Agenda Mendesak dalam Mewujudkan Bandung Kota Cerdas
oleh :
Zarkasih Dewan Smart City
Program smartcity yang menjadi program unggulan walikota Bandung M.
Ridwan kamil sejak terpilihnya pada piwalkot 2013 lalu telah menginjak tahun yang ke empat. Di tahun kedua tepatnya awal tahun 2015 Kota Bandung telah berhasil membangun sebuah infrastruktur TIK sebagai icon bahwa Kota Bandung serius dalam upaya mengembangkan SmartCity melalui Bandung Command Center (BCC). Kini usia BCC atau Bandung Command Center telah hampir genap 2 (dua) tahun, tentunya perubahan dan pembaharuan telah dilakukan untuk menyempurnakan layanan yang disediakan oleh Bandung Command Center tersebut.
Sejak diresmikanya Bandung Command Center sebagai pusat komando
walikota bandung, tentunya mengundang ketertarikan tersendiri bagi kepala daerah di kota-kota lain. Misalnya saja Kota Bogor, Kota Tangerang dan Kota Makassar yang kontan menjiplak Bandung Command Center nya Walikota Bandung dengan nama Jargon yang berbeda-beda. Ada War Room, Operation room dan lain sebagainya yang intinya merupakan pusat kendali para kepala daerah di daerahnya masing-masing. Prestasi Walikota Bandung cukup baik dalam hal pembangunan infrastruktur TIK, buktinya banyak Kota-Kota lain yang mengadopsi, bahkan tidak hanya dari sisi Hardware, software (perangkat lunak) pun sudah lebih dari 400 jenis aplikasi yang Kota Bandung hibahkan untuk kota lain di tanah air dalam upaya akselerasi pencapaian Smart City bagi kota-kota seluruh tanah air.
Pembangunan smartcity tentunya tidak selesai hanya telah membangun
Command Center saja, akan tetapi perlu adanya nilai lebih berupa efieiensi layanan antar Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ujung- ujungnya tentu berbuah pada kualitas layanan terhadap masyarakat. Idealnya Command Center menjadi miniatur pemerintah kota yang mana menjadi sebuah pusat data sekaligus penghubung data lainnya dari tiap- tiap Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait. Hal tersebut penulis belum melihat pada realitas secara utuh ada pada Bandung Command Center.
Dalam rangka menunjang program satu Data Nasional yang diturunkan
menjadi Program Bandung Satu Data, tentunya pemerintah Kota Bandung harus menyiapkan tidak hanya dari sisi Konten Data, akan tetapi Infrastruktur yang mumpuni kearah sana perlu disiapkan. Saat ini pusat data SKPD di Kota Bandung belum berada pada satu tempat, masih terpisah-pisah bahkan sebagian masih ada yang disimpan pada lembaga eksternal (co location).
Hal tersebut tentunya harus mulai dibenahi, karena dalam menunjang
Smart City optimalisasi e-Government menjadi salah satu factor yang sangat strategis. Implementasi e-Government yang baik terletak pada infrastruktur yang baik pula. Lebih dari itu perkembangan data sepertihalnya perkembangan manusia terus meningkat yang memaksa kepada lembaga Pemerintah Kota untuk bisa melakukan perencanaan infrastruktur dan teknologi yang tepat dalam rangka membangun Datacenter tersebut. Adapun mengenai teknologi untuk menuju pada program Bandung Satu Data melalui Datacenter Kota Bandung, tulisan sebelumnya yang membahas Hyperconverged v.2 Alternatif Solusi dalam Mewujudkan Bandung Kota Cerdas perlu menjadi bahan pertimbangan. (ASZ)