sehingga menjadi campuran yang homogen. Rotasi mesin disyaratkan paling tidak
1500 sampai 2000 rpm.
Mesin penggerak bubur semen atau agitator berfungsi menggerakkan bubur semen yang telah
menjadi emulsi sehingga tidak sempat menggumpal selama injeksi. Rotasi mesin penggerak
disyaratkan 100-200 rpm.
Pengukur tekanan atau pressure gauge harus dikalibrasi sebelum dipakai. Pembagian skala alat
ini disyaratkan 0,2 kg/cm2 dan mempunyai besaran maksimum sampai dengan 10 kg/cm2.
Alat ini mengatur injeksi sedemikian rupa sehingga bubur semen dari agitator dapat dikontrol
tekanannya dan bubur semen yang tidak terinjeksikan dapat dialirkan kembali ke agitator.
Yang dimaksud dengan pengujian laboratorium disini adalah pengujian bubur semen dengan
memakai peralatan yang disiapkan di perancah sementasi (grout plant), meliputi :
Visual
Sedimentasi
Kekentalan
Berat jenis
4-5
Diklat Pengawasan Bendungan, Balai Diklat IX Surabaya
Waktu penyiapan dilakukan pagi hari dan sore hari, sesuai dengan kebutuhan.
6.4.1 Visual
Contoh bubur semen ditaruh di dalam mangkok plastik kira-kira setebal 2,5 - 3 cm. Setelah
membeku, contoh ini dipecahkan.
Kalau pada permukaan contoh yang dipecah menunjukkan kenampakan yang massif, maka
campuran cukup baik tetapi apabila menunjukkan perlapisan maka campuran ini tidak sempurna.
6.4.2 Sedimentasi
Dari pengujian sedimentasi akan diperoleh besarnya semen yang akan mengendap dalam waktu
2 jam dinyatakan dalam persen.
Alat yang dipakai gelas ukur 1000 ml, dengan prosedur :
Campuran grout dimasukkan ke dalam gelas ukur.
Catat waktu mulai.
Setelah dua jam dicatat bagian yang bening, misalnya A,
Sedimentasi : A x 100 %
1000
6.4.3 Kekentalan
Isilah Tabung Marsh dengan bubur semen dan tutuplah lubang di bagian bawah
dengan ibu jari.
Gelas ukur ditaruh di bawahnya.
Bukalah ibu jari dan tekanlah stopwatch tanda start.
Bubur semen akan tertampung pada gelas ukur.
Setelah mencapai 1000 ml stopwatch ditekan tanda berhenti.
Catat waktunya.
4-6
Diklat Pengawasan Bendungan, Balai Diklat IX Surabaya
6.5 Evaluasi
Dengan membandingkan tekanan maksimum pada tiap-tiap tahap terhadap hasil uji kelulusan air,
dapat dievaluasi sifat tekanannya (apakah tekanan grouting melampaui kekuatan batuan atau
tidak). Disamping itu, perlu dicatat kemungkinan adanya gejala “up lift” pada pelaksanaan
sementasi.
Campuran bubur sementasi yang disarankan adalah seperti tersebut di bawah ini :
Nilai Lu batuan fondasi Campuran awal bubur semen (air : semen)
Lu < 10 4:1
10 ≤ Lu ≤ 100 3:1
Lu > 100 2:1
6.6 Penutup
Hasil dari Pengujian Sementasi pada rencana pembangunan bendungan harus disupervisi oleh
Ahli Sementasi agar dapat diperoleh data yang memadai untuk desain sementasi.
4-7