Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada awalnya terminologi tindak kekerasan/child abuse berasal dari dunia kedokteran.
Sekitar tahun 1946,seorang radiologist caffey melaporkan kasus berupa gejalah gejalah klinik
seperti patah tulang panjang yang majemuk(Multiple frakture) pada anak anak atau bayi di
sertai perdarahan tanpa di ketehui penyebabnya(unrecognized trauma). Dalam dunia
kedokteran kasus ini di kenal dengan istilah caffey syndrome(Ranuh dalam Anshori,2007).
Lebih dari 2,5 juta kasus child abuse anak dan pengabaian (neglect) di laporkan dalam
kurun waktu berapa tahun terakhir. 35% di antaranya melibatkan penganiayaan fisik,15%
melibatkan penganiayaan sexual dan 50% melibatkan neglect.berdasarkan hasil studi satu dari
20 anak anak secara umum mengalami fisik physical abuse setiap tahun. Penganiayaan fisik
melibatkan melukai/ merusak badan anak dengan membakar, memukul dan mematahkan
tulang anak.adanya suatu memar menunjukan adanya jaringan tubuh yang rusak dan pembuluh
darah sudah memerah. Penerapan metode di siplin dari orang tua ke anak dengan cara
kekerasan seperti menjewer,menampar dan mencubit hingga meninggalkan luka atau tanda
memar adalah cara yang tidak tepat(American Akademy of Pediatrics,2007)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan tugas pembuatan asuhan keperawatan pada pasien dengan child
abuse,di harapkan dapat memahami tentang child abuse.
2. Tujuan khusus
a. Memahami definisi child abuse
b. Mengetahui klasifikasi child abuse
c. Mengetahui etiologi terjadinya child abuse
d. Mengetahui dampak dari child abuse
e. Mengetahui komplikasi dar child abuse
f. Mengetahui pemeriksaan penunjang untuk child abuse meliputi pengkajian,
dignosis keperawatan,dan intervensi keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Menurut (Sutanto,2006)kekerasan adalah perlakuan orang dewasa/anak yang lebih
tuadengan menggunakan kekuasaan/otoritasnya terhadap anak yang tak berdaya yang
seharusnya menjadi tanggung jawab pengasuhnya,yang berkibat penderitaan,kesengsaraan,cacat
atau kematian. Kekerasan anak lebih bersifat sebagai bentuk penganiayaan fisik dengan
terdapatnya tanda atau luka pada tubuh anak.
Wikipedia Indinesia(2006) memberikan pengertian bahwa kekerasan merujuk pada tindakan
agresi dan pelanggaran(Penderitaan,penyiksaan,pemerkosaan,pemukulan dll). Yang
menyebabkan atau di maksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain.
Istilah kekerasan juga berkonotasi kecenderungan agresif untuk melakukan periulaku yang
merusak.
Menurut Andes (2006) kekerasan pada anak adalah segalah bentuk tindakan yang melukai
dan merugikan fisik,mental dan sexual termasuk hinaan yang meliputi: penelantaran dan
perlakuan buruk,exploitasi termasuk exploitasi sexual serta trafficking/jual beli anak.
Sedangkan child abuse adalah semua bentuk kekerasan terhadap anak yang di lakukan oleh
mereka yang seharusnya bertanggung jawab atas anak tersebut atau mereka yang memiliki kuasa
atas anak tersebut,yang seharusnya dapat di percaya,misalnya orang,keluarga dekat ,dan guru.
Nadia (2004) mengartikan kekerasan terhadap anak sebagai bentuk penganiayaan baik fisik
maupun psikis. Penganiayaan fisik adalah tindakan tindakan kasar yang mencelakakan anak,dan
segalah bentuk kekerasan fisik pada anak yang lainnya. Sedang penganiayaan psikis adalah semua
tindakan merendahkan atau meremehkan anak. Alva menambahkan bahwa penganiayaan pada
anak anak banyak di lakukan pada orang tua atau pengasuh yang seharusnya menjadi seorang
pembimbing bagi anaknya untuk tumbuh dan berkembang.
Child abuse adalah suatu kelalaian tindakan atau perbuatan orang tua atau orang yang
merewat anak yang mengakibatkan anak menjadi terganggu mentak maupun fisik,perkembangan
emosional,dan perkembangan anak secara umum.
Sementara menurut U.S departement of health,Education and Wolfare memberikan definisi
Child Abuse sebagai kekerasan fisik atau mental,kekerasan sexual dan penelantaran terhadap
anak di bawa usia 18 tahun yang dilakukan oleh orang yang seharusnya bertanggung jawab
terhadap kesejahteraan anak,sehingga keselamatan dan kesejahteraan anak terancam.

B. Klasifikasi Child Abuse


Macam macam Child Abuse:
1. Emotional Abuse
Perilaku yang di lakukan oleh orang tua seperti menolak anak,meneror,mengabaikan
anak atau mengisolasi anak. Hal tersebut akan membuat anak merasa dirinya tidak di
cintai,atau merasa buruk,atau tidak bernilai. Hal ini akan menyebabkan kerusakan fisik
,sosial,mental,dan emosional anak.
Indikator fisik kelainan bicara,gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan.
Indikator perilaku kelainan kebiasaan( menghisap,menggigit atau memukul mukul).
2. Physical Abuse
Cedera yang di alami oleh seorang anak bukan karena kecelakaan atau tindakan yang
dapat menyebabkan cedera serius pada anak,atau dapat juga di artikan sebagai tindakan
yang di lakukan oleh pengasuh sehingga mencederai anak. Biasanya berupa luka
memar,luka bakar atau cedera di kepala atau lengan.
Indikator fisik luka memar,gigitan manusia,patah tulang,rambut yang
tercabut,cakaran. Indikator perilaku-waspada saat bertemu dengan orang
dewasa,berperilaku extrem seperti agresif atau menyendiri,takut pada orang tua,takut
untuk pulang ke rumah,menipu,berbohong,dan mencuri.
3. Neglect
Kegagalan orang tua untuk untuk memberikan kebutuhan yang sesuai bagi
anak,seperti tidak memberikan rumah nyang aman,makanan,pakaian,pengobatan atau
meninggalkan anak sendirian atau dengan seseorang yang tidak dapat merawatnya.
Indikator fisik- kelaparan, kebersihan diri yang rendah,selalu mengantuk,kurangnya
perhatian,masalah kesehatan yang tidak di tangani. Indikator kebiasaan; memintah atau
mencuri makanan,sering tidur,kurangnya perhatian pada masalah kesehatan,masalah
kesehatan yang tidak di tangani,pakaian yang kurang memadai (pada musim dingin) di
tinggalkan.

4. Sexual Abuse
Termasuk menggunakan anak untuk melakukan sexual,mengambil gambar porno
grafi anak-anak,atau aktivitas sexual lainnya kepada anak. Indikator fisik,kesulitan
untuk berjalan atau duduk,adanya noda atau darah di baju dalam,nyeri atau gatal di
bagian genital,memar atau perdarahan di bagian genital/rektal,berpenyakit kelamin.
Indikator kebiasaan pengetahuan tentang sexual atau sentuhan sexual yang tidak
sesuai dengan usia,perubahan pada penampilan,kurang bergaul dengan teman
sebaya,tidak mau berpartisipasih dalam kegiatan fisik,berperilaku permisif/ perilaku
yang menggairahkan,penurunan keinginan untuk sekolah,gangguan tidur,dan perilaku
regresif.

C .Etiologi
Menurut helfer dan kempe dalam pillitery ada 3 faktor yang menyebabkan child abuse
Yaitu :
1. Orang tua memiliki potensi untuk mulukai anak anak. Orang tua yang memiliki kelainan
mental atau kurang kontrol diri dari orang lain,atau orang tua tidak memahami tumbuh
kembang anak,sehingga mereka memiliki harapan yang tidak sesuai dengan keadaan
anak. Dapat juga orang tua terisolasi dari keluarga yang lain,bisa isolasi sosial atau
karena letak rumah yang saling berjauhan dari rumah lain,sehingga tidak ada orang lain
Yang dapat memberikan suport kepadanya.
2. Menurut pandangan orang tua anak terlihat berbedah dari anak lain. Hal ini dapat terjadi
pada anak yang tidak di inginkan atau anak yang tidak di rencanakan,anak yang
cacat,hiperaktif,cengeng,anak dari orang lain yang tidak di sukai,misalnya anak mantan
suami/istri,anak tiri serta anak dengan berat badan lahir rendah(BBLR).pada anak BBLR
saat bayi di lahirkan,mereka harus berpisah untuk beberapa lama,pada hal beberapa hari
ini lah normal bonding akan terjalin.
3. Adanya kejadian khusus: stress,stressor yang terjadi bisa jadi tidak terlalu berpengaruh
jika hal tersebut terjadi pada orang lain. Kejadian yang sering terjadi misalnya adanya
tagihan,kehilangan pekerjaan,adanya anak yang sakit,adanya tagihan dll. Kejadian
tersebut akan membawa pengaruh yang lebih besar bila tidak ada orang lain yang
menguatkan dirinya di sekitarnya karena stress dapat terjadi pada siapa saja,baik yang
mempunyai tingkat sosial ekonomi yang tinggi maupun rendah,maka child abuse dapat
terjadi pada semua tingkatan.

Menurut Rusel dan Margolin, wanita lebih banyak melakukan kekerasan pada anak,karena
wanita merupakan pemberi perawatan anak yang utama. Sedangkan laki-laki lebih banyak
melakukan sex abuse,ayah tiri mempunyai kemungkinan 5 sampai 8 kali lebih besar untk
melakukannya dari pada ayah kandung (smith and Maurer).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami kekerasan, baik kekerasan fisik
maupun kekerasan psikis,di antaranya adalah :
1. Stress yang berasal dari anak
a. Fisik berbeda, yang di maksud dengan fisik berbedah adalah kondisi fisik anak
berbeda dengan anak yang lainnya. Contoh yang bisa di lihat adalah anak mengalami
cacat fisik. Anak mempunyai kelainan fisik dan berbedah dengan anak lain yang
mempunyai fisik sempurna.
b. Mental berbedah, yaitu anak yang mengalami keterbelakangan mental sehingga anak
mengalami masalah pada perkembangan dan sulit berinteraksi dengan lingkungan di
sekitarnya.
c. Temperamen berbedah, anak yang dengan temperamen yang lemah cenderung
mengalami banyak kekerasan bila di bandingkan dengan anak yang memiliki
temperamen keras. Hal ini di sebabkan karena anak yang memiliki temperamen keras
cenderung akan melawan bila di bandingkan dengan anak bertemperamen lemah.
d. Tingkah laku berbeda, yaitu anak memiliki tingkah laku yang tidak sewajarnya dan
berbeda dengan anak lain. Misalnya anak berperilaku dan bertingkah aneh di dalam
keluarga dan lingkungan sekitarnya.
e. Anak angkat, anak angkat cenderung mendapatkan perlakuan kasar di sebabkan orang
tua menganggap bahwa anak angkat bukanlah buah hati dari perkawinan
sendiri,sehingga secara naluriah tidak ada hubungan emosional yang kuat antara anak
angkat dan orang tua.

2. Stress Keluarga
a. Kemiskinan dan pengangguran, kedua faktor ini merupakan faktor terkuat yang
menyebabkan terjadinya kekerasan pada anak,sebab kedua faktor ini berhubungan
kuat dengan kelangsungan hidup. Sehingga apapun akan di lakukan oleh orang tua
demih mencukupi kebutuhan hidupnya termasuk harus mengorbankan keluarga.
b. Mobilitas,isolasi,dan perumahan tidak memadai,ketiga faktor ini juga berpengaruh
besar terhadap terjadinya kekerasan pada anak,sebab lingkungan sekitarlah yang
menjadi faktor terbesar dalam membentuk kepribadian dan tingkah laku anak.
c. Perceraian, mengakibatkan stress pada anak,sebab anak akan kehilangan kasih
sayang dari kedua orang tua.
d. Anak yang tidak di harapkan, hal ini juga akan mengakibatkan munculnya perilakun
kekerasan pada anak,sebab anak tidak sesuai dengan apa yang di inginkan oleh orang
tua,misalnya kekurangan fisik,mental dan sebagainya.

3. Stress berasal dari orang tua


a. Rendah diri, anak dengan rendah diri akan sering mendapatkan kekerasan,sebab anak
selalu merasa dirinya tidak berguna dan selalu mengecewakan orang lain.
b. Waktu kecil mendapat perilaku salah, orang tua yang mengalami perlakuan salah
pada masa kecil akan melakukan hal yang sama terhadap orang lain atau anaknya
sebagai bentuk pelampiasan atas kejadian yang pernah di alaminya.
c. Harapan pada anak yang tidak realistis, harapan yang tidak realistis akan membuat
orang tua mengalami stress berat sehingga ketika tidak mampu memenuhi kebutuhan
anak,orang tua cenderung menjadikan anak sebagai pelampiasan kekesalannya
dengan melakukan tindakan kekerasan.
D .Dampak child Abuse
Ini adalah dampak dampak yang di timbulkan kekerasan terhadap anak(child abuse):
1. Dampak kekerasan fisik, Anak yang mendapatkan perlakuan kejam dari orang tuanya
akan menjadi sangat agresif,dan setelah menjadi orang tua akan berlaku kejam kepada
anak anaknya. Orang tua agresif melahirkan anak anak yang agresif,yang pada
gilirannya akan menjadi orang dewasa yang menjadi agresif. Lawson(dalam
sitohang,2004) menggambarkan bahwa semua jenis gangguan mental ada hubungannya
dengan perlakuan buruk yang di terima manusia ketika dia masih kecil. Kekerasan fisik
yang berlangsung berulang ulang dalam jangka waktu lama akan menimbulkan cedera
serius pada anak,meninggalkan bekas luka secara fisik hingga menyebabkan korban
meninggal dunia.
2. Dampak kekerasan psikis, Unicef(1986) mengemukakan anak yang sering di marahi
orang tuanya,apalagi di ikuti dengan penyiksaan,cenderung meniru perilaku
buruk(coping mechanism) seperti bulimia nervosi (memuntahkan makanan
kembali),penyimpangan pola makan,anorexia(takut gemuk),kecanduan alkohol dan
obat obatan,dan memiliki dorongan bunuh diri,menurut Nadia(1991),kekerasan
psikologis sukar di indentifikasi atau di diagnosa karena tidak meninggalkan bekas yang
nyata seperti penyiksaan fisik.jenis kekerasan ini meninggalkan bekas yang tersembunyi
yang termanifestasikan dalam beberapa bentuk,seperti kurangnya rasa percaya
diri,kesulitan membina persahabatan,perilaku merusak,menarik diri dari
lingkungan,penyalahgunaan obat dan alkohol,ataupun kecenderungan bunuh diri.
3. Dampak kekerasan sexual, menurut mulyadi(Sinar harapan,2003),di antara korban yang
masih merasa dendam terhadap pelaku,takut menikah,merasa rendah diri,dan trauma
akibat eksploitasi sexual,meski kini mereka sudah dewasa atau bahkan sudah menikah.
Bahkan meksploitasi yang dialami semasa masi anak anak banyak di tengarai sebagai
penyebab keterlibatan dalam prostitusi. Jika kekerasan sexual terjadi pada anak yang
masih kecil pengaruh buruk yang di timbulkan antara lain dari yang biasanya tidak
ngompol,mudah merasa takut,perubahan pola tidur,kecemasan tidak beralasan atau
bahkan simton fisik seperti sakit perut atau adanya masalah kulit,dll (dalam
Nadia,1991).
4. Dampak penelantaran anak, pengaruh yang paling terlihat jika anak mengalami hal ini
adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anak,
hurlock(1990),mengatakan jika anak kurang kasih sayang dari orang tua menyebabkan
berkembangnya perasaan tidak aman,gagal mengembangkan perilaku akrab,dan
selanjutnya akan mengalami masalah penyesuaian diri pada masa yang akan datang.
5. Dampak yang lainnya, (dalam sitohang,2004), adalah kelalaian dalam mendapatkan
pengobatan menyebabkan kegagalan dalam merawat anak dengan baik. Kelalaian dalam
pendidikan,meliputi kegagalan dalam mendidik anak mampu berinteraksi dengan
lingkungannya,gagal menyekolahkan atau menyuruh anak mencari nafkah untuk
keluarga sehingga anak terpaksa putus sekolah.

E. Komplikasih
1. Mengalami keterlambatan dan keterbelakangan mental
2. Kejang kejang
3. Hidrosepalus
4. Ataksia
5. Kenakalan remaja
6. Depresi dan percobaan bunuh diri
7. Gangguan stress post traumatik
8. Gangguan makan

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Jika di jumpai luka memar,perlu di lakukan skrining perdarahan pada penganiayaan sexua
L,di lakukan pemeriksaan.
a. Swap untuk analisa asam fosfate,spermatosoa,dalam 72 jm setelah penganiayaan sexual
b. Kultur spesimen dari oral,anal ,dan vagina untuk gonokokus
c. Tes untuk sifilis,HIV,dan Hepatitis B
d. Analisa rambut pubis.
2 .Radiologi
Ada dua peralatan radiologi dalam menegakan diagnosis perlakuan salah pada anak,yaitu
a. Identifikasi fokus dari bekas
b. Dokumentasi.

Pemeriksaan radiologi pada anak di bawa usia 2 tahun sebaiknya di lakukan untuk
meneliti tulang,sedangkan anak di atas 4-5 tahun hanya perlu di lakukan jika ada rasa
nyeri tulang,keterbatasan dalam pergerakan pada saat pemeriksaan fisik. Adanya
frakture multiple dengan tingkat penyembuhan yang berbeda,merupakan suatu
kemungkinan adanya penganiayaan fisik. Ultrasonografi(USG) di gunakan untuk
mendiagnosis adanya lesi fiseral. Ctscan lebih sensitif dan spesifik untuk lesi cerebral
akut dan kronik,hanya di indikasikan pada penganiayaan anak atau seorang bayi yang
mengalami trauma kepala yang sangat berat.

G. Pencegaan dan Penanggulangan Penganiayaan pada anak,


Pencegahan dan penanggulangan penganiayaan dan kekerasan pada anak adalah melalui:
1. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan dapat melakukan berbagai kegiatan dan program yang di tujukan
pada indifidu,keluarga ,dan masyarakat.
a. Prevensi primer- Tujuan: promosi orang tua dan keluarga sejahtera.
1. Individu
 Pendidikan kehidupan keluarga,di sekolah,tempat ibadah dan masyarakat
 Pendidikan pada anak tentang cara penyelesaian konflik
 Pendidikan sexual pada remaja yang beresiko
 Pendidikan perawatan bayi bagi remaja yang merawat bayi
 Pelayanan reverensi perawatan jiwa
 Pelatihan bagi tenaga profesional untuk deteksi dini perilaku kekerasan.

2. Keluarga
 Kelas persiapan menjadi orang tua di RS ,sekolah,dan institusi di masyarakat
 Menfasilitasi jalinan kasih sayang pada orang tua baru
 Rujuk orang tua baru pada perawat puskesmas untuk tindak lanjut(follow up)
 Pelayanan sosial untuk keluarga.

3. Komunitas
 Pendidikan kesehatan tentang kekerasan dalam keluarga
 Mengurangi media yang berisi tentang kekerasan
 Mengembangkan pelayanan dukungan masyarakat,seperti pelayanan
krisis,tempat penampungan anak/keluarga/usia lanjut/wanita yang di aniaya.
 Kontrol pemegang senjata api dan tajam.

C. Prevensi tertier – tujuan : redukasi dan rehabilitasi keluarga dengan kekerasan.


1. Individu
 Strategi pemulihan kesehatan dan percaya diri bagi korban
 Konseling profesional pada individu.

2. Keluarga
 Redukasi orang tua dalam pola asuh anak
 Konseling profesional bagi keluarga
 Self-help-group(kelompok peduli)

3. Komunitas
 Foster home”,tempat perlindungan
 Peran serta pemerintah
 Follow up”pada kasus penganiayaan dan kekerasan
 Kontrol pemegang senjata api dan tajam.

2 .Pendidikan
Sekolah mempunyai hak istimewa dalam mengajarkan bagian badan yang sangat
pribadi,yaitu penis,vagina,anus,mamae dalam pelajaran biologi. Perlu di tekankan bahwa
bagian tersebut sifatnya pribadi dan harus di jaga agar tidak di ganggu orang lain. Sekolah juga
perlu meningkatkan keamanan anak di sekolah. Sikap atau cara mendidik anak juga perlu di
perhatikan agar tidak penganiayaan emosional. Guru juga dapat membantu mendeteksi tanda
tanda aniaya fisik dan pengabaian perawatan pada anak.
3 .Penegak Hukum dan Keamanan
Hendaknya UU no.4 tahun 1979,tentang kesejahteraan anak cepat di tegakan secara
konsekuen. Hal ini akan melindungi anak dari semua bentuk penganiayaan dan kekerasan Bab
II pasal 2 menyebutkan bahwa “anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang
dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar.
4 .Media masa
Pemberitahuan penganiayaan dan kekerasan pada anak hendaknya di ikuti oleh artikel
artikel pencegahan dan penanggulangannya. Dampak pada anak baik jangka pendek maupun
jangka panjang di beritakan agar program pencegahan lebih di tekankan.

BAB III
KONSEP KEPERWATAN

A .Pengkajian
1. Riwayat keluarga dari penganiayaan anak yang lalu
2. Kecelakaan yang berulang ulang,dengan frakture/memar/jaringan yang berbedah waktu
sembuhnya.
3. Orang tua yang lambat mencari pertolongan medis
4. Orang tua yang mengaku tidak mengetahui bagaimana jelas tersebut terjad
5. Riwayat kecelakaan dari orang tua berbedah atau berubah ubah pada anamesis
6. Keterangan yang tidak sesuai dengan jejas utama yang hanya berbicara masalah kecil
yang terus menerus.
7. Orang tua berpindah dari satu dokter ke dokter yang lain sampai satu saat akhir bercerita
bahwa ada suatu yang salah dengan anak mereka.
8. Penyakit anak yang tidak dapat di jelaskan penyebabnya
9. Anak wanita yang tiba tiba beruba tingkah lakunya menyendiri atau sangat takut dengan
orang asing,harus di waspadai kemungkinan terjadi penganiayaan sexual.
10. Anak yang gagal tumbuh tambah alasan yang jelas
11. Orang tua yang mengabaikan jejas utama,yang hanya membicarakan masalah kecil yang
terus menerus.
12. Pada anak yang lebih tua,mungkin dapat menceritakan jejasnya,tetapi kemudian
mengubah uraiannya karena rasa takut akan pembalasan atau untuk mencegah
pembalasan orang tua.

B .Diagnosa Keperawatan

1. Resiko trauma berhubungan dengan karakteristik anak,pemberian asuhan dan


lingkungan
2. Cemas berhubungan dengan perlakuan salah yang berulang ulang,ketidak berdayaan dan
potensial kehilangan orang tua.
3. Resiko terhadap kerusakan kedekatan orang tua/ anak/ bayi berhubungan dengan
perlakuan kekerasan.
4. Resiko cedera berhubungan dengan kekerasan fisik (kekerasan orang tua)
5. Ketakutan berhubungan dengan kondisi fisik atau social.
6. Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
BAB IV

KESIMPULAN

A .Kesimpulan
Child abuse adalah seorang anak yang mendapat perlakuan badani yang keras,dimana
termasuk malnutrisi dan mentelantarkan sebagai stadium awal dari indrom perlakuan salah,dan
penganiayaan fisik berada pada stadium akhir yang paling berat dari spektrum perlakuan salah
oleh orang tuanya /pengasuh.
Child abuse adalah tindakan yang mempengaruhi perkembangan anak sehingga tidak optimal
lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Betz, Delsboro,1993,keperawatan pediatric,jakarta :EGC

Budi Keliat, Anna,1998.Penganiayaan dan kekerasan pada anak. Jakarta:


FKUI

Gordon et all. 2002. Nanda Nursing Diagnoses. Definition and classification 2011-

2002. Phildelpia : Nanda

Johnson, Fontan, dkk.1998,IOWA Intervention Project Nursing Outcomes

Classifition (NOC),Second Edition, USA : Mosby

Nelson, Synder,2000. 1995,tumbuh kembang anak. Jakarta, EGC

Whaley,s and Wong.1995. clinik manual of pediatric Nursing,4th Edition, USA

Potter A Patricia.2005. Nursing Diagnoses: Definition and Classification 2005-2006.


Philadelphia: Nanda International.

NICNOC.2008,Diagnosa Nanda NIC,and NOC,Jakarta: Prima Medika.

American Academy of Pediatric,2007. Soft Drinks in Schools: Communitee on School


Healt. Available
From://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatrics;

/113/1/152.htm. (Accessed 14 april 2013).

Soegijianto,Soegeng,2002.Ilmu Penyakit Anak,

Anda mungkin juga menyukai