Anda di halaman 1dari 7

Rizka Rinintia Sari

GAMBARAN RADIOLOGI KOLITIS

Kolitis adalah suatu peradangan akut atau kronik pada kolon, yang berdasarkan penyebab
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Kolitis infeksi,
misalnya: colitis amoebiasis, shigelosis, kolitis tuberkulosa, kolitis pseudomembran,
kolitis karena virus/bakteri/parasit.
2. Kolitis non-infeksi,
misalnya : kolitis ulseratif, penyakit Crohn’s kolitis radiasi, kolitis iskemik.

Jenis Kolitis
a. Kolitis Infeksi
 AMEBIASIS KOLON
Adalah peradangan kolon yang disebabkan oleh protozoa Entamoeba histolytica.

Radiologi

Gambaran bervarasi dan tidak spesifik. Kolitis amuba dapat terjadi dengan ulserasi
dan ‘skip lession’ seperti pada penyakit Crohn, dapat juga berupa gambaran collar
button or aphthous ulcers. Ameboma: lesi besar mirip tumor.
Setiap bagian usus besar mungkin terlibat, namun biasanya sekum dan rektum lebih
parah terkena.
Dapat seperti gambaran usus yang kaku (spastik) dengan penyebaran ulkus. Pada
tahap awal tampak seperti ulkus yang superfisial. Pada tahap lanjut tampak edema
pada dinding usus, thumbprinting dan dilatasi usus.

 DISENTRI BASILER (SHIGELLOSIS)


Adalah infeksi akut ileum terminalis dan kolon yang disebabkan oleh bakteri
genus Shigella

Radiologi
Pada disentri subakut, gejala klinisnya serupa dengan kolitis ulseratif. Begitu
pila denan pemeriksaan barium enema, sigmoideskpi dan histopatologi sulit untuk
membedakannya. Perbedaan utama adalah kultur Shigella positif.

 KOLITIS TUBERKULOSA
Adalah infeksi kolon oleh kuman Mycobacterium tuberculosae.

Radiologi
Pada pemeriksaan barium enema mirip dengan Crohn’s disease. Dapat
ditemukan penebalan dinding, mukosa ulserasi, stenosis, pseudopolip, atau masa
mirip keganasan di sekum. Mungkin pula berbentuk fistula di usus halus.
Pada fase akut gambaran penyempitan dari terminal ileum, penebalan katup
ileocaecal, penebalan caecum. Pada fase lanjut atau kronis tampak gambaran katup
ileocaecal kaku, caecum tampak mengecil.

b. Kolitis Non Infeksi


 KOLITIS ULSERATIVA
Kolitis Ulserativa merupakan suatu penyakit menahun, dimana usus besar
mengalami peradangan yang menyebabkan diare berdarah, kram perut dan
demam. Tidak seperti penyakit Crohn, kolitis ulserativa tidak selalu
memperngaruhi seluruh ketebalan dari usus dan tidak pernah mengenai usus
halus. Penyakit ini biasanya dimulai di rektum atau kolon sigmoid (ujung bawah
dari usus besar) dan akhirnya menyebar ke sebagian atau seluruh usus besar.
Sekitar 10% penderita hanya mendapat satu kali serangan. Proktitis ulserativa
merupakan peradangan dan perlukaan di rektum.

Radiologi
1. Foto Polos Abdomen
Pada foto polos abdomen umumnya perhatian kita cenderung terfokus pada kolon.
Tetapi kelainan lain yang sering menyertai penyakit ini adalah batu ginjal, sakroilitis,
spondilitis ankilosing dan nekrosis avaskular kaput femur. Gambaran kolon sendiri
terlihat memendek dan struktur haustra menghilang. Sisa feses pada daerah
inflamasi tidak ada, sehingga, apabila seluruh kolon terkena maka materi feses
tidak akan terlihat di dalam abdomen yang disebut dengan empty abdomen.
Kadangkala usus dapat mengalami dilatasi yang berat (toxic megacolon) yang sering
menyebabkan kematian apabila tidak dilakukan tindakan emergensi. Apabila
terjadi perforasi usus maka dengan foto polos dapat dideteksi adanya
pneumoperitoneum, terutama pada foto abdomen posisi tegak atau left
lateral decubitus (LLD) maupun pada foto toraks tegak.

Foto polos abdomen juga merupakan pemeriksaan awal untuk melakukan


pemeriksaan barium enema. Apabila pada pemeriksaan foto polos abdomen
ditemukan tanda-tanda perforasi maka pemeriksaan barium enema merupakan kontra
indikasi.

2. Barium enema

Barium enema merupakan pemeriksaan rutin yang dilakukan apabila ada kelainan
pada kolon. Sebelum dilakukan pemeriksaan barium enema maka persiapan saluran
cerna merupakan pendahuluan yang sangat penting.

Persiapan dilakukan selama 2 hari berturut-turut dengan memakan makanan rendah


serat atau rendah residu, tetapi minum air putih yang banyak. Apabila
diperlukan maka dapat diberikan laksatif peroral.

Pemeriksaan barium enema dapat dilakukan dengan teknik kontras tunggal (single
contrast) maupun dengan kontras ganda (double contrast yaitu barium sulfat dan
udara. Teknik double contrast sangat baik untuk menilai mukosa kolon
dibandingkan dengan teknik single contrast, walaupun prosedur pelaksanaan
teknik double contrast cukup sulit. Barium enema juga merupakan kelengkapan
pemeriksaan endoskopi atas dugaan pasien dengan kolitis ulseratif..
Gambaran foto barium enema pada kasus dengan kolitis ulseratif adalah
mukosa kolon yang granuler dan menghilangnya kontur haustra serta kolon tampak
menjadi kaku seperti tabung. Perubahan mukosa terjadi secara difus dan simetris pada
seluruh kolon. Lumen kolon menjadi lebih sempit akibat spasme. Dapat ditemukan
keterlibatan seluruh kolon. Tetapi apabila ditemukan lesi yang segmental maka
rektum dan kolon kiri (desendens) selalu terlibat, karena awalnya kolitis ulseratif ini
mulai terjadi di rectum dan menyebar ke arah proksimal secara kontinu. Jadi rektum
selalu terlibat, walaupun rektum dapat mengalami inflamasi lebih ringan dari
bagian proksimalnya.

Lead pipe colon

 PENYAKIT CROHN

Penyakit Crohn seperti halnya kolitis ulseratif merupakan suatu penyakit


inflamasi menahun dengan karakteristik eksaserbasi intermiten dan remisi.Penyakit
ini mengenai seluruh ketebalan dinding usus. Kebanyakan terjadi pada bagian
terendah dari intestinal dan kolon, namun dapat terjadi pada bagian manapun dari
saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus, dan bahkan kulit sekitar anus. Ini
disebut penyakit Crohn perianal.
Barium enema bisa menunjukkan gambaran yang khas untuk penyakit Crohn.
Penemuan khas pada pemeriksaan ini meliputi skip lesions, cobblestone appearance
dan penyempitan lumen usus (string sign) karena penebalan dan edem pada dinding
usus. Jika masih belum pasti, bisa dilakukan pemeriksaan kolonoskopi (pemeriksaan
usus besar) dan biopsi untuk memperkuat diagnosis. CT scan bisa memperlihatkan
perubahan di dinding usus dan menemukan adanya abses, namun tidak digunakan
secara rutin sebagai pemeriksaan diagnostik awal.

 KOLITIS ISKEMIK
Kolitis iskemik adalah inflamasi kolon yang disebabkan oleh inadekuat suplai
darah ke kolon. Meskipun tidak umum, kolitis iskemik banyak terjadi pada usia muda.
Insiden pasti kolitis iskemik sulit ditentukan karena pasien dengan iskemia ringan
jarang mencari pengobatan medis.

Kolitis iskemik dapat disebabkan karena aliran sistemik yang kurang atau
faktor lokal berupa vasokonstriksi pembuluh darah usus dan trombus. Sehingga
penyebab kolitis iskemik dibedakan atas oklusif dan non oklusif. Pada banyak kasus,
penyebab non spesifik banyak ditemukan.

Kolon didarahi oleh A. Mesenterika superior dan A. Mesenterika inferior.


Terbentuk kolateral dari hubungan kedua arteri ini. Namun fleksura splenikus dan
kolon ascenden memiliki sedikit kolateral dari kedua arteri ini sehingga iskemia lebih
mudah terjadi pada daerah ini. Sedangkan rektum mendapat suplai darah dari A.
Mesenterika inferior & A. Iliaka interna sehingga pada rektum jarang terjadi iskemia.
Radiologi

Tampak gambaran abnormal di beberapa segmen colon dengan gambaran


thumbprinting.

 KOLITIS RADIASI

Adanya inflamasi sekunder akibat radiasi. Paling sering di rektum dan kolon sigmoid,
Sebagai akibat terapi radiasi untuk keganasan pada pelvis, biasanya dengan perawatan
karsinoma serviks. Perubahan akut tidak spesifik terdiri dari edema dan eritema. Pada
kerusakan radiasi yang lebih parah atau kerusakan radiasi kronis, tampak haustrae
menghilang.

Anda mungkin juga menyukai