Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 1

1. Bagaimana pemakaian kalung atau bahan-bahan padat lainnya seperti nikel dapat
menimbulkan reaksi dermatitis kontak alergi ?
2. Bagaimana cara membedakan DKA kronis dan DKI karena didapatkan gejala klinis yang sama ?
3. Apakah pemberian keratolitik diperlukan pada DKA dengan skuama yang berlebihan ?
4. Apakah penggunaan kompres diperlukan pada DKA ? kompres apa yang digunakan ? Untuk lesi
yang akut dan basah diberi kompres NaCl 0,9%
Kelompok 2
1. Bagaimana mekanisme terjadinya pruritus pada DKA ?2. Bagaimana cara mendiagnosis untuk
membedakan DKA dan DKI melalui anamnesis ?
Kelompok 3
1. Apakah kita bisa membedakan DKA dan DKI berdasarkan lesi morfologinya (gejala klinis) ?
jelaskan
Kelompok 4
1. Kenapa pada Uji tempel DKI gejala menurun sedangkan pada DKA meningkat ?
Kelompok 5
1. Apakah bisa seseorang dengan imunokompremis terkena dermatitis kontak alergi(DKA) ?
Kelompok 6
1. Bolehkah dilakukan uji alergi dengan 3 cara yang berbeda pada yang bersamaan,dilokasi tubuh
yang berbeda ?
2. Bolehkah uji alergi dilakukan bersamaan untuk beberapa jenis alergen ?
Kelompok 7
1. Contoh kasus : seorang anak alergi terhadap udang, seiring berjalannya waktu,alerginya
berkurang ( anak dapat memakan udang tanpa reaksi alergi). Bagaimanahal tersebut bisa terjadi
?
2. Tes apakah yang paling sensitive untuk alergi ? patch tes
3. Jika seseorang mengalami alergi terhadap udang, bahan yang membuat alergibukanlah semua
zat yang terkandung didalam udang tersebut, sedangkan untukprick test yang digunakan adalah
ekstrak yang mengandung protein yang secarastudi epidemiologis bersifat sebagai allergen,
ternyata pasien tidak alergi terhadapprotein tersebut (sesuai studi epidemiologi) sehingga hasil
negative, lalu apaselanjutnya yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut ?
Kelompok 9
1. Apakah patch tes masih perlu dilakukan untuk pasien dengan alergi dengan bahan-bahan yang
terkandung dalam kit standar patch tes ?
Kelompok 10
1. Apakah hipersensitivitas pada DKA dan DKI bisa hilang secara perlahan seiring berjalannya
waktu seperti pada alergi biasa ?
Kelompok 8
1. apakah indikasi dan kontraindikasi dilakukan uji tempel ?
Indikasi
 Dermatitis kontak alergik dengan penyebab tidak diketahui.
 Dermatitis kontak alergik dengan penyebab utama telah diketahui namun perjalanan
penyakitnya berlarut -larut.
 Dermatitis tangan, wajah, tungkai dan laki yang tidak sembuh dalam waktu singkat.
 Dermatitis kontak dengan penyebab yang sukar dihindari misalnya berhubungan
dengan pekerjaan.
 Penggunaan medikamentosa topikal kronis
 Eksema diskoid atipikal atau persisten.
Kontra Indikasi
 Dermatitis yang akut dan luas, karena dapat menyebabkan eksaserbasi. Kulit tempat
uji harus bebas dari dermatitis sekurang-kurangnya 2 minggu.
 Bahan yang memberi efek toksik sistemik atau korosif dengan konsentrasi tinggi
misalnya pestisida atau bahan baru yang belum diketahui atau masih dalam penelitian.
 Penderita yang sedang mendapatkan prednison sistemik lebih dari 20 mg/ hari atau
kortikosteroid lain yang setara. Kortikosteroid topikal pada tempat uji mempengaruhi
hasil reaksi. Antihistamin tidak mempengaruhi reaksi uji tempel.
 Wanita hamil, karena alasan psikologis, apabila terjadi abortus dapat disangka
diakibatkan oleh uji tersebut.
2. Kenapa pada wanita lebih sering mangalami DKA dari laki-laki ?
Prevalensi pada wanita lebih tinggi disebabkan karena wanita lebih sering kontak dengan alat-
alat yang mengandung nikel, seperti perhiasan, kancing, retsleting dan pengait pada baju,
peralatan rumah tangga maupun dari telepon seluler. Sedangkan pada pria, sebagian besar
tersensitisasi karena terpapar pada saat bekerja, seperti dengan koin atau alat-alat pekerjaan
lainnya
3. bagaimana hasil representasi dari uji tempel ?
Pembacaan hasil uji tempel yang positif diberi skor sesuai dengan derajat reaksi yang terjadi
dengan penilaian sistem grading menurut NACDG (The North American Contact Dermatitis Group)
sebagai berikut :
(-) Negatif (tidak ada reaksi)
(+?) Reaksi meragukan (hanya eritema)
(+) Reaksi positif lemah (eritema, infiltrasi, papel +/-)
(++) Reaksi positif kuat (eritema, infiltrasi, papel, vesikel)
(+++) Reaksi positif sangat kuat (reaksi ++ disertai bula)
4. Syarat dilakukannya patch tes?
Syarat uji tempel adalah dermatitis dalam keadaan tenang atau sudah sembuh agar tidak terjadi
angry back, pemakaian kortikosteroid topical harus di hentikan sekurang – kurangnya 1 minggu,
uji tempel dilakukan dengan dengan bahan standar atau bahan yang dicurigai.
5. Apakah penggunaan kompres diperlukan pada DKA ? kompres apa yang digunakan ? Untuk lesi
yang akut dan basah diberi kompres NaCl 0,9%

Anda mungkin juga menyukai