TEORI AKUNTANSI
Oleh:
KELOMPOK 9
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
1. TUJUAN KEUANGAN DAN KUALITAS INFORMASI MENURUT ETAP
A. Tujuan Laporan Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu
entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan menerbitkan laporan
keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna
eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
B. Kualitas Informasi
Menurut SAK ETAP (2009) karateristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan
adalah sebagai berikut:
1. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Pengguna yang
dimaksud adalah masyarakat yang mengerti tentang ekonomi dan keuangan.
2. Relevan
Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pengguna dengan cara membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
3. Materialitas
Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.
4. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan
penyajian secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan.
5. Pertimbangan Sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan
pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga
aset atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban
tidak disajikan lebih rendah.
6. KelengkapanAgar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus
lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak
mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau
menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi ditinjau
dari segi relevansi.
7. Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar periode
untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.
Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar
entitas untukmengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan secara relatif.
8. Tepat Waktu
Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka
waktu pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya
dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan
relevansinya.
9. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat Manfaat informasi seharusnya melebihi
biaya penyediannya.
2. TUJUAN KEUANGAN DAN KUALITAS INFORMASI MENURUT PSAK
A. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 1 (2015:3) adalah :
Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan
ekonomi.
3. Dasar Akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
Ketika akuntansi berdasarkan akrual dlgunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai
aset, Iiabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan)
ketika pos• pos tersebut rnemenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur-
unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan.
Entitas menyajikan secara tersendiri setiap kelas pos serupa yang material.
Bntitas menyajikan secara tersendiri pos yang memiliki sifat atau fungsi yang tidak
serupa kecuali pos tersebut tidak material.
Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejurnlah transaksi atau
peristiwa lain yang digabungkan ke dalam kelas-kelas sesuai sifat atau fungsinya.
Tahap akhir dari proses pengabungan dan pengklasifikasian adalah penyajian data
yang telah diringkas dan diklasifikasikan,yang rnembentuk pos-pos dalam laporan
keuangan. Jika suatu pos secara individual tidak material, maka dapat digabungkan
dengan pos lain di dalam laporan keuangan atau di dalam catatan atas laporan
keuangan. Pos yang tidak cukup material untuk disajikan tersendiri dalam laporan
keuangan mungkin cukup material untuk disajikan tersendiri dalam catatan atas
laporan keuangan.
Entitas tidak perlu menyediakan pengungkapan yang spesifik yang disyaratkan oleh
suatu PSAK jika informasi tersebut tidak material.
5. Saling Hapus
Entitas tidak melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau penghasilan dan
beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu PSAK.
Entitas melaporkan secara tersendiri aset dan liabilitas, serta penghasilan dan
beban. Saling hapus dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensiflain
atau laporan posisi keuangan mengurangi kemampuan pengguna laporan keuangan
baik untuk memahami transaksi, peristiwa, atau kejadian lain yang telah terjadi
maupun untuk menilai arus kas entitas di masa depan, kecuali jika sating hapus
mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa lain. Pengukuran aset secara
neto setelah dikurangi penyisihan penilaian (sebagai contoh, penyisihan keusangan
atas persediaaan dan penyisihan piutang tak tertagih) bukan termasuk kategori
saling hapus.
PSAK 23: Pendapatan mendefinisikan pendapatan dan mensyaratkan entitas
untuk mengukurnya berdasarkan nilai wajar dari jumlah yang diterima atau akan
diterima, dengan memperhitungkan jumlah potongan dagang dan rabat volume
yang diperkenankan oleh entitas. Dalam aktivitas normal, entitas juga
melakukan transaksi lain yang tidak menghasilkan pendapatan tetapi insidental
terhadap aktivitas penghasil utama pendapatan. Entitas menyajikan hasil dari
transaksi tersebut dengan mengurangkan setiap penghasilan dengan beban terkait
yang timbul dari transaksi yang sama sepanjang penyajian tersebut mencerminkan
substansi dari transaksi atau peristiwa lain tersebut.
6. Frekuensi Pelaporan
7. Informasi Komparatif
8. Konsistensi Penyajian
1. Menyediakan informasi keuangan. Ini merupakan tujuan yang paling pokok dari
laporan keuangan, yaitu menyediakan informasi keuangan entitas syariah pada satu
periode akuntansi. Dari informasi keuangan, para pengguna dapat menjadikan laporan
keuangan sebagai rujukan atau bahan dalam pengambilan keputusan ekonomi, seperti
keputusan investasi oleh investor, keputusan ekspansi oleh manajemen, dll. Informasi
keuangan ini tersaji pada laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan arus kas,
dan laporan perubahan ekuitas.
2. Menyediakan informasi kepatuhan terhadap prinsip syariah (sharia compliance).
Selain menyediakan informasi keuangan, laporan keuangan syariah juga menyediakan
informasi kepatuhan terhadap prinsip syariah. Jadi, dari laporan keuangan syariah
dapat dilihat apakah aktivitas entitas syariah telah sesuai dengan prinsip syariah atau
belum. Contoh, perlakuan pendapatan bunga yang diperoleh entitas syariah, apakah
diakui sebagai pendapatan bunga atau dana sosial. Informasi ini sangat dibutuhkan
oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk proses pengawasan.
3. Menyediakan informasi mengenai pemenuhan tanggungjawab sosial. Sebagai
bentuk pemenuhan tanggung jawab sosial, entitas syariah juga menyediakan informasi
sosial dalam laporan keuanganya. Informasi ini disajikan pada laporan sumber dan
penyaluran dana zakat, dan laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan. Laporan
keuangan syariah wajib menyediakan informasi sosial, walaupun secara pelaksanaan
belum dilakukan.
B. Kualitas Informasi
PSAK 101 memberikan penjelasan atas karakteristik umum pada laporan keuangan
syariah, antara lain terkait: