Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di dalam kehidupan, karbohidrat merupakan molekul yang sangat penting bagi tubuh
makhluk hidup. Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana
karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah senyawa karbon yang
mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa berupa
aldehid (disebut polihidroksialdehid atau aldosa) atau berupa keton (disebut
polihidroksiketon atau ketosa). Pokok bahasan ini erat kaitannya dengan kerja tubuh kita
sehari-hari. Selain untuk menambah pengetahuan dan wawasan kami, pembuatan makalah ini
juga dapat membuat kami menyadari akan kebesaran Allah Yang Maha Esa dan menjadi
belajar lebih bersyukur.
Dengan adanya naluri rasa ingin tahu pada diri manusia menyebabkan perkembangan
yang sangat pesat dibidang apapun, termasuk masalah yang berkaitan dengan metabolisme
karbohidrat yang diangkat dari berbagai media seperti buku, internet, dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan metabolisme karbohidrat dan bagaimana proses
metabolisme karbohidrat tersebut?
2. Bagaimana proses glikolisis?
3. Bagaimana proses glikogenesis dan glikogenolisis?
4. Bagaimana proses siklus asam sitrat?
5. Berapakah energi yang dihasilkan dari metabolisme aerobik dan anaerobik?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian metabolisme karbohidrat beserta prosesnya.
2. Untuk mengetahui proses glikolisis.
3. Untuk mengetahui proses glikogenesis dan glikogenolisis.
4. Untuk mengetahui proses siklus asam sitrat.
5. Untuk mengetahui energi yang dihasilkan dari metabolisme aerobik dan anaerobik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metabolisme Karbohidrat dan Prosesnya


Metabolisme mengakar pada kata metabole dari bahasa Yunani yang berarti
berubah. Dalam dunia ilmu pengetahuan, secara sederhana metabolisme diartikan sebagai
proses kimiawi yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup yang bertujuan untuk
menghasilkan energi. Proses metabolisme karbohidrat secara garis besar terdiri dari dua
cakupan yakni reaksi pemecahan atau katabolisme dan reaksi pembentukan atau
anabolisme. Pada proses pembentukan, salah satu unsur yang harus terpenuhi adalah
energi. Energi ini dihasilkan dari proses katabolisme. Sementara itu, tahapan
metabolisme sendiri terdiri atas beberapa bagian yakni glikolisis, oksidasi piruvat ke
asetil-KoA, glikogenesis, glikogenolisis, hexose monophosphate shunt dan terakhir
adalah Glukoneogenesis.
Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:
1. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis (dipecah) menjadi 2
piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam tahap
ini dihasilkan energi berupa ATP.
4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa tidak
dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut glikogen).
Glikogen ini disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika
kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi
menjadi jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.
5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen
dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan
oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam sitrat.
6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka
sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini

2
dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan
protein harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme
untuk memperoleh energi.
Metabolisme karbohidrat pada manusia dapat dibagi sebagai berikut :
1. Glikolisis
Oksidasi glukosa atau glikogen menjadi piruvat dan laktat oleh jalan Embden-
Meyerhof. Glikolisis terjadi pada semua jaringan.
2. Oksidasi piruvat menjadi asetil—KoA
Merupakan suatu langkah yang dibutuhkan sebelum masuknya produk glikolisis
ke dalam siklus asam nitrat yang merupakan jalan akhir bersama untuk oksidasi
karbohidrat, lemak dan protein.
Sebelum piruvat dapat memasuki sikluas asam nitrat, ia harus ditranspor ke dalam
mitokondria melalui transpor piruvat khusus yang membantu pasasi melintasi
membran bagian dalam mitokondria. Ini memerlukan mekanisme “symport” dimana
satu proton diangkut bersama.
Dalam mitokondria, piruvat di dekarboksilasi secara osidatif menjadi asetil-KoA.
Reaksi ini dikatalisis oleh beberapa enzsim yang berbeda yang bekerja secara
berurutan dalam kompleks multienzim. Enzim-enzim ini secara kolektif disebut
kompleks piruvat dehidrogenase dan analog dengan kompleks alfa-ketoglutarat
dehidrogenase dari siklus asam nitrat. Piruvat mengalami dekarboksilasi dengan
adanya tiamin difosfat menjadi derivat hidroksietil cincin tiazol dari tiamin difosfat
yang berikatan dengan enzim, yang selanjutnya bereaksi dengan lipoamida
teroksidasi membentuk asetil lipoamida. Dengan adanya dihidrolipoil transasetilase,
asetil lipoamida bereaksi dengan koenzim A membentuk asetil-KoA dan lipoamida
tereduksi.
Siklus reaksi disempurnakan bila lipoamida tereduksi kembali dioksidasi oleh
flavoprotein dengan adanya dihidropoil dehidrogenase. Akhirnya flavoprotein yang
tereduksi dioksidasi oleh NAD, yang selanjutnya memindahkan ekuivalen pereduksi
ke rantai pernafasan.
Piruvat + NAD+ + KoA Asetil-KoA + NADH + H+ + CO2

3
Kompleks piruvat dehidrogenase terdiri dari kurang lebih 29 mol piruvat
dehidrogenase dan kira-kira 8 mol flavoprotein (dihidripoil dehidrogenase) yang
tersebar disekeliling 1 mol transasetilase.
Sistem piruvat dhidrogenase cukup elektronegatif dipandang dari rantai
pernapasan bahwa disamping membebaskan koenzim tereduksi (NADH), ia juga
menghasilkan ikatan tioester berenergi tinggi dalam asetil-KoA.
3. Glikogenesis
Sintesis glikogen dari glukosa
4. Glikogenolisis
Pemecahan/degradasi glikogen. Glukosa merupakan hasil akhir utama
glikogenolisis dalam hati, dan piruvat serta laktat adalah hasil utama dalam otot.
5. Hexose monophosphate shunt
Jalan lain disamping jalan Embden-Meyerhof untuk oksidasi glukosa. Fungsi
utamanya adalah sintesia perantara penting seperti NADPH dan ribosa.
6. Glukoneogenesis
Pembentukan glukosa atau glikogen dari sumber bukan karbohidrat. Jalan yang
tersangkut dalam glukoneogenesis terutama siklus asam nitrat dan kebalikan
glikolisis. Substrat utamanya adalah asam amino glokogenik, laktat, dan gliserol.

B. Proses Glikosis
Glikolisis merupakan reaksi tahap pertama secara aerob (cukup oksigen) yang
berlangsung dalam mitokondria. Glikolisis berasal dari kata glyco = gula, lysis = memecah.
Semua kehidupan di bumi melakukan glikolisis. Tahap glikolisis tidak memerlukan oksigen
(anaerob) dan tidak menghasilkan banyak energi. Reaksi anaerob terdiri atas serangkaian
reaksi yang mengubah glukosa menjadi asam laktat. Tahap glikolisis merupakan awal
terjadinya respirasi sel. Glikolisis terjadi dalam sitoplasma dan hasil akhir glikolisis berupa
senyawa asam piruvat.
Glikolisis memiliki sifat-sifat, antara lain: glikolisis dapat berlangsung secara aerob
maupun anaerob, glikolisis melibatkan enzim ATP dan ADP, serta peranan ATP dan ADP
pada glikolisis adalah memindahkan (mentransfer) fosfat dari molekul yang satu ke molekul
yang lain.

4
Pada sel eukariotik, glikolisis terjadi di sitoplasma (sitosol). Glikolisis terjadi melalui 11
tahapan, yaitu :
1. Heksokinase
Tahap pertama proses glikolisis adalah glukosa menjadi glukosa-6-fosfat
dengan reaksi fosforilasi. Gugus fosfat diterima dari ATP dalam reaksi sebagai
berikut. Enzim heksokinase merupakan katalis dalam reaksi tersebut dibantu oleh ion
Mg++ sebagai kofaktor.
2. Fosfoheksoisomerase
Reaksi berikutnya adalah isomerasi, yaitu pengubahan glikosa-6-fosfat
menjadi fruktosa-6-fosfat dengan enzim fosfoglukoisomerase. Enzim ini tidak
memerlukan kofaktor dan telah diperoleh dari ragi dengan cara kristalisasi enzim
fosfoheksoisomerase terdapat pada jaringan otot dan mempunyai berat molekul
130.000.
3. Fosfofruktokinase
Fruktosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim
fosfofruktokinase dibantu oleh ion Mg++ sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini gugus
fosfat dipindahkan dari ATP kepada fruktosa-6-fosfat dan ATP sendiri akan berubah
menjadi ADP. Fosfofruktokinase dapat dihambat atau dirangsang oleh beberapa
metabolit, yaitu senyawa yang terlibat dalam proses metabolisme ini. Sebagai contoh,
ATP yang berlebih dan asam sitrat dapat menghambat, di lain pihak adanya AMP,
ADP dan fruktosa-6-fosfat dapat menjadi efektor positif yang merangsang enzim
fosfofruktokinase. Enzim ini adalah suatu enzim alosterik dan mempunyai berat
molekul kira-kira 360.000
4. Adolase
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian reaksi glikolisis adalah penguraian
molekul fruktosa-1,6-difosfat membentuk dua molekul triosa fosfat, yaitu dihidroksi
aseton fosfat dan D-gliseral-dehida-3-fosfat. Dalam tahap ini enzim aldolase yang
menjadi katalis, telah ditemukan dan dimurnikan oleh Warburg. Enzim ini terdapat
dalam jaringan tertentu dan dapat bekerja sebagai katalis dalam reaksi penguraian
beberapa ketosa dan monofosfat, misalnya fruktosa-1,6-difosfat, sedoheptulosa-1,7-

5
difosfat, fruktosa-1-fosfat, eritrulosa-1-fosfat, hasil reaksi penguraian tiap senyawa
tersebut yang sama adalah dihidroksi aseton fosfat.
5. Triosafosfat Isomerase
Dalam reaksi penguraian oleh enzim aldolase terbentuk dua macam senyawa,
yaitu D-gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroksiasetonfosfat. Yang mengalami reaksi
lebih lanjut dalam proses glikolisis ialah D-gliseraldehida-3-fosfat. Andaikata sel
tidak mampu mengubah dihidroksiasetonfosfat menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat,
tentulah dihidroksiaseton fosfat akan bertimbun dalam sel. Hal ini tidak berlangsung
karena dalam sel terdapat enzim triosafosfat isomerase yang dapat mengubah
dihidroksiasetonfosfat menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat. Adanya keseimbangan
antara kedua senyawa tersebut dikemukakan oleh Meyerhof dan dalam keadaan
keseimbangan dihidroksiasetonfosfat terdapat dalam jumlah dari 90%.
6. Gliseraldehida-3-Fosfat Dehidrogenase
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi oksidasi gliseraldehida-3-fosfat
menjadi asam 1,3 difosfogliserat. Dalam reaksi ini digunakan koenzim NAD+ ,
sedangkan gugus fosfat diperoleh dari asam fosfat. Reaksi oksidasi ini mengubah
aldehida menjadi asam karboksilat. Gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase telah dapat
diperoleh dalam bentuk Kristal dari ragi dan mempunyai berat molekul 145.000.
Enzim ini adalah suatu tetramer yang terdiri atas empat subunit yang masing-
masing mengikat satu molekul NAD+ , jadi pada tiap molekul enzim terikat empat
molekul NAD+.
7. Fosfogliseril Kinase
Reaksi yang menggunakan enzim ini ialah reaksi pengubahan asam 1,3-
difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat. Dalam reaksi ini terbentuk satu
molekulATP dari ADP dan ion Mg++ diperlukan sebagai kofaktor. Oleh karena ATP
adalah senyawa fosfat berenergi tinggi yang dihasilkan leh proses glikolisis dalam
benuk ATP.
8. Fosfogliseril Mutase
Fosfogliseril Mutase bekerja sebagai katalis pada reaksi pengubahan asam 3-
fosfogliserat menjadi 2-fosfogliserat. Enzim ini berfungsi memindahkan gugus fosfat

6
dari satu atom C kepada atom C lain dalam satu molekul. Berat molekul enzim
fosfogliseril mutase yang diperoleh dari ragi ialah 112.000
9. Enolase
Reaksi berikutnya ialah reaksi pembentukan asam fosfoenol-piruvat dari asam
2-fosfogliserat dengan katalis enzim enolase an ion Mg++ sebagai kofaktor. Reaksi
pembentukan asam fosfoenol piruvat ini ialah reaksi dehidrrasi. Adanya ion F- dapat
menghambat kerjanya enzim enolase, sebab ion F- dengan ion Mg++ dan fosfat dapat
membentuk kompleks magnesium flourofosfat, dengan begitu akan mengurangi
jumlah ion Mg++ dalam campuran reaksi dan akibat berkurangnya ion Mg++ maka
efektifitas reaksi berkurang.
10. Piruvat kinase
Piruvat kinase merupakan katalis pada reaksi pemindahan gugus fosfat dari
asam fosfoenolpiruvat kepad ADP sehingga terbentuk molekul ATP dari molekul
asam piruvat. Piruvat kinase telah dapat diperoleh dari ragi dalam bentuk kristal.
Enzim ini adalah suatu tetramer dengan berat molekul 165.000. dalam reaksi tersebut
di atas, diperlukan ion Mg++ dan K+ sebagai activator.
11. Laktat Dehidrogenase
Reaksi yang menggunakan enzim laktat dehidrogenase ini ialah reaksi tahap
akhir glikolisis, yaitu pembentukan asam laktat dengan cara reduksi asam piruvat.
Dalam reaksi ini digunakan NADH sebagai koenzim.

C. Proses Glokogenesis dan Glikogenolisis


1. Glikogenesis
Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa kemudian
disimpan dalam hati dan otot. Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat
yang utama di dalam tubuh dan analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini
terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan
tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati, maka besarnya simpanan
glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak.

7
Proses glikogenesis adalah sebagai berikut :
a) Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang
lazim terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir
oleh heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase.
b) Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan
bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan
mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil bagian di
dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-
bifosfat.
Enz-P + Glukosa 1-fosfat↔Enz + Glukosa 1,6-bifosfat↔Enz-P +
Glukosa 6-fosfat
c) Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP)
untuk membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini
dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.
UDPGlc + PPi↔UTP + Glukosa 1-fosfat
d) Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase
inorganik akan menarik reaksi kearah kanan persamaan reaksi.
e) Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk
ikatan glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal
glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir
oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada
sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi
ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein
yang dikenal sebagai glikogenin.

2. Glikogenolisis
Glikogenolisis merupakan lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh,
selain glukoneogenosis untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma
darah untuk menghindari simtomahipoglisemia. Jika glukosa dari diet tidak dapat
mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk mendapatkan glukosa

8
sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis. Glikogenolisis seakan-
akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak demikian. Untuk
memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim
fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 14 glikogen
untuk menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar
molekul glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu
glukosa yang tersisa pada tiap sisi cabang 16.
(C6)n + Pi (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat
Glikogen Glikogen

Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit trisakarida


dari satu cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 16 terpajan.
Hidrolisis ikatan 16 memerlukan kerja enzim enzim pemutus cabang (debranching
enzyme) yang spesifik. Dengan pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim
fosforilase selanjutnya dapat berlangsung.

D. Proses Siklus Asam Sitrat


Siklus asam sitrat adalah serangkaian reaksi kimia dalam sel, yaitu pada
mitokondria, yang berlangsung secara berurutan dan berulang, bertujuan mengubah asam
piruvat menjadi CO2, H2O dan sejumlah energi. Proses ini adalah proses oksidasi dengan
sejumlah oksigen arau aerob. Sikluss asam sitrat ini juga disebut siklus krebs.
Pada sel eukariota, siklus asam sitrat terjadi pada mitokondria, sedangkan pada
organisme aerob, siklus ini merupakan bagian dari lintasan metabolism yang berperan
dalam konversi kimiawi terhadap karbohidrat, lemak dan protein- menjadi karbon
dioksisa, air, dalam rangka menghasilkan suatu bentuk energy yang dapat digunakan.
Reaksi lain pada lintasan katabolisme yang sama, antara lain glikolosis oksidasi asam
pirupat dan fosforilasi oksidasi.
Produk dari siklus asam sitrat adalah prekursor bagi berbagai jenis senyawa
organik. Asam sitrat merupakan prekursor dari kolesterol dan asam lemak, asam
ketoglutarat-slfa merupakan prekursor dari asam glutmat, purnia dan beberapa asam

9
amino, suksinil-KoA merupakan prekursor dari heme dan klorofil, asam oksaloasetat
merupakan prekursor dari asam aspartate, purnia, pirimidina dan beberapa asam amino.

Reaksi-reaksi kimia yang berhubungan dengan siklus asam sitrat serta reaksi
dalam siklus itu sendiri akan dibahas satu persatu.
1. Pembentukan Asetil Koenzim A (Asetil KoA)
Asetil KoA dibentuk pada reaksi antara asam piruvat dengan Koenzim A.
Di samping itu asam lemak juga dapat menghasilkan Asetil KoA pada proses
oksidasi. Reaksi pembentukan Asetil KoA menggunakan kompleks
piruvatdehidrogenase sebagai katalis yang terdiri atas beberapa enzim.
Koenzim yang ikut dalam reaksi ini adalah tiamin pirofosfat(TPP), NAD+,
asam lipoat dan ion Mg sebagai aktivator. Reaksi ini bersifat tidak reversible
dan asetil KoA yang terjadi merupakan penghubung antara proses glikolisis
dengan siklus asam sitrat.
2. Pembentukan asam sitrat
Asetil KoA adaalah senyawa berenergi tinggi dan dapat berfungsi sebagai
zat pemberi gugus asetil atau dapat ikut dalam reaksi kondensasi. Asam sitrat
dibentuk oleh asetil KoA dengan asam oksaloasetat dengan cara kondensasi.
Enzim yang bekerja sebagai katalis adalah sitrat sintetase. Asam sitrat yang
terbentuk merupakan salah satu senyawa dalam siklu assam sitrat.
3. Pembentukan asam isositrat
Asam sitrat kemudian diubah menjadi asam isositrat melalui asam
akonitat. Enzim yang bekerja pada reaksi ini adalah akonitase. Dalam dalam
keadaan keseimbangan terdapat 90% asam sitrat, 4% asam akonitat dan 6%
asam isositrat. Walaupun dalam keseimbangan ini asam isositrat hanya
sedikit, tetapi asam isositran akan segera diubah menjadi asam ketoglutarat
sehingga keseimbangan akan bergeser ke kanan.
4. Pembentukan asam α. Ketoglutarat
Dalam reaksi ini asam isositrat diubah menjadi asam oksalosuksinat,
kemudian diubah lebih lanjut menjadi asam α. Ketoglutarat. Enzim isositrat
dehidrogenase bekerja pada reaksi pembentukan asam oksalosuksinat dengan

10
Koenzim NADPH+, sedangkan enzim karboksilase bekerja pada reaksi
selanjutnya. Pada reaksi yang kedua ini di samping asam α ketoglutarat,
dihasilkan pula CO, untuk 1 mol asam isositrat yang diubah, dihasilkan 1 mol
NADPH dan 1 mol CO2. Koenzim yang digunakan dalam reaksi selain
NADP, juga NAD.
5. Pembentukan suksinil KoA
Asam α ketoglutarat diubah menjadi suksinil KoA degan jalan
dekarboksilasi oksidatif. Reaksi ini analog dengan reaksi pembentukan asetil
KoA dari asam piruvat. Koenzim TPP dan NAD+ diperlukan juga dalam
reaksi pembentukan suksinil KoA. Reaksi berlangsung antara asam α
ketoglutarat dengan koenzim A menghasilkansuksinil KoA dan melepaskan
CO2 . NADH juga dihasilkan pada reaksi ini. Yang menonjol adalah bahwa
reaksi ini tidak reversible.
6. Pembentukan asam suksinat
Asam suksinat tebentuk dari suksinil KoA dengan cara melepaskan
koenzim A serta pembentukan guanosin trifosfat (GTP) dari guanosin difosfat
(GDP). Gugus fosfat yang terdapat pada molekul GTP segera dipindahkan
kepada ADP. Katalis dalam reaksi ini adalah nukleosida difosfokinase.
7. Pembentukan asam Fumarat
Dalam reaksi ini asam suksinat diubah menjadi asam fumarat melalui
proses oksidasi dengan menggunakan enzim suksinat dehidrogenase dan FAD
sebagai koenzim.
8. Pembentukan asam malat
Asam malat terbentuk dari asam fumarat dengan cara adisi molekul air.
Enzim fumarase bekerja seagai katalis dalam reaksi ini.
9. Pembentukan asam Oksaloasetat
Tahap akhir dalam siklus asam sitrat adalah dehidrogenase asam malat
untuk membentuk asam oksaloasetat. Enzim yang bekerja pada reaksi ini
adalah malat dehidrogenase. Oksaloasetat yang terjadi kemudian bereaksi
dengan asetil koenzim dan asam sitrat yang terbentuk bereaksi lebih lanjut

11
dalam siklus asam sitrat. Demikian reaksi-reaksi tersebut di atas berlangsun
terus-menerus dan berulang kali.

E. Energy yang dihasilkan dari proses Metabolisme Aerobik dan Anaerobik


Pada glikolisis aerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
- hasil tingkat substrat :+ 4P
- hasil oksidasi respirasi :+ 6P
- jumlah :+10P
- dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P
+ 8P
Pada glikolisis anaerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
- hasil tingkat substrat :+ 4P
- hasil oksidasi respirasi :+ 0P
- jumlah :+ 4P
- dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P
+2P
Dengan Demikian rincian energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat adalah:
1. Tiga molekul NADH, menghasilkan :3X3P = 9P
2. Satu molekul FADH2, menghasilkan : 1 x 2P = 2P
3. Pada tingkat substrat = 1P
Jumlah = 12P

Satu siklus Kreb’s akan menghasilkan energi 3P + 3P + 1P + 2P + 3P = 12P.


Kalau kita hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus Kreb’s, akan dapat
kita hitung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan menghasilkan energi
dengan rincian sebagai berikut:
1. Glikolisis : 8P
2. Oksidasi piruvat (2 x 3P) : 6P
3. Siklus Kreb’s (2 x 12P) : 24P
Jumlah : 38

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Metabolisme karbohidrat yaitu proses yang terdiri dari dua cakupan yakni reaksi pemecahan
atau katabolisme dan reaksi pembentukan atau anabolisme.
2. Tahapan metabolisme terdiri atas beberapa bagian yakni glikolisis, oksidasi piruvat ke asetil-
KoA, glikogenesis, glikogenolisis, hexose monophosphate shunt dan terakhir adalah
Glukoneogenesis.
3. Glikolisis merupakan reaksi tahap pertama secara aerob (cukup oksigen) yang berlangsung
dalam mitokondria.
4. Proses glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa kemudian disimpan
dalam hati dan otot. Sedangkan, glikogenolisis yaitu pembentukan glukosa dari glikogen yang
mana glukosa tersebut sebagai sumber energi.
5. Siklus asam sitrat (siklus krebs) adalah serangkaian reaksi kimia dalam sel, yaitu pada
mitokondria, yang berlangsung secara berurutan dan berulang, bertujuan mengubah asam
piruvat menjadi CO2, H2O dan sejumlah energy.
6. Kalau kita hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus Kreb’s, akan dapat kita
hitung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan menghasilkan energi dengan
rincian sebagai berikut:
a. Glikolisis : 8P
b. Oksidasi piruvat (2 x 3P) : 6P
c. Siklus Kreb’s (2 x 12P) : 24P
Jumlah : 38P

13

Anda mungkin juga menyukai