Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

RSUD KAJEN
Jln Raya Karangsari Karanganyar Pekalongan 51182
Telp. IGD : (0285). 385231 Fax : (0285) 385229
Email. Kajen_rsud@yahoo.co.id

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD KAJEN


KABUPATEN PEKALONGAN
NOMOR : 445 / 99 / 2015

TENTANG
KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA DALAM PELAYANAN
DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

DIREKTUR RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

Menimbang : a. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang- Undang


Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 32
tentang hak pasien dan keluarga;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam butir a, maka Rumah Sakit Umum Daerah Kajen
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk
melaksanakan hal tersbut;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang


Perlindungan anak;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
4. Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Undang- Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Tenaga
Keperawatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 Tahun 2011
Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
012 Tahun 2012 Tentang Akreditasi Rumah Sakit;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 6 Tahun
2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja dan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 Nomor 6 Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 22);
9. Keputusan Bupati Pekalongan Nomor 504/404 Tahun 2012
Tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Kajen
Kabupaten Pekalongan sebagai Badan Layanan Umum
Daerah;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KESATU : Kebijakan tentang Hak Pasien dan Keluarga dalam


Pelayanan di RSUD Kajen;
KEDUA : Kebijakan sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU
sebagaimana terlampir dalam keputusan ini ;
KETIGA : Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan, apabila
dikemudian terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan : di Kajen
Pada tanggal : 01 Oktober 2015

DIREKTUR RSUD KAJEN


KABUPATEN PEKALONGAN

dr.DWI ARIE GUNAWAN, Sp.B


Pembina
NIP. : 19700429 199903 1 002

Lampiran : Keputusan Direktur RSUD Kajen


Kabupaten Pekalongan
Nomor : 445/ / 2015
Tanggal : 01 Oktober 2015

KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA DALAM PELAYANAN


RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN
A. MENGIDENTIFIKASI, MELINDUNGI DAN MENINGKATKAN HAK PASIEN
DAN KELUARGA
1. Pimpinan dan seluruh staf rumah sakit harus mengetahui dan mengerti
hak pasien dan keluarga seperti yang tercantum dalam Undang
Undang No 44 Tahun 2009 pasal 32.
2. Seluruh staf rumah sakit bertanggung jawab melindungi hak tersebut
dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
3. Petugas wajib memeritahukan kepada pasien tentang hak mereka
dengan bahasa yang mudah dimengerti.
4. Seluruh staf rumah sakit menghormati, hak pasien untuk menentukan
informasi apa saja tentang penyakitnya yang boleh disampaikan
kepada keluarganya atau pihak lain.
5. Rumah sakit menyediakan pelayanan rohani atau sejenisnya
berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien.
6. Dalam memberikan pelayanan, petugas perlu menanyakan kebutuhan
dan harapan pasien terhadap privasi dalam kaitannya dengan
pelayanan atau asuhan kesehatannya.
7. Rumah sakit hanya bertanggung jawab melindungi barang milik pasien
bila pasien tersebut tidak/belum ada keluarga yang mendampingi atau
pasien dalam keadaan tidak berdaya/tidak sadar. Barang dan harta
milik pasien yang telah didampingi keluarga adalah tanggung jawab
pasien dan keluarganya.
8. Pasien yang berisiko mendapat tindak kekerasan (misal korban
penganiayaan, KDRT, tahanan,dengan masalah konflik) diidentifikasi
oleh petugas dan mendapat penjagaan oleh satpam (terutama pada
waktu jam besuk).
9. Kelompok pasien lemah dan berisiko yaitu: bayi, anak-anak, usia lanjut,
pasien cacat, pasien koma, pasien gangguan mental emosional dan
pasien lainnya yang kurang mampu melindungi diri perlu mendapat
perlindungan yang layak selain dari kekerasan fisik juga dari kelalaian
asuhan dan prioritas bantuan bila terjadi kebakaran/gempa.
10. Lokasi perawatan terpencil atau ruang isolasi, dimonitor oleh petugas
secara berkala.
11. Informasi medis dan kesehatan lainya adalah rahasia milik pasien/wali
dari pasien, petugas kesehatan telah disumpah profesi untuk menjaga
kerahasiaan tersebut, bila informasi tersebut akan dilepas kepada pihak
lain, maka harus mendapat izin dari pasien/wali pasien.
B. MELIBATKAN KELUARGA PASIEN DALAM KEPUTUSAN TENTANG
PELAYANAN PASIEN.
1. Pasien dan keluarga dilibatkan dalam proses pelayanan melalui
pembuatan keputusan tentang pelayanan, bertanya tentang pelayanan,
dan bahkan menolak prosedur diagnostik dan pengobatan.
2. Pasien diberikan kebebasan untuk mencari “second opinon” (pendapat
kedua) dari dokter lain, baik di dalam maupun dari luar rumah sakit,
tanpa rasa takut dan perasaan tidak enak terhadap dokter yang sedang
merawatnya (DPJP).
3. Setelah melakukan asesmen, Dokter Penanggung Jawab Pasien
(DPJP) bertanggung jawab untuk memberitahu kepada pasien dan
keluarganya tentang :
a. Informasi dasar tentang kondisi medis yang ditemukan
b. Diagnosis pasti bila perlu
c. Usulan pelayanan dan pengobatan dan
d. Pelayanan, tes, prosedur apa saja yang memerlukan persetujuan
pasien dan keluarga.
4. DPJP bertanggung jawab memberitahu pasien dan keluarganya,
mengenai hasil dari rencana pelayanan/pengobatan, hasil yang tidak
diharapkan (kejadian tidak terantisipasi saat operasi, dari obat yang
diresepkan atau pengobatan lain).
5. Petugas memberitahukan pasien dan keluarganya tentang hak untuk
menolak/tidak melanjutkan pengobatan, petugas memberitahu tentang
konsekuensi keputusan mereka dan petugas membantu mencarikan
alternatif pelayanan pengobatan.
6. Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien/keluarga untuk
menolak pelayanan resusitasi atau menolak/memberhentikan bantuan
hidup dasar. Bila terjadi hal sebaliknya maka keputusan penghentian
bantuan hidup dilakukan oleh 3 dokter yaitu : dokter anestesi dan 2
dokter lain yang ditunjuk komite medis.
7. Petugas harus melakukan asesmen nyeri pada pasien, merespon
dengan cepat ketika pasien melaporkan rasa nyeri dan melakukan
penanganan terhadap nyerinya.
8. Pasien dengan kondisi akhir kehidupannya, harus mendapatkan
pelayanan yang penuh hormat dan kasih sayang dan mendapat asuhan
yang sesuai (asuhan pasien tahap terminal).
9. Pasien diberitahu oleh staf tentang proses penyampaian keluhan,
konflik atau perbedaan pendapat
10. Konflik ditelaah oleh pihak yang terkait dan bila perlu melibatkan pasien
beserta keluarga dalam penyelesaian konflik tersebut.
C. PENDIDIKAN STAF TENTANG HAK PASIEN DAN KELUARGA
1. Rumah sakit bertanggung jawab untuk mendidik seluruh staf dengan
tujuan, semua staf memahami, menghormati dan melindungi hak-hak
pasien dan keluarga.
2. Rumah sakit menyediakan informasi/pernyataan tertulis tentang hak
dan tanggung jawab pasien dan keluarganya, dan staf mampu
menjelaskan kepada pasien bila pasien/keluarga kurang memahami
informasi/pernyataan tersebut.
D. INFORMED CONSENT
1. Informed Consent adalah pernyataan persetujuan dari pasien dan atau
keluarga pasien, sehubungan dengan pelayanan/tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien.
2. Sebelum memberi persetujuan, pasien harus diberi penjelasan tentang
hal-hal yang berhubungan dengan pelayanan/tindakan yang
direncanakan, dan pasien berhak mengenal identitas para dokter dan
praktisi lain yang betanggung jawab melayani mereka.
3. Rumah sakit mempunyai daftar tindakan apa saja yang membutuhkan
persetujuan lisan, dan daftar tindakan apa saja yang membutuhkan
persetujuan tertulis.
4. Informed consent tertulis diberikan sebelum operasi, anestesi,
penggunaan darah atau produk darah dan tindakan/pengobatan lain
yang berisiko tinggi.
5. Bila pasien tidak mempunyai kapasitas mental atau fisik untuk
mengambil keputusan, maka diidentifikasi seorang wakil untuk
memutuskan dan dicatat di rekam medik.
6. Persetujuan umum (general consent) diberikan pada saat pasien
diterima sebagai pasien rawat inap.
E. PENELITIAN DAN DONASI ORGAN
1. RSUD Kajen tidak menyelenggarakan kegiatan penelitian klinis
2. RSUD Kajen tidak melakukan pelayanan donasi organ

DIREKTUR RSUD KAJEN


KABUPATEN PEKALONGAN

dr. DWI ARIE GUNAWAN, Sp. B


Pembina
NIP. : 19700429 199903 1 002

Anda mungkin juga menyukai