Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASKEP KELUARGA

A. KELUARGA
1. Definisi
Keluarga merupakan suatu sistem, keluarga terdiri dari dua atau lebih
individu yang di ikuti oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, anggota
keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama dengan yang lainnya., anggota keluarga berinteraksi
satu sama lainnya dan masing-masing mempunyai peran sosial; suami, istri,
anak, adik dan kakak dan mempunyai tujuan.
2. TipeKeluarga
a. Tipekeluargatradisional
b. Tipekeluarga non tradisional

3. StrukturKeluarga
a. Patrilineal
b. Matrilineal
c. Matrilokal
d. Patrilokal
e. KeluargaKawinan

4. TahapPerkembanganKeluarga
a. Tahappasanganbaruataukeluargabaru
b. Tahapkeluargakelahirananakpertama
c. Tahapkeluargadengananakprasekolah
d. Tahapkeluargadengananakusiasekolah
e. Tahapkeluargadengananakremaja
f. Tahapkeluargadengananakdewasaataupelepasan
g. Tahapkeluargausiapertengahan

1
h. Tahapkeluargalanjutusia

5. FungsiKeluarga
a. FungsiAfektif
b. FungsiSosialisasi
c. FungsiReproduksi
d. FungsiEkonomi
e. FungsiPerawatan/PemeliharaanKesehatan

B. ASKEP KELUARGA
1. Definisi
Asuhankeperawatankeluargamerupakan proses yang
kompleksdenganmenggunakanpendekatansistematikuntukbekerjasamadengank
eluargadanindividusebagaianggotakeluarga.
2. Tahapandari proses keperawatankeluargameliputi:
a. Pengkajiankeluargadanindividu di dalamkeluarga
b. Perumusan diagnosis keperawatan
c. Penyusunanperencanaan
d. Pelaksanaanasuhankeperawatan
e. Evaluasi

C. KONSEP DASAR ISPA


1. Definisi
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut, istilah
ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections
(ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan
akut, dengan pengertian sebagai berikut (Indah, 2005)
a. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
b. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta
organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.

2
ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran
pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa
saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam
saluran pernafasan (respiratory tract).
c. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas
14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa
penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung
lebih dari 14 hari.
2. Klasifikasi
Berdasarkan lokasi anatomis ISPA dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Infeksi saluran pernafasan bagian atas
Merupakan infeksi akut yang menyerang hidung hingga faring.
b. Infeksi saluran pernafasan bagian bawah
Merupakan infeksi akut yang menyerang daerah di bawah faring sampai
dengan alveolus paru-paru.
3. Etiologi
Etiologi ISPA terdiridarilebihdari 300 jenispenyakitbakteri, virus,
danriketsia. Virus penyebab ISPA antara lain adalahgolonganMiksovirus,
Adenvirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirusdan lain-lain
(DepKes.RI,2004).
Virus adalahpenyebabutamainfeksisalurannapasataspenyakit-penyakit
yang ditimbulkanseperti, rhinosinusitis, faringitis, dan sinusitis akut.
Rhinosinusitisdisebabkanoleh virus danbakterisepertiStreptococcus
pneumoniadanHaemophilus influenzae.4
Faringitismerupakanradangpadatenggorokan yang dapatdisebabkanoleh virus
Ebstein-Barr, influenza, infeksi virus immunodefisiensi humanakut. Dan
bakterial yang umumnyaadalahStreptococcus pyogenes, Streptococcus
viridians, streptococcus betahemolyticus yang umumnyadisebut “strep
tenggorokan”.1,2 Sinusitis akutmerupakaninflamasi sinus-sinus
paranasaldanlendirhidung yang disebabkanoleh virus, bakteri,

3
jamur,peradanganpadasaluranhidungdanpenyakit-penyakittertentumisalasma,
gangguansistemimun,danalergi.

4. Patofisiologi
Infeksisalurannapasatasdapatterjadikarenatransmisiorganismemelaluipen
yegarudara, droplet, danmelaluitangan yang dapatmenjadijalanmasukbagi
virus. Hal inidapatterjadipadakondisi yang penuhsesak.
Padafaringitisdisebabkanpenularanterjadimelalui droplet,
kumanmengilfitrasilapisanepitel, jikaepitelterkikismakajaringanlimfoid
superficial
bereaksisehinggaterjadipembendunganradangdenganinfiltrasileukositpolimorfo
nuklear. Pada sinusitis, saatterjadiinfeksisaluranpernapasanatasmelalui virus,
hidungakanmengeluarkaningus yang dapatmenghasilkansuperinfeksibakterial,
sehinggadapatmenyebabkan pathogen-pathogen
bakterialmasukkedalamrongga-rongga sinus. Selainitu sinusitis
dapatterjadikarenaalergimusiman, gangguanmekanismepengaliran sinus,
berenang, intubasihidung yang lama, danperluasaninfeksigigikedalamrongga.
Perjalanan klinis penyakit ISPA ini dapat dibagi menjadi empat tahap,
yaitu:
a. Tahapprepatogenesis,
penyebabtelahadatetapipenderitabelummenunjukkanreaksiapa-apa.
b. Tahapinkubasi, virus merusaklapisanepiteldanlapisanmukosa.
Tubuhmenjadilemahapalagibilakeadaangizidandayatahansebelumnyamema
ngsudahrendah.
c. Tahapdinipenyakit, dimulaidarimunculnyagejalapenyakit.
Timbulgejalademamdanbatuk.
d. Tahaplanjutpenyakit, dibagimenjadiempat, yaitudapatsembuhsempurna,
sembuhdenganateletaksis, menjadikronisdandapatmeninggalakibat
pneumonia.
5. ManifestasiKlinis

4
Gejala yang terjadi pada rhinosinusitis termasuk kemacetan hidung,
ingus, batuk, sakit kepala, bersin, bunyi sengau, dan sakit tenggorokan. Demam
tinggi sangat jarang terjadi dan jika terjadi seharusnya menimbulkan
kecurigaan akan diagnosis alternative. Gejala khusus akan terjadi kurang dari 7
hari, namun sampai 25% dari seluruh pasien akan mengalami gejala hingga 14
hari. Penyakit ini sering terjadi, tetapi gejala-gejala yang lebih parah jarang
sekali ditemui.
Jika gejala-gejala bertahan lama melampaui 7 hari, klinis seharusnya
mulai memperhatikan komplikasi-kompikasi seperti bronchitis, sinusitis,
bakterial sekunder, atau otitis media1 Pada faringitis akan terjadi kenaikan
suhu hingga 40ºC, rasa gatal, kering pada tenggorokan, lesu, nyeri sendi, batuk
yang kronis, kesulitan menelan, dan rasa sakit pada kerongkongan.
Sedangkan pada sinusitis biasanya mengalami gejala lebih dari 1
minggu, misalnya sakitgigi maxillary, sakit kepala yang lebih berat pada pagi
hari, nyeri wajah, kadang-kadang demam dan batuk, serta bunyi sengau. Pada
anak-anak dapat disertai dengan deman hingga 39ºC, khusus pada anak-anak
gejala batuk lebih hebat saat siang hari, terjadinya parau menandakan
kelanjutan dari radang tenggorokan.
6. PemeriksaanPenunjang
a. pemeriksaankultur/ biakankuman (swab); hasil yang
didapatkanadalahbiakankuman (+) sesuaidenganjeniskuman,
b. Pemeriksaanhitungdarah (deferential count);
lajuendapdarahmeningkatdisertaidenganadanyaleukositosisdanbisajugadiser
taidenganadanyathrombositopenia.
c. Pemeriksaanfotothoraksjikadiperlukan.
7. Pengobatan
a. ISPA Berat: dirawat di rumahsakit, diberikanantibiotikmelaluijalurinfus, di
berioksigendansebagainya.
b. ISPA Sedang: diberiobatantibiotikmelauimulut.
PilihanobatnyaKotrimoksasol,
jikaterjadialergi/tidakcocokdapatdiberikanAmoksilin, Penisilin, Ampisilin.

5
c. ISPA Ringan: tanpapemberianobatantibiotik. Diberikanperawatan di rumah,
untukbatukdapatdigunakanobatbatuktradisionalatauobatbatuk lain yang
tidakmengandungzat yang merugikan.
Bilademamdiberikanobatpenurunpanasyaituparasetamol.
Penderitadengangejalabatukpilekbilapadapemeriksaantenggorokandidapata
danyabercaknanahdisertaipembesarankelenjargetahbeningdileher,
dianggapsebagairadangtenggorokanolehkumanstreptococcussdanharusdiber
iantibiotikselama 10 hari.
8. Pencegahan
a. Pencegahan dapat dilakukan dengan:
1) Menjaga keadaan gizi agar tetap baik
2) Immunisasi
3) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
4) Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
b. Prinsipperawatan ISPA antara lain:
1) Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
2) Meningkatkan makanan bergizi
3) Bila demam beri kompres dan banyak minum
4) Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan
sapu tangan yang bersih
5) Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak
terlalu ketat
6) Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak
tersebut masih menetek.
9. Komplikasi
a. Obstruksi jalan nafas dengan segala akibatnya, bronkopneumonia,
atelektasis
b. Kardiovaskuler: miokarditis, yang dapatterjadiakibattoksin yang
dibentukkumandifteri
c. Kelainanpada urogenital (ginjal): nefritis
d. Kelainansaraf: dapatberupaparalisisatauparase

6
7

Anda mungkin juga menyukai