ABSTRAK
Transportasi adalah kegiatan perpindahan orang atau barang dari satu tempat (asal) ke tempat
lain (tujuan) dengan menggunakan sarana kendaraan bermotor maupun tidak bermotor. Transportasi
terbagi menjadi beberapa jenis yaitu transportasi darat (mobil, motor, kereta api, sepeda, dll), udara
(pesawat terbang, helikopter, dll), dan laut (perahu layar, perahu dayung, kapal motor, dll).
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analitycal Hierarchy Process.
Analitycal Hierarchy Process adalah salah satu metode yang digunakan dalam menyelesaikan
masalah yang mengandung banyak kriteria. AHP bekerja dengan cara memberi prioritas kepada
alternatif yang penting mengikuti kriteria yang telah ditetapkan. Lebih tepatnya, AHP memecah
berbagai peringkat struktur hirarki berdasarkan tujuan, kriteria, sub- kriteria, dan pilihan atau
alternative.
Dari hasil analisis, ada beberapa variabel untuk mendukung strategi dan program Bike To
School, seperti : ketersediaan sepeda, Perizinan dari orang tua untuk memperbolehkan anaknya
menggunakan sepeda, Penyediaan parkir sepeda di sekolah, Penyediaan jalur sepeda, Melakukan
kampanye penggunaan sepeda, Ketersediaan marka dan rambu-rambu sepeda dan Memberikan
pendidikan mengenai keselamatan berkendara sepeda.
Page | 10
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
yang menunjang kebutuhan perjalanan menuju salah satu cara untuk menurunkan tingkat
sekolah yang memadai. Salah satu program polusi, meningkatkan kesehatan bagi para
Pemerintah Kota Bandung dalam bidang siswa, dan mewujudkan Kota Bandung
transportasi adalah program Bike To School sebagai Kota Sepeda.
dimana arti dari Bike To School ini adalah b. Tujuan
komunitas pelajar yang menggunakan sepeda Sementara tujuan dari kegiatan ini adalah
sebagai alat transportasi dari rumah ke sekolah menyusun rancangan program bike to
dan sebaliknya. school di Kota Bandung yang sesuai dan
terencana agar tercapai tujuan yakni
Hal ini menjadi potensi terlebih untuk
seluruh siswa di Kota Bandung
siswa sekolah untuk mulai menggunakan
menggunakan sepeda ke sekolah sebagai
sepeda ke sekolah karena penggunaannya yang
salah satu cara untuk menurunkan tingkat
ramah lingkungan dan sudah dianggap mampu
polusi, meningkatkan kesehatan bagi para
untuk menjaga keselamatan dan keamanan
siswa, dan mewujudkan Kota Bandung
ketika menggunakan sepeda oleh orang tua
sebagai Kota Sepeda.
mereka. Sehingga penggunaan sepeda menjadi
c. Sasaran
salah satu alternatif yang dapat digunakan para
Adapun sasaran dari kegiatan ini yaitu:
siswa untuk sampai ke sekolah. Sepeda dapat
digunakan dengan kecepatan rata-rata 20 Mendapatkan gambaran eksisting dari
km/jam dan daya jelajah sekitar 1-5 kilometer. program bike to school saat ini
Menyusun visi, misi, strategi dan program
Adapun manfaat yang didapatkan yang perlu dilakukan agar program bike to
dengan menggunakan sepeda yakni dilihat dari school berhasil diwujudkan.
segi kesehatan akan melatih pernafasan untuk
bernafas lebih panjang agar organ-organ dalam Ruang lingkup wilayah dari kegiatan
tubuh dapat bekerja secara optimal selain itu ini adalah seluruh sekolah di Kota Bandung.
dengan bersepeda dapat menurunkan berat Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
badan, hanya dengan 15 menit bersepeda 5 - 6 Gambar 1. Peta Sebaran Sekolah di Kota
kali dalam seminggu, dapat mengurangi berat Bandung
badan sekitar 11 pon dalam satu tahun.
Sementara dilihat dari segi lingkungan,
menurut berbagai penelitian semakin
menguatkan manfaat menggunakan sepeda
terhadap kelestarian lingkungan, jarak 4 mil
menggunakan sepeda akan menghindarkan
sekitar 15 pon polutan memenuhi udara yang
dihirup bersama.
Page | 11
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
(dari depan Gedung Sate sampai dengan di badan trotoar, sejajar dengan jalur
persimpangan dengan Jalan Sulanjana), pejalan kaki.
sebagian Jl. Aceh, Jl. Merdeka, dan Jl. Banda 2. Jalur Tipe B, pada tipe iini jalur sepeda
berada di badan jalan sejajar dengan jalur
kendaraan bermotor, namun dipisahkan
secara tegas oleh separator pembatas.
3. Jalur Tipe C, pada tipe ini jalur sepeda
berada di badan jalan sejajar dengan jalur
kendaraan bermotor dan dipisahkan oleh
garis marka jalan.
4. Jalur Tipe D, pada tipe ini jalur sepeda
berada di badan jalan sejajar dengan jalur
kendaraan bermotor, Pada tipe C ini jalur
sepeda bersatu dengan jalur kendaraan
bermotor dan pada lajur yang merupakan
Gambar 2 jalur untuk sepeda diberikan lambang
Rencana Jalur Sepeda sepeda. Tipe ini berlaku jika ROW jalan
Sumber: Masterplan Jalur Sepeda sangat sempit dan tidak memungkinkan
Pada Tahun 2014 rencana penataan untuk meletakkan jalur sepeda yang
jalur sepeda merupakan rencana lanjutan dari terpisah.
yang sudah pernah direncanakan sebelumnya 5. Jalur Tipe E, tipe jalur ini terdapat pada
pada tahun 2010, Pada tahun ini, rencana jalan-jalan kecil yang merupakan jalan
penataan jalur sepeda difokuskan untuk alternatif bagi sepeda dan terletak di jalan
pengembangan alternatif jalur sepeda melalui lingkungan atau jalan perumahan. Pada
kawasan perumahan/permukiman penduduk tipe ini jalur sepeda bercampur dengan
untuk menghubungkan pusat-pusat aktivitas jalur kendaraan bermotor dan ditandai
pengguna sepeda seperti pusat pendidikan, dengan adanya signage.
perkantoran, dan kantor-kantor pemerintah
Metodologi
Dalam kegiatannya pelajar akan
melakukan perjalanannya menuju rumah ke
sekolah, dan sebaliknya. Maka akan terbagi
atas 3 (tiga) jenis data yang dibutuhkan yaitu
data dari rumah, data dari perjalanan dan data
dari sekolah. Data dari rumah berupa
kepemilikan sepeda, kepemilikan lahan parkir
untuk sepeda, perizinan dari orangtua dan
kendala kepemilikan sepeda yang data tersebut
didapatkan dengan cara menyebarkan
Gambar 3 kuesioner. Untuk data perjalanan, yang
Peta Rencana Jalur Sepeda dibutuhkan adalah ketersediaan jalur sepeda,
Sumber: Masterplan Jalur Sepeda ketersediaan marka dan rambu khusus sepeda,
jarak maksimal penggunaan sepeda dan
Berdasarkan kriteria pemilihan jalur hambatan selama perjalanan dengan cara
dan tipe jalur sepeda yang dijelaskan pada bab mendapatkan data tersebut berupa survey
3 dan hierarki serta ROW jalan di Kota instansional ke Dinas Perhubungan Kota
Bandung, berikut adalah tipikal jalur sepeda Bandung, Dinas Pekerjaan Umum Kota
yang diusulkan: Bandung, selain itu juga cara mendapatkan
1. Jalur Tipe A, dimana jalur sepeda terpisah data tersebut menggunakan kuesioner, internet
dari jalur kendaraan bermotor dan terletak dan Masterplan Jalur Khusus Sepeda Kota
Page | 12
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Page | 13
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Gambar 5
Langkah Penyelesaian Penelitian
Page | 14
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
bagi orang tua sebanyak 30 responden. Dari memberikan izin terhadap anaknya
hasil 30 kuesioner yang disebar secara online untuk mengendarai sepeda ke sekolah,
bagi orangtua pelajar, maka akan didapatkan dikarenakan jarak sekolah yang dekat
hasil dari respondennnya, yaitu: dengan rumah.
1. Kepemilikan dan penggunaan sepeda 4. Kendala kepemilikan dan penggunaan
Dari hasil kuesioner terdapat jumlah sepeda
total kepemilikan sepeda yakni 46 unit Dari hasil kuesioner, terdapat kendala
dari 30 responden, jika di rata-rata maka kepemilikan dan penggunaan sepeda
jumlah sepeda yang dimiliki responden yakni 70% responden tersebut menjawab
adalah 2 unit. Sehingga jumlah total kendala tersebut disebabkan harga
kepemilikan sepeda di Kota Bandung sepeda yang mahal, dan 30% responden
berdasarkan hasil kuesioner dapat dilihat lainnya menjawab bahwa kendala
pada perhitungan di bawah ini: tersebut disebabkan oleh pendapatan
yang rendah.
5. Hambatan selama perjalanan
Dari hasil kuesioner, terdapat
Dengan jumlah sepeda sebanyak permasalahan/hambatan selama perjalanan
993.788 unit di Kota Bandung tidak akan ketika menggunakan sepeda yakni 100%
mempengaruhi terhadap tingkat responden menjawab bahwa
kemacetan Kota Bandung, hal ini permasalahan/hambatan yang terjadi adalah
disebabkan oleh jalan Kota Bandung kurangnya kesadaran pengguna
yang memiliki Ruang Manfaat Jalan jalan/kendaraan lainnya terhadap pengguna
(RUMAJA) yang terbatas, namun dalam sepeda, sehingga hal ini akan membuat
penggunaannya, sepeda ini dapat pengguna sepeda harus sangat berhati-hati saat
mereduksi tingkat polusi udara di Kota menggunakan sepeda.
Bandung. Untuk lebih jelasnya lihat Dalam menentukan variabel perlu
perhitungan dibawah ini: dilihat juga mengenai keputusan seorang siswa
untuk bersedia menggunakan sepeda ke
Beban jalan = (Jumlah sepeda) X
sekolah. Dengan membuat diagram alir maka
(satuan mobil penumpang (smp)
dapat diketahui permasalahan atau faktor
sepeda)
penghambat penggunaan sepeda ke sekolah
Beban jalan = 993.788 X 0,3
yang dapat dilihat pada Gambar 5.1. Adapun
Beban jalan = 298.136 smp beberapa variabel yang menjadi penting untuk
Dapat disimpulkan dari asumsi diatas dapat mewujudkan program Bike to School
bahwa jika penggunaan 993.788 unit dilandasi berdasarkan permasalahan atau
sepeda membebani jalan sebesar kekurangan yang menyebabkan program Bike
298.136 smp. to School saat ini tidak berjalan maksimal.
2. Kepemilikan lahan parkir sepeda Adapun permasalahan yang dihadapi dapat
dirumah dilihat pada tabel berikut.
Dari hasil kuesioner terhadap 30
responden, jika di persentase maka Tabel 1
100% responden tersebut memiliki lahan Identifikasi Penentuan Variabel
parkir untuk sepeda dirumah, hal ini No Permasalahan Variabel
dikarenakan sepeda hanya
1 Hanya 1% jalur Penyediaan jalur
membutuhkan space/ruang
khusus sepeda sepeda
penyimpanan yang kecil/sedikit.
yang tersedia di
3. Perizinan dari orangtua
jalan-jalan Kota
Dari hasil kuesioner, jika di persentase
Bandung dan jalur
maka 100% responden tersebut yang
khusus sepeda
tidak lain adalah kepala keluarga,
tersebut belum
Page | 15
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Page | 16
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Page | 17
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Program Program
No Strategi No Strategi
Pendukung Pendukung
mengenai jenis sepeda yang saling
sepeda yang berintegrasi dari
layak satu tempat ke
digunakan tempat lain
untuk kondisi 5 Melakukan Adanya kegiatan
jalan di Kota kampanye kampanye dari
Bandung penggunaan pihak Dinas
2 Perizinan dari - Adanya sepeda Perhubungan
orang tua untuk penjaminan maupun dari pihak
memperbolehkan keselamatan Sekolah terkait
anaknya berupa asuransi manfaat dari
menggunakan bagi para penggunaan
sepeda pelajar yang sepeda
menggunakan 6 Ketersediaan Adanya
sepeda ke marka dan pembangunan
sekolah rambu-rambu marka dan rambu-
- Memberikan sepeda rambu khusus
informasi sepeda yang sesuai
mengenai untuk
manfaat menghindari
bersepeda bagi kecelakaan lalu
kesehatan dan lintas dan
lingkungan meningkatkan
3 Penyediaan - Adanya keselamatan
parkir sepeda di pembangunan pengguna sepeda
sekolah lokasi khusus 7 Memberikan Adanya kelas atau
parkir sepeda di pendidikan materi khusus
sekolah mengenai mengenai
maupun di keselamatan keselamatan
sekitar sekolah berkendara berkendara
- Tidak adanya sepeda menggunakan
pemungutan sepeda yang
biaya parkir diajarkan oleh
sepeda di guru atau trainer
sekolah dari pihak Dinas
maupun sekitar Perhubungan agar
sekolah para pelajar dapat
- Adanya alat- mengerti
alat pendukung mengenai
keamanan keselamatan
parkir sepeda berkendara ketika
seperti CCTV, menggunakan
kunci sepeda, sepeda seperti
dan lain rambu-rambu
sebagainya khusus sepeda,
4 Penyediaan jalur Adanya berkendara ketika
sepeda pembangunan malam hari,
jalur khusus perlengkapan
Page | 18
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Page | 19