Terjadi Medication error yaitu suatu kejadian yang tidak hanya dapat merugikan pasien tetapi juga
dapat membahayakan keselamatan pasien yang dilakukan oleh petugas kesehatan khususnya dalam
hal pelayanan pengobatan pasien (NCCMERP, 2014). Salah satu faktor penyebab terjadinya ME
adalah kegagalan komunikasi (salah interpretasi) antara prescriber (penulis resep)
dengan dispenser (pembaca resep).
Medication error yang umum terjadi :
1. Kesalahan peresepan
2. Kesalahan penerjemahan resep
3. Kesalahan menyiapkan dan meracik obat
4. Kesalahan penyerahan obat kepada pasien
Menurut saya kasus di skenario masuk kategori Kesalahan saat menyiapkan dan meracik obat. Jenis
kasus kategori ini yang sering terjadi pada layanan farmasi adalah salah obat, salah formula obat,
dan salah label obat. Faktor penyebab ME kategori ini meliputi beban kerja yaitu rasio antara beban
kerja dan SDM tidak seimbang, edukasi yaitu penyiapan obat yang tidak sesuai permintaan resep,
komunikasi yaitu kurangnya komunikasi mengenai stok perbekalan farmasi, obat yang "look alike
sounds alike" (LASA) dan gangguan bekerja spt distraksi dan interupsi.
KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) cidera yang disebabkan tata kelola yang bruruk atau kesalahan
manusia. Misalkan operasi salah sisi
KTC (Kejadian Tidak Cidera) perlakukan yang tidak sesuai tertapi tidak terjadi cidera
KNC (Kejadian Nyaris Cidera) Kejadian yang dapat menimbulkan cidera tetapi dapat diketahui
sebelumnya. Salah memberi obat, tetapi dapat terdeteksi sebelumnya
KPC (Kejadian potensial cidera) kejadian yang berpotensi menjadi cidera, misalnya cairan yang
tumpah dan belum di pel.
KTD bisa terjadi akibat human error (slips/ tergelincir, lapses/lupa prosedur, mistake/ kesalahan),
violation (pelanggaran), sabotase atau karena kondisi laten, misalnya system yang tidak tertata dan
sumberdaya yang tidak memenuhi persyaratan.
b. Di Propinsi
Dinas Kesehatan Propinsi dan PERSI Daerah menerima produk-produk dari Komite Keselamatan
Rumah Sakit
c. Di Pusat
1. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) merekapitulasi laporan dari rumah sakit untuk
menjaga kerahasiaannya
2. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) melakukan analisis yang telah dilakukan oleh
rumah sakit
3. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) melakukan analisis laporan
insiden bekerjasama dengan rumah sakit pendidikan dan rumah sakit yang ditunjuk sebagai
laboratorium uji coba keselamatan pasien rumah sakit
4. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) melakukan sosialisasi hasil analisis dan solusi
masalah ke Dinas Kesehatan Propinsi dan PERSI Daerah, rumah sakit terkait dan rumah sakit lainnya.
b. Di propinsi
Dinas Kesehatan Propinsi dan PERSI Daerah melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit di wilayah kerjanya
c. Di Pusat
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit di rumah sakit-rumah sakit. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan
minimal satu tahan satu kali.