Disusun Oleh:
1.2 Tujuan
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dengan siswa yang
terencana dan sistematis untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena pembelajaran
harus dilaksanakan secara terencana dan sistematik maka peran kurikulum disini
sangat penting. Kurikulum yang merupakan sebuah sistem menjadi patokan
seorang guru dalam proses pembelajaran itu sendiri. Namun apa jadinya jika
kurikulum itu tidak beraturan dan terkesan berantakan dikarenakan sebuah
pergantian kurikulum yang tak terencana?
Perubahan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 –yang sudah berlaku
hampir tujuh tahun lamanya- ke kurikulum 2013(kurtilas) sempat menimbulkan
masalah yang cukup menarik perhatian masyarakat Indonesia. Seperti yang ditulis
Rifa Nadia Nurfuadah dalam okezone bahwasannya masalah utama kurtilas yaitu :
Tidak ada kajian terhadap penerapan kurikulum 2006 yang berujung pada
kesimpulan urgensi perpindahan kepada kurikulum 2013.
Tidak ada evaluasi menyeluruh terhadap uji coba penerapan kurikulum 2013
setelah setahun penerapan di sekolah-sekolah yang ditunjuk.
Kurikulum sudah diterapkan di seluruh sekolah di bulan Juli 2014, sementara
instruksi untuk melakukan evaluasi baru dibuat 14 Oktober 2014, yaitu enam
hari sebelum pelantikan presiden baru (Peraturan Menteri no 159).
Penjelasan poin ini adalah pada pasal 2 ayat 2 dalam peraturan Menteri nomor
159 tahun2014 itu menyebutkan bahwa Evaluasi Kurikulum untuk
mendapatkan informasi mengenai: Kesesuaian antara ide Kurikulum dan
Desain Kurikulum; Kesesuaian anatara Desain Kurikulum dan Implementasi
Kurikulum; dan kesesuaian antara ide kurikulum, Hasil kurikulum, dan
dampak kurikulum.
Pada kenyataanya kurikulum 2013 diterapkan di seluruh sekolah sebelum
dievaluasi kesesuaian anatara ide, desain, dokumen hingga dampak kurikulum.
Penyeragaman tema di seluruh kelas, sampai metode, isi pembelajaran dan
buku yang bersifat wajib sehingga terindikasi bertentangan dengan UU
Sisdiknas.
Penyusunan Konten Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar yang tidak
seksama sehingga menyebabkan ketidakselarasan.
Kompetensi spiritual dan sikap terlalu dipaksakan sehingga mengganggu
substansi keilmuan dan menimbulkan kebingungan dan beban administratif
berlebihan bagi para guru.
Metode penilaian sangat kompleks dan menyita waktu sehingga
membingungkan guru dan mengalihkan fokus dari memberi perhatian
sepenuhnya pada siswa.
Ketidaksiapan guru menerapkan metode pembelajaran pada kurikulum 2013
yang menyebabkan beban juga tertumpuk pada siswa sehingga menghabiskan
waktu siswa di Sekolah dan di luar Sekolah.
Ketergesa-gesaan penerapan menyebabkan ketidaksiapan penulisan,
pencetakan dan peredaran buku sehingga menyebabkan berbagai permasalahan
di ribuan sekolah akibat keterlambatan atau ketiadaan buku.
Berganti-gantinya regulasi kementrian akibat revisi yang berulang.
Daftar masalah tersebut menurut Rifa menjadi salah satu pertimbangan
Mendikbud Anis Baswedan memberlakukan penerapan kurikulum 2013
terbatas pada sekolah yang telah memakainya selama 3 semester. Sedangkan
sekolah yang baru menerapkan kurikulum 2013 selama satu semester diimbau
kembali memakai KTSP.
Belum sempurna kurikulum 2013 dilaksanakan di Indonesia, kini pemerintah
merencanakan lagi sebuah perubahan kurikulum yaitu kurikulum nasional yang
akan dilaksanakan mulai tahun 2018. Meskipun sosialisasi kurikulum nasional
belum dilaksanakan karena masih dalam tahap perbaikan kurikulum 2013.
2. Tidak ada evaluasi menyeluruh terhadap uji coba penerapan Kurikulum 2013
setelah setahun penerapan di sekolah-sekolah yang ditunjuk.
Penjelasan poin ini adalah, Pada Pasal 2 ayat 2 dalam Peraturan Menteri nomor 159
Tahun 2014 itu menyebutkan bahwa Evaluasi Kurikulum untuk mendapatkan
informasi mengenai: Kesesuaian antara Ide Kurikulum dan Desain Kurikulum;
Kesesuaian antara Desain Kurikulum dan Dokumen Kurikulum; Kesesuaian antara
Dokumen Kurikulum dan Implementasi Kurikulum; dan Kesesuaian antara Ide
Kurikulum, Hasil Kurikulum, dan Dampak Kurikulum.
Kenyataannya, Kurikulum 2013 diterapkan di seluruh sekolah sebelum dievaluasi
kesesuaian antara ide, desain, dokumen hingga dampak kurikulum.
4. Penyeragaman tema di seluruh kelas, sampai metode, isi pembelajaran dan buku
yang bersifat wajib sehingga terindikasi bertentangan dengan UU Sisdiknas.
5. Penyusunan konten Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang tidak seksama
sehingga menyebabkan ketidakselarasan.
Dari masalah yang terjadi diatas, hal tersebut dapat berakibat fatal terhadap
masa depan bangsa. Padahal hukum di indonesia telah bekukatan tetap dan jelas
namun dalam pelaksanaan yang kurang tegas. Hal itu terjadi karena terlalu banyak
perdebatan.
Padahal semboyan kita yaitu Bhinneka Tunggal Ika, dimana mempunyai
makna, kita berbeda namun tetap satu termasuk satu tujuan. Kita dapat belajar dari
kasus perusahaan Nokia, apabila kita terlalu sibuk mengurus diri sendiri tanpa
melihat keluar, maka kita akan tertinggal dan tidak siap mengikuti perkembangan.
Masalah yang dapat bangsa kita terima apabila kita tidak mempunya ilmu yang kuat
dan siap untuk menerima perubahan zaman, maka kita akan di jajah kembali karena
kita tidak bisa berdiri sendiri dan harus mengandal orang asing.
Masalah yang kita alami selalu itu itu saja, karena pejabat di indonesia
bekerja untuk kepentingan golongan/partai politik bukan untuk bangsa indonesia.
Bekerja untuk mengejar target semata sehingga keputusan yang dibuat akan
seadanya dan tidak dapat diterima. Karena keputusan tersebut dibuat oleh partai
yang berbeda maka perlu bahasan dan perdebatan yang panjang untuk diterima,
Tentunya ada harapan kepada genererasi muda untuk dapat belajar dan
memahami kondisi sekarang, tidak hanya indonesia tapi dunia agar ketika kelak
mendapat kesempatan untuk mempin negeri, maka akan memperbaiki masalah
klasik bangsa ini dan menjadikan NKRI merdeka seutuhnya.
BAB IV
PENUTUP
Generasi muda indonesia tidak boleh acuh terhadap masalah yang ada, tidak
hanya memikirkan masalah yang ada di dalam negeri, namun memahami masalah
yang ada di luar negeri.
Teknologi dalam zaman ini dapat mengajarkan kita untuk belajar secara
mandiri dan dapat mengakses masalah yang ada di penjuru dunia secara realtime.
Dapat dijadikan fasilitas untuk mendapatkan informasi. Tentunya dalam membuat
keputusan kelak dibutuhkan dasar hukum yang jelas, sehingga sebagai warga
negara harus mempunyai pengetahuan hukum di Indonesia.
Pemuda harus siap terhadap perubahan yang di timbulkan oleh globalisasi
dan belajar dari masalah yang ada agar kelak ketika mendapat kesempatan untuk
memimpin bangsa ini, akan siap memberikan solusi dan perubahan agar NKRI
merdeka seutuhnya.
DAFTAR PUSTAKA