Jika ada seorang pria paruh baya yang tiba-tiba merosot ke dinding dan meluncur ke lantai, hal
pertama yang bisa kita lakukan berdasarkan algoritma dukungan hidup jantung dasar adalah:
1. Penolong mengamankan diri sendiri dengan memakai alat proteksi diri (APD). Dengan
memakai sarung tangan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari korban
kepada penolong.
Selanjutnya penolong mengamankan lingkungan dari kemungkinan bahaya lain yang
mengancam, seperti adanya arus listrik, ancaman kejatuhan benda.
Setelah penolong dan lingkungan aman maka selanjutnya meletakan korban pada tempat
yang rata, keras, kering dan jauh dari bahaya.
2. Cek respon korban dengan memanggil dan menepuk bahunya. Jika dengan memanggil
dan menepuk tidak ada respos, maka lakukan pengecekan kesadaran dengan melakukan
Rangsangan Nyeri. lakukan rangsang nyeri dengan menekan tulang dada korban dengan
cara penolong menekuk jari-jari tangan kanan, lalu tekan dengan sudut ruas jari-jari
tangan yang telah ditekuk.
Jika tidak ada respon dengan rangsangan nyeri berarti korban tidak sadar dan dalam
kondisi koma.
3. Panggil bantuan dengan menghubungi pusat bantuan darurat (emergency call number)
sesuai dengan nomor dilokasi / negara masing-masing. Seperti : 911, 118, 112, 113, 999,
000, 555 dan lain-lain.
4. Pengecekan nadi korban dilakukan untuk memastikan apakah jantung korban masih
berdenyut atau tidak. Pada orang dewasa pengecekan nadi dilakukan pada nadi leher
(karotis) dengan menggunakan 2 jari. Caranya letakan 2 jari tangan pada jakun (tiroid)
kemudian tarik ke arah samping sampe terasa ada lekukan rasakan apakah teraba atau
tidak denyut nadi korban.
Jika nadi tidak teraba berarti korban mengalami henti jantung, maka segera lakukan
penekanan / kompresi pada dada korban. Jika nadi teraba berarti jantung masih berdenyut
maka lanjutkan dengan membukaan jalan napas dan pemeriksanaan napas.
5. Kompresi Dada, Jika korban tidak teraba nadinya berarti jantungnya berhenti berdenyut
maka harus segera dilakukan penekanan / kompresi dada sebanyak 5 siklus. Tekan dada
korban sampai kedalaman sepertiga dari ketebalan dada atau 3-5 cm / 1-2 inci
6. Buka Jalan Napas, Setelah melakukan kompresi selanjutnya membuka jalan napas. Buka
jalan napas dengan menengadahkan kepala korban.
Pada korban trauma yang dicurigai mengalami patah tulang leher melakukan jalan napas
cukup dengan mengangkat dagu korban.
7. Memberikan Napas Buatan, Jika korban masih teraba berdenyut nadinya maka perlu
dilakukan pemeriksaan apakah masih bernapas atau tidak. dengan melihat ada tidaknya
pergerakan dada, mendengarkan suara napas, dan merasakan hembusan napas.
Jika korban berdenyut jantungnya tetapi tidak bernapas maka hanya diberikan napas
buatan saja sebanyak 12-20 kali per menit.
Jika korban masih berdenyut jantungnya dan masih bernapas maka korban dimiringkan
agar ketika muntah tidak terjadi aspirasi.
Korban yang berhenti denyut jantungnya / tidak teraba nadi maka tidak perlu dilakukan
pemeriksaan pernapasan karena sudah pasti berhenti napasnya, penolong setelah
melakukan kompresi dan membuka jalan napas langsung memberikan napas buatan
sebanyak 2 kali.
8. jika ambulan sudah datang segara dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan
yang lebih lanjut.
Question :
You are walking in the basement corridor of the medical center. Ahead of you a
middle aged man suddenly slumps against the wall and slides to the floor. No one is
available to help. What should you do base on algorithm of basic cardiac life
support?
If there is a middle-aged man who suddenly slumps into the wall and glides to the
floor, the first thing we can do based on basic life support is: