Anda di halaman 1dari 4

PENULISAN KARYA ILMIAH

1. Pengertian Karya Ilmiah

Kata karya dapat diartikan dengan hasil perbuatan atau ciptaan (terutama hasil karangan).
Lalu kata Ilmiah dapat diartikan dengan bersifat ilmu atau memenuhi syarat ilmu pengetahuan. Jadi,
dapat diartikan bahwa karya ilmiah adalah karangan yang bersifat ilmu atau memenuhi syarat ilmu
pengetahuan.

Ada empat prinsip utama tentang pengertian ilmiah. Pertama, karya ilmiah bersifat objektif.
Artinya, penulis tidak boleh memasukkan unsur subjektifitaasnya ke dalam karyanya. Kedua, segala
sesuatu yang dikemikakan penulis, harus berdasarkan data. Ketiga, penyimpulan penemuan di
dalamnya berpola induktif dan deduktif. Keempat, pembahasan datanya berdasarkan rasio.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah adalah karangan yang
pembicaraannya bersifat objektif, berdasarkan data dan penyimpulan penemuan di dalamnya
berpola induktif dan deduktif serta pembahasan datanya berdasarkan rasio. Yang termasuk ke dalam
jenis karya ilmiah ini adalah makalah, skripsi, tesis disertasi dan sebagainya.

2. Pemilihan Topik

Topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan tulisan yang digarap. Topik harus
ditentikan sebelum mulai menulis sebab aktivitas menulis tidak mungkin dilakukan tanpa topik. Oleh
karena itu, kegiatan pertamayang harus dilakukan pada tahap pra penulisan ialah memilih topik.

Di dalam memilih topik karya ilmiah harus dipertimbangkan hal-hal berikut ini.

1) Topik harus bermanfaat dan layak di bahas. Bermanfaat berarti bahwa pembahasan topik itu
akan memberi sumbangan bagi pengembangan ilmu dan profesi. Lalu, layak dibahas berarti
bahwa topik itu memang memerlukan pembahasan dan sesuai dengan bidang yang ditekuni,
misalnya pelestarian sumber daya perairan, angkutan laut, pemakaian pupuk buatan dan
sebagainya. Tetapi topik jumlah propinsi di Indonesia dan topik lainnya yang mempunya sifat
yang serupa tidak layak dibahas.
2) Topik cukup menarik, terutama bagi penulis. Topik demikian dapat memotivasi penulis
berusaha secara kontinu mencari data yang berguna dalam membahas masalah yang
dihadapi dan memotivasi penulis menyelesaikan karya ilmiahnya secara baik. Bagi pembaca,
topik yang demikian mengandung minat untuk membacanya.
3) Topik dikenal baik. Ini berarti topik yang dipilih, harus topik yang dikuasai atau diketahui
penulkis sendiri. Sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiahnya dikuasai penulis serba sedikit.
4) Bahan yang diperlukan untuk pembicaraan topik itu, dapat diperoleh dan cukup memadai.
Artinya sumber-sumber bahan yang relevan dan memadai dapat diperoleh, baik dari
perpustakaan pribadi penulis maupun perpustakaan yang ada di daerah atau kota penulis.
5) Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Topik yang terlalu luas seperti laut, pendidikan,
pelayanan, tidak memberi kesempatan kepada penulis untuk membahasnya secara
mendalam. Apalagi jika panjang karya ilmiah dibatasi (misalnya, oleh panitia seminar).
Sebaliknya, bila topik terlalu sempit, maka sifatnya terlalu khusus, tidak dapat digeneralisasi,
sehingga tidak banyak gunanya bagi pengembangan ilmu, misalnya kesulitan penulisan surat
klaim yang dialami pegawai PT Djakarta Llyod Cabang Medan-Belawan.
3. Pembahasan Topik.

Topik yang terlalu umum atau luas yang tidak sesuai dengan kemampuan penulis untuk
membicarakannya, dapat dibatasi ruang lingkupnya. Hal ini dapat dilakukan adar penulis tidak
hanyut dalam suatu persoalan yang tidak ada habis-habisnya dan dapat menulis dengan suatu
tujuan khusus. Topik yang cukup terbatas untuk dibahas, misalnya penanganan dan pencegahan
klaim pada PT Djakarta Llyod Cabang Medan-Belawan, pembudidayaan kerang mutiara di Maluku
Selatan dan sebagainya. Proses pembatasan topik ini dapat dipermudah dengan cara membuat
diagram jam, diagram pohon atau dengan cara membuat piramid terbalik.

Dengan cara membuat diagram jam, topik diletakkan di dalam sebuah lingkaran. Dari topik
itu diturunkan beberapa topik yang lebih sempit. Perhatikan gambar dibawah ini.

Gambar 1. Pembatasan Topik dengan Diagram Jam

Dalam diagram ini dapat diperoleh paling sedikit dua belas topik yang relatif terbatas dari
laut. Kedua belas topik ini dapat dibatasi lebih lanjut dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang akan mempersempit dan mengarahkan pembatasan. Misalnya, topik yang ingin dibicarakan
ialah kekayaan di laut. Kekayaan di laut mana? Di wilayah Indonesia? Kekayaan jenis mana yang akan
dibahas? Fauna atau flora? Fauna yang mana? Ikan, udang atau kerang mutiara? Aspek apa yang
akan dibahas? Pembudidayaankah? Melalui pertanyaan-pertanyaan itu, penulis akan sampai pada
topik yang cukup terbatas, misalnya pembudidayaan kerang mutiara di Maluku Selatan.

Dengan diagram pohon, pembatasan topik dapat dilakukan secara bertingkat seperti contoh
dibawah ini.
Lautan

Lautan sebagai Lautan sebagai


Kekayaan di Lautan dst
Lapangan Kerja Sumber Energi

Fauna Flora Mineral

Ikan Udang Kerang Mutiara

Pembudidayaannya Pemasarannya dst

Gambar 2. Pembatasan Topik dengan Diagram Pohon

Kemudian dengan piramid terbalik, pembatasan topik dapat juga dilakukan seperti contoh
ini.

Laut
Laut Indonesia
Fauna
Kerang Mutiara

Pembudidayaan Kerang
Mutiara
di
Maluku
Selatan

Gambar 3. Pembatasan Topik dengan Piramida Terbalik

Anda mungkin juga menyukai