Anda di halaman 1dari 9

[Document

title]
[DOCUMENT SUBTITLE]
WINDOWS USER


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan tinggi dimaksudkan untuk mengembangkan potensi mahasiswa agar


menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia,
berbudya, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil,dan kompeten sehingga dapat
berperan aktif dalam pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan tinggi harus
dibuka seluas-luasnya bagi seluruh putra bangsa, sehingga pembangunan yang adil dan
merata sebagaimana amanat UUD 45 dapat dicapai. Namun pada kenyataannya, akses
pendidikan, terutama pendidikan tinggi tidak selamanya dapat tersedia merata diseluruh
tanah air. Pada keadaan tertentu, dan di daerah tertentu, akses pendidikan tinggi masih
sangat terbatas. Akses yang terbatas tersebut dapat disebabkan karena sarana-
prasarana, letak geografis, pertumbuhan ekonomi, bencana alam atau kondisi sosial
budaya dan latar belakang sejarah khusus yang dialami oleh sekelompok masyarakat.
Pemerataan ketersediaan akses pendidikan sangat penting untuk memperkokoh
kekuatan dan kesatuan bangsa. Keutuhan berbangsa tercermin dari tingkat pendidikan
yang merata sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat
Indonesia yang merata pula. Lemahnya latar belakang pendidikan pada salah satu
bagian wilayah, dapat menyebabkan lemahnya pembangunan dan kekuatan rantai
persatuan sebagai bangsa di bagian wilayah tersebut. Untuk itu, sebagai upaya
mengatasi dan memperkuat rantai kesatuan berbangsa tersebut, salah satunya dengan
melalui peningkatan akses, pemerataan kesempatan dan penuntasan proses pendidikan
hingga ke pendidiikan tinggi.
Papua, Papua Barat dan wilayah di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T),
hingga saat ini masih kurang memperoleh akses pendidikan yang baik, terutama
pendidikan tinggi. Kondisi infrastruktur pendidikan yang serba terbatas menyebabkan
akses pendidikan tinggi tidak merata dan melahirkan permasalahan yang menyebabkan
masyarakat yang berada di Papua, Papua Barat dan daerah 3T kurang mampu
memberikan kontribusi dalam mengisi pembagunan daerah maupun nasional. Di
samping persoalan akses yang disebabkan letak geografis dan infrastruktur, secara
faktual terdapat pula anak-anak bangsa dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri,
yang kesulitan mendapatkan akses ke jenjang pendidikan tinggi. Demikian pula halnya,
jika terjadi suatu bencana alam atau bencana kemanusiaan disuatu wilayah,
mengakibatkan mahasiswa setempat akan kehilangan akses pendidikan ke perguruan
tinggi. Jika kondisi tersebut tidak mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, maka
akan dapat dapat menurunkan nilai-nilai kebangsaan dan semangat nasionalisme.
Penyelenggaraan pendidikan tinggi di Indonesia harus dapat membantu anak-anak
yang mengalami kesulitan memperoleh akses. Perluasan akses diperlukan bagi mereka
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan tinggi harus dapat
mengangkat derajat mereka dan membantu untuk lebih mengenal dan menyerap nilai
universal dan menghindari berfikir sempit agar lebih berfikir tentang masa depan yang
lebih baik.
Walaupun sudah banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk
membuka akses pendidikan yang seluas-luasnya, namun bagi anak-anak Papua, Papua
Barat dan daerah 3T serta putra-putri TKI diluar negeri masih memerlukan upaya khusus

1

dan keberpihakan atau percepatan agar kesenjangan pendidikan dapat dipersempit
diseluruh tanah air. Khusus untuk akses pada pendidikan tinggi, telah dilakukan upaya
oleh beberapa perguruan tinggi negeri, namun upaya tersebut belum dirasakan memadai
sebagai suatu program yang terintegrasi secara nasional yang dapat menyelesaikan
masalah ketersediaan akses yang merata di Provinsi Papua dan Papua Barat
khususnya.
Untuk itu, upaya percepatan dan pemerataan pendidikan di Papua, Papua Barat,
daerah 3T, dan anak-anak dari TKI di luar negeri, khususnya pendidikan tinggi dirancang
dalam suatu program khusus, yaitu program keberpihakan pemerintah atau Program
Afirmasi Pendidikan Tinggi yang disingkat dengan program ADik. Pelaksanaan Program
ADik secara nasional dirancang dalam beberapa tahapan, dimulai dari tahapan
diseminasi informasi, pendataan dan pendaftaran, rekruitmen, seleksi/ujian,
pembekalan, mobilisasi, matrikulasi, registrasi, monitoring dan evaluasi. Pemerintah
menyediakan biaya pendidikan, biaya hidup, dan pembinaan atau pembimbingan belajar
secara khusus, agar mahasiswa peserta program ADik dapat menyelesaikan pendidikan
tinggi dengan tuntas dan hasil yang baik di Perguruan Tinggi terbaik. Hanya dengan
upaya afirmasi atau keberpihakan inilah diharapkan mereka dapat mengejar
ketertinggalan dan mensejajarkan diri dengan anak bangsa, saudara-saudaranya
sebangsa dan setanah air.

B. Program Afirmasi Pendidikan Tinggi

Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) adalah program keberpihakan


pemerintah yang diatur secara khusus untuk memberikan akses seluas-luasnya kepada
siswa lulusan SMA sederajat yang berasal dari daerah terntentu yang karena kondisi
ketertinggalan pembangungan dan keterbatasan infrastruktur pendidikan di daerahnya
sehingga tidak mampu mengakses masuk ke Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur
seleksi masuk perguruan tinggi, sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan.

C. Tujuan Program ADik

Tujuan Program ADik adalah sebagai berikut:


A. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada lulusan SMA sederajat yang
berprestasi akademik terbaik dari anak Orang Asli Papua (OAP), Daerah 3T, dan
anak-anak dari TKI di luar negeri, untuk memperoleh pendidikan tinggi di PTN atau
Politeknik di luar daerah domisilinya.
B. Mendapatkan calon mahasiswa baru afirmasi terbaik melalui seleksi khusus
program ADik yang dapat diprediksi mampu beradaptasi dengan cepat dan
menyelesaikan studinya sesuai ketentuan yang berlaku di Perguruan Tinggi dan
Politeknik Negeri.
C. Menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dari anak Orang Asli Papua
(OAP), Daerah 3T, dan anak-anak dari TKI di luar negeri, untuk dapat berkontribusi
dalam pembangunan nasional dan daerahnya.

2

D. Sasaran

Sasaran Program ADik adalah lulusan SMA sederajat yang berasal dari Papua,
Papua Barat, Daerah 3T, dan anak dari TKI di luar negeri.

3

BAB 2
PENGELOLAAN PROGRAM ADik

A. Tim Pengelola Pusat


Tim Pengelola Pusat terdiri dari unsur Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi, Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTN) dan Pakar/praktisi. Tim
Pengelola Pusat diangkat dan ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK), serta
bertanggung jawab kepada Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset
Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Tim Pengelola Pusat secara umum bertugas untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan koordinasi, diseminasi, pendaftaran, seleksi dan
kegiatan pengelolaan lainnya; dan terhadap pelaksanaan kegiatan pengelolaan tersebut
Tim Pengelola Pusat berhak mendapatkan honorarium pengelola. Dalam menjalankan
tugasnya, Tim Pengelola Pusat mempunyai kewenangan sebagai berikut:

1. Melakukan diseminasi informasi ke SMA sederajat melalui media komunikasi yang


sesuai.
2. Penyediaan sistem pendaftaran, ujian tulis, seleksi, penetapan, pembayaran,
pelaporan, dan sistem dukungan lainnya.
3. Melayani pengaduan dari masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
4. Koordinasi dengan PTN Pelaksana.
5. Memproses penyaluran dana ADik (biaya hidup/biaya pendidikan).
6. Menyusun laporan pelaksanaan ADik tahunan beserta penggunaan dana.
7. Memberikan bantuan biaya pemulangan bagi mahasiswa yang sakit kronis dan/atau
meninggal dunia.

B. Tim Pengelola Perguruan Tinggi


Tim Pengelola Perguruan Tinggi terdiri dari berbagai unsur (pimpinan dan staf) dari
perguruan tinggi yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Pemimpin Perguruan Tinggi
dan bertanggungjawab kepada Pemimpin Perguruan Tinggi. Tim Pengelola Perguruan
Tinggi secara umum bertugas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan diseminasi,
pendaftaran ulang, pembinaan dan kegiatan pengelolaan lainnya; dan terhadap
pelaksanaan kegiatan pengelolaan tersebut Tim Pengelola Perguruan Tinggi berhak
mendapatkan honorarium kegiatan. Dalam menjalankan tugasnya, Tim Pengelola
Perguruan Tinggi mempunyai kewenangan sebagai berikut:

1. Melaporkan perkembangan prestasi penerima Program ADik Papua dan Daerah 3T.
2. Melayani pengaduan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
3. Menyusun laporan pelaksanaan Program ADik Papua dan Daerah 3T tahunan
beserta penggunaan dana.
4. Melakukan pembinaan penerima Program ADik Papua dan Daerah 3T melalui
kegiatan rutin penalaran, kreatifitas, minat dan bakat mahasiswa, bahasa, karier, dan
pengenalan budaya masyarakat.
5. Memberikan sanksi ke penerima Program ADik Papua dan Daerah 3T.
6. Melakukan penghentian beasiswa bagi penerima Program ADik Papua dan Daerah
3T.

4

7. Memberikan jaminan kesehatan atau asuransi bagi setiap mahasiswa penerima
Program ADik Papua dan Daerah 3T, sebagaimana ketentuan yang berlaku di
perguruan tinggi.

5

BAB 3
PEMBIAYAAN PROGRAM ADik

A. Jangka Waktu Pemberian Bantuan


Jangka waktu pemberian Beasiswa ADik diberikan dengan ketentuan sebagai
berikut:

1. Beasiswa Program Afirmasi Pendidikan Tinggi diberikan sejak mahasiswa


ditetapkan sebagai penerima Beasiswa Program Afirmasi Pendidikan Tinggi di
perguruan tinggi
a. Untuk program Sarjana paling lama 10 (sepuluh) semester;
b. Untuk program diploma IV paling lama 10 (sepuluh) semester;
c. Untuk program diploma III paling lama 8 (delapan) semester.
2. Beasiswa Program Afirmasi Pendidikan Tinggi untuk program studi yang merupakan
satu kesatuan antara program Sarjana dengan program profesi difasilitasi oleh
Direktorat Jenderal sampai lulus program profesi, yaitu:
a. Profesi Dokter paling lama 4 semester.
b. Profesi Dokter Gigi paling lama 4 semester.
c. Profesi Ners paling lama 2 semester.
d. Profesi Dokter Hewan paling lama 4 semester.
e. Profesi Apoteker paling lama 2 semester.
3. Bagi mahasiswa yang belum menyelesaikan pendidikan sesuai dengan tenggang
waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perguruan tinggi dapat:
a. mengalokasikan biaya pendidikan yang bersumber dari dana yang sah.
b. memfasilitasi mahasiswa untuk memperoleh biaya pendidikan dari pihak lain.
4. Penerima Beasiswa Program ADik yang cuti diberhentikan bantuannya. Pengelola
PT dapat merekomendasikan yang bersangkutan pada saat aktif kembali.

B. Besaran Biaya Beasiswa ADik


Komponen biaya Beasiswa ADik terdiri atas 2 komponen utama, yaitu sebagai
berikut:
1. Bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan sebesar besarnya Rp 2.400.000,00/
mahasiswa/semester;
2. Bantuan biaya hidup sekecil – kecilnya Rp 6.000.000,00/mahasiswa/semester yang
dibayarkan ke rekening penerima;
3. PT dapat menetapkan biaya hidup lebih besar melalui pengurangan biaya
penyelenggaraan pendidikan melalui SK Rektor. SK Rektor yang diterbitkan agar
dikirimkan ke Ditjen Belmawa untuk alokasi biaya penyelenggaraan program sesuai
butir (1) satu.

C. Komponen Pembiayaan
Komponen biaya penyelenggaraan pendidikan Program Beasiswa ADik sesuai
dengan Permen Ristekdikti No 39 Tahun 2016 tentang BKT dan UKT di PTN. Biaya
penyelenggaraan pendidikan tidak menanggung biaya mahasiswa yang terdiri atas:
1. Biaya yang bersifat pribadi;

6

2. Biaya pelaksanaan kuliah kerja nyata;
3. Biaya asrama; dan
4. Kegiatan-kegiatan pembelajaran dan penelitian yang dilaksanakan secara mandiri.

D. Biaya Pengelolaan ADIk di Perguruan Tinggi


Biaya pengelolaan program dapat digunakan untuk komponen pembiayaan sebagai
berikut;
1. Penggantian biaya transportasi kedatangan;
2. Biaya pembinaan penerima Program ADik melalui kegiatan matrikulasi, penalaran,
kreatifitas, minat dan bakat mahasiswa, bahasa, karier, dan pengenalan budaya
masyarakat, sesuai PMK No.49 tahun 2017 tentang SBM tahun 2018.
3. Biaya settlement

E. Mekanisme Pencairan Dana.


Pencairan biaya ADik diadakan dengan rincian sebagai berikut:
1. Dana ADik diberikan setiap semester, pada bulan September untuk semester ganjil dan
pada bulan Maret untuk semester genap.
2. Bagi mahasiswa baru, bantuan ADik diberikan hanya untuk 1 (satu) semester,
yaitu pada semester ganjil.
3. Proses penyaluran dana ADik melalui rekening bank penyalur:
a. Rekening Perguruan Tinggi, sebagai bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan dan
biaya pengelolaan. Rekening tersebut harus merupakan rekening PNBP yang telah
didaftarkan ke Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
b. Rekening mahasiswa, sebagai bantuan biaya hidup.

7

BAB 4
PELAPORAN

A. Pelaporan
Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan Program ADik,
masing-masing Pengelola Program (Tim Pengelola Pusat dan Tim Pengelola Perguruan
Tinggi) diwajibkan untuk melaporkan hasil kegiatan kepada pihak terkait. Hal-hal yang
dilaporkan oleh Pengelola Program adalah yang berkaitan dengan data/statistik
penerima bantuan, penyaluran, penyerapan dan pemanfaatan dana, serta hasil
monitoring evaluasi dan pengaduan masalah.

1. Pengelola Pusat
Tim Pengelola Pusat harus membuat laporan-laporan yang ditujukan kepada
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, yaitu:
a. Laporan realisasi penyerapan dana pengelolaan ADik yang bersumber dari Ditjen
Belmawa;
b. Laporan indeks prestasi (IP) penerima ADik;
c. Laporan diseminasi informasi ke SMA/SMK/MA atau sederajat melalui media
komunikasi;
d. Laporan sistem pendaftaran, ujian tulis, seleksi, penetapan, pembayaran,
pelaporan, dan sistem dukungan lainnya.
e. Laporan tahunan pelaksanaan Program ADik.

2. Pengelola Perguruan Tinggi


Tim Pengelola Perguruan Tinggi harus membuat laporan-laporan yang
ditujukan kepada Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan, yaitu:
a. Laporan realisasi penyerapan dana ADik (mahasiswa baru dan on going);
b. Laporan penetapan penerima ADik melalui email : kk.ditmawa@ristekdikti.go.id;
c. Laporan perkembangan indeks prestasi (IP) per-semester penerima ADik melalui
http://simb3pm.dikti.go.id;
d. Laporan kegiatan lainnya, seperti resettlement, matrikulasi, pembinaan, pelatihan,
pendidikan karakter, dll.

3. Penghentian Penerima Beasiswa


Penghentian penerima ADik Papua dan Derah 3T dilakukan apabila:

1. Tidak aktif kuliah selama 2 semester


2. Terbukti terlibat organisasi terlarang yang menentang NKRI
3. Terbukti terlibat tindak pidana
4. Terbukti sebagai pengguna narkoba

Anda mungkin juga menyukai