PENDAHULUAN
Tiap sel jantung mengalami depolarisasi dan repolarisasi untuk membentuk pontensial
aksi jantung sekitar 60 kali/menit.Bentuk dan durasi masing-masing dan potensial aksi di
tentukan oleh aktifitas kompleks protein saluran ion pada permukaan setiap sel, dan saat ini
gen yang mengkode berbagai protein tersebut telah berhasil di indentifikasi.Dengan dengan
demikian, tiap denyut jantung merupakan hasil prilaku elektrofisiologis berbagai produk gen
yang sangat perpadu pada berbagai sel jantung.Fungsi saluran ion dapat diganggu oleh
berbagai faktor seperti iskemia akut, stimulasi saraf simpatik, atau cedera miokardial yang
menyebabkan abnormalitas ritme jantung, atau yang disebut aritmia. Berbagai obat anti
aritmia yang tersedia mensupresi aritmia dengan cara memblok aliran melalui saluran ion
sefesifik atau dengan mengubah fungsi autonomi.
Aritmia dapat berupa temuan klinis insidental, dan asimtomatik hingga abnormalitas
yang mengancam jiwa. Mekanisme penyebab aritmia jantung telah di ketahui melalui
percobaan pada hewan dan sel. Pada beberapa kasus pada manusia,mekanisme pastinya telah
di ketahui, sehingga pengobatan yang di targetkan terhadapa mekanisme tersebut dapat di
gunakan. Pada beberapa kaus lain, mekanismenya hanya dapat diperkirakan, dan pemilihan
obat hanya didasarkan pada hasil-hasil pengalaman sebelumnya, ada dua tujuan terapi dengan
obat anti aritmia : menghentikan berkembangnya aritmia atau mencegah terjadinya aritmia.
Saat ini telah diketahui dengan baik bahwah obat antiaritmia tidak sebagian besar membantu
mengendalikan aritmia, tetapi juga dapat menyebabkan aritmia, terutapa pada terapi jangka
panjang.Obat antiaritmia dan khususnya fakta bahwa oabat tersebut dapat mempresifitasi
aritmia letal pada beberapa pasien.
1
1.2 Tujuan
Mahasiswa mengetahui Farmakologi Obat Antiaritmia.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.3 Tipe Aritmia
3. Aritmia Junctional
Beraksi pada 1 atau lebih dari 3 arus kanal ion Na, Ca dan K (INa, ICa, IK).
Atau beraksi pada adrenoseptor yang mengatur arus kanal ion ini.
Atau beraksi pada AV node yang Ca-dependent dimana durasi refraktori
tergantung pada tingkat pulih dari inaktivasi kanal Ca/Ca channel.
4
2.6 Anti Aritmia
Berdasarkan jenisnya dapat digolongkan sbg berikut :
1. Obat grup 1(Local Anesthetics)
Diklasifikasikan lagi berdasarkan efeknya pada durasi potensial aksi (AP)
Mekanisme Aksi : Menghambat kanal Na shg mengurangi kepekaan sel
jantung thd rangsangan; Memperlambat fase depolarisasi; Agen yang paling
selektif adalah grup 1B yang berefek pada kanal Na saat iskemik, tidak pada
saat normal.
Obat grup 1A
Contoh: prokainamida, quinidin, disopiramid. Amiodaron (lebih sering masuk
kelas 3)
Berefek pada aritmia atrial dan ventrikular dengan mengeblok Ina
memperlambat kecepatan konduksi pada atria, Purkinje fibers, dan sel
ventrikel meningkatkan interval QRS pada ECG
Juga mengeblok IK , memperlambat repolariasi meningkatkan durasi AP dan
ERP meningkatkan interval QT.
Farmakokinetik, penggunaan klinis dan toksisitas :
Prokainamida terutama digunakan pada aritmia atrial dan ventricular: sering
dipakai pada saat fase akut MI
Dapat menyebabkan hipotensi dan sindrom yang reversibel mirip lupus
Quinidin dan disopiramid lebih jarang digunakan
Quinidin menyebabkan cinchonism (sakit kepala, vertigo, tinnitus); tekanan;
gangguan GI, reaksi autoimun, (cth, thrombocytopenic purpura).
Quinidine menurunkan klerens digoksin sehingga dapat meningkatkan
konsentrasi serum glikosida secara signifikan.
Disopiramid dapat memperburuk gagal jantung.
Semua agen grup 1A dapat menyebabkan aritmia baru.
Hiperkalemia memperburuk toksisitas jantung pada agen grup 1.
5
Obat grup 1B
Contoh: Lidocaine (rute IV or IM), Mexiletine (oral)
Lidocain berefek secara selektif saat iskemik atau depolarisasi; menurunkan
durasi AP
Hanya punya sedikit efek pada sel jantung normal efek kecil pada EKG
Phenytoin: antikonvulsan, bukan anastetik lokal kadang diklasifikasi obat grup
1B karena dapat digunakan untuk mengatasi aritmia yang diinduksi
penggunaan digitalis.
Farmakokinetik, penggunaan klinis dan toksisitas
Lidokain (rute im dan iv, tidak po) berguna pada aritmia ventrikel saat iskemik
akut setelah MI.
Mexiletin beraksi mirip, diberikan po
Dapat menyebabkan toksisitas layaknya anestesi lokal: stimulasi CNS seperti
kejang; tekanan jantung; alergi
Dapat memperburuk aritmia, kejadiannya lebih jarang dibanding obat grup 1A
Hiperkalemia meningkatkan toksisitas jantung.
6
3. Obat grup 3 (Potassium IK Channel Blockers)
Contoh: Dofetilide,ibutilide, Sotalol (mempunyai 2 isomer optik-isomer
beraksi bloker dan antiaritmia
Amiodarone biasanya diklasifikasi grup 3 karena mengeblok kanal K. obat ini
juga memperpanjang durasi AP seperti bloker kanal Na
Dronedaron adalah obat baru, mirip dgn amiodaron, dengan efikasi dan
toksisitas yang lebih sedikit
7
4. Antiaritmia Grup 4 (Calcium Channel Blockers)
Contoh: Verapamil, Diltiazem
Nifedipine dan dihidropiridin lain tidak berefek antiaritmia
Verapamil dan diltiazem mengeblok kanal Ca memperlambat konduksi di AV
node & aktivitas pacemaker memperpanjang interval PR
Penggunaan klinis dan toksisitas
Tersedia secara oral dan parenteral
Toksisitas yang paling penting: efek farmakologi yg berlebihan, hipotensi bisa
terjadi
Harus dihindari pada kasus takikardia ventrikel
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang
disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis .
Penyebab dari gangguan irama jantung adalah Gangguan artikulasi coroner
misalnya aterosklerosis coroner, spasme arteri coroner, iskemi miokard, infark miokard,
Peradanganjantung,Gagal jantung, dan lain-lain.
Obat Aritmia Grup I : meningkatkan waktu repolarisasi, interval QT. Grup II Dan
IV : menurunkan denyut jantung, menurunkan kekuatan kontraksi ventrikel, menurunkan
stroke volume, memperpanjang interval PR. Grup 3 : hanya bekerja pada jarinagn
ventrikuler. Grup 4 : tidak boleh digunakan setelah MI, atau pada pasien dengan HF, atau
hipertrofi ventrikuler kiri. Terapi non farmakologi : Kurangi merokok, Kurangi stress,
Kurangi minuman beralkohol, Diet dan lain-lain.
9
DAFTAR PUSTAKA
10