Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PPKN

SUPREMASI HUKUM PADA ERA GLOBALISASI

PENYESUAIAN KURIKULUM PENDIDIKAN


TERHADAP ERA GLOBALISASI

Disusun Oleh:

Malvin Muhammad Zain (21030116140173)

Departemen Teknik Kimia


Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari


kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman
menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda
atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi
oleh wilayah. Zaman yang terus berkembang membuat mahluk hidup yang
ada di zaman tersebut mau tidak mau harus mengikuti perkembangan di
zamannya. Dalam perkembangan tersebut, maka perlu sebuah dasar, seperti
ilmu pengetahuan yang di dapat dari pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah. Zaman yang telah berubah dan terus berkembang makan di
perlukan penyesuaian terhadap kurikulum pendidikan yang berlangsung
yang bertujuan untuk meneyesuaikan terhadap zaman yang berkembang.
Oleh karena itu akan di bahas hukum yang mengatur tentang kuruikulum
pendidikan di Indonesia.

Belajar dari kisah salah satu produsen telekomunikasi, Nokia.


Nokia merupakan produsen alat komunikasi yang pernah berjaya didunia
lebih dari satu dekade, perusahan tersebut mampu mencipatakan alat
telekomunikasi yang mempunyai mobilitas tinggi, merubah dari alat yang
besar dan berat menjadi alat yang seukuran kantong. Menciptakan fungsi
komunikasi antar orang secara real time antara orang orang di penjuru
dunia. Namun kini Nokia hanya tinggal kenangan, nokia kini telah di bawah
perusahan Microsoft yang mana telah membeli perusahaan ketika sedang
pailit. "Kami tak melakukan kesalahan apa-apa, tapi bagaimana kami bisa
kalah." Itu kata-kata terakhir dari CEO Nokia, Stephen Elop setelah
mengumumkan perusahaan raksasa ponsel itu dibeli oleh Microsoft dengan
harga 7,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 79 triliun.Nokia, salah satu raja
pembuat ponsel sebelum ini tidak menyangka mereka akan lumpuh dalam
waktu yang sangat singkat. Namun apa yang menyebabkan Nokia lumpuh
dengan begitu parah sekali?
Mereka memang tidak membuat kesalahan. Tapi kekeliruan mereka adalah
terlalu nyaman sehingga lupa untuk berubah seiring dengan tren masa kini.
Akibatnya, perusahaan mereka dipangkas oleh pesaing dengan begitu cepat
sekali. Ketika perusahaan produsen ponsel lain sedang sibuk mengeluarkan
ponsel Android yang baru, Nokia masih nyaman dengan ponsel-ponsel
Symbian mereka. Dan akhirnya mereka terlupakan.

Andai jika Nokia dengan segera mengeluarkan ponsel Android


ketika sistem operasi buatan Google itu booming? Tentu perusahaan mereka
masih hidup hingga sekarang, dan mungkin makin bertambah perkasa.Satu
pelajaran paling penting dalam kisah kejatuhan Nokia ini adalah: "Jika Anda
tidak berubah seiring dengan perkembangan waktu, Anda akan keluar dari
kompetisi."Kisah kejatuhan Nokia ini patut dijadikan pelajaran, tidak hanya
untuk perusahaan-perusahaan di luar sana, bahkan untuk individu sendiri
dan untuk Bangsa Indonesia. Tetapi berubah tidak selalu berarti meniru cara
orang lain berubah. Kita mungkin dapat menciptakan cara kita sendiri yang
sesuai dengan situasi sekeliling, asalkan kita tidak berada di jalur lama.
Pelajaran yang dapat diambil yaitu Keuntungan yang kita miliki semalam
mungkin bukan lagi satu kelebihan pada keesokan harinya.

Jadi, jangan berbangga-bangga dengan kelebihan semalam dan lupa


memperbaiki diri. Untuk berubah, kita harus menerima bahwa cara kita itu
salah atau sudah tidak releven. Ini berarti perubahan memang sesuatu yang
susah. Tapi jadikan kisah Nokia ini sebagai pelajaran dan jangan sampai
sudah mau tenggelam, baru ingin naik ke permukaan.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui aturan tentang kurikulum pendidikan di Indonesia


2. Melihat aturan dan wewenang pembuatan kurikulum pendidikan
kurikulum pendidikan di Indonesia
3. Mengetahui prosedur dan dasar penyusunan kurikulum pendidikan
di Indonesia
BAB II
RUMITNYA KURIKULUM PENDIDIKAN DI INDONESIA

Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dengan siswa yang
terencana dan sistematis untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena pembelajaran
harus dilaksanakan secara terencana dan sistematik maka peran kurikulum disini
sangat penting. Kurikulum yang merupakan sebuah sistem menjadi patokan
seorang guru dalam proses pembelajaran itu sendiri. Namun apa jadinya jika
kurikulum itu tidak beraturan dan terkesan berantakan dikarenakan sebuah
pergantian kurikulum yang tak terencana?

Memang pergantian atau perubahan kurikulum dilakukan guna untuk


menyesuaikan perkembangan zaman dan kurikulum lama dianggap sudah tidak
sesuai lagi dengan keadaan dan kebutuhan zaman. Dan juga untuk memperbaiki
kekurangan kurikulum lama dengan kurikulum baru. Namun perubahan itu sendiri
harus diiringi dengan persiapan yang cukup matang seperti mempersiapkan guru
sebagai pelaksana kurikulum itu sendiri sehingga pelaksanaan kurikulum baru
dapat berjalan efektif dan efesien.

Perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia bukan kali yang pertama, namun


Indonesia sudah mengalami perubahan kurikulum beberapa kali. Kurikulum yang
pernah berlaku di Indonesia sebelum kurikulum 2013, seperti Kurikulum 1947,
kurikulum 1952, rencana kurikulum 1964 dan kurikulum 1964, kurikulum 1975,
kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum berbasis kompetensi 2004, kurikulum
tingkat satuan pendidikan 2006. Pada dasarnya semua kurikulum memuat tujuan
pokok yang sama yaitu tujuan pendidikan nasional Indonesia ; mencerdaskan
kehidupan bangsa.

Perubahan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 –yang sudah berlaku
hampir tujuh tahun lamanya- ke kurikulum 2013(kurtilas) sempat menimbulkan
masalah yang cukup menarik perhatian masyarakat Indonesia. Seperti yang ditulis
Rifa Nadia Nurfuadah dalam okezone bahwasannya masalah utama kurtilas yaitu :
 Tidak ada kajian terhadap penerapan kurikulum 2006 yang berujung pada
kesimpulan urgensi perpindahan kepada kurikulum 2013.
 Tidak ada evaluasi menyeluruh terhadap uji coba penerapan kurikulum 2013
setelah setahun penerapan di sekolah-sekolah yang ditunjuk.
 Kurikulum sudah diterapkan di seluruh sekolah di bulan Juli 2014, sementara
instruksi untuk melakukan evaluasi baru dibuat 14 Oktober 2014, yaitu enam
hari sebelum pelantikan presiden baru (Peraturan Menteri no 159).
 Penjelasan poin ini adalah pada pasal 2 ayat 2 dalam peraturan Menteri nomor
159 tahun2014 itu menyebutkan bahwa Evaluasi Kurikulum untuk
mendapatkan informasi mengenai: Kesesuaian antara ide Kurikulum dan
Desain Kurikulum; Kesesuaian anatara Desain Kurikulum dan Implementasi
Kurikulum; dan kesesuaian antara ide kurikulum, Hasil kurikulum, dan
dampak kurikulum.
 Pada kenyataanya kurikulum 2013 diterapkan di seluruh sekolah sebelum
dievaluasi kesesuaian anatara ide, desain, dokumen hingga dampak kurikulum.
 Penyeragaman tema di seluruh kelas, sampai metode, isi pembelajaran dan
buku yang bersifat wajib sehingga terindikasi bertentangan dengan UU
Sisdiknas.
 Penyusunan Konten Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar yang tidak
seksama sehingga menyebabkan ketidakselarasan.
 Kompetensi spiritual dan sikap terlalu dipaksakan sehingga mengganggu
substansi keilmuan dan menimbulkan kebingungan dan beban administratif
berlebihan bagi para guru.
 Metode penilaian sangat kompleks dan menyita waktu sehingga
membingungkan guru dan mengalihkan fokus dari memberi perhatian
sepenuhnya pada siswa.
 Ketidaksiapan guru menerapkan metode pembelajaran pada kurikulum 2013
yang menyebabkan beban juga tertumpuk pada siswa sehingga menghabiskan
waktu siswa di Sekolah dan di luar Sekolah.
 Ketergesa-gesaan penerapan menyebabkan ketidaksiapan penulisan,
pencetakan dan peredaran buku sehingga menyebabkan berbagai permasalahan
di ribuan sekolah akibat keterlambatan atau ketiadaan buku.
 Berganti-gantinya regulasi kementrian akibat revisi yang berulang.
 Daftar masalah tersebut menurut Rifa menjadi salah satu pertimbangan
Mendikbud Anis Baswedan memberlakukan penerapan kurikulum 2013
terbatas pada sekolah yang telah memakainya selama 3 semester. Sedangkan
sekolah yang baru menerapkan kurikulum 2013 selama satu semester diimbau
kembali memakai KTSP.
Belum sempurna kurikulum 2013 dilaksanakan di Indonesia, kini pemerintah
merencanakan lagi sebuah perubahan kurikulum yaitu kurikulum nasional yang
akan dilaksanakan mulai tahun 2018. Meskipun sosialisasi kurikulum nasional
belum dilaksanakan karena masih dalam tahap perbaikan kurikulum 2013.

Namun hal ini sangat mengkhawatirkan, seolah-olah pemerintah menjadikan


para siswa sebagai kelinci percobaan dalam menerapkan kebijakan kurikulum ini.
Kendati perubahan kurikulum kurtilas ke kurikulum nasional ini sebagai perbaikan
dari kurtilas itu itu sendiri.

Dalam melakukan perubahan kurikulum dengan skala nasional dan melibatkan


bangsa Indonesia, perlu direncanakan secara matang supaya efektif. Tidak hanya
beralaskan kurikulum itu sudah usang namun harus mementingkan urgensi kenapa
kurikulum itu dirubah.

Serta membuat aturan atau kebijakan teknik-teknik pelaksanaan kurikulum


secara jelas sehingga tidak membingungkan para pelaksana pendidikan seperti para
guru. Dan mempertimbangkan para pelaksana pendidikan di tingkat daerah
terutama daerah yang terbelakang. Memberikan sosialisasi secara menyeluruh di
seluruh wilayah Indonesia tanpa terkecuali dan tidak terpusat di ibu kota saja.
.BAB III
PEMBAHASAN

Perubahan kurikulum yang terjadi pada 2013 menimbulkan polemik, antara


lain :
1. Tidak ada kajian terhadap penerapan Kurikulum 2006 yang berujung pada
kesimpulan urgensi perpindahan kepada Kurikulum 2013.

2. Tidak ada evaluasi menyeluruh terhadap uji coba penerapan Kurikulum 2013
setelah setahun penerapan di sekolah-sekolah yang ditunjuk.

3. Kurikulum sudah diterapkan di seluruh sekolah di bulan Juli 2014, sementara


instruksi untuk melakukan evaluasi baru dibuat 14 Oktober 2014, yaitu enam hari
sebelum pelantikan presiden baru (Peraturan Menteri no 159).

Penjelasan poin ini adalah, Pada Pasal 2 ayat 2 dalam Peraturan Menteri nomor 159
Tahun 2014 itu menyebutkan bahwa Evaluasi Kurikulum untuk mendapatkan
informasi mengenai: Kesesuaian antara Ide Kurikulum dan Desain Kurikulum;
Kesesuaian antara Desain Kurikulum dan Dokumen Kurikulum; Kesesuaian antara
Dokumen Kurikulum dan Implementasi Kurikulum; dan Kesesuaian antara Ide
Kurikulum, Hasil Kurikulum, dan Dampak Kurikulum.
Kenyataannya, Kurikulum 2013 diterapkan di seluruh sekolah sebelum dievaluasi
kesesuaian antara ide, desain, dokumen hingga dampak kurikulum.

4. Penyeragaman tema di seluruh kelas, sampai metode, isi pembelajaran dan buku
yang bersifat wajib sehingga terindikasi bertentangan dengan UU Sisdiknas.

5. Penyusunan konten Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang tidak seksama
sehingga menyebabkan ketidakselarasan.

6. Kompetensi Spiritual dan Sikap terlalu dipaksakan sehingga menganggu


substansi keilmuan dan menimbulkan kebingungan dan beban administratif
berlebihan bagi para guru.
7. Metode penilaian sangat kompleks dan menyita waktu sehingga membingungkan
guru dan mengalihkan fokus dari memberi perhatian sepenuhnya pada siswa.

8. Ketidaksiapan guru menerapkan metode pembelajaran pada Kurikulum 2013


yang menyebabkan beban juga tertumpuk pada siswa sehingga menghabiskan
waktu siswa di sekolah dan di luar sekolah.

9. Ketergesa-gesaan penerapan menyebabkan ketidaksiapan penulisan, pencetakan


dan peredaran buku sehingga menyebabkan berbagai permasalahan di ribuan
sekolah akibat keterlambatan atau ketiadaan buku.

10. Berganti-gantinya regulasi kementerian akibat revisi yang berulang.

Dari masalah yang terjadi diatas, hal tersebut dapat berakibat fatal terhadap
masa depan bangsa. Padahal hukum di indonesia telah bekukatan tetap dan jelas
namun dalam pelaksanaan yang kurang tegas. Hal itu terjadi karena terlalu banyak
perdebatan.
Padahal semboyan kita yaitu Bhinneka Tunggal Ika, dimana mempunyai
makna, kita berbeda namun tetap satu termasuk satu tujuan. Kita dapat belajar dari
kasus perusahaan Nokia, apabila kita terlalu sibuk mengurus diri sendiri tanpa
melihat keluar, maka kita akan tertinggal dan tidak siap mengikuti perkembangan.
Masalah yang dapat bangsa kita terima apabila kita tidak mempunya ilmu yang kuat
dan siap untuk menerima perubahan zaman, maka kita akan di jajah kembali karena
kita tidak bisa berdiri sendiri dan harus mengandal orang asing.
Masalah yang kita alami selalu itu itu saja, karena pejabat di indonesia
bekerja untuk kepentingan golongan/partai politik bukan untuk bangsa indonesia.
Bekerja untuk mengejar target semata sehingga keputusan yang dibuat akan
seadanya dan tidak dapat diterima. Karena keputusan tersebut dibuat oleh partai
yang berbeda maka perlu bahasan dan perdebatan yang panjang untuk diterima,

Tentunya ada harapan kepada genererasi muda untuk dapat belajar dan
memahami kondisi sekarang, tidak hanya indonesia tapi dunia agar ketika kelak
mendapat kesempatan untuk mempin negeri, maka akan memperbaiki masalah
klasik bangsa ini dan menjadikan NKRI merdeka seutuhnya.
BAB IV
PENUTUP

Generasi muda indonesia tidak boleh acuh terhadap masalah yang ada, tidak
hanya memikirkan masalah yang ada di dalam negeri, namun memahami masalah
yang ada di luar negeri.
Teknologi dalam zaman ini dapat mengajarkan kita untuk belajar secara
mandiri dan dapat mengakses masalah yang ada di penjuru dunia secara realtime.
Dapat dijadikan fasilitas untuk mendapatkan informasi. Tentunya dalam membuat
keputusan kelak dibutuhkan dasar hukum yang jelas, sehingga sebagai warga
negara harus mempunyai pengetahuan hukum di Indonesia.
Pemuda harus siap terhadap perubahan yang di timbulkan oleh globalisasi
dan belajar dari masalah yang ada agar kelak ketika mendapat kesempatan untuk
memimpin bangsa ini, akan siap memberikan solusi dan perubahan agar NKRI
merdeka seutuhnya.
DAFTAR PUSTAKA

Belajar dari Nokia, https://ikatlits.com/forum/bisnis/lain-lain-aa/183-


pembelajaran-dari-ceo-nokia
Efektivitas Kurukulum, http://www.kompasiana.com/rarah/efektivitas-
perubahan-kurikulum-di-indonesia_57380b19b47e61c316b69835
Globalisasi, https://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi
Masalah Kurikulum 2013
http://news.okezone.com/read/2014/12/11/65/1077829/10-masalah-utama-
kurikulum-2013.

Anda mungkin juga menyukai