DIMENSI SALURAN Beberapa hal yang harus diperhatikan : Memperkirakan besarnya debit air bersih Memilih parameter desain : – Persamaan hidrolika – Pemilihan jenis pipa – Ukuran diameter minimum – Kecepatan maksimum dan minimum Memilih perlengkapan pendukung untuk pipa Mengevaluasi alternatif kemiringan/slope
politeknik negeri semarang
DEBIT ALIRAN • Debit aliran dipergunakan untuk menghitung kecepatan aliran pada masing-masing pipa penyaluran dimana rumus debit aliran dapat di cari dengan menggunakan persamaan Bernoulli.
Q V .A A 1 .D 4 dimana : V = kecepatan aliran (m/det) Q = debit aliran (Liter/detik) A = luas penampang (m2)
politeknik negeri semarang
ALIRAN DALAM PIPA Untuk kecepatan minimum 0,6 m/det untuk pipa penuh atau setengah penuh dan untuk menghindari penumpukan pasir dan kerikil kecepatan minimum 0,75 m/det. Sedangkan kecepatan maksimum untuk menghindari kerusakan pipa < 3 m/det. Untuk slope minimum, digunakan untuk menghindari penggalian yang berlebih dimana kemiringan tanah adalah datar.
politeknik negeri semarang
SLOPE MINIMUM PIPA Sudut kemiringan pipa diukur dalam perbedaan ketinggian ujung ujung bagian meterannya (Artinya, dalam mm atau cm per 1 m pipa atau ditulis mm/m;cm/m; dan m/m). Jika diameter pipa > 600 mm, slope minimum adalah 0,0008 m/m. Di daerah yang bercuaca hangat, gas hidrogen sulfida (H2S) akan muncul di saluran dengan slope minimum.
politeknik negeri semarang
ALIRAN DALAM PIPA Diasumsikan alirannya tunak (steady atau stedi) yaitu kecepatan alirannya konstan. Alirannya dalam pipa, dengan diameter yang berbeda akan memiliki kecepatan alir yang berbeda. Berlaku hukum kekekalan massa/persamaan kontinyuitas(Persamaan Bernoulli) Persamaan kontinyuitas memasukkan unsur hukum kekekalan energi mekanik.
politeknik negeri semarang
PERSAMAAN BERNOULLI Konstanta Bernoulli berubah dari satu garis aliran ke garis aliran lainnya, tetapi tetap konstan sepanjang garis aliran dalam aliran yang stedi. Aliran stedi terjadi bila kondisi pada suatu titik dalam suatu fluida (misalnya massa jenis, tekanan, suhu, konsentrasi, kecepatan) tidak berubah terhadap waktu.
politeknik negeri semarang
PERSAMAAN BERNOULLI
politeknik negeri semarang
PERSAMAAN BERNOULLI • Misal keadaan ujung pipa I memiliki data luas penampang A1 , kelajuan v1 dengan kedudukan posisi (penampang A1 ) y1, dan fluida terdorong oleh tekanan p1 arah ke kanan, (aliran dari kiri ke kanan). • Keadaan ujung pipa lain II memiliki data luas penampang A2 kelajuan v2 dengan kedudukan posisi (penampang A2 ) y2, dan fluida ditahan oleh tekanan p2 arah ke kiri. • Aliran fluida dari keadaan I menuju II dalam kondisi ideal dan dianggap sebagai perpindahan elemen massa dari ujung (satu) menuju ujung lain (dua) politeknik negeri semarang JENIS ALIRAN DLM PIPA Aliran Laminer Aliran Transisi/kritis Aliran Turbulen
politeknik negeri semarang
ALIRAN LAMINER Sebagai aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan, atau laminer-laminer dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Jika partikel-partikel fluida yang bergerak teratur mengikuti lintasan yang sejajar pipa dan bergerak dengan kecepatan sama. Terjadi apabila kecepatan kecil dan/atau kekentalan besar.
politeknik negeri semarang
ALIRAN TRANSISI(KRITIS) Aliran transisi/kritis merupakan aliran peralihan dari aliran laminer ke aliran turbulen.
politeknik negeri semarang
ALIRAN TURBULEN Sebagai aliran yang dimana pergerakan dari partikel- partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida ke bagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Jika tiap partikel fluida bergerak mengikuti lintasan sembarang di sepanjang pipa dan hanya gerakan rata- rata saja yang mengikuti sumbu pipa. Aliran ini terjadi apabila kecepatan besar dan kekentalan zat cair kecil.
politeknik negeri semarang
BEDA ALIRAN LAMINER & TURBULEN
politeknik negeri semarang
KECEPATAN ALIRAN Persyaratan bagi kecepatan yang mengalir dalam perpipaan air limbah adalah sebagai berikut : o Tidak menimbulkan penggerusan pada dinding pipa (abrasi). o Tidak menimbulkan pengendapan atau pergerakan pada dasar saluran. o Tidak menimbulkan gas H2S.
politeknik negeri semarang
KECEPATAN ALIRAN Batas kecepatan aliran pada saat debit puncak (Qp) adalah : o Kecepatan maksimum pada saat debit puncak. o Aliran mengandung pasir atau padatan dengan konsentrasi tinggi, Vmax = 2,0 m/detik. o Aliran mengandung pasir atau padatan dengan konsentrasi rendah, Vmax = 3,0 m/detik.
politeknik negeri semarang
KECEPATAN ALIRAN Q V 1 D2 4 dimana : V = kecepatan aliran (m/det) Q = Debit/Laju aliran (m3/det) t = waktu (det) A = luas penampang (m2)
politeknik negeri semarang
BILANGAN REYNOLD Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang paling penting dalam mekanika fluida adalah perbandingan antara gaya inersia terhadap gaya viskos yang menyatakan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya Laminar , Turbulen Atau Transisi/Kritis. Namanya diambil dari Osborne Reynolds (1842– 1912) yang mengusulkannya pada tahun 1883. politeknik negeri semarang RUMUS BILANGAN REYNOLD Bilangan reynold didefinisikan sebagai DV Re • Re = Bilangan Reynolds (tanpa dimensi) • D = diameter dalam Pipa (m) • = Rapat Jenis fluida (Kg/m3) • V = kecepatan aliran (m/det) • = viskositas absolut fluida dinamis (ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida) (N.dt/m2). politeknik negeri semarang NILAI BILANGAN REYNOLD Aliran akan menjadi laminer apabila Bilangan Reynolds < 2100, gangguan aliran dapat diredam oleh kekentalan zat cair. Aliran akan menjadi turbulen penuh apabila Bilangan Reynolds > 4000. Apabila angka Reynolds berada di antara kedua nilai tersebut (2100 < Re < 4000) disebut aliran transisi/kritis, cenderung dari laminer menjadi turbulen.
politeknik negeri semarang
DIAGRAM MOODY Diagram Moody sangat bermanfaat untuk menghitung aliran yang terjadi pada suatu pipa. Dengan melihat diagram Moody itu menunjukkan bahwa sudut kanan atas benar-benar turbulen dan bagian atas kiri adalah laminer. Sebelah kanan diagram menyatakan nilai kekasaran relatif dari pipa. Sebelah kiri diagram menyatakan nilai faktor gesekan. Sebelah bawah diagram menyatakan Bilangan Reynolds
politeknik negeri semarang
DIAGRAM MOODY LAMINER
politeknik negeri semarang
DIAGRAM MOODY Diagram Moody digunakan untuk menemukan nilai koefisien gesekan pipa. Koefisien gesekan pipa ini dapat ditentukan oleh nilai bilangan Reynold dan nilai kekasaran relatif dari Pipa. Apabila pipa semakin kasar, maka kemungkinan terjadinya aliran turbulen akan semakin besar, kekasaran relatif didefinisikan sebagai e dimana e = Kekasaran bahan pipa (mm) D D = diameter dalam Pipa (mm)
politeknik negeri semarang
NILAI KEKASARAN (ROUGHNESS) BAHAN PIPA(E)
politeknik negeri semarang
Nilai f Pada Beberapa Aliran
politeknik negeri semarang
KEHILANGAN TINGGI TEKAN (HEAD LOSS) Kehilangan mayor adalah kehilangan tinggi tekan akibat gesekan fluida dengan dinding pipa Kehilangan minor adalah kehilangan tinggi tekan akibat fluida melewati sambungan (fitting) pipa yaitu karena belokan, siku, katup dsb.
politeknik negeri semarang
Kehilangan Mayor (Mayor Loss) Untuk menghitung kehilangan tekanan akibat gesekan antara dinding pipa dengan aliran fluida tanpa adanya perubahan luas penampang di dalam pipa dapat dipakai Rumus Darcy yang secara matematis ditulis sebagai berikut: 2 L V hL f . . D 2g
politeknik negeri semarang
RUMUS DARCY MAYOR LOSS Persamaan Darcy Weisbach untuk kehilangan tinggi tekan akibat gesekan (Mayor Loss) adalah : 2 L V hL f . . D 2g dimana L = panjang pipa (m) D = Diameter dalam dari pipa (m) V = kecepatan aliran dalam pipa (m/s) hL = kehilangan tinggi tekan (m) g = percepatan gravitasi (9,81 m/s2) f = koefisien gesekan Moody (merupakan fungsi dari Re dan ε/D) politeknik negeri semarang RUMUS DARCY PENURUNAN TEKANAN Persamaan penurunan tekanan aliran pipa karena kerugian tinggi tekan akibat gesekan dengan dinding pipa adalah :
Pf .g.hL .hL
dimana hL = kehilangan tinggi tekan akibat gesekan (m) g = percepatan gravitasi (9,81 m/det2) ρ= kerapatan cairan (kg/m3) ϒ= Berat Jenis cairan (N/m3)
politeknik negeri semarang
KEHILANGAN MAYOR (MAYOR LOSS) • Kehilangan tinggi tekan akibat gesekan dengan dinding pipa sebelah dalam.
politeknik negeri semarang
LANGKAH MENGHITUNG MAYOR LOSS 1. Tentukan kerapatan dan viskositas cairan yang mengalir pada suhu yang ditentukan. 2. Hitung kecepatan fluida dari Q V 1 D2 4 3. Hitung Bilangan Reynolds dari DV Re 4. Temukan nilai kekasaran pipa (ε) untuk material pipa yang ditentukan politeknik negeri semarang LANGKAH MENGHITUNG MAYOR LOSS 5. Hitung rasio kekasaran pipa e D
6. Tentukan nilai faktor gesekan Moody menggunakan
diagram Moody dan/atau persamaan faktor gesekan dengan nilai yang dihitung dari Re dan ε/D 7. Hitung Mayor Loss menggunakan persamaan Darcy Weisbach dan nilai-nilai yang ditentukan atau dihitung dari f, L, D, dan V. 8. Jika diinginkan, hitung penurunan tekanan karena kehilangan tinggi tekan akibat gesekan. politeknik negeri semarang KEHILANGAN MINOR (MINOR LOSS) Persamaan umum untuk menghitung minor loss dari sambungan pipa mengikuti Persamaan Darcy 2 V hL K . 2g dimana K adalah koefisien kehilangan tinggi tekan untuk satu sambungan pipa
politeknik negeri semarang
KEHILANGAN MINOR (MINOR LOSS) Untuk beberapa sambungan pipa, semua nilai K dapat dijumlahkan yaitu : V 2 hL K . 2g
dimana K adalah koefisien kerugian tinggi
tekan untuk beberapa sambungan pipa
politeknik negeri semarang
KOEFISIEN KEHILANGAN TINGGI TEKAN SAMBUNGAN PIPA (K)
politeknik negeri semarang
GAMBAR GLOBE VALVE
politeknik negeri semarang
GAMBAR ANGLE VALVE
politeknik negeri semarang
GAMBAR SWING CHECK VALVE
politeknik negeri semarang
GAMBAR GATE VALVE
politeknik negeri semarang
ELBOW PIPA
politeknik negeri semarang
STANDARD TEE
politeknik negeri semarang
KEHILANGAN MINOR (MINOR LOSS) Kehilangan tekanan akibat fluida melewati sambungan (fitting) pipa yaitu karena belokan, siku, katup dsb.
politeknik negeri semarang
DIAMETER PIPA Perhitungan diameter pipa yang diperlukan untuk laju aliran tertentu dari suatu fluida tertentu pada suhu tertentu melalui pipa panjang dan material yang diketahui, dengan kerugian tinggi tekan yang ditentukan dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan Darcy Weisbach. Proses langkah-demi-langkah untuk perhitungan ini adalah sebagai berikut:
politeknik negeri semarang
LANGKAH MENGHITUNG DIAMETER PIPA 1. Tentukan kerapatan ρ, dan viskositas μ, dari cairan yang mengalir pada suhu yang ditentukan. 2. Dapatkan nilai kekasaran pipa, ε, untuk material pipa yang ditentukan. 3. Identifikasi nilai yang diketahui untuk kehilangan tinggi tekan akibat gesekan hL, laju alir Q, dan panjang pipa L. 4. Pilih diameter pipa yang diasumsikan, D, untuk digunakan sebagai titik awal. politeknik negeri semarang LANGKAH MENGHITUNG DIAMETER PIPA 5. Menggunakan kekasaran pipa, ε, dan diameter pipa yang diasumsikan D, hitung faktor gesekan Moody f, dengan asumsi aliran turbulen sepenuhnya. 6. Gunakan diameter pipa yang diasumsikan untuk menghitung luas penampang pipa A, dan gunakan bersama dengan laju aliran yang ditentukan melalui pipa, untuk menghitung kecepatan fluida rata-rata dalam pipa V.
politeknik negeri semarang
LANGKAH MENGHITUNG DIAMETER PIPA 7. Hitung bilangan Reynolds: Re = DVρ / μ. 8. Gunakan nilai terhitung dari Re dan f untuk menghitung ulang f menggunakan persamaan daerah transisi (yang diketahui f sebagai fungsi dari Re dan f). 9. Gunakan proses iteratif berikut untuk menghitung faktor gesekan Moody f: Jika nilai f dihitung dalam langkah 8 berbeda dari yang dihitung dalam langkah 5, ulangi langkah 8 menggunakan nilai terbaru yang dihitung untuk f. Ulangi sebanyak yang diperlukan sampai dua penghitungan berikutnya memberikan nilai f yang sama. politeknik negeri semarang Langkah Menghitung Diameter Pipa 10. Menggunakan nilai-nilai yang diketahui untuk hL dan L, dan nilai-nilai terhitung untuk f dan V, hitung diameter pipa D dengan persamaan Darcy Weisbach.. 11. Gunakan proses berulang berikut untuk menghitung diameter pipa D:
politeknik negeri semarang
Langkah Menghitung Diameter Pipa 11.a Jika nilai D dihitung dalam langkah 10 > nilai yang diasumsikan, ganti nilai yang diasumsikan D dengan diameter pipa standar yang lebih besar dan menghitung ulang D (langkah 5 sampai 10). 11.b Jika nilai D dihitung dalam langkah 10 < nilai yang diasumsikan, ganti nilai yang diasumsikan D dengan diameter pipa standar yang lebih kecil dan menghitung ulang D (langkah 5 sampai 10). 11.c Ulangi sebanyak yang diperlukan untuk menemukan diameter pipa standar terkecil dari nilai yang diasumsikan, Ini adalah nilai yang diperlukan D. politeknik negeri semarang RINGKASAN RUMUS-RUMUS YANG DIGUNAKAN No. Parameter Persamaan Sumber 1 Debit Rata-rata, Qr 0,8 X Qam Metcalf and Eddy,1991 2 Debit Puncak, Qp 1,5 X Qr MODUTO, 2000 3 Debit Infiltrasi, Qinf 2 l/detik/1000 m MODUTO, 2000 4 Debit Desain, Qdes Qp + Qinf MODUTO, 2000 2/3 1/2 5 Kontrol Kecepatan V = 1/n .R .S MODUTO, 2000 6 Kecepatan Minimum 0,3 m/detik MODUTO, 2000 7 Kecepatan Maksimum 3,0 m/detik MODUTO, 2000 8 Diameter Pipa, D MODUTO, 2000 9 Debit saat penuh, Qfull A X Vfull MODUTO, 2000 Kedalaman air pada 10 awal pipa d/D = 0,6 MODUTO, 2000 politeknik negeri semarang KESIMPULAN(1) Persamaan Darcy dan persamaan faktor koefisien gesekan Moody yang diberikan dalam materi Penyediaan Air Bersih adalah hal penting untuk perhitungan parameter laju aliran air Q, melalui pipa diameter D, panjang L, dan kekasaran pipa ε, dengan kehilangan tinggi tekan hL
politeknik negeri semarang
KESIMPULAN(2) Parameter lain yang sering digunakan dalam Persamaan Darcy adalah: kerapatan fluida ρ, viskositas fluida μ, kecepatan fluida rata-rata V, dan bilangan Reynolds Re. Ketiga jenis perhitungan adalah perhitungan kehilangan tinggi tekan, diameter pipa yang diperlukan, atau laju aliran fluida, apabila parameter lainnya diketahui.
politeknik negeri semarang
Soal Latihan 1 Air mengalir melalui pipa berdiameter dalam 150 mm dan kecepatan 5,5 m/det.Kekentalan kinematik air bersih adalah 1,3 x 10-4 m2/dt. Selidiki tipe aliran?. Air melalui pipa sepanjang 1000 m dan diameter dalamnya 150 mm dengan debit 50 L/det. Hitung kehilangan tinggi tekan (energi) karena gesekan apabila koefisien gesekan f = 0,02 ?. Tentukan kehilangan tinggi tekan (energi) untuk aliran air bersih dengan debit 140 L/det; v = 0,00001 m2/dt melalui pipa dengan diameter dalam 200 mm sepanjang 400 m. bahan pipa dari besi tuang/cor, apabila koefisien gesekan f = 0,02 dan kecepatan aliran 2,5 m/dt ?. politeknik negeri semarang Soal Latihan 2 Jika diketahui pada penyaluran air bersih melalui pipa besi cor , diameter pipa 8”, panjang pipa 100 meter, aliran 0,1 m3/s air bersih dan kekentalan air bersih 0,13 Ns/m2. Tentukan : • Hitung Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Gesekan pada Pipa (hL)? • Hitung Penurunan Tekanan Pada Pipa (∆Pf)?
politeknik negeri semarang
Soal Latihan 3 Jika hL diketahui dari solusi soal no.2 di atas, dan pipa berbahan pralon dengan diameter 6”, panjang pipa 100 meter, dan kekentalan air 0,13 Ns/m2. Tentukan : • Hitung Laju Alir aliran air bersih? • Hitung diameter pipa yang sesuai, jika diketahui Re = 7000 ?.
politeknik negeri semarang
Soal Latihan 4 • Dengan Tabel Moody,hanya menggunakan rumus yang ada di Excel, Tentukan : • Hitung Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Gesekan pada Pipa (hL)? • Hitung Penurunan Tekanan Pada Pipa (∆Pf)? • Jika diketahui pada penyaluran air melalui pipa besi cor berdiameter 8”, panjang pipa 100 meter, aliran 0,1 m3/s air bersih dan kekentalan air bersih 0,13 Ns/m2.
politeknik negeri semarang
Soal Latihan 5 • Jika hL diketahui dari solusi soal no.4 di atas, dan pipa berbahan baja dengan diameter 6”, panjang pipa 100 meter, dan kekentalan air bersih 0,13 Ns/m2. Tentukan : • Hitung Laju Alir aliran air bersih? • Hitung diameter pipa yang sesuai, jika diketahui Re = 5000 ?. • (Keterangan : mencari f pertamanya menggunakan rumus di excel)