Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.

STUDI KONSEP RENCANA DAN STRATEGI


PROGRAM BIKE TO SCHOOL
DI KOTA BANDUNG
Ina Helena

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik,


Universitas Islam Bandung
Jl. Tamansari No. 1 Bandung, 40116

ABSTRAK
Transportasi adalah kegiatan perpindahan orang atau barang dari satu tempat (asal) ke tempat
lain (tujuan) dengan menggunakan sarana kendaraan bermotor maupun tidak bermotor. Transportasi
terbagi menjadi beberapa jenis yaitu transportasi darat (mobil, motor, kereta api, sepeda, dll), udara
(pesawat terbang, helikopter, dll), dan laut (perahu layar, perahu dayung, kapal motor, dll).
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analitycal Hierarchy Process.
Analitycal Hierarchy Process adalah salah satu metode yang digunakan dalam menyelesaikan
masalah yang mengandung banyak kriteria. AHP bekerja dengan cara memberi prioritas kepada
alternatif yang penting mengikuti kriteria yang telah ditetapkan. Lebih tepatnya, AHP memecah
berbagai peringkat struktur hirarki berdasarkan tujuan, kriteria, sub- kriteria, dan pilihan atau
alternative.
Dari hasil analisis, ada beberapa variabel untuk mendukung strategi dan program Bike To
School, seperti : ketersediaan sepeda, Perizinan dari orang tua untuk memperbolehkan anaknya
menggunakan sepeda, Penyediaan parkir sepeda di sekolah, Penyediaan jalur sepeda, Melakukan
kampanye penggunaan sepeda, Ketersediaan marka dan rambu-rambu sepeda dan Memberikan
pendidikan mengenai keselamatan berkendara sepeda.

Keyword : Bike To School, Bandung, AHP.

Pendahuluan Salah satu contoh perpindahan atau


Transportasi adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan adalah perjalanan
perpindahan orang atau barang dari satu siswa menuju ke sekolah. Perjalanan ini
tempat (asal) ke tempat lain (tujuan) dengan umumnya dilakukan dari hari Senin hingga
menggunakan sarana kendaraan bermotor Jumat dengan waktu pergi dan pulang yang
maupun tidak bermotor. Transportasi terbagi relatif sama. Dengan banyaknya jumlah
menjadi beberapa jenis yaitu transportasi darat penduduk usia sekolah seperti jumlah murid
(mobil, motor, kereta api, sepeda, dll), udara SD di Kota Bandung berjumlah 231.549 orang
(pesawat terbang, helikopter, dll), dan laut dengan jumlah sekolah mencapai 989 SD,
(perahu layar, perahu dayung, kapal motor, dll). sedangkan jumlah siswa SMP sebesar 101.556
Transportasi darat merupakan jenis alat orang dengan jumlah sekolah mencapai 214
transportasi yang paling banyak digunakan SMP. Sementara itu, ada 83.073 siswa SMK
oleh masyarakat karena biaya perjalanan yang dengan jumlah sekolah mencapai 132 SMK
jauh lebih murah dan mudah untuk digunakan dan 48.640 siswa SMA dengan jumlah sekolah
baik oleh pribadi maupun umum mencapai 135 SMA, sehingga menjadikan
banyaknya sekolah di Kota Bandung.
Sehingga diperlukan adanya moda transportasi

Page | 10
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

yang menunjang kebutuhan perjalanan menuju salah satu cara untuk menurunkan tingkat
sekolah yang memadai. Salah satu program polusi, meningkatkan kesehatan bagi para
Pemerintah Kota Bandung dalam bidang siswa, dan mewujudkan Kota Bandung
transportasi adalah program Bike To School sebagai Kota Sepeda.
dimana arti dari Bike To School ini adalah b. Tujuan
komunitas pelajar yang menggunakan sepeda Sementara tujuan dari kegiatan ini adalah
sebagai alat transportasi dari rumah ke sekolah menyusun rancangan program bike to
dan sebaliknya. school di Kota Bandung yang sesuai dan
terencana agar tercapai tujuan yakni
Hal ini menjadi potensi terlebih untuk
seluruh siswa di Kota Bandung
siswa sekolah untuk mulai menggunakan
menggunakan sepeda ke sekolah sebagai
sepeda ke sekolah karena penggunaannya yang
salah satu cara untuk menurunkan tingkat
ramah lingkungan dan sudah dianggap mampu
polusi, meningkatkan kesehatan bagi para
untuk menjaga keselamatan dan keamanan
siswa, dan mewujudkan Kota Bandung
ketika menggunakan sepeda oleh orang tua
sebagai Kota Sepeda.
mereka. Sehingga penggunaan sepeda menjadi
c. Sasaran
salah satu alternatif yang dapat digunakan para
Adapun sasaran dari kegiatan ini yaitu:
siswa untuk sampai ke sekolah. Sepeda dapat
digunakan dengan kecepatan rata-rata 20  Mendapatkan gambaran eksisting dari
km/jam dan daya jelajah sekitar 1-5 kilometer. program bike to school saat ini
Menyusun visi, misi, strategi dan program
Adapun manfaat yang didapatkan yang perlu dilakukan agar program bike to
dengan menggunakan sepeda yakni dilihat dari school berhasil diwujudkan.
segi kesehatan akan melatih pernafasan untuk
bernafas lebih panjang agar organ-organ dalam Ruang lingkup wilayah dari kegiatan
tubuh dapat bekerja secara optimal selain itu ini adalah seluruh sekolah di Kota Bandung.
dengan bersepeda dapat menurunkan berat Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
badan, hanya dengan 15 menit bersepeda 5 - 6 Gambar 1. Peta Sebaran Sekolah di Kota
kali dalam seminggu, dapat mengurangi berat Bandung
badan sekitar 11 pon dalam satu tahun.
Sementara dilihat dari segi lingkungan,
menurut berbagai penelitian semakin
menguatkan manfaat menggunakan sepeda
terhadap kelestarian lingkungan, jarak 4 mil
menggunakan sepeda akan menghindarkan
sekitar 15 pon polutan memenuhi udara yang
dihirup bersama.

Maksud, Tujuan dan Sasaran Gambar 1


Adapun maksud, tujuan dan sasaran Peta Sebaran Sekolah di Kota Bandung
dari Usulan Konsep Rencana & Strategi Sumber: disdik.jabarprov.go.id/
Program Bike To School Kota Bandung, yaitu: Keterangan:
a. Maksud Studi Literatur
Maksud dari Usulan Konsep Rencana &
Strategi Program Bike To School Kota Rencana penataan jaringan jalur sepeda
Bandung adalah untuk merancang di Kota Bandung sudah pernah dilakukan pada
program bike to school yang sesuai dan tahun 2010 dan 2014. Pada tahun 2010, adalah
rencana awal jalur sepeda meliputi kawasan Jl.
terencana agar tercapai tujuan yakni
Ir. H. Juanda (Simpang Dago sampai
seluruh siswa di Kota Bandung
persimpangan Jl. Sulanjana), Jl. Diponegoro
menggunakan sepeda ke sekolah sebagai

Page | 11
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

(dari depan Gedung Sate sampai dengan di badan trotoar, sejajar dengan jalur
persimpangan dengan Jalan Sulanjana), pejalan kaki.
sebagian Jl. Aceh, Jl. Merdeka, dan Jl. Banda 2. Jalur Tipe B, pada tipe iini jalur sepeda
berada di badan jalan sejajar dengan jalur
kendaraan bermotor, namun dipisahkan
secara tegas oleh separator pembatas.
3. Jalur Tipe C, pada tipe ini jalur sepeda
berada di badan jalan sejajar dengan jalur
kendaraan bermotor dan dipisahkan oleh
garis marka jalan.
4. Jalur Tipe D, pada tipe ini jalur sepeda
berada di badan jalan sejajar dengan jalur
kendaraan bermotor, Pada tipe C ini jalur
sepeda bersatu dengan jalur kendaraan
bermotor dan pada lajur yang merupakan
Gambar 2 jalur untuk sepeda diberikan lambang
Rencana Jalur Sepeda sepeda. Tipe ini berlaku jika ROW jalan
Sumber: Masterplan Jalur Sepeda sangat sempit dan tidak memungkinkan
Pada Tahun 2014 rencana penataan untuk meletakkan jalur sepeda yang
jalur sepeda merupakan rencana lanjutan dari terpisah.
yang sudah pernah direncanakan sebelumnya 5. Jalur Tipe E, tipe jalur ini terdapat pada
pada tahun 2010, Pada tahun ini, rencana jalan-jalan kecil yang merupakan jalan
penataan jalur sepeda difokuskan untuk alternatif bagi sepeda dan terletak di jalan
pengembangan alternatif jalur sepeda melalui lingkungan atau jalan perumahan. Pada
kawasan perumahan/permukiman penduduk tipe ini jalur sepeda bercampur dengan
untuk menghubungkan pusat-pusat aktivitas jalur kendaraan bermotor dan ditandai
pengguna sepeda seperti pusat pendidikan, dengan adanya signage.
perkantoran, dan kantor-kantor pemerintah
Metodologi
Dalam kegiatannya pelajar akan
melakukan perjalanannya menuju rumah ke
sekolah, dan sebaliknya. Maka akan terbagi
atas 3 (tiga) jenis data yang dibutuhkan yaitu
data dari rumah, data dari perjalanan dan data
dari sekolah. Data dari rumah berupa
kepemilikan sepeda, kepemilikan lahan parkir
untuk sepeda, perizinan dari orangtua dan
kendala kepemilikan sepeda yang data tersebut
didapatkan dengan cara menyebarkan
Gambar 3 kuesioner. Untuk data perjalanan, yang
Peta Rencana Jalur Sepeda dibutuhkan adalah ketersediaan jalur sepeda,
Sumber: Masterplan Jalur Sepeda ketersediaan marka dan rambu khusus sepeda,
jarak maksimal penggunaan sepeda dan
Berdasarkan kriteria pemilihan jalur hambatan selama perjalanan dengan cara
dan tipe jalur sepeda yang dijelaskan pada bab mendapatkan data tersebut berupa survey
3 dan hierarki serta ROW jalan di Kota instansional ke Dinas Perhubungan Kota
Bandung, berikut adalah tipikal jalur sepeda Bandung, Dinas Pekerjaan Umum Kota
yang diusulkan: Bandung, selain itu juga cara mendapatkan
1. Jalur Tipe A, dimana jalur sepeda terpisah data tersebut menggunakan kuesioner, internet
dari jalur kendaraan bermotor dan terletak dan Masterplan Jalur Khusus Sepeda Kota

Page | 12
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

Bandung. Sedangkan, data dari sekolah adalah


lahan parkir khusus sepeda di sekolah, regulasi
sekolah terkait, jumlah siswa keseluruhan dan
cakupan pembagian wilayah rayon yang
didapatkan dengan cara survey instansional ke
Dinas Perhubungan Kota Bandung, Dinas
Pekerjaan Umum Kota Bandung dan Dinas
Pendidikan serta internet
Metode analisis yang digunakan adalah
metode analisis statistik deskriptif untuk
mengetahui persentase alat transportasi yang
digunakan oleh para siswa dan fakto-faktor
pendukung lainnya yakni dengan Analisis
Hirarki Proses (AHP) yang digunakan untuk
mengambil keputusan menurut para ahli
terkait strategi program untuk mewujudkan
bike to school.
Adapun rancangan program yang
diusulkan adalah program sumbangan sepeda
dari pihak negeri maupun swasta, kampanye
penggunaan sepeda yang aman dan selamat,
kebijakan yang diperlukan dari Pemerintah
Kota Bandung, Dinas Perhubungan, Dinas Gambar 4. Kerangka Pikir
Pendidikan dan sekolah terkait, pembangunan Penelitian.
parkir khusus sepeda di sekolah, pendidikan Adapun kerangka penyelesaian yang
mengenai penggunaan sepeda yang telah disusun oleh peneliti, untuk lebih
berkeselamatan, penyediaan rambu dan marka jelasnya lihat Gambar 5. Langkah
sepeda, pembatasan parkir kendaraan Penyelesaian Penelitian
bermotor, penjaminan keselamatan bagi siswa
yang menggunakan sepeda. Untuk lebih Adapun manfaat dari penggunaan
jelasnya lihat Gambar 4. Kerangka Pikir Analytical Hierarchy Process, antara lain
Penelitian. yaitu:
Metode analisis yang digunakan dalam a. Memadukan intuisi pemikiran,
penelitian ini adalah Analitycal Hierarchy perasaan dan penginderaan dalam
Process. Analitycal Hierarchy Process adalah menganalisis pengambilan keputusan
salah satu metode yang digunakan dalam b. Memperhitungkan konsistensi dari
menyelesaikan masalah yang mengandung penilaian yang telah dilakukan dalam
banyak kriteria. AHP bekerja dengan cara membandingkan faktor-faktor yang ada,
memberi prioritas kepada alternatif yang c. Memudahkan pengukuran dalam elemen,
penting mengikuti kriteria yang telah d. Memungkinkan perencanaan ke depan.
ditetapkan. Lebih tepatnya, AHP memecah
berbagai peringkat struktur hirarki berdasarkan
tujuan, kriteria, sub- kriteria, dan pilihan atau
alternative

Page | 13
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

Gambar 5
Langkah Penyelesaian Penelitian

yang berpasangan dengan nilai total dari


Secara umum pengambilan keputusan setiap kolom.
dengan metode AHP didasarkan pada langkah- 5. Menghitung nilai eigen vector dan
langkah berikut: menguji konsistensinya, jika tidak
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan konsisten maka pengambilan data (
solusi yang diinginkan. preferensi ) perlu diulangi. Nilai eigen
2. Membuat struktur hirarki yang diawali vector yang dimaksud adalah nilai eigen
dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan vector maksimum yang diperoleh dengan
kriteria–kriteria dan alternaif–alternatif menggunakan matlab maupun dengan
pilihan yang ingin di rangking. manual.
3. Membentuk matriks perbandingan 6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk
berpasangan yang menggambarkan seluruh tingkat hirarki.
kontribusi relatif atau pengaruh setiap 7. Menghitung eigen vector dari setiap
elemen terhadap masing–masing tujuan matriks perbandingan berpasangan. Nilai
atau kriteria yang setingkat diatasnya. eigen vector merupakan bobot setiap
Perbandingan dilakukan berdasarkan elemen. Langkah ini untuk mensintesis
pilihan atau judgement dari pembuat pilihan dalam penentuan prioritas elemen–
keputusan dengan menilai tingkat tingkat elemen pada tingkat hirarki terendah
kepentingan suatu elemen dibandingkan sampai pencapaian tujuan.
elemen lainnya. 8. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak
4. Menormalkan data yaitu dengan membagi memenuhi dengan CR < 0, 100; maka
nilai dari setiap elemen di dalam matriks penilaian harus diulang kembali.

Hasil dan Analisis


Berdasarkan teori sampling pada bab 3,
bahwa jumlah sampling minimum adalah 30.
Sehingga peneliti mengambil jumlah sampling

Page | 14
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

bagi orang tua sebanyak 30 responden. Dari memberikan izin terhadap anaknya
hasil 30 kuesioner yang disebar secara online untuk mengendarai sepeda ke sekolah,
bagi orangtua pelajar, maka akan didapatkan dikarenakan jarak sekolah yang dekat
hasil dari respondennnya, yaitu: dengan rumah.
1. Kepemilikan dan penggunaan sepeda 4. Kendala kepemilikan dan penggunaan
Dari hasil kuesioner terdapat jumlah sepeda
total kepemilikan sepeda yakni 46 unit Dari hasil kuesioner, terdapat kendala
dari 30 responden, jika di rata-rata maka kepemilikan dan penggunaan sepeda
jumlah sepeda yang dimiliki responden yakni 70% responden tersebut menjawab
adalah 2 unit. Sehingga jumlah total kendala tersebut disebabkan harga
kepemilikan sepeda di Kota Bandung sepeda yang mahal, dan 30% responden
berdasarkan hasil kuesioner dapat dilihat lainnya menjawab bahwa kendala
pada perhitungan di bawah ini: tersebut disebabkan oleh pendapatan
yang rendah.
5. Hambatan selama perjalanan
Dari hasil kuesioner, terdapat
Dengan jumlah sepeda sebanyak permasalahan/hambatan selama perjalanan
993.788 unit di Kota Bandung tidak akan ketika menggunakan sepeda yakni 100%
mempengaruhi terhadap tingkat responden menjawab bahwa
kemacetan Kota Bandung, hal ini permasalahan/hambatan yang terjadi adalah
disebabkan oleh jalan Kota Bandung kurangnya kesadaran pengguna
yang memiliki Ruang Manfaat Jalan jalan/kendaraan lainnya terhadap pengguna
(RUMAJA) yang terbatas, namun dalam sepeda, sehingga hal ini akan membuat
penggunaannya, sepeda ini dapat pengguna sepeda harus sangat berhati-hati saat
mereduksi tingkat polusi udara di Kota menggunakan sepeda.
Bandung. Untuk lebih jelasnya lihat Dalam menentukan variabel perlu
perhitungan dibawah ini: dilihat juga mengenai keputusan seorang siswa
untuk bersedia menggunakan sepeda ke
 Beban jalan = (Jumlah sepeda) X
sekolah. Dengan membuat diagram alir maka
(satuan mobil penumpang (smp)
dapat diketahui permasalahan atau faktor
sepeda)
penghambat penggunaan sepeda ke sekolah
 Beban jalan = 993.788 X 0,3
yang dapat dilihat pada Gambar 5.1. Adapun
 Beban jalan = 298.136 smp beberapa variabel yang menjadi penting untuk
Dapat disimpulkan dari asumsi diatas dapat mewujudkan program Bike to School
bahwa jika penggunaan 993.788 unit dilandasi berdasarkan permasalahan atau
sepeda membebani jalan sebesar kekurangan yang menyebabkan program Bike
298.136 smp. to School saat ini tidak berjalan maksimal.
2. Kepemilikan lahan parkir sepeda Adapun permasalahan yang dihadapi dapat
dirumah dilihat pada tabel berikut.
Dari hasil kuesioner terhadap 30
responden, jika di persentase maka Tabel 1
100% responden tersebut memiliki lahan Identifikasi Penentuan Variabel
parkir untuk sepeda dirumah, hal ini No Permasalahan Variabel
dikarenakan sepeda hanya
1 Hanya 1% jalur Penyediaan jalur
membutuhkan space/ruang
khusus sepeda sepeda
penyimpanan yang kecil/sedikit.
yang tersedia di
3. Perizinan dari orangtua
jalan-jalan Kota
Dari hasil kuesioner, jika di persentase
Bandung dan jalur
maka 100% responden tersebut yang
khusus sepeda
tidak lain adalah kepala keluarga,
tersebut belum

Page | 15
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

No Permasalahan Variabel No Permasalahan Variabel


terintegrasi antara - Jalan licin
satu tempat - Tempat
dengan tempat berhenti khusus
lainnya. Jalur sepeda
khusus sepeda 4 Berdasarkan hasil Ketersediaan
hanya terdapat di kuesioner yang sepeda
Jalan Diponogoro telah disebar pada
(dari taman lansia) 30 responden,
– Jalan Aria penghambat
Jipang – Jalan kepemilikan
Surapati, Jalan sepeda karena
Tamblong – Jalan harga sepeda yang
Asia Afrika, Jalan cenderung mahal.
Surapati – Jalan 5 Masih rendahnya Memberikan
Dipati Ukur, Jalan pengetahuan pendidikan
Tamansari – Jalan masyarakat mengenai
Ganesa, Jalan mengenai keselamatan
Belitung-Jalan keselamatan berkendara
Ambon, Jalan berkendara sepeda sepeda
Diponogoro- Jalan yang dapat dilihat
Pranatayuda sangat jarang
2 Hanya 56 sekolah Penyediaan parkir sekali pesepeda
dari 1.470 sekolah sepeda di sekolah yang
atau hanya 4% menggunakan
sekolah memiliki helm, pelindung
tempat parkir sikut dan lutut,
khusus sepeda lampu sepeda
3 Minimnya marka Ketersediaan ketika malam hari,
dan rambu-rambu marka dan serta pengetahuan
khusus sepeda rambu-rambu terkait perilaku
yang tersedia di sepeda sesama pengguna
jalan-jalan Kota jalan
Bandung. Marka 6 Saat ini kampanye Melakukan
dan rambu-rambu penggunaan kampanye
sepeda hanya sepeda yang telah penggunaan
terdapat di Jalan dilakukan sepeda
Dipatiukur, Jalan berfokus pada
Diponogoro siswa SMP
(Samping Taman terutama SMP
Lansia), Jalan negeri
Diponogoro 7 Orang tua Perizinan dari
(Gedung sate) cenderung orang tua untuk
Tidak adanya khawatir ketika memperbolehkan
marka dan rambu- anaknya anaknya
rambu sepeda menggunakan menggunakan
dengan jenis sepeda ke sekolah sepeda
peringatan, yaitu:
- Kelandaian Analisis hirarki proses ini bertujuan
jalan untuk menyusun strategi yang perlu dilakukan

Page | 16
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

untuk mewujudkan program Bike To School di - Meningkatkan pembangunan


Kota Bandung. Adapun beberapa strategi infrastruktur pendukung bagi pelajar
program yang diusulkan yaitu: pengguna sepeda
1. Penyediaan jalur sepeda - Mendukung program sumbangan
2. Penyediaan parkir sepeda di sekolah sepeda bagi pelajar
3. Ketersediaan marka dan rambu-rambu - Meningkatkan kegiatan
sepeda sosialisasi/kampanye sepeda bagi
4. Ketersediaan sepeda pelajar
5. Memberikan pendidikan mengenai - Mendukung kebijakan keamanan dan
keselamatan berkendara sepeda keselamatan bersepeda bagi pelajar
6. Melakukan kampanye penggunaan sepeda pengguna sepeda
7. Perizinan dari orang tua untuk - Mendukung pembatasan parkir bagi
memperbolehkan anaknya menggunakan pelajar yang menggunakan kendaraan
sepeda bermotor pribadi
Dari ketujuh strategi yang diusulkan, Sementara susunan strategi yang
maka susunan yang telah dihasilkan dari diusulkan dengan program yang dapat
analisis hirarki proses dengan jumlah mendukung perwujudan strategi tersebut dapat
responden sebanyak 4 orang (Perwakilan dari dijelaskan dalam tabel berikut.
Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum,
Dinas Pendidikan, dan Orang tua) didapatkan Tabel 2
hasil sebagai berikut: Strategi dan Program Pendukung Bike to
1. Ketersediaan sepeda School Kota Bandung
2. Perizinan dari orang tua untuk Program
No Strategi
memperbolehkan anaknya menggunakan Pendukung
sepeda 1 Ketersediaan - Adanya
3. Penyediaan parkir sepeda di sekolah sepeda sumbangan dari
4. Penyediaan jalur sepeda berbagai
5. Melakukan kampanye penggunaan sepeda instansi negeri
6. Ketersediaan marka dan rambu-rambu maupun swasta
sepeda bagi para
7. Memberikan pendidikan mengenai pelajar yang
keselamatan berkendara sepeda kurang mampu
dan ingin
menggunakan
Kesimpulan sepeda ke
Adapun kesimpulan dari keseluruhan sekolah
penelitian mengenai Usulan Konsep Rencana - Adanya subsidi
dan Strategi Program Bike To School ini atau
merumuskan visi dan misi sebagai berikut: pemotongan
A. Visi harga bagi
Mendorong pelajar untuk menggunakan pelajar yang
sepeda sebagai alat transportasi sehari- akan membeli
hari dari rumah ke sekolah dan sebaliknya sepeda
B. Misi - Adanya layanan
- Meningkatkan penggunaan sepeda peminjaman
sebagai transportasi harian sepeda yang
- Mendukung terciptanya kota ramah tersebar di titik-
lingkungan dengan rendahnya tingkat titik keramaian
kemacetan dan tingkat polusi - Memberikan
informasi

Page | 17
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

Program Program
No Strategi No Strategi
Pendukung Pendukung
mengenai jenis sepeda yang saling
sepeda yang berintegrasi dari
layak satu tempat ke
digunakan tempat lain
untuk kondisi 5 Melakukan Adanya kegiatan
jalan di Kota kampanye kampanye dari
Bandung penggunaan pihak Dinas
2 Perizinan dari - Adanya sepeda Perhubungan
orang tua untuk penjaminan maupun dari pihak
memperbolehkan keselamatan Sekolah terkait
anaknya berupa asuransi manfaat dari
menggunakan bagi para penggunaan
sepeda pelajar yang sepeda
menggunakan 6 Ketersediaan Adanya
sepeda ke marka dan pembangunan
sekolah rambu-rambu marka dan rambu-
- Memberikan sepeda rambu khusus
informasi sepeda yang sesuai
mengenai untuk
manfaat menghindari
bersepeda bagi kecelakaan lalu
kesehatan dan lintas dan
lingkungan meningkatkan
3 Penyediaan - Adanya keselamatan
parkir sepeda di pembangunan pengguna sepeda
sekolah lokasi khusus 7 Memberikan Adanya kelas atau
parkir sepeda di pendidikan materi khusus
sekolah mengenai mengenai
maupun di keselamatan keselamatan
sekitar sekolah berkendara berkendara
- Tidak adanya sepeda menggunakan
pemungutan sepeda yang
biaya parkir diajarkan oleh
sepeda di guru atau trainer
sekolah dari pihak Dinas
maupun sekitar Perhubungan agar
sekolah para pelajar dapat
- Adanya alat- mengerti
alat pendukung mengenai
keamanan keselamatan
parkir sepeda berkendara ketika
seperti CCTV, menggunakan
kunci sepeda, sepeda seperti
dan lain rambu-rambu
sebagainya khusus sepeda,
4 Penyediaan jalur Adanya berkendara ketika
sepeda pembangunan malam hari,
jalur khusus perlengkapan

Page | 18
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

Program kendaraan bermotor atau menginginkan jalur


No Strategi
Pendukung tersendiri khusus pengguna sepeda
keselamatan yang
diperlukan dan Daftar Pustaka
lain sebagainya. Dwi Sulistyo, dkk, “Upaya Penggunaan
Sepeda Sebagai Moda Transportasi di
Rekomendasi Kota Surabaya”, diakses dari
Adapun beberapa sekolah dengan pelajar http://repository.gunadarma.ac.id/186/1/
yang telah menggunakan sepeda ke sekolah Upaya%20Penggunaan%20Sepeda%20
seperti: Sebagai%20Moda%20Transportasi%20
a. SMP : 13, 48, 39, 43, 24, 38, 20, 30, dan Di%20Kota%20Surabaya_UG.pdf, pada
BPK Penabur tanggal 25 Desember 2016
b. SMA : 4, 21, 8, 11, dan 22 Ferry Himawan, “Masalah Transportasi dan
SMK : 4, 5, 6, 8, dan 14 Solusi dengan Transportasi
Dengan jumlah keseluruhan pelajar di Berkelanjutan”, diakses dari
Kota Bandung mencapai 397.555 pelajar dari http://ferryhimawan.blogspot.co.id/2010
tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK baik negeri /11/masalah-transportasi-dan-solusi-
maupun swasta. Sehingga jumlah pelajar ini dengan_4330.html, pada tanggal 25
merupakan jumlah potensi siswa pengguna Desember 2016
sepeda dengan asumsi kepemilikan sepeda di Masterplan Jalur Sepeda Tahun 2015
Kota Bandung mencapai 993.788 unit, sangat Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 16
memungkinkan untuk mewujudkan program Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan
Bike to School di Kota Bandung. Selain itu Perhubungan dan Retribusi Di Bidang
apabila dilihat dari peraturan mengenai jarak Perhubungan
maksimal rayonisasi yakni 2 km dari rumah Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
maka sangat memungkinkan bagi para siswa diperlukan Rencana Tata Ruang
untuk menggunakan sepeda karena Wilayah Provinsi (RTRWP) Jawa Barat
berdasarkan penelitian, penggunaan sepeda Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung
bisa mencapai 5 km. Selain itu dengan Surat Edaran Walikota Bandung Nomor
memperhatikan topografi jalan-jalan di Kota 551/Se.079-Dishub Tentang Pengadaan
Bandung yang memiliki tanjakan, para siswa Shelter Parkir Sepeda Di Kota Bandung
dapat menggunakan sepeda elektrik untuk Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
memudahkan siswa dalam melakukan Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
perjalanan dari rumah ke sekolah. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
Sehingga apabila program bike to school wajib Tentang Penataan Ruang
dilakukan maka tidak ada alasan bagi para
siswa untuk menolak menggunakan sepeda ke
sekolah.
Diperlukan dukungan dari semua pihak
terkait penggunaan sepeda ke sekolah, baik
dari segi infrastruktur seperti ketersediaan
jalur sepeda yang terintegrasi hingga tempat
parkir sepeda yang memadai. Namun hingga
saat ini masih sulit untuk mewujudkan jalur
khusus sepeda yang sesuai fungsinya karena
kurangnya kesadaran para pengguna jalan.
Maka dari itu perlu adanya kajian lebih lanjut
mengenai kesediaan masyarakat pengguna
sepeda untuk berbagi jalan dengan pengguna

Page | 19

Anda mungkin juga menyukai