Anda di halaman 1dari 83

ANATOMI dan

FISIOLOGI
SISTEM
1

PERNAFASAN

Oleh : Moh.Wildan, SST, MPd, MM.(Kes)


FUNGSI RESPIRASI
• UTAMA :
• Pertukaran gas
• O2 masuk
• CO2 keluar
• SEKUNDER
• Regulasi pH
• Pengendalian suhu
• Eliminasi air
• Fungsi bicara
2 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
Pernafasan :
• Respirasi External : Pertukaran gas antara
udara pada paru dan darah
• Transport oksigen dan karbondioksida
pada darah
• Respirasi Internal : Pertukaran gas antara
darah dan jaringan

3 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


ANATOMI SISTEM RESPIRASI/PERNAFASAN

4 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


ORGAN SISTEM RESPIRASI/PERNAFASAN
• Organ sistem repirasi bagian atas
Nose / Hidung
Faring
Laring
Trakhea
• Organ sistem respirasi bagian bawah
Bronkus
Pulmo / Paru-paru
Alveoli
5 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
Nose / Hidung
• Eksternal :
menonjol dari wajah dan
disangga oleh tulang hidung
dan kartilago.

• Internal :
rongga berlorong yang
dipisahkan menjadi rongga
hidung kanan dan kiri oleh
pembagi vertikal yang
sempit, yang disebut septum
6 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
Nose / Hidung
• Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat
banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung.

• Lendir di sekresi secara terus-menerus oleh sel-sel goblet yang


melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang
ke nasofaring oleh gerakan silia.

• Rongga hidung dimulai dari Vestibulum, yakni pada bagian


anterior ke bagian posterior yang berbatasan dengan
nasofaring.

• Rongga hidung terbagi atas 2 bagian, yakni secara longitudinal


oleh septum hidung dan secara transversal oleh konka superior,
medialis, dan inferior.
7 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
Fungsi Nose / Hidung
• Sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-
paru.
• Jalan napas ini berfungsi sebagai penyaring kotoran dan
melembabkan serta menghangatkan udara yang
dihirupkan ke dalam paru-paru.
• Hidung bertanggung jawab terhadap olfaktori atau
penghidu karena reseptor olfaksi terletak dalam mukosa
hidung.
• Fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia.

8 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


3 fungsi Rongga Hidung
1. Pernafasan
udara yang diinspirasi melalui rongga hidung menjalani 3 proses :
a. penyaringan (filtrasi) : oleh membran mukosa pada rongga
hidung yang sangat kaya akan pembuluh darah dan glandula
serosa yang mensekresikan mukus cair untuk membersihkan
udara sebelum masuk ke Oropharynx.
b. penghangatan : oleh jaringan pembuluh darah yang sangat kaya
pada ephitel nasal dan menutupi area yang sangat luas dari
rongga hidung.
c. pelembaban : oleh concha, yaitu suatu area penonjolan tulang
yang dilapisi oleh mukosa.
2. Epithellium olfactory pada bagian meial rongga hidung memiliki
fungsi dalam penerimaan sensasi bau.
3. Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukkan suara
fenotik dimana ia berfungsi sebagai ruang resonansi.
9 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
Faring
• Faring merupakan saluran
yang memiliki panjang
kurang lebih 13 cm yang
menghubungkan nasal dan
rongga mulut kepada larynx
pada dasar tengkorak.
• Terdiri dari :
1. Nasofaring
2. Orofaring
3. Laringofaring
10 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
Nasofaring
• ada saluran penghubung antara
nasopharinx dengan telinga bagian
tengah, yaitu Tuba Eustachius dan
Tuba Auditory

• ada Phariyngeal tonsil (adenoids),


terletak pada bagian posterior
nasopharinx, merupakan bagian
dari jaringan Lymphatic pada
permukaan posterior lidah

11 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Orofaring
• Merupakan bagian tengah faring
antara palatum lunak dan tulang
hyoid.
• Refleks menelan berawal dari
orofaring menimbulkan dua
perubahan, makanan terdorong
masuk ke saluran pencernaan
(oesephagus) dan secara simultan
katup menutup laring untuk
mencegah makanan masuk ke
dalam saluran pernapasan
• Fungsi faring adalah untuk
menyediakan saluran pada traktus
respiratorius dan digestif
12 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
Laringofaring
• Merupakan posisi terendah dari
faring. Pada bagian bawahnya,
sistem respirasi menjadi terpisah
dari sistem digestil. Makanan
masuk ke bagian belakang,
oesephagus dan udara masuk ke
arah depan masuk ke laring.

13 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Laring
• Laring tersusun atas 9 Cartilago ( 6
Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar ).
• Terbesar adalah Cartilago thyroid yang
berbentuk seperti kapal, bagian
depannya mengalami penonjolan
membentuk “adam’s apple”, dan di
dalam cartilago ini ada pita suara.
• Sedikit di bawah cartilago thyroid
terdapat cartilago cricoid.
• Laring menghubungkan Laringopharynx
dengan trachea, terletak pada garis
tengah anterior dari leher pada
vertebrata cervical 4 sampai 6.
14 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
Fungsi Laring
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring
juga melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan
batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:

a. Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama
menelan

b. Glotis : ostium antara pita suara dalam laring

c. Kartilago Thyroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini
membentuk jakun ( Adam’s Apple )

d. Kartilago Krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (


terletak di bawah kartilago thyroid )

e. Kartilago Aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago


thyroid

f. Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi
suara; pita suara melekat pada lumen laring.

15 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Pita Suara

16 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Pita Suara
Ada 2 fungsi lebih penting selain sebagai produksi suara,
yaitu :
a. Laring sebagai katup, menutup selama menelan untuk
mencegah aspirasi cairan atau benda padat masuk ke
dalam tracheobroncial
b. Laring sebagai katup selama batuk

17 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Trakea
• Trakea merupakan suatu
saluran rigid yang memeiliki
panjang 11-12 cm dengan
diametel sekitar 2,5 cm.
• Terdapat pada bagian
oesephagus yang terentang
mulai dari cartilago cricoid
masuk ke dalam rongga
thorax.

18 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Trakea
• Tersusun dari 16 – 20 cincin tulang
rawan berbentuk huruf “C” yang
terbuka pada bagian belakangnya.

• Didalamnya mengandung
pseudostratified ciliated columnar
epithelium yang memiliki sel
goblet yang mensekresikan mukus.

• Terdapat juga cilia yang memicu


terjadinya refleks batuk/bersin.

• Trakea mengalami percabangan


pada carina membentuk bronchus
kiri dan kanan.
19 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
Organ respirasi bagian bawah

• Bronkus
• Alveoli
• Paru-paru

20 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


BRONKUS
 Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
 Disebut bronkus lobaris kanan (3
lobus) dan bronkus lobaris kiri (2
bronkus)
 Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi
10 bronkus segmental dan bronkus
lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus
segmental
 Bronkus segmentalis ini kemudian
terbagi lagi menjadi bronkus
subsegmental yang dikelilingi oleh
jaringan ikat yang memiliki : arteri,
limfatik dan saraf
21 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
BRONKUS
1. Bronkus Primer(Utama) kanan
berukuran lebih pendek, lebih
tebal, dan lebih lurus
dibandingkan bronkus primer kiri
karena arkus aorta membelokkan
trakea bawah ke kanan. Objek
asing yang masuk ke dalam trakea
kemungkina di tempatkan dalam
bronkus kanan.
2. Setiap bronkus primer bercabang
senbilan ampai dua belas kali
untuk membentuk bronki sekunder
dan tertier dengan diameter yang
semakin kecil. Saat tuba semakin
menyempit, batang atau lempeng
kartilago mengganti cincin
kartilago.
22 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
BRONKUS
 Struktur mendasar dari
kedua paru-paru adalah
percabangan brongkial yang
selanjutnya: bronki,
bronkiolus, bronkiolus
terminal, bronkiolus
respiratorik, duktus alveolar,
dan alveoli. Tidak ada
kartilago dalam bronkiolus;
silia tetap ada sampai
bronkiolus respiratorik
terkecil.
23 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
BRONCHEOLUS
 Bronkiolus  Bronkiolus Terminalis
Bronkus segmental bercabang- Bronkiolus membentuk percabangan
cabang menjadi bronkiolus menjadi bronkiolus terminalis (yang
Bronkiolus mengadung kelenjar tidak mempunyai kelenjar lendir dan
submukosa yang memproduksi lendir silia)
yang membentuk selimut tidak
terputus untuk melapisi bagian  Bronkiolus respiratori
dalam jalan napas. Bronkiolus terminalis kemudian
menjadi bronkiolus respiratori
Dinding bronkiolus mengandung otot Bronkiolus respiratori dianggap
polos & dipersarafi oleh sistem saraf sebagai saluran transisional antara
otonom, peka terhadap hormon jalan napas konduksi dan jalan
tertentu dan zat kimia tertentu udara pertukaran gas
Reaksi alergi  histamin  Duktus alveolar dan Sakus alveolar
bronchocontriction. Bronkiolus respiratori kemudian
mengarah ke dalam duktus alveolar
Sympatik action  bronchodilatation dan sakus alveolar
Dan kemudian menjadi alveoli
24 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
ALVEOLI
• Pertukaran O2dan CO2
terjadi di alveoli
• Terdapat sekitar 300 juta
yang jika bersatu
membentuk satu lembar
akan seluas 70 m2

25 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Respiratory Zone

26 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Alveoli dan kapiler polmuner

• Arteri polmuner membawa


O2 dari jantung ke paru-
paru.
• Melalui vena polmuner darah
kembali ke jantung

27 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Terdiri atas 3 tipe :
- Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel
yang membentuk dinding alveoli
- Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang
aktif secara metabolik dan mensekresi
surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi
permukaan dalam dan mencegah
alveolar agar tidak kolaps)
- Sel-sel alveolar tipe III : adalah
makrofag yang merupakan sel-sel
28 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember,fagotosis
Oleh : Moh. Wildandan bekerja sebagai mekanisme
17/10/2014

pertahanan
Struktur membran respirasi
( dinding alveoli )
• O2 dan CO2 berdifusi melalui
membran respirasi

29 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


PARU-PARU

30 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


PARU-PARU

31 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


• Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior,
medius dan inferior
• sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus
superior dan inferior.
• Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang
mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula,
bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan
alveoli.
• Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150
juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang
cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.
32 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
Topografi paru-paru

33 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


• Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan
kanan. Paru-paru memilki :

1. Apeks, Apeks paru meluas kedalam


leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula
2. permukaan costo vertebra, menempel
pada bagian dalam dinding dada
3. permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan
jantung.

4. dan basis. Terletak pada diafragma


34 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
35 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
Topografi paru-paru

36 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


PLEURA

37 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Pleura Viseral dan Parietal

38 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Pleura Viseral dan Parietal
• Pleura viseral adalah yang menyelubingi
setiap paru-paru

• Pleura parietal adalah yang melapisi


rongga toraks(kerangka iga, diafragma,
mediastinum).

• Rongga Pleura(ruang intrapleural) adalah


ruang potensial antara pleura parietal dan Pleura parietal
visceral yang mengandung lapisan tipuis
cairan pelumas. Cairan ini disekresi oleh sel-
sel pleural sehingga paru-paru dapat
mengembang tanpa melakukan friksi.
Tekanan cairan(tekanan intrapleural) agak
negative dibandingkan tekanan atmosfer.

• Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah


dari tekanan atmosfir, hal ini untuk
mencegah kolap paru-paru

39 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


FISIOLOGI
SISTEM PERNAFASAN
FISIOLOGI
SISTEM PERNAFASAN

• Fungsi utama sistem respirasi adalah


memenuhi kebutuhan oksigen jaringan
tubuh dan membuang karbondioksida
sebagai sisa metabolisme serta berperan
dalam menjaga keseimbangan asam dan
basa.
41 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
RESPIRASI
FUNGSI :
1.SUPLAI O2
2.EKSKRESI CO2
RESPIRASI 2 TAHAP :
1.R. EKSTERNA
2.R. INTERNA
42 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
Proses Inspirasi dan Ekspirasi

43 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


INSPIRASI
Otot utama:
- Diafragma
- m. Intercotalis externus

Otot tambahan:
- m. Sternocleido mastoideus
- m. Scalenus

D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember,


17/10/2014 44
Oleh : Moh. Wildan
EKSPIRASI
• Diafragma relaksasi
• Otot-otot di abdomen : a.l m rectus abdominis
menarik ke arah bawah pd costa bag bawah
• M. Intercostalis internus

45 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Sistem respirasi bekerja melalui 3
tahapan

1. Ventilasi Paru
2. Difusi O2 & CO2
3. Transportasi O2 & CO2
4. Regulasi respirasi

46 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


1. Ventilasi
• Ventilasi merupakan proses pertukaran udara antara
atmosfer dengan alveoli.
• Proses ini terdiri dari inspirasi (masuknya udara ke paru-
paru) dan ekspirasi (keluarnya udara dari paru-paru).
• Ventilasi terjadi karena adanya perubahan tekanan intra
pulmonal,
• Udara bergerak masuk dan keluar dari paru-paru karena
selisih tekanan yang terdapat antara atmosfer dan alveolus
oleh kerja mekanik otot-otot.
47 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
ventilasi

48 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Ventilasi dipengaruhi oleh :

• Kadar oksigen pada atmosfer


• Kebersihan jalan nafas
• Daya recoil & complience (kembang
kempis) dari paru-paru
• Pusat pernafasan

49 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


VENTILASI
• Paru dapat kembang kempis :
1. Gerakan naik turun diafragma
2. Elevasi dan depresi costa

• Otot pernafasan :
1. Otot inspirasi
2. Otot ekspirasi

50 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


VENTILASI-diafragma
• DIAFRAGMA : bangunan yang membatasi rongga dada &
rongga perut
• Relaksasi diafragma cembung ke dada rongga dada
menyempit : ekspirasi
• Kontraksi diafragma cembung ke perut rongga dada
membesar : inspirasi
Pernafasan dengan diafragma ini disebut pernafasan perut

51 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


back
VENTILASI-elevasi
• Elevasi dan depresi costa untuk meningkatkan dan
menurunkan diameter anterior dan posterior
rongga dada
• Elevasi costa rongga dada membesar : inspirasi
• Depresi costa rongga dada mengecil : ekspirasi
• Pernafasan ini disebut pernafasan thoracal

52 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014 back
OTOT INSPIRASI
1. m. sternocleidomastoideus
2. m. serratus anterior
3. m. skalenus
4. m. interkostalis eksternus
5. Diafragma

1,2,3,4 pernafasan thoracal


5 pernafasan abdominal
backVENTILASI
53 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
2. Difusi
• Stadium ke dua proses respirasi mencakup proses difusi
gas-gas melintasi membran antara alveolus-kapiler yang
tipis (tebalnya kurang dari 0.5 um). Kekuatan pendorong
untuk pernindahan ini adalah selisih tekanan parsial
antara darah dan fase gas.
• Difusi dalam respirasi merupakan proses pertukaran gas
antara alveoli dengan darah pada kapiler paru. Proses
difusi terjadi karena perbedaan tekanan, gas berdifusi dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah.

54 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Proses diffusi dalam alveolus

55 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


3. Transportasi
• Setelah difusi maka selanjutnya terjadi
proses transportasi oksigen ke sel-sel yang
membutuhkan melalui darah dan
pengangkutan karbondioksida sebagai sisa
metabolisme ke kapiler paru.

56 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Proses transportasi gas

57 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


PROSES DIFFUSI DAN TRANSPORTASI GAS

58 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


• Setelah transportasi maka terjadilah difusi gas pada
sel/jaringan.
• Difusi gas pada sel/jaringan terjadi karena tekanan
parsial oksigen (PO2) intrasel selalu lebih rendah dari PO2
kapiler karena O2 dalam sel selalu digunakan oleh sel.
• Sebaliknya tekanan parsial karbondioksida (PCO2) intrasel
selalu lebih tinggi karena CO2 selalu diproduksi oleh sel
sebagai sisa metabolisme.

59 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Perubahan Tekanan Parsial gas

60 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


4. REGULASI
• Kebutuhan oksigen tubuh bersifat dinamis,
berubah-ubah dipengaruhi oleh berbagai
faktor diantaranya adalah aktivitas.
• Saat aktivitas meningkat maka kebutuhan
oksigen akan meningkat sehingga kerja
sistem respirasi juga meningkat.

61 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Pengaturan respirasi dipengaruhi
oleh :
1. Korteks serebri yang dapat mempengaruhi
pola respirasi.
2. Zat-zat kimiawi : dalam tubuh terdapat
kemoresptor yang sensitif terhadap
perubahan konsentrasi O2, CO2 dan H+ di
aorta, arkus aorta dan arteri karotis.

62 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Pengaturan respirasi dipengaruhi oleh :
3. Gerakan : perubahan gerakan diterima
oleh proprioseptor.
4. Refleks Heuring Breur : menjaga
pengembangan dan pengempisan paru agar
optimal.
5. Faktor lain : tekanan darah, emosi, suhu,
nyeri, aktivitas spinkter ani dan iritasi
saluran nafas
63 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
Proses Pengaturan respirasi

64 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


1. Medulla Oblongata
2. Pons
Secara garis besar bahwa Paru-paru memiliki
fungsi sebagai berikut:
1. Terdapat permukaan gas-gas yaitu
mengalirkan Oksigen dari udara atmosfer
kedarah vena dan mengeluarkan gas
carbondioksida dari alveoli keudara
atmosfer.
2. Menyaring bahan beracun dari sirkulasi
3. Reservoir darah
4. Fungsi utamanya adalah pertukaran gas-
gas
65 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
VOLUME PARU

1. Volume Tidal
2. Volume Cadangan Inspirasi
3. Volume Cadangan Ekspirasi
4. Volume Residual
66 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
VOLUME TIDAL -VOLUME CADANGAN
INSPIRASI
VOLUME TIDAL
Merupakan volume udara yang diinspirasi dan diekspirasi
setiap pernafasan normal
Jumlah 500 ml
VOLUME CAD INSPIRASI
Merupakan volume udara yang masih dapat diinspirasi stlh
inspirasi biasa
Jumlah 3000 ml
67 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014

VOLUME PARU
VOL CADANGAN EKSPIRASI – VOL RESIDUAL
VOLUME CADANGAN EKSPIRASI
• Merupakan vol tambahan udara yang masih dapat
dikeluarkan dengan ekspirasi kuat setelah akhir
suatu ekspirasi biasa
• Jumlah 1100 ml
VOLUME RESIDUAL
• Merupakan vol udara yg msh tersisa di dlm paru
setelah ekspirasi kuat
• Jumlah 1200 ml
68 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
KAPASITAS PARU - PARU

1. Kapasitas Inspirasi
2. Kapasitas Residual Fungsional
3. Kapasitas Vital
4. Kapasitas Total paru – paru
69 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
KAPASITAS INSPIRASI

• Merupakan jumlah udara yg dapat dihirup


seseorang pd tkt inspirasi normal dan
menembangkan paru-parunya sampai
maksimal
• Yaitu jumlah volume tidal ditambah dgn vol
cad inspirasi (3500 ml) BACK

70 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


KAPASITAS RESIDUAL FUNGSIONAL

• Merupakan jumlah udara yang tersisa


dalam paru paru pada akhir ekspirasi
normal
• Yaitu vol cadangan ekspirasi ditambah
volume residual (2300 ml)
back

71 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


KAPASITAS VITAL
• Merupakan jumlah udara maksimum yang dapat
dikeluarkan dari paru – paru seseorang setelah ia
mengisinya sampai batas maksimum dan
kemudian mengeluarkannya sebanyak –
banyaknya
• Yaitu penjumlahan vol cad inspirasi, vol cadf
ekspirasi dan volume tidal (4600 ml)

back

72 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


KAPASITAS TOTAL PARU

• Merupakan volume maksimum


pengembangan paru–paru dengan
usaha inspirasi yang sebesar-besarnya
• Yaitu penjumlahan ke 4 jenis volume
paru
73 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
Vol tidal
Kapasitas Vital Kap Insp
4600 Vol Cad Insp

Vol Cad Eksp


Kapasitas Total
5800 Kap Residual
Fungsional

Vol Residual Fungsional 1200

CATATAN : Semua volume & kapasitas paru wanita kira-kira 20 – 25


% di bawah pria

74 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Efek Merokok
• Merokok mengurangi
efisiensi respirasi
• Deposit tar & kimia lainnya
• Pembengkakan dinding
mukosa dan peningkatan
produksi mukus
• Menghambat aliran udara
• Menghancurkan silia dan
menghambat gerakannya
• Mengurangi pengelluaran
mukus dan debris yang
berlebihan
Smokers lungs
D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Bodies The exhibition March 2006
17/10/2014 75
Oleh : Moh. Wildan
Hubungan sistem
Pernafasan
dengan
Reproduksi
Sistem pernafasan pada
Kehamilan
• Struktur dan ventilasi beradaptasi karena kebutuhan fetal
dan maternal. Kebutuhan O2 meningkat karena respon
peningkatan metabolik rate, peningkatan masa payudara,
uterus, kebutuhan janin dan untuk mengeluarkan CO2
• Difragma bergeser 4 cm ( pernafasan dada dan
menggantikan pernafasan abdomen )
• Meningkatnya estrogen akan mengakibatkan Relaksasi
ligamen tulang rusuk sehingga peningkatan ekspansi dada
• Meningkatnya vaskularisasi di saluran nafas bagian atas :
Kapiler membesar, edema dan hiperemi di bagian hidung,
faring, laring, trakhea, dan bronkhi ( hidung tersumbat,
mimisan, suara berubah, bisa infeksi )
• Gangguan membran timpani, tuba eustachius ( gangguan
pendengaran )

77 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Fungsi paru pada Kehamilan
• Fungsi paru Bumil bernafas lebih dalam ( tidal
volume meningkatan 30 – 40% Frekuensi
pernafasan tidak berubah atau sedikit meningkat
( 2kali / menit )

• Kapasitas total paru agak menurun ( meningkatnya


diafragma perubahan dinding dada ) Estrogen dan
progesteron akan meningkatnya sensitifitas pusat
pernafasan terhadap CO2 ( hiperventilasi dan
dispneu )

• Fungsi pernafasan tidak terganggu tetapi jika ada


penyakit dapat menimbulkan keseriusan
78 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
Basal Metabolis Rate : pada
Kehamilan
• BMR Meningkat setelah 4 bulan usia
kehamilan
• Meningkat 15 – 20 % pada aterm
• Normal kembali dalam 5-6 hari PP
Meningkatnya kebutuhan O2

79 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Keseimbangan asam basa pada
Kehamilan
• Peningkatan ventilasi sehingga terjadi
alkalosis respirasi karena penurunan pCO2
darah ( 27 – 32 mmHg)
• Plasma bikarbonat agak menurun ( 18-31
mEq /L) sehingga terjadi peningkatan pH
darah minimal / lebih basa ( 7.40 – 7.45 )
pO2 meningkat ( 104 – 108 mmHg)

80 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014


Penyakit TB paru pada masa
kehamilan
• Diagnosis kadang-kadang tidak mudah karena ibu
hamil tampak sehat, terutama dalam proses penyakit
tenang.
• Kehamilan tidak banyak memberikan pengaruh
terhadap cepatnya perjalanan penyakit TB Paru,
banyak penderita tidak pernah mengeluh sama sekali
• Keluhan yang sering ditemukan : batuk-batuk yang
lama, badan tersa lemah, nafsu makn berkurang,
berat
• Badan menurun, kadang-kadang ada batuk menahun
danberdarah, sakit didada, keringat dingin dimalam
hari.
• Pada pemeriksaan fisik mungkin didapat adanya
romkhi basal, dan kelainan bunyi.
81 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014
Masalah anatomi pada hidung bayi
• Cleft palate

82 D.III Kebidanan Stikes Dr Soebandi Jember, Oleh : Moh. Wildan 17/10/2014

Li Chen.
WASSALAMUALAIKUM
WR WB

Mator Sekalangkong

Anda mungkin juga menyukai