GARISBESAR
Tujuan
Pendahuluan
TindakanPenyelamatan Segerapadaluka bakar
Ainvay Setelahmenyelesaikan pesertamampu
topikberikut,
Stopproseslukabakar melakukan penilaian
danmenyusun langkah-langkah
AksesVena untukstabilisasi,
menangani, danmelakukan transfer
Assesmentpasienluka bakar pasientraumatermal.
Secarakhusus, pesertamampu
Anamnesis untuk:
Luaslukabakar
Dalamnya lukabakar Memperkirakan
luaslukabakardan
Primarysurveydan resusitasipasienluka bakar * adanyacederayangmenyertai.
menentukan
Airway
Breathing Melakukan penilaian
awaldanmenangani
Circulation * pasientraumatermal.
SecondarySurveydan tambahanpadasecondarysurvey
Pemeriksaan fisik Mengenalimasalahkhususpasientrauma
Dokumentasi * termaldancarapenanganannya.
Pemeriksaan PenunjanguntukpasienLukaBakarBerat
Sirkulasiperiferpadalukabakarmelingkar
NGT kriteriauntukmerujukpasienluka
Menentukan
* bakar
Narkotika, anlgetikadansedative
Perawatan luka
Antibiotika
Tetanus
LukabakarKhusus
Lukabakarkimia
LukaBakarlistrik
Rujukanpasien
Kriteriarujukan
Prosedur rujukan
TraumaDingin: efeklocal
Jenistraumadingin
Pengelolaan
Frostbite
danNonFreezing
coldinjury
TraumaDingin: efeksistemik
Gejala
Pengelolaan
Ringkasan
DaftarPustaka
BAB 9
TraumaTermal
I Gambar 9 - 1 The Rule of Nines dipergunakan untuk menghitung kebutuhan cairan pasien luka bakar berat
di rumah sakit. Juga untuk pedoman praktis penilaian luka bakar berat. Tubuh pasien dewasa dibagi dalam
daerahbernilai 9% ataukelipatan9%. Grafisdikutip denganijin LifeART CollectionImages,CoPyright @1989-
1997by TechPoolStudios, Cleveland,OH
. Blistering
. Painful
. Glistening
wound bed . Kemerahan/ campuran
. Bula dan epidermis yg rusak
. Bengkak
. Perriukaan basah,berair
. Nyeri
. Sensitif pada udara
PRIMARY DANRESUSITASI
SURVEY karenanyamemerlukan pembebasanjalan nafassegera.
Manifestasi klinis trauma inhalasi mungkin perlahan-
PASIEN
LUKABAKAR lahan dan belum namp ak dalarn Zljam pertama. Bila
dokter menunggu hasil pemeriksaan radiologis untuk
AIRWAY memastikan adanya kelainan paru atau menunggu
hasil analisagas darah, edemajalan nafas yang akan
Adanya riwayat terkurung api atau terdapat terjadi menyebabkan intubasi sulit dilakukan dan
tanda-tanda trauma jalan nafas, memerlukan diperlukan tindakan krikotirodotomi untuk
pemeriksaanjalan nafas dan tindakan pemasangan pemasanganpipa endotrakheal.
jalan nafas definitif. Trauma bakar faring
menyebabkan edema hebat jalan nafas bagian atas,
w. itrlWawi,nai
AiIo amce PPa*
[ife S.rt
BAB 9
TraumaTermal
PEMERIKSAAN UNTUKFA$IEN
PENUNJANG
LUKA BAKARBERAT
Ambil contoh darah untuk pemeriksaandarah
lengkap, golongan darah dan crossmatch,kadar
karboksihemoglobin, gula darah, elektrolit, dan tes
kehamilan pada wanita usia subur. Darah arteri juga
diambil untuk analisagas darah.
Pemeriksaanfoto thoraks bisa dilakukan secara
seri beberapa kali bila diperlukan, sedangkan
pemeriksaan radiologi lain dilakukan bila dicurigai
adanya cederaikutan.
SIRKULASI
PERIFERPADALUKABAKAR nyeri. Jangan pecahkan bulla atau memberikan
MELINGKAR PADAEKSTREMITAS
: antiseptik. Obat-obatyang sebelumnyatelah diberikan
pada luka harus dibersihkan dahulu sebelum
Untuk mempertahankansirkulasi Perifer pada memberikan antibakteri topikal. Kompres dingin pada
pasienluka bakar yang melingkar ekstremitasdokter luka bakar dapat mengakibatkanhipotermia apalagi
harus: pada pasien dengan luka bakar luas.
1.. Lepaskanseluruh perhiasan
ANTIBIOTIKA
2. Nilai keadaansirkulasidistal,apakahada sianosis,
berkurangnya pengisian kapiler atau gangguan Pemberian antibiotika profilaksis tidak
nerologisyang progresif (mis. parestesidan nyeri dianjurkan pada luka bakar yang baru terjadi.
dalam). Pemeriksaan denyut nadi perifer pada Antibiotika ditujukan untuk terapi bila terjadi in-feksi.
pasien luka bakar lebih baik dilakukan dengan
D opplerul trasonicflowmeter. TETANU$
3. Bila ada gangguan sirkulasi pada luka bakar Statusimunisasi tetanus perlu ditanyakan pada
ekstremitasyang melingkar segerakonsultasikan pasien untuk menentukanperlu tidaknya pemberian
kepada ahli bedah untuk dilakukan eskarotomi, anti tetanus. (Lihat Appendix E, Imunisasi Tetanus)
tetapi tindakan eskarotomi biasanya belum
diperlukan pada 6 jam pertama luka bakar.
4. Fasiotomi kadang perlu dilakukan, misalnya
untuk memperbaiki sirkulasi pasien luka bakar
dengan fraktur, crush injury, ttalJma listrik
tegangantinggi, atau luka bakar yang mengenai
jaringan di bawah fascia.
NARKOTIKA,
ANALGESIKDAN SEDATIVA
pasien luka bakar berat sering gelisah yang
disebabkanoleh hipoksemiadan hipovolemia,bukan
oleh rasa nyeri. Pemberianoksigen dan resusitasi
cairan akan memberikan respons yang lebih
memuaskan dibandingkan dengan pemberian
analgesiknarkotik atau sedativayang bahkan dapat
mengaburkan tanda-tanda terjadinya hipoksemia dan
hipovolemia. Bila memang diperlukan narkotik,
analgesik, dan sedativa sebaiknya diberikan dalam
dosis kecil, diulang dan hanya diberikan intravena.
LUKABAKARKHUSUS
PERAWATANLUKA
pasien yang mengalami luka bakar kimia dan
Karenaluka bakar derajatII terasanyeri hanya
luka bakar listrik memerlukan perhatian khusus di
dengan aliran udara ruangan ke atas luka, maka
ruang gawat darurat.
menutup luka dengan kain bersih dapat mengurangi
4. Derajat empat: Nekrosis seluruh lapisan kulit nyeri. Keadaan ini tidak menimbulkan kerusakan,
dan gangren otot serta tulang namun sangat mengganggu pasien. Penanganannya
berupa memberikan perlindungan tubuh agar jauh
Bagian tubuh yang terkena frostbite mula- dari udara dingin, serta pemberian antiadrenergik
mula keras, dingin, berwarna putih, dan matirasa dan cslcium channel blocker, yang biasanya dapat
yang kemudian denganpemberianterapi berangsur- menolong.
angsur berubah membaik. Pembagianderajat seperti
diatas sering tidak dapat dipakai untuk menentukan PENANGANANFROSTBITEDAN TRAUMA
prognosis, karenanya terapi penghangatan NONFREEZING
(rewarming)harus segeradilakukan pada semua
derajat frostbite. Beberapaahli bahkan hanya I eagaimanasaya mengobatitraumadingin
membagifrostbite menjadi frostbitepermukaan dan lokal?
frostbite dalam. Penanganan harus dilakukan segera untuk
memperpendek berlangsungnya pembekuan jaringan,
NON FREEZINGINJURY meskipun demikian penghangatan jangan dilakukan
Non Freezing Injury disebabkan oleh kerusakan bila pasien mempunyai resiko untuk terkena
endotel mikrovaskuler, stasis, dan sumbatan pembekuan ulang. Baju yang sempit dan basah
vaskuler. Trenchfoot atat cold immersionfoot/hqnd ditanggalkan dan diganti dengan selimut hangat,
adalah merupakan contoh non-f'reezinginjury tangan diberi minum hangat melalui mulut bila pasien bisa
dan kaki akibat terkena udara basah terus menerus minum.
yang suhunya masih di atas titik beku, yaitu antara Rendam bagian tubuh yang terkena dalam air
1.60C sampai L00C (350Fsampai 500F).Biasanya hangat 40oC (1040F)yu.g berputar, sampai warna
diderita oleh tentara, pelaut atau nelayan. Meskipun kulit menjadi merah dan perfusinya kembali normal
seluruh kaki terlihat hitam, tidak terdapat kerusakan (biasanya dicapai dalam waktu 20 sampai 30 menit).
jaringan yang lebih dalam. Vasospasme dan Terapi penghangatan ini sangat baik bila dilakukan
vasodilatasi arteri yang terjadi silih berganti dalam bejana besar, seperti misalnya bak mandi
mengakibatkan jaringan yang dingin dan matirasa, whirlpool Hindari penggunaan udara kering yang
berubah menjadi hiperemi dalam waktu 24sampai panas dan jangan digosok atau diurut. Tindakan
48 jam. Hiperemi menimbulkan rasa nyeri hebat dan pemanasan bisa menimbulkan rasa nyeri hebat,
adanya kerusakan jaringan ditandai dengan edema, karenanya jangan lupa berikan analgesik (narkotika
bulla, kemerahan, ekimosis, dan ulserasi. Akibatnya intravena). Dianjurkan juga untuk memasang monitor
bisa timbul komplikasi lebih jauh berupa infeksi EKG pada saat pemanasan.
lokal, selulitis, limfangitis atau gangren. Mencegah
terjadinya trauma seperti ini bisa dilakukan dengan PERAWATANLOKAL LUKA FROSTBITE
memperhatikan higiene kaki.
Tujuan penanganan luka frostbite adalah
Perasaan gatal akibat suhu dingio ataupernio mencegah kerusakan jaringan dengan mencegah
merupakan manifestasi kulit karena terkena udara terjadinya infeksi, mencegah pecahnya vesikel yang
lembab dan dingin terus menerus seperti pada tidak terinfeksi, elevasi daerah luka serta membiarkan
nelayan, atau karena terkena udara dingin dan kering jaringan yang luka terkena diudara terbuka. Luka
seperti yang terjadi pada pendaki gunung. Pernio dilindungi dengan kelambu dan hindari penekanan
terutama dialami wajah, permukaan anterior tibia, pada jaringan.
bagian dorsal tangan dan kaki serta bagian tubuh
yang tidak terlindung dan terkena langsung udara. Jarang frostbite yang diikuti dengan kehilangan
masif cairan yang memerlukan resusitasi intravena,
Yang dialami pasien adalah rasa gatal,lesi kulit
meskipun kadang pasien bisa mengalami dehidrasi.
merah-ungu (papula makula, plak atau nodul). Bila
Pemberian ATS profilaksis tergantung pada status
proses terus berlanjut, timbul ulkus dan perdarahan
imunisasi sebelumnya. Antibiotika sistemik diberikan
yang pada akhirnya menjadi jaringan parut, fibrosis,
bila ada infeksi. Luka hendaknya dijaga tetap bersih
atau atrofi sedangkan rasa gatal digantikan dengan
dan usahakan agar bulla yang tidak terinfeksi tetap
T R A U M AD I N G I NH I P O T E R M I TANDA-TANDA
SISTEMIK Selain penurunan suhu inti, tanda lain
terjadinya hipotermi yang paling sering adalah
penurunan kesadaran.pasienterabadingin, tampak
Hipotermia adalah keadaandimana suhu tubuh kelabu dan sianotik. Tanda-tandavital, termasuk
inti (core body temperature) di bawah 350C(950F). denyut nadi, frekwensi pernafasan,dan tekanan
Tanpa adanya trauma lain, hipotermi dibagi menjadi darah nilainya bervariasi, bahkan kadang tidak
ringan (350Csampai320Catau 950Fsampai 89.60F), terdengar aktivitas pernafasandan denyut jantung
sedang (320Csampai 300Catau 89.60Fsampai B60F), samasekalipada pasien walaupun akhirnya bisa
sertaberat (dibawah 300Catau 860F).Penurunan suhu pulih. Karenadepresipernafasandan denyut jantung
tubuh inti ini dapat berlangsungcepat seperti misalrrya terjadi sangathebat, pemeriksaanpernafasandan
tubuh terendam dalam air yang mendekati titik beku, jantung harus dilakukan dengan teliti agar tidak
atau secarapelahan seperti berada pada lingkungan keliru.
dengan suhu dingin. Manula lebih rentan terhadap
trauma dingin disebabkan terbatasnya kemampuan
menghasilkanpanasdan mengurangi kehilangan panas
melalui vasokonstriksi. Demikian pula pada anak-anak
Adztanced
TraumaLife Support 259
BAB 9
RINGKASAN
Tindakan penyelamatanjiwa pada pasien luka bakar termasuk mengenali adanya trauma
inhalasi, pemasanganintubasi endotrakheal dan pemberian cairan in-fus.Semua pakaian
harus ditinggalkai segera.Tindakan awal untuk stabilisasi dan penangananpasien luka
bakar adalah:
TRAUMA DINGIN
Diagnosis,penyebabdan beratnya trauma dingin ditegakkan melalui anamnesisyangbaik,
pemeriksaanfisik sertapengukuran suhu inti menggunakantermotetersuhu rendah (paling
baik termometeresofagus).pasienharus dijauhkan dari lingkungan dit gtn secepatmungkin,
tanda vital dimonitor terus-menerus.Segeralakukan tindakan penghangatan.pasien hipotermi
jangan ceplt-cepat disirhpulkan meninggal tanpa penghangatan yang memadai.
/
Penanganansegera,padapasien trauma dingin adalah:
DAFTARPUSTAKA
1. Amy BW, McManus WF, Goodwin CW Jr, et al. 13. Jacob], Weisman M, RosenblattS, et al. Chronic
Lightning injury with survival in five patients. pernio: a historical perspectiveof cold-induced
I AMA 1985;253:243-245. -
vascular disease.Ar ch Intern Med 1986;1.46:1589
1.592.
2. Britt LD, Dascombe WH, Rodriguez A. New
horizons in management of hypothermia and 1"4.]urkovich G]. Hypothermia in the trauma patient.
frostbite injury. Surg Clin Nor th Am 1991;7I (2\:345- In: Maull KI, ClevelandHC, StrauchGO, et al.,
370. eds.Aduancesin Trauma.Vol. 4, Chicago:Yearbook
1989:11.-L40.
3. Cioffi WG, GravesTA, McManus WF, et al. High
frequency percussiveventilation in patients with L5. Jurkovich GJ, Greiser W, Luterman A, et al.
inhalation injury. I Trauma 1.989;29:350-384. Hypothermia in trauma victims: an ominous
predictor of survival. I Trauma1987;27:1A19-1024.
4. Danzl D, PozosR, Auerbach R et al. Multicenter
hypothermia survey. Ann Emerg Med 1987;16:1042- 16. Lund T, Goodwin CW, McManus \rVF,et al. Upper
1055. airway sequelaein burn patients requiring
endotrachealintubation or tracheostomy.Ann
5. Demling HR. Burn care in the immediate
Surg 1985;20L:374-382.
resuscitationperiod. SectionIII, Thermal injury.
In: Wilmor DW, ed. ScientificAmericanSurgery. L7. Millard LG, Rowell NR. Chilblain lupus
New York: Scientific American; 1.998. erythematosus (Hutchinson): a clinical and
laboratory study of 17 patients. Br I Dermatol
6. Edlich R, ChangeD, Birk K, et al. Cold injuries.
1978;98(5):497-506.
Compr Ther 1989;15(9):13-21,.
18. Mills WJ Jr. Summary of treatment of the cold
7. Gentilello LM, Cobean RA, Offner PJ, et al.
injured patient frostbite [1983classicarticle].Ala
Continuous arteriovenous rewarming: rapid
Med 1993;35(1):61,-66.
reversal of hypothermia in criticallyill patients. /
Tr auma 1992;32(3):3L6-327. 19. Moss J. Accidental severe hypothermia. Surg
Gynecol Obstet 1986;162:501-513.
8. Gentilello LM, furkovich GJ, Moujaes S.
Hypothermia and injury: thermodynamic 20. Mozingo DW, Smith AA, McManus WF, et al.
principles of prevention and treatment. Chemical burns. I Trauma 1988;28:642-647.
In: Levine B, ed.Perspectioes
in Surgery.St. Louis: 21. O'Malley J, Mills W, Kappes B, et al. Frostbite:
Quality Medical;1991. general and specific treatment, the Alaskan
method. Al a Med 1993;27(1):pullout.
9. GravesTA, Cioffi WG, McManus WF, et al. Fluid
resuscitation of infants and children with massive 22. Perry RJ, Moore CA, et al. Determining the
thermal injury. I Trauma 1988;28:1656-L659. approximate area of burn: an inconsistency
investigatedand reevaluated.BMI 1996;312:1338.
L0. Gunning K ed.. BurnsTraumaHandbook.5thed.
Liverpool, UK: Liverpool Hospital Department 23. Pruitt BA ]r. The burn patient: I. Initial care.Curr
of Trauma Services;1994. Pr oblSurg 1979;16(4):1.-55.
LL. Halebian P, Robinson N, Barie P, et al. Whole 24. Pruitt BA Jr. The burn patient: II. Later care and
body oxygen utilization during carbonmonoxide complications of thermal injury. Curr Probl Surg
poisoning and isocapneicnitrogen hypoxia. / 1979;L6(5):1-95.
Trauma 1986:26:110-117.
25. Reed R, Bracey A, Hudson J, et al. Hypothermia
1,2.Haponik EF,Munster A\4 eds.Respiratory
Injury: and blood coagulation: dissociation between
Smokelnhalationand Burns.New York: McGraw- enzyme activity and clotting factor levels. Circ
Hill;1990. -152.
Shock 1990;32:14'L