TEKNO
TERTIARY TREATMENT
(ADVANCED TREATMENT)
10/6/2018 1
PENGOLAHAN PENDAHULUAN
(pretreatment)
EKUALISASI
NETRALISASI
PEMISAHAN MINYAK
PENGHILANGAN B3
10/6/2018 2
EKUALISASI
Tujuan
– agar beban limbah yang diolah sama setiap
saat
Yang perlu ekualisasi :
– Limbah dari Proses Batch
– Sumber limbah lebih dari satu dengan
karakteristik sama atau sinergis
Homogenasi :
– Mekanik
– Pneumatik
10/6/2018 3
Bak Ekualisasi
10/6/2018 4
Contoh soal (1)
Penyelesaian :
Volume limbah = 10 m3/jam x 8 jam = 80 m3.
Volume limbah yang terambil selama 8 jam sebanyak
= 8/24 jam x 80 m3 = 26,7 m3.
Volume bak yang akan dirancang minimal
= (80 - 26,7)m3 = 53,3 m3 (penampang basah).
10/6/2018 5
Asam/basa
NETRALISASI
Tujuan
– agar pH netral sekitar 6-8 Netralisasi
Bahan Penetral
–Asam : CO2, HCl, HNO3, H2SO4, H3PO4
–Basa : CaO, Ca(OH)2, NaOH, KOH, NH4OH.
10/6/2018 6
PEMISAHAN MINYAK
Tujuan
– Memisahkan minyak dari airnya
Cara
– Oil trap
– Hembusan udara [emulsi]
Udara Minyak
Oil Trap
10/6/2018 7
Corrugated
10/6/2018 Plate Interceptor 8
PENGHILANGAN B3
Tanaman
estetis
Kerikil
Fitoremediasi
10/6/2018 9
PRIMARY TREATMENT
(PENGOLAHAN PRIMER)
PEMISAHAN FISIS
(SCREENING, GRIT CHAMBER)
10/6/2018 10
Pemisahan Fisis
Tujuan : Memisahkan air dari kotoran padat
10/6/2018 11
Bar Screen
10/6/2018 12
Flotasi
udara
minyak
10/6/2018 13
Adsorpsi Fisis
Regeneration Fluid
10/6/2018 14
Volatilisasi/Stripping
VOC
VOC
10/6/2018 15
Filtrasi
10/6/2018 16
PEMISAHAN KIMIA FISIS
(Koagulasi – Flokulasi - Presipitasi
Koagulasi
Men “de-stabilized” partikel koloid non settleable
solid (yang memberikan kontribusi warna atau
kekeruhan) sehingga menjadi “microfloc”
(memanfaatkan rapid mix)
Flokulasi
Mengubah dan mengarahkan “microfloc” menjadi
“macrofloc” yang mudah mengendap/presipitasi
secara gravitasi (memanfaatkan slowly mix)
10/6/2018 17
Bahan kimia
(koagulan dan
Saringan flokulan)
Air bersih
Air Limbah
Campur
Cepat Tanki
Flokulasi
Lumpur
10/6/2018 18
Pencampuran Cepat
Menambahkan bahan
kimia ke dalam air limbah
Waktu retensi 10 - 30
detik
Dapat menggunakan
tanki berpengaduk dan
berbaffle
10/6/2018 19
Contoh Lain Pencampuran Cepat
10/6/2018 20
Flokulasi
10/6/2018 21
10/6/2018 22
Sedimentasi/Presipitasi
1. Discrete particle
settling
2. Focculant settling
3. Hindered settling
4. Compression settling
10/6/2018 23
Perrys p 25-66
CLARIFIER
koagulan
Koagulasi Flokulasi
rpm > 100 rpm < 1
koloid
De stabilized De stabilized
Stabilized particle
particle (microfloc) particle (macrofloc)
pH 4,5-8,0
10/6/2018 26
Koagulasi & Flokulasi (2)
10/6/2018 27
Koagulasi + Flokulasi (3)
10/6/2018 28
Contoh Soal (2)
2. Air dengan alkalinitas 12 mg/l CaCO3, akan diolah dengan
menambahkan alum dan kapur. Dosis alum sebanyak 55
mg/l. Tentukan dosis kapur yang harus ditambahkan
untuk keperluan ini
Penyelesaian :
MR Alum = 666
MR CaCO3 = 100
MR Ca(HCO3)2 = 162,1
MR Ca(OH)2 = 74,1
MR CaO = 56,1
10/6/2018 29
Alkalinitas CaCO3 akan setara dengan alkalinitas Ca(HCO3)2 sebesar
= 162,1/100 x 12 mg/lt CaCO3 = 19,4 mg/lt Ca(HCO3)2
Menurut persamaan (1), 1 mol Alum ekivalen dengan 3 mol
Ca(HCO3)2
Jumlah alum yang setara dengan Ca(HCO3)2 sebesar
= (1x666/3x162,1)x19,4 = 26,6 mg/l
Jumlah alum yang belum bereaksi sebanyak = alum yang ditambahkan
– alum yang setara dengan Ca(HCO3)2. = (55-26,6)mg/l = 28,4 mg/l
Menurut persamaan (2), 1 mol alum setara dengan 3 mol Ca(OH)2,
sehingga Ca(OH)2 yang dibutuhkan = [(3 x 74,1)/666] x 28,4 mg/l
= 9,48 mg/l.
Dosis CaO yang ditambahkan = (56,1/74,1) x 9,48 = 7,2 mg/l CaO
10/6/2018 30
AOPs (Advanced Oxidation Processes)
10/6/2018 35
Perbandingan cara menghilangkan senyawa organik
(Eckenfelder, 1989)
Biodegradasi dan
Biodegradasi Stripping Refraktori (Sorption)
Stripping
Nitrobenzen Ethyl acetate 1,2 Dichlorethane Bis(2-ethyllhexyl)
2,4 Dichlorbenzene Benzene 1,1,1 Trichlorethane phthalate
1,1,2,2, Tetrachlor
2,4 Dinitrobenzene 1,2 Dichlorbenzene
ethane
Acrolein Methylen chloride 1,2 Dichlorpropane
Acrylonitrile Toluene Trichloroethylene
Pentachlorophenol Ethylbenzene
Phenol Chloroform
Carbon
Phenanthrene
tetrachlorida
Naphthalene
Benzidine
10/6/2018 36
BIOREMEDIASI FITOREMEDIASI
MIKROBA TANAMAN
PENGURAI PENGHASIL
BAHAN ORGANIK CAHAYA
KARBON BAHAN ANORGANIK
OKSIDATOR CO2 DAN H2O
NUTRISI-MAKRO NUTRISI MAKRO
(N,P) NUTRISI MIKRO
NUTRISI-MIKRO
(essensial metal)
– Cu, Zn, Ni, Co, Fe
10/6/2018 37
MIKRO-ORGANISME
AEROB : PERLU O2
OBLIGAT ANAEROB/
ANOKSIK : TIDAK
MEMBUTUHKAN O2
FAKULTATIF
ANAEROB : TIDAK
BUTUH O2, JIKA ADA
TAK APA-APA
10/6/2018 38
Ciri Umum Pengolahan Biokimia
Aerob Anaerob
Untuk limbah organik Untuk organik
sederhana sederhana maupun
Dalam keadaan terlarut kompleks
Butuh oksigen Tidak perlu dalam
Menghasilkan biomassa keadaan terlarut
dalam jumlah besar Tidak butuh oksigen
(66%) Menghasilkan biomassa
Menghasilkan air, gas, dalam jumlah sedikit (5-
asam organik (34%) 20%)
Tidak berbau busuk Menghasilkan air, asam
(asam, harum) organik, VOC, gas dalam
jumlah besar (80-95%)
Umumnya berbau busuk
10/6/2018 39
HASIL DEKOMPOSISI LIMBAH ORGANIK
10/6/2018 40
TAHAP PERURAIAN ANAEROB
10/6/2018 41
Bakteri
Acinetobacter, Arthrobacter, Achromobacter,
Alcaligenes, Bacilles, Citromonas,
Chromobacterium, Flavobacterium,
Flexibacter, Micrococcus, Pseudomonas
dan Zooglea.
Kondisi spesifik :
Bakteri nitrifikasi (Nitrosomonas dan
Nitrobacter) ;
Bakteri sulfur (Beggiatoa dan Thiothrix)
10/6/2018 42
Nutrien spesifik yang digunakan untuk oksidasi biologis
(Eckenfelder, 1992)
10/6/2018 43
Biological Treatment Process (1)
10/6/2018 44
Biological Treatment Process (2)
3. Ponds/Lagoons
Aerated , Facultatif, Anaerobic
4. Anaerobic treatment
Anaerobic Digestion
UASB process
10/6/2018 45
Lumpur Aktif = Activated sludge
Merupakan padatan tersuspensi (SS) yang
komposisi utamanya adalah biomassa
mikroorganisme (pengurai)
Biomassa diperoleh dari hasil metabolisme
limbah (substrat) oleh pengurai
Agar kontak antara substrat dengan
pengurai berlangsung baik dapat
digunakan pengaduk (mekanis) atau
udara (pneumatik)
Biomassa yang dihasilkan (biological
floc=activated sludge) dapat
dimanfaatkan (return sludge atau pupuk)
10/6/2018 46
Q infl Q + Qr Q effl
TANGKI AERASI
BAK ENDAP
Qr
Return sludge
10/6/2018 47
SLUDGE RETURN
Dapat dirumuskan sebagai berikut :
r = Qr/Q
–r = rasio lumpur yang diresikel
– Qr = laju lumpur yang diresikel
–Q = laju air limbah masuk reaktor aerob
10/6/2018 48
Conventional Activated Sludge System
10/6/2018 49
MCRT= SRT=SA
• MCRT = Mean Cell Residence Time, Øc
• SRT = Solid Retention Time
• SA = Sludge Age
Didefinisikan sebagai waktu tinggal rerata
keberadaan mikroorganisme dalam sistem
(bak aerob)
10/6/2018 50
BLOK DIAGRAM PENGOLAHAN DENGAN LUMPUR AKTIF
Q,So,Xo
Bak (Q – Qw), S, Xe
Settling
Aerob X,S tank
Qr, Xr, S
(Qw, Xr, S)
10/6/2018 51
Mass balance
Biomass in influent + Biomass
growth = Biomass in effluent +
Biomass wasted
atau
Food
QSo – V{(µmSX)/Y(Ks+S)} =
(Q-Qw)S+QwS
QSo – V{(µmSX)/Y(Ks+S)} = QS
10/6/2018 53
Keterangan
Q, Qw = wastewater flow masuk bak aerob, dan yang terbuang , m3/d
Xo , X , Xe, Xr = konsentrasi MLVSS masuk bak aerob, yang ada dalam bak
aerob, yang ada dalam effluent, serta yang terbuang , mg/l
V = volume aeration tank, m3
μm = konstanta laju pertumbuhan maksimum, per hari
Ks = konsentrasi substrat pada saat setengah laju pertumbuhan
maksimum, mg/l
S = soluble BOD keluar dari bak aerob, effluent (asumsi tak ada
biodegradasi di bak pengendap)
kd = laju kematian bakteri, per hari
Y = yield coefficient untuk mengubah BOD menjadi sel bakteri,
mg MLVSS/mg BOD removed
10/6/2018 54
Asumsi :
- Konsentrasi biomassa di influent dan effluent dapat diabaikan
terhadap konsentrasinya dalam reaktor
- semua proses dekomposisi berlangsung dalam reaktor
(µmS)/(Ks+S) = QwXr/VX + kd
(µmS)/(Ks+S) = (Q/V)(Y/X)(So-S)
QwXr/VX = (Q/V)(Y/X)(So-S) - kd
10/6/2018 55
Hydraulic detention time
(V/Q) = Ø
Øc = (V/Qw){r/(r+1)} dengan
r = Qr/Q
10/6/2018 56
Konsentrasi soluble BOD effluent :
S = {Ks(1+kd.Øc)}/{Øc(µm-kd)-1}
Konsentrasi mikroba :
X = {Øc(Y)(So-S)}/{Ø(1+kd.Øc)}
10/6/2018 57
Ø = V/Q
Dengan :
10/6/2018 58
Konsentrasi Soluble BOD dalam effluent
dinyatakan :
S = {Ks(1+kd.Øc)}/{Øc(μm-kd)-1}
X = Øc.Y(So-S)/Ø(1+kd.Øc)
10/6/2018 59
Parameter lain
F/M = Q.So/V.X
= mg BOD per hari/mg MLVSS
= 0,1 – 1,0
10/6/2018 60
Contoh soal Act Sludge (3)
Sebuah WWTP (secondary plant) akan mengolah limbah cair sehingga
effluentnya memenuhi standar (BOD5 = 30 mg/l, SS = 30 mg/l).
Diperkirakan BOD5 dari SS sebesar 63% dari konsentrasi SS nya.
Diketahui data influentnya adalah : flow = 0,150 m3/detik; BOD5 = 84
mg/l, Asumsikan bahwa settling tank mampu memisahkan padatan hingga
SS dalam effluent memenuhi bakumutu, MLVSS = 2000 mg/l. Konstanta
yang diketahui (Ks=100 mgBOD5/l; kd=0,050/hari; μm =2,5 /hari; Y=0,5
mgVSS/mgBOD5 removed). Perkirakan volume bak aerob yang diperlukan
untuk maksud tersebut diatas.
Solusi
Soluble BOD5 = S = 30 – (0,63)(30) = 11,1 mg/l;
MCRT dapat dihitung dari persamaan : S = {Ks(1+kd.Øc)}/{Øc(μm-kd)-1}
11,1 = {100(1+0,05.Øc)/Øc(2,5-0,05)-1} Øc = 5 hari
HRT dihitung dari persamaan MLVSS : X = Øc.Y(So-S)/Ø(1+kd.Øc)
2000 = {5x0,5(84-11,1)/Ø(1+0,05x5)} Ø = 1,8 jam
Volume bak aerob : V =Q.Ø = 0,150 x 3600 x 1,8 = 972 m3 .
10/6/2018 61
SVI digunakan sebagai indikator settling
characteristic of the sludge
Tipikal SVI act sludge dengan MLSS 2000-
3500 mg/l adalah 80 – 150 ml/gram
Semakin rendah SVI atau semakin besar
settling basin diperlukan, untuk mencegah
loss of solids “washout” atau hydrolic
displacement
10/6/2018 62
SLUDGE VOLUME INDEX (SVI)
• SDI = 100/SVI
10/6/2018 63
5000 Recommended
max MLSS
4000 SVI=100 SVI=125
SVI=200
2000
1000
5 25
ºC
10/6/2018 64
Trickling Filter
Eckenfelder, formula
St/So = exp[-k.X.t]
10/6/2018 67
Contoh Soal Trickling Filter
Berapakah BOD5 effluent dari low rate trickling
filter yang diameternya 35 m, ketebalan 1,5 m,
jika hydraulic loadingnya 1.900 m3/hari, influent
BOD5=150 mg/l. Asumsi laju konstanta 1,89 per
hari, n = 0,67.
Solusi
A = [¶(35)2]/[4] =962,11 m2
QL = (1.900 m3/hari)/(962,11 m2)=1,97
m3/hari.m2
St = 150 exp[-(1,89)(1,5)/1,97)0,67 = 24,8 mg/l
10/6/2018 68
Berbagai Tipe Trickling Filter
Hydrolic
1-4 4-10 10-40 15-90 60-180
loading, m/d
Organic
loading, 0,08-0,32 0,24-0,48 0,32-1,0 0,32-1,0 >1,0
kgBOD/d.m3
Recirculation
0 0-1 1-3 0-1 1-4
ratio
BOD5
80-85 50-70 65-80 65-85 40-65
removal, %
10/6/2018 69
KEBUTUHAN OKSIGEN (1)
10/6/2018 70
KEBUTUHAN OKSIGEN (2)
Untuk menguraikan limbah organik
secara aerobik , dibutuhkan oksigen
(O2) sebagai elektron akseptor
sebesar = 0,6 -1,4 kgO2 per kg BOD.
Jika ada nitrogen dibutuhkan oksigen
lebih banyak yaitu 4,3 kgO2 per kg
N-NH3 (Perry, 1984).
10/6/2018 71
NITRIFIKASI DAN DENITRIFIKASI
10/6/2018 72
Tahapan Reaksi Nitrifikasi
2 NH4+ + 3O2 2NO2- + 4H+ + 2H2O
(Nitrosomonas)
Cell yield untuk Nitrosomonas : 0,05-0,29
mgVSS per mg NH3-N
2NO2- + O2 2NO3-
(Nitrobacter)
Cell yield untuk Nitrobacter : 0,02-0,08
mgVSS per mg NH3-N
10/6/2018 73
Tahapan Reaksi Denitrifikasi
Biological denitrifikasi dicapai pada kondisi
anoksik (tanpa adanya molekul O2) oleh mikroba
heterotrophic yang memanfaatkan nitrat sebagai
hidrogen akseptor , jika bahan organik sebagai
sumber energi tersedia :
– NO3 + CH2O N2 + N2O+ H2O+CO2
10/6/2018 74
PRODUKSI METHAN pada kondisi
fakultatif anaerobik
Diestimasi dengan rumus :
10/6/2018 75
ATAU
G = 0,351 (Sr – 1,42 ΔXv)
G dalam m3/hari
Sr dan ΔXv dalam kg/hari
Prediksi praktis :
1kg COD yang hilang terurai menghasilkan sebanyak
0,44 m3 campuran gas (dengan gas methan = 0,348
m3) .
10/6/2018 76
GAMBAR/SKEMA UNIT
PENGOLAH AIR LIMBAH
10/6/2018 77
Sand Filter - Primary Clarifier
10/6/2018 78
KOAGULASI DAN FLOKULASI
10/6/2018 79
PLUG FLOW ACT. SLUDGE SYSTEM
10/6/2018 80
RBC DAN TRICKLING FILTER
10/6/2018 81
ANAEROBIC ACT.SLUDGE
SYSTEM
10/6/2018 82
ANAEROBIC DIGESTION
10/6/2018 83
Act.Sludge - Sedimentation
10/6/2018 84
DIFFUSED AIR FLOTATION
10/6/2018 85
Anaerobic Digester
10/6/2018 86
RBC
10/6/2018 87
RBC
10/6/2018 88
Kolam Fitoremediasi
10/6/2018 89
Pisang-pisangan
10/6/2018 90
Komplementer
10/6/2018 91
CARA SAMPLING AIR LIMBAH SECARA
KONTINU (TANPA POMPA)
10/6/2018 92
DASAR PERANCANGAN
Dapat dilakukan dengan
menggunakan data dari dasar
pengalaman (Jun Takada)
10/6/2018 93
Tipe Proses
BOD, MLSS Keterangan
Pengolahan
10/6/2018 94
Tipe Proses Konsentrasi
Keterangan
Pengolahan BOD
Biofilm Treatment
Lv ≤ 1,0
Trickling Filter kg/m3/hari
100 mg/l
Rotary Disk 30 mg/l
BOD red = 75-
85%
Contact Aeration
Lv ≤ 5,0
2.000 mg/l
Fluidized Process kg/m3/hari
150 mg/l
BOD red ≥ 90%
10/6/2018 95
Lagoon
Beban BOD
Tipe Proses Pengolahan Keterangan
(g/m2/hari)
RT = 2-6 hari
Aerobic /High rate 10-20 BOD red = 80-95%
RT = 7-30 hari
Facultatif 2-10 BOD red = 35-75%
RT = 30-50 hari
Anaerobic 20-100 BOD red = 50-70%
10/6/2018 96
Anaerobic Treatment
Tipe Proses
Konsentrasi BOD Keterangan
Pengolahan
Lv ≤ 5,0
kg/m3/hari
Anaerobic Digestion > 10.000 mg/l
BOD red = 80-
90%
Lv ≤ 30 kg/m3/hari
UASB Process > 5.000 mg/l BOD red = 80-
90%
10/6/2018 97
Soal Latihan
1. Pada proses pengolahan air limbah organik
dengan activated sludge dibutuhkan nutrisi C,
N dan P. Rasion BOD : N : P pada proses ini
adalah 100 : 5 : 1. Diketahui air limbah industri
mempunyai BOD = 1.000 mg/l, debit 500
m3/hari. Jika tersedia pupuk NPK dengan
kandungan N = 15%; P2O5 = 32%. Berapakah
kg pupuk tersebut maksimal dibutuhkan secara
praktis perharinya (dianggap tak ada N dan P
dalam air limbah). Masa atom P = 31, N = 14, O
=16
10/6/2018 98
Berapa m3 bio-gas (methan) yang dapat
diproduksi secara praktis dari limbah
tinja dengan BOD = 750 mg/l,
volumenya 1.000 m3 perhari. Rasio COD
: BOD adalah 1,5 : 1 ; Untuk setiap 1 kg
COD terurai umumnya mampu
menghasilkan 0,33 m3 CH4
10/6/2018 99
BOD air limbah domestik sebesar 125 mg/l, dengan laju alir
sebesar 200 liter per detik akan diolah dalam sebuah
reaktor dengan lumpur aktif . MLVSS dipertahankan pada
konsentrasi 2.000 mg/l. parameter yang diketahui Ks =
100 mgBOD per liter, μm = 2,5 perhari, Kd = 0,05 per hari,
Y = 0,60 kg VSS per kg BOD yang terurai. Jika dikehendaki
organiknya terurai 90%, berapakah :
1. Waktu tinggal sel mikroba diperlukan tinggal dalam
reaktor ?
2. Waktu tinggal air limbah dalam reaktor ?
3. Berapakah diameter reaktor aerob, jika kedalamannya 2m
?
10/6/2018 100