2 Tahun 2007 Optimasi Pakan dengan Level Protein dan Energi Protein
FEED OPTIMIZE WITH PROTEIN AND ENERGY PROTEIN LEVEL FOR BROOD
STOCK GROWTH of Mystus nigriceps
ABSTRAK
Latar Belakang: Pemanfaatan protein dan pakan akan efisien bila diimbangi oleh energi
dalam jumlah cukup sehingga sebagian besar protein pakan digunakan untuk pertumbuhan.
Kebutuhan protein dan rasio energi protein pada ikan senggaringan perlu dikaji untuk
mendapatkan informasi kebutuhan optimum, karena tingkat efektifitasnya sangat dipengaruhi
oleh jenis ikan, umur, ukuran ikan, kualitas protein pakan, kecernaan pakan dan kondisi
lingkungan. Penelitian untuk mengevaluasi pengaruh level protein dan energi protein terhadap
pertumbuhan calon induk ikan senggaringan (Mystus nigriceps) telah dilakukan.
Metode: Perlakuan terdiri dari A 25% level protein dengan energi protein sebesar 18,0 kcal/g
protein; B (30%;12,0) dan C (35%;13,9). Setiap perlakuan diulang lima kali. Pemberian
pakan dilakukan selama 35 hari. Ikan uji adalah ikan senggaringan yang diperoleh dari Sungai
Klawing dengan bantuan nelayan. Ikan uji diadaptasikan selama 20 hari. Parameter utama
yang diukur meliputi biomasa dan kelulus hidupan ikan. Kualitas air yang diamati adalah
oksigen terlarut, pH dan suhu air.
Hasil: Berdasarkan bobot biomassa ikan, diperoleh hasil bahwa pakan B memberikan
pertumbuhan yang paling baik. Kelangsungan hidup ikan relatif sama antar perlakuan. Untuk
kandungan oksigen terlarut pada semua perlakuan 8-9 ppm, suhu :21-25 0C dan pH 6-7. Hal
ini menunjukkan jumlah maupun jenis pakan yang diberikan cukup untuk mendukung
kebutuhan pokok ikan bahkan dapat memberikan pertumbuhan. Keadaan ini didukung pula
oleh kualitas air media yang cukup menunjang untuk kehidupan ikan.
Kata Kunci : Senggaringan, level protei,energi protein, pertumbuhan
ABSTRACT
Background: Protein and feed usage will efficient if it completed by sufficient energy
supply, so that most protein will be used for growth. Study of protein requirement and protein
energi ratio for Mystus nigriceps should be done to get information of optimum needs, due to
its influenced by species, age, size, feed protein quality, feed digestibility, and environment.
This research was conducted to evaluate the effect of protein level and energy to protein ratio
on the growth performance broodstock of Senggaringan fish (M. nigriceps).
Method: Treatments consist of A 25% level protein with 18,0 kcal/g energy protein; B
(30%;12,0) and C (35%;13,9). Each treatment was replicated 5 times. Treatments was given
for 35 days. Senggaringan fish from Klawing river were used as material and adapted for 20
days. Main measured parameter were fish biomass and survival rate. Dissolved oxygen (DO),
pH, and temperature were water quality parameters.
153
Pramono, Jurnal PROTEIN
Result: Based on body weigth biomass of the fish, it found that diets B produce the highest
growth performance. Fish survival rate relatively the same among treatments. The For all
treatments DO: 8-9 ppm temperature: 21-25OC, and pH 6-7. It means that feed in this
research are sufficient to support fish requirement and also growth. This condition was also
supported by water quality.
Key words: , senggaringan, protein level, protein energy, growth.
154
Vol. 15 No. 2 Tahun 2007 Optimasi Pakan dengan Level Protein dan Energi Protein
Pemeliharaan Ikan dan Pengumpulan Data ikan dan pakan uji. Analisis proksimat bahan
Ikan uji adalah ikan senggaringan yang pakan dan pakan uji dilakukan pada awal
diperoleh dari Sungai Klawing dengan bantuan penelitian sedangkan analisis tubuh ikan
nelayan. Sebelum diberikan pakan uji, Ikan uji dilakukan pada awal dan akhir penelitian yang
diadaptasikan selama 20 hari dalam wadah bertujuan untuk menghitung tingkat retensi
pemeliharaan. Setelah itu, ikan uji diseleksi protein dan retensi lemak.
ukuran bobotnya yang seragam untuk dipelihara
dalam wadah pemeliharaan akuarium plastik Sampel pakan uji dan otot ikan uji
berukuran 60x40x40 cm. Penelitian ini dianalisis secara kimia sesuai dengan prosedur
dilakukan dengan 3 perlakuan dan 5 kali yang sudah baku (Takeuchi, 1988). Untuk
ulangan. Tiap perlakuan terdiri dari 5 ekor ikan protein kasar dengan metode Kjedahl, lemak
dan setiap ekor disebut satu ulangan. Selama kasar dengan metode ekstraksi dengan alat
masa pemeliharaan berlangsung penggantian air soxhlet, kadar abu melaui pemanasan sampel
dilakukan sebanyak 50% dari volume total dalam tanur pada suhu 400-6000C, kadar serat
setiap pagi sebelum ikan diberi pakan. Ikan uji kasar dengan metode pelarutan sampel dalam
dipelihara selama 35 hari. asam dan basa kuat serta pemanasan dan kadar
air dengan metode pemanasan dalam oven pada
Parameter kualitas air yang diamati suhu 105-1100 C.
adalah oksigen terlarut (metode titimetri), pH
dan suhu air. Pengamatan terhadap oksigen Analisis proksimat pakan uji dilakukan
dilakukan pada awal dan akhir penelitian, di awal penelitian sedangkan analisis proksimat
sedangkan pengamatan pH dan suhu air tubuh ikan dilakukan pada awal percobaan
dilakukan setiap minggu saat sampling bobot diambil 5 ekor ikan yang dipilih secara acak
biomass. Penimbangan bobot bimassa dari stok dan pada akhir percobaan diambil 3
dilakukan setiap 1 minggu selama pemeliharaan ekor ikan pada tiap perlakuan. Parameter yang
untuk melihat pertambahan bobot dan panjang diukur adalah pertambahan bobot biomassa
ikan. Pemberian pakan dilakukan sampai ikan yang dihitung pada awal dan akhir penelitian
kenyang dengan frekuensi pemberian 2 kali serta dibahas secara deskriptif.
sehari (adlibitum) yaitu pukul 8.00 dan 15.00
WIB. HASIL DAN PEMBAHASAN
155
Pramono, Jurnal PROTEIN
pakan yang digunakan untuk pembuatan pakan nutriennya. Kandungan nutrien masing-masing
uji memenuhi syarat, sehingga diperoleh hasil bahan makan tersebut diketahui dari
yang sesuai dengan Tabel 1. Hal ini pemeriksaan laboratorium sehingga pakan
dikarenakan dalam penyusunan pakan uji, buatan yang diramu mengandung nutrient
setiap bahan baku yang dipilih diketahui nilai seperti yang diharapkan.
Dalam penyusunan ransum ikan perlu biaya produksi (pakan) dan mengurangi
diperhatikan keseimbangan antara protein dan pengeluaran limbah nitrogen ke lingkungan
energi. Pakan yang kandungan energinya (Shiau dan Huang, 1990; Peres dan Teles,
rendah dapat menyebabkan ikan menggunakan 1999).
sebagian protein sebagai sumber energi untuk
metabolisme, sehingga bagian protein untuk Hasil percobaan pemberian pakan
pertumbuhan menjadi berkurang. Sebaliknya dengan kandungan protein dan energi berbeda
jika kandungan energi pakan terlalu tinggi dalam pakan dapat mempengaruhi pertumbuhan
dapat membatasi jumlah pakan yang dimakan. ikan senggaringan. Perubahan biomassa ikan
Keadaan ini dapat membatasi jumlah protein disajikan pada Gambar 1.
pakan yang dimakan ikan, akibatnya
pertumbuhan ikan menjadi relatif rendah,
(Lovell, 1988). Manfaat adanya karbohidrat
dalam pakan adalah bahwa pakan yang
mengandung karbohidrat dan lemak yang tepat
dapat mengurangi penggunaan protein sebaai
sumber energi yang dikenal sebagai protein
sparing effect. Terjadinya protein sparing effect
oleh karbohidrat dan lemak dapat menurunkan
156
Vol. 15 No. 2 Tahun 2007 Optimasi Pakan dengan Level Protein dan Energi Protein
60
46.36 47.4 47.7
50
Bobot Biomass (gr)
10
0
A B C
Perlakuan
Gambar 1. Bobot biomassa ikan senggaringan pada awal dan akhir percobaan.
157
Pramono, Jurnal PROTEIN
158
Vol. 15 No. 2 Tahun 2007 Optimasi Pakan dengan Level Protein dan Energi Protein
159