Anda di halaman 1dari 300

5 2010, No.

321

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


NOMOR : 08 TAHUN 2010
TANGGAL : 5 Juli 2010

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK


KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI
PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

SUB BIDANG PERANCANGAN

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


2010

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 6

DAFTAR ISI
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG
INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN

1. Kode Unit : KTL.IR.200.201.01


Judul Unit : Merancang sistem pencahayaan
2. Kode Unit : KTL.IR.202.201.01
Judul Unit : Merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah
3. Kode Unit : KTL.IR.202.202.01
Judul Unit : Merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.
4. Kode Unit : KTL.IR.206.203.01
Judul Unit : Merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung.
5. Kode Unit : KTL.IR.208.201.01
Judul Unit : Merancang instalasi listrik bangunan hunian rumah tinggal
tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan
bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan
Klenteng.
6. Kode Unit : KTL.IR.203.301.01
Judul Unit : Merancang instalasi sistem otomisasi bangunan.
7. Kode Unit : KTL.IR.208.301.01
Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan sosial dan
budaya (sekolah, madrasah, pesantren, museum, dll) dan
bangunan usaha gedung olahraga, perkantoran dan perdagangan
non swalayan.
8. Kode Unit : KTL.IR.208.302.01
Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan menengah dan rendah untuk
bangunan sosial dan budaya (sekolah, madrasah, pesantren,
museum dll) dan bangunan usaha gedung olahraga, perkantoran
dan perdagangan non swalayan.
9. Kode Unit : KTL.IR.208.303.01
Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan usaha
pasar swalayan.
10. Kode Unit : KTL.IR.208.304.01
Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan menengah untuk bangunan
usaha pasar swalayan.
11. Kode Unit : KTL.IR.208.305.01
Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan usaha
hotel dan apartemen.

12. Kode Unit : KTL.IR.208.306.01


Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan menengah untuk bangunan
usaha hotel dan apartemen.
13. Kode Unit : KTL.IR.208.307.01
Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan usaha
rumah sakit.
14. Kode Unit : KTL.IR.208.308.01

www.djpp.depkumham.go.id
7 2010, No.321

Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan menengah bangunan usaha


rumah sakit.
15. Kode Unit : KTL.IR.208.309.01
Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan usaha
industri kecil dan menengah.
16. Kode Unit : KTL.IR.208.310.01
Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan menengah bangunan usaha
industri besar.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 8

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.200.201.01


Judul Unit : Merancang sistem pencahayaan.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan


pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
merancang sistem pencahayaan.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan dan merencanakan tingkat 1.1. Tingkat pencahayaan dan tata letak instalasi
pencahayaan dan tata letak. pencahayaan direncanakan dan disiapkan
untuk perolehan K3 serta kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan dengan urutan
kerja sesuai persyaratan.
1.2. Penentuan tingkat pencahayaan dan tata
letak dikoordinasikan dengan personel yang
tepat dan pihak terkait lainnya untuk
memastikan tingkat pencahayaan dan tata
letak dengan baik.
1.3. Penentuan tingkat pencahayaan dan tata
letak disesuaikan dengan persyaratan.
1.4. Alat ukur dan bahan yang diperlukan untuk
melengkapi penentuan tingkat pencahayaan
dan tata letak diidentifikasi sesuai prosedur
dan persyaratan.

2. Menetapkan tingkat pencahayaan dan tata 2.1. Kebijakan dan prosedur K3 diterapkan.
letak. 2.2. Tingkat iluminasi dan tata letak dirinci
sesuai prosedur dan persyaratan.
2.3. Respon terhadap kondisi yang tidak
direncanakan, dirinci sesuai prosedur.
2.4. Persetujuan melaksanakan pekerjaan yang
tidak direncanakan dirinci sesuai prosedur.
2.5. Pemeriksaan terhadap kualitas pekerjaan
dirinci dan dilakukan terus-menerus sesuai
prosedur.

www.djpp.depkumham.go.id
9 2010, No.321

3. Memeriksa dan melaporkan penyelesaian 3.1. Pemeriksaan akhir penentuan kapasitas


pekerjaan. sirkit dilakukan sesuai prosedur.
3.2. Hasil perancangan tingkat iluminasi dan tata
letak dibuat dan didokumentasikan sesuai
prosedur.
1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur perancangan sistem
pencahayaan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan sistem pencahayaan ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan.
1.4. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku dan sistem
format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.5. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
merancang sistem pencahayaan.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
b. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
c. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
d. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
e. Teknik tingkat dasar prinsip pencahayaan.
f. Kualitas dan kuantitas pencahayaan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
b. Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 10

c. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa
tiga).
d. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
e. Menerapkan teknik tingkat dasar prinsip pencahayaan.
f. Menerapkan kualitas dan kuantitas pencahayaan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan
dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya
khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan sistem
pencahayaan.
d. Menginterpretasikan gambar karakteristik pencahayaan dan gambar teknik
lainnya.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id
11 2010, No.321

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 1 (satu) tahun dalam
bidang perancangan instalasi pencahayaan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 12

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.202.201.01


Judul Unit : Merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk merancang sistem listrik fasa
tiga tegangan rendah.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Menetapkan konsep 1.1. Prosedur dan kebijakan K3 ditetapkan.
awal rancangan. 1.2. Konsep rancangan dan rinciannya didiskusikan dengan
personel yang tepat.
1.3. Parameter rancangan, spesifikasi sistem elektrikal dan
persyaratan lainnya yang dapat mempengaruhi rancangan
ditetapkan berdasarkan kebijakan organisasi.

2. Merancang sistem 2.1. Rancangan alternatif dipertimbangkan dan didiskusikan


instalasi pemasangan. dengan personel yang tepat.
2.2. Model dari sirkit/sistem yang lazim dipergunakan,
diterapkan untuk mengevaluasi usulan rancangan.
2.3. Pertimbangan keselamatan, kefungsian dan ekonomi
diterapkan dalam rancangan sistem.
2.4. Rancangan memenuhi semua persyaratan termasuk
spesifikasi dan dokumentasi untuk pemasangan
peralatan/perlengkapan, lengkapan dan sistem
pengawatan.
2.5. Petunjuk penggunaan dan pengoperasian peralatan dan
perlengkapan sistem yang diperlukan didokumentasikan.

3. Memeriksa dan 3.1. Rancangan diperiksa sesuai dengan prosedur yang


menyelesaikan ditetapkan agar memenuhi persyaratan.
rancangan. 3.2. Rancangan diajukan untuk perolehan persetujuan
lembaga berwenang sesuai undang-undang atau
peraturan yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui
diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk
diserahkan dan disimpan sesuai prosedur yang ditetapkan
dan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id
13 2010, No.321

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang sistem listrik fasa
tiga tegangan rendah yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan rendah ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi instalasi tenaga listrik tegangan rendah.
1.4. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun
perhitungan.
1.5. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem
dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.6. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indek proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
e. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
f. Teknik tingkat dasar Konstruksi sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa
tiga).
c. Menerapkan Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik
atau saklar.
d. Menerapkan Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
e. Menerapkan Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
f. Menerapkan Teknik tingkat dasar konstruksi sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 14

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan
menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di
area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi
dan sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja
dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi
dalam suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan sistem
listrik fasa tiga tegangan rendah.
d. Menginterpretasikan gambar sistem listrik fasa tiga tegangan rendah dan
gambar teknik lainnya.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.

www.djpp.depkumham.go.id
15 2010, No.321

Menunjukkan kandidat mampu untuk :


a.Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c.Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 1 (satu) tahun dalam
bidang perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 16

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.202.202.01


Judul Unit : Merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk merancang sistem listrik fasa
tiga tegangan menengah.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Menetapkan konsep 1.1. Prosedur dan kebijakan K3 dan isu-isu lingkungan yang
awal rancangan. dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan.
1.2. Konsep rancangan dan rinciannya didiskusikan dengan
personel yang tepat.
1.3. Parameter rancangan, spesifikasi sistem elektrikal dan
persyaratan lainnya yang dapat mempengaruhi rancangan
ditetapkan berdasarkan kebijakan organisasi.
2. Merancang sistem 2.1. Rancangan alternatif dipertimbangkan dan didiskusikan
instalasi pemasangan. dengan personel yang tepat.
2.2. Model dari sirkit/sistem yang lazim dipergunakan
diterapkan untuk mengevaluasi usulan rancangan.
2.3. Pertimbangan keselamatan, kefungsian dan ekonomi
diterapkan dalam rancangan sistem.
2.4. Rancangan memenuhi semua persyaratan termasuk
spesifikasi dan dokumentasi untuk pemasangan
peralatan/perlengkapan, lengkapan dan sistem
pengawatan.
2.5. Petunjuk penggunaan dan pengoperasian peralatan dan
perlengkapan sistem yang diperlukan didokumentasikan.
3. Memeriksa dan 3.1. Rancangan diperiksa sesuai dengan prosedur yang
menyelesaikan ditetapkan agar memenuhi persyaratan.
rancangan. 3.2. Rancangan diajukan untuk perolehan persetujuan
lembaga berwenang sesuai undang-undang atau peraturan
yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui
diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk
diserahkan dan disimpan sesuai prosedur yang ditetapkan
dan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id
17 2010, No.321

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang sistem listrik fasa
tiga tegangan menengah yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari
verifikator.
Perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan menengah ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi instalasi tenaga listrik tegangan menengah.
1.4. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun
perhitungan.
1.5. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem
dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.6. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) .
b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
e. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah dan tegangan menengah.
f. Teknik dan aplikasi dari panel tegangan rendah dan panel tegangan menengah.
g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
h. Teknik tingkat dasar Konstruksi sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.
i. Teknik dan aplikasi mesin listrik arus searah serta arus bolak-balik.
j. Kalkulasi gangguan, perhitungan analisis hubung pendek.
k. Teknik dan aplikasi transformator daya.
l. Teknik dan aplikasi UPS.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 18

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa
tiga).
c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik
atau saklar.
d. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
e. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah dan tegangan menengah.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari panel tegangan rendah dan panel tegangan
menengah.
g. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
h. Menerapkan teknik tingkat dasar Konstruksi sistem listrik fasa tiga tegangan
menengah.
i. Menerapkan teknik dan aplikasi mesin listrik arus searah serta arus bolak-balik.
j. Menerapkan kalkulasi gangguan, perhitungan analisis hubung pendek.
k. Menerapkan teknik dan aplikasi transformator daya.
l. Menerapkan teknik dan aplikasi UPS.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan sistem
listrik fasa tiga tegangan menengah.
d. Menginterpretasikan sistem listrik fasa tiga tegangan menengah dan gambar
teknik lainnya.

www.djpp.depkumham.go.id
19 2010, No.321

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam
bidang perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 20

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.206.203.01


Judul Unit : Merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk merancang sistem proteksi
petir pada bangunan gedung.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Menetapkan konsep 1.1. Prosedur dan kebijakan K3 dan isu-isu lingkungan yang
awal rancangan. dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan.
1.2. Konsep rancangan dan rinciannya didiskusikan dengan
personel yang tepat.
1.3. Parameter rancangan, spesifikasi sistem proteksi petir
pada bangunan gedung dan persyaratan lainnya yang
dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan berdasarkan
kebijakan organisasi.
2. Merancang sistem 2.1. Rancangan alternatif dipertimbangkan dan didiskusikan
instalasi pemasangan. dengan personel yang tepat.
2.2. Model dari sirkit/sistem yang lazim dipergunakan,
diterapkan untuk mengevaluasi usulan rancangan.
2.3. Pertimbangan keselamatan, kefungsian dan ekonomi
diterapkan dalam rancangan sistem.
2.4. Rancangan memenuhi semua persyaratan termasuk
spesifikasi dan dokumentasi untuk pemasangan
peralatan/perlengkapan, lengkapan dan sistem
pengawatan.
2.5. Petunjuk penggunaan dan pengoperasian peralatan dan
perlengkapan sistem yang diperlukan didokumentasikan.
3. Memeriksa dan 3.1. Rancangan diperiksa sesuai dengan prosedur yang
menyelesaikan ditetapkan agar memenuhi persyaratan.
rancangan. 3.2. Rancangan diajukan untuk perolehan persetujuan
lembaga berwenang sesuai undang-undang atau peraturan
yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui
diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk
diserahkan dan disimpan sesuai prosedur yang ditetapkan
dan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id
21 2010, No.321

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang sistem proteksi
petir pada bangunan gedung yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari
verifikator.
Perancangan sistem proteksi petir pada bangunan gedung ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang sistem proteksi petir pada bangunan gedung.
1.4. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun
perhitungan.
1.5. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem
dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.6. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar.
c. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
d. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
e. Teknik tingkat dasar konstruksi jaringan listrik.
f. Teknik dan aplikasi sistem proteksi petir pada bangunan gedung.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar.
c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
d. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
e. Menerapkan teknik tingkat dasar Konstruksi jaringan listrik.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem proteksi petir pada bangunan gedung.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 22

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan sistem
proteksi petir pada bangunan gedung.
d. Menginterpretasikan sistem proteksi petir pada bangunan gedung dan
gambar teknik lainnya.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.

www.djpp.depkumham.go.id
23 2010, No.321

Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam
bidang perancangan sistem proteksi petir pada bangunan gedung.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 24

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.201.01


Judul Unit : Merancang instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal,
rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan
keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk merancang instalasi bangunan
hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah
tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura,
Wihara dan Klenteng.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Mempersiapkan 1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan
rencana pekerjaan dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun
menetapkan konsep dipelajari dengan cermat dan teliti.
awal rancangan. 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel
distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan
secara benar dan cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari
dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan Hunian Rumah Tinggal Tunggal,
Rumah Tinggal Deret dan Rumah Tinggal Sementara
dan Bangunan Keagamaan Masjid, Gereja, Pura,
Wihara dan Klenteng, titik pemakaian listrik (lampu
dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi
dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah
disahkan dikumpulkan.
b. Peta jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan
rendah, volume fisik panjang dengan data teknis
penghantar yang dipakai.

c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan


gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan
Hunian Rumah Tinggal Tunggal, Rumah Tinggal
Deret dan Rumah Tinggal Sementara dan Bangunan
Keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan
Klenteng yang terbaru dan telah disahkan
didokumentasikan.

www.djpp.depkumham.go.id
25 2010, No.321

2. Melaksanakan 2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu
perhitungan, disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan
merancang sistem dan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan
instalasi pemasangan. metode yang berlaku.
2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi :
a) Perhitungan beban listrik.
b) Perhitungan kapasitas kabel.
c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik
Tegangan Rendah.
d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.
e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga
listrik yang telah disahkan.
f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan
data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan
disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah
ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan
pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2,
2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen
(gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan
Hunian Rumah Tinggal Tunggal, Rumah Tinggal Deret
dan Rumah Tinggal Sementara dan Bangunan
Keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan
spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara
cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan
sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
3. Membuat laporan, 3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan
memeriksa dan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
menyelesaikan 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi)
rancangan. diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk
memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai
peraturan atau undang-undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui,
diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk
diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur
yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang instalasi
bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 26

bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng yang dapat dilaksanakan oleh
pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah
tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng ini
meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.4. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun
perhitungan.
1.5. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem
dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.6. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
merancang instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan
rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan
Klenteng.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
e. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
f. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
g. Teknik tingkat dasar Konstruksi jaringan listrik.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa
tiga).
c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, pemutus arus balik atau saklar.

www.djpp.depkumham.go.id
27 2010, No.321

d. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
e. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
g. Menerapkan teknik tingkat dasar Konstruksi jaringan listrik.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan instalasi
bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah
tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara
dan Klenteng.
d. Menginterpretasikan instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal,
rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan
Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng dan gambar teknik lainnya.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 28

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja
dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 1 (satu) tahun dalam
bidang perancangan instalasi listrik bangunan rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret
dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan
Klenteng.

www.djpp.depkumham.go.id
29 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.203.301.01


Judul Unit : Merancang Instalasi sistem otomisasi bangunan.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi sistem
otomisasi bangunan.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Mempersiapkan 1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan
rencana pekerjaan dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun
menetapkan konsep dipelajari dengan cermat dan teliti.
awal rancangan. 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel
distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan
secara benar dan cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari
dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan, letak peralatan yang akan
diotomisasi dipelajari dan data teknis yang terbaru
dan telah disahkan dikumpulkan.
b. Peta, jenis konstruksi distribusi pengkabelan
(wiring) kabel dari sentral sistem otomisasi
bangunan ke peralatan-peralatan yang akan
dikontrol, volume fisik panjang jaringan dengan data
teknis penghantar yang dipakai.
c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan
gambar) tentang sistem otomisasi bangunan yang
terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.

2. Melaksanakan 2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu
perhitungan, disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan
merancang sistem dan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan
instalasi pemasangan. metode yang berlaku.
2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi :
a) Perhitungan jumlah titik yang akan dikontrol dan
dimonitor oleh sistem otomisasi bangunan.
b) Pemilihan jenis dan kapasitas kabel.
c) Besar/kapasitas sistem sentral otomisasi bangunan.
d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 30

e) Analisa sistem tenaga listrik.


f) Data/spesifikasi teknis peralatan sistem otomisasi
bangunan yang dipakai dan data penyetelannya sesuai
dengan yang diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan
disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah
ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan
pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2,
2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen
(gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi sistem
otomisasi bangunan.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan
spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara
cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan
sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
3. Membuat laporan, 3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan
memeriksa dan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
menyelesaikan 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi)
rancangan. diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk
memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai
peraturan atau undang-undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui,
diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk
diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur
yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi sistem
otomisasi Bangunan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan Instalasi sistem otomisasi Bangunan ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang sistem otomisasi bangunan.
1.4. Kemampuan pengoperasian komputer.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun
perhitungan.
1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem
dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

www.djpp.depkumham.go.id
31 2010, No.321

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
merancang Instalasi sistem otomisasi Bangunan.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar.
c. Teknik penerapan transduser
d. Teknik dan aplikasi PLC/DCS.
e. Teknik perhitungan tenaga listrik.
f. Analisa sistem tenaga listrik.
g. Teknik dan aplikasi distribusi tenaga listrik.
h. Teknik pengetahuan sistem kendali/SCADA.
i. Teknik pengetahuan transmiter dan konverter.
j. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
k. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
l. Teknik dan aplikasi sumber daya UPS.
m. Teknik konstruksi jaringan kabel data/komunikasi dan kabel kontrol.
n. Teknik pengetahuan penggerak kecepatan (Variabel Speed Drive).

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar.
c. Menerapkan teknik penerapan transduser.
d. Menerapkan teknik dan aplikasi PLC/DCS.
e. Menerapkan teknik perhitungan tenaga listrik.
f. Menerapkan analisa sistem tenaga listrik.
g. Menerapkan teknik dan aplikasi distribusi tenaga listrik.
h. Menerapkan teknik pengetahuan sistem kendali/SCADA.
i. Menerapkan teknik pengetahuan transmiter dan konverter.
j. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
k. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 32

l. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya UPS.


m. Menerapkan teknik konstruksi jaringan kabel data/komunikasi dan kabel kontrol.
n. Menerapkan teknik pengetahuan penggerak kecepatan (Variabel Speed Drive).

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi
sistem otomisasi bangunan.
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha
Industri besar.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.

www.djpp.depkumham.go.id
33 2010, No.321

2.4.2. Bukti Uji


Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam
bidang perancangan Instalasi sistem otomisasi bangunan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 34

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.301.01


Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah untuk Bangunan
Sosial dan Budaya (sekolah, madrasah, pesantren, museum dll)
dan bangunan usaha gedung olahraga, perkantoran dan
perdagangan non swalayan.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik
Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah,
Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung
Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Mempersiapkan 1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan
rencana pekerjaan dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun
menetapkan konsep dipelajari dengan cermat dan teliti.
awal rancangan. 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel
distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan
secara benar dan cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari
dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan
Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan
Perdagangan Non Swalayan, titik pemakaian listrik
(lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung
Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah
disahkan dikumpulkan.
b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik
tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan
dengan data teknis penghantar yang dipakai.

c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan


gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan
Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung
Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non
Swalayan yang terbaru dan telah disahkan
didokumentasikan.

www.djpp.depkumham.go.id
35 2010, No.321

2. Melaksanakan 2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu
perhitungan, disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan
merancang sistem dan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan
instalasi pemasangan. metode yang berlaku.
2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi :
a) Perhitungan beban listrik.
b) Perhitungan kapasitas kabel
c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik
Tegangan Rendah.
d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.
e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga
listrik yang telah disahkan.
f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan
data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan
disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah
ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan
pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2,
2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen
(gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan
Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung
Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan
spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara
cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan
sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
3. Membuat laporan, 3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan
memeriksa dan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
menyelesaikan 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi)
rancangan. diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk
memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai
peraturan atau undang-undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui,
diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk
diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur
yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik
Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum
dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan yang
dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 36

Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah,
Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan
Perdagangan Non Swalayan. ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi kampus,
gedung olahraga dan kantor.
1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran
maupun perhitungan.
1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem
dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya
(Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga,
Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa
tiga).
c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik
atau saklar.

www.djpp.depkumham.go.id
37 2010, No.321

d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek.


e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi
Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah,
Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga,
Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan
Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan
Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non
Swalayan dan gambar teknik lainnya.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 38

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji


Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam
bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan
Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung
Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

www.djpp.depkumham.go.id
39 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.302.01


Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah
Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren,
Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran
dan Perdagangan Non Swalayan.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik
Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan
Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan
Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan
Non Swalayan.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Mempersiapkan 1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan
rencana pekerjaan dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun
menetapkan konsep dipelajari dengan cermat dan teliti.
awal rancangan. 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel
distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan
secara benar dan cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari
dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan
Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan
Perdagangan Non Swalayan, titik pemakaian listrik
(lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung
Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah
disahkan dikumpulkan.
b. Peta jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan
menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang
jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai.
c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan
gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan
Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung
Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non
Swalayan yang terbaru dan telah disahkan
didokumentasikan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 40

2. Melaksanakan 2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu
perhitungan, disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan
merancang sistem dan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan
instalasi pemasangan. metode yang berlaku.
2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi :
a) Perhitungan beban listrik.
b) Perhitungan kapasitas kabel.
c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik
Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah.
d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.
e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga
listrik yang telah disahkan.
f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan
data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan
disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah
ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan
pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2,
2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen
(gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan
Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung
Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan
spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara
cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan
sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
3. Membuat laporan, 3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan
memeriksa dan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
menyelesaikan 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi)
rancangan. diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk
memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai
peraturan atau undang-undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui,
diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk
diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur
yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik
Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah,
Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan
Non Swalayan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.

www.djpp.depkumham.go.id
41 2010, No.321

Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan
Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga,
Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi kampus,
gedung olahraga dan kantor.
1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun
perhitungan.
1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem
dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan
Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung
Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
f. Teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya.
g. Teknik dan aplikasi tegangan menengah dan kabel tegangan rendah.
h. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
i. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
j. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
k. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan
pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
l. Teknik konstruksi jaringan listrik.
m. Teknik dan aplikasi instalasi listrik laboratorium.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 42

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa
tiga).
c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik
atau saklar.
d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya.
g. Menerapkan teknik dan aplikasi tegangan menengah dan kabel tegangan rendah.
h. Menerapkan teknik dan aplikasi tegangan sistem pentanahan.
i. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
j. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
k. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus
peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
l. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik.
m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik laboratorium.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi
Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan
Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha
Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

www.djpp.depkumham.go.id
43 2010, No.321

d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah


untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren,
Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan
Perdagangan Non Swalayan dan gambar teknik lainnya.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam
bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan
Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha
Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 44

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.303.01


Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah Bangunan usaha
pasar swalayan.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik
Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Mempersiapkan 1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan
rencana pekerjaan dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun
menetapkan konsep dipelajari dengan cermat dan teliti.
awal rancangan. 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel
distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan
secara benar dan cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari
dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan usaha pasar swalayan, titik
pemakaian listrik (lampu dan stop kontak),
penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data
teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.
b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik
tegangan menengah, tegangan rendah, volume fisik
panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang
dipakai.
c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan
gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan
usaha pasar swalayan yang terbaru dan telah
disahkan didokumentasikan.
2. Melaksanakan 2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu
perhitungan, merancang disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan
sistem dan instalasi perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan
pemasangan. metode yang berlaku.
2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi :
a) Perhitungan beban listrik.
b) Perhitungan kapasitas kabel
c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik

www.djpp.depkumham.go.id
45 2010, No.321

Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah.


d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.
e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga
listrik yang telah disahkan.
f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan
data penyetelannya sesuai dengan yang
diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan
disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah
ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan
pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2,
2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen
(gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi
Bangunan usaha pasar swalayan.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan
spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara
cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan
sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
3. Membuat laporan, 3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan
memeriksa dan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
menyelesaikan 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi)
rancangan. diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk
memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai
peraturan atau undang-undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui,
diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk
diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan
prosedur yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik
Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan yang dapat dilaksanakan oleh
pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan ini
meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi pasar
swalayan.
1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun
perhitungan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 46

1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem
dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
h. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
i. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
j. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan
pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
k. Teknik konstruksi jaringan listrik.
l. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) .
b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa
tiga).
c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik
atau saklar.
d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.

www.djpp.depkumham.go.id
47 2010, No.321

g. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.


h. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
i. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
j. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus
peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
k. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik.
l. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi
Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan.
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan
usaha pasar swalayan.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 48

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji


Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam
bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar
swalayan.

www.djpp.depkumham.go.id
49 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.304.01


Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan menengah Bangunan usaha
pasar swalayan.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik
Tegangan Menengah bangunan usaha pasar swalayan.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Mempersiapkan 1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan
rencana pekerjaan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun
dan menetapkan dipelajari dengan cermat dan teliti.
konsep awal 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi
rancangan. dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan
cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan
diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan usaha pasar swalayan, titik
pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan
Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang
terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.
b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan
menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang
jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai.
c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar)
tentang sistem Instalasi Listrik untuk Bangunan usaha
pasar swalayan yang terbaru dan telah disahkan
didokumentasikan.

2. Melaksanakan 2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei
perhitungan, dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan
merancang sistem elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang
dan instalasi berlaku.
pemasangan. 2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi :
a) Perhitungan beban listrik.
b) Perhitungan kapasitas kabel dan transformator.
c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik
Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 50

d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.


e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga
listrik yang telah disahkan.
f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan
data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan
disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah
ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan
pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3
dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen
(gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan
usaha pasar swalayan.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan
spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat
pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai
acuan pengoperasian pemeliharaan.
3. Membuat laporan, 3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan
memeriksa dan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
menyelesaikan 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi)
rancangan. diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk
memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan
atau undang-undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui,
diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan
dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang
ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik
Tegangan Menengah untuk Bangunan usaha pasar swalayan yang dapat dilaksanakan oleh
pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah untuk Bangunan usaha pasar swalayan ini
meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi pasar
swalayan.
1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun
perhitungan.
1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem
dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

www.djpp.depkumham.go.id
51 2010, No.321

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah untuk Bangunan usaha pasar swalayan.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
f. Teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya.
g. Teknik dan aplikasikabel tegangan menengah dan kabel tegangan rendah.
h. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
i. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
j. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
k. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan
pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
l. Teknik konstruksi jaringan listrik.
m. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa
tiga).
c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik
atau saklar.
d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya.
g. Menerapkan teknik dan aplikasikabel tegangan menengah dan kabel tegangan
rendah.
h. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 52

i. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.


j. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
k. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus
peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
l. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik.
m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi
Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha pasar swalayan.
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha
pasar swalayan.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id
53 2010, No.321

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan..
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam
bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha pasar
swalayan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 54

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.305.01


Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan
usaha hotel dan apartemen.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik
Tegangan Rendah bangunan usaha hotel dan apartemen.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Mempersiapkan rencana 1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan,
pekerjaan dan menetapkan prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara
konsep awal rancangan. kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan
teliti.
1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan
panel distribusi dipahami dan dikuasai serta
diaplikasikan secara benar dan cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan,
dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat
dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan usaha hotel dan
apartemen, titik pemakaian listrik (lampu
dan stop kontak), penempatan Panel
Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang
terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.
b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga
listrik tegangan rendah, volume fisik
panjang jaringan dengan data teknis
penghantar yang dipakai.

c. Format administrasi dan dokumen (uraian


dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik
Bangunan usaha hotel dan apartemen yang
terbaru dan telah disahkan
didokumentasikan.

www.djpp.depkumham.go.id
55 2010, No.321

2. Melaksanakan perhitungan, 2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang
merancang sistem dan instalasi perlu disurvei dan penelitian ulang secara
pemasangan. cermat dilakukan perhitungan elektrikal
matematis sesuai ketentuan dan metode yang
berlaku.
2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1
meliputi :
a) Perhitungan beban listrik.
b) Perhitungan kapasitas kabel.
c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi
Tenaga Listrik Tegangan Rendah.
d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.
e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi
tenaga listrik yang telah disahkan.
f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang
dipakai dan data penyetelannya sesuai
dengan yang diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan
disimulasikan sesuai dengan standar besaran
yang telah ditentukan sebelum direkomendasi
sebagai acuan pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada
butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan
membuat dokumen (gambar dan spesifikasi)
perancangan Instalasi Bangunan usaha hotel dan
apartemen.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam
menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang
disusun secara cermat pada format yang
ditentukan untuk digunakan sebagai acuan
pengoperasian pemeliharaan.

3. Membuat laporan, memeriksa 3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan


dan menyelesaikan rancangan. menggunakan prosedur dan format yang telah
ditetapkan.
3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan
spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang
berwenang untuk memperoleh persetujuan dan
pengesahan, sesuai peraturan atau undang-
undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah
disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah
tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai
persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 56

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik
Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha hotel dan apartemen yang dapat dilaksanakan oleh
pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha hotel dan apartemen ini
meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi hotel dan
apartemen.
1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun
perhitungan.
1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem
dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah Bangunan usaha hotel dan apartemen.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
h. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
i. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
j. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan
pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.

www.djpp.depkumham.go.id
57 2010, No.321

k. Teknik konstruksi jaringan listrik.


l. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang.
m. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa
tiga).
c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik
atau saklar.
d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
g. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
h. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
i. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
j. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus
peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
k. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik.
l. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang.
m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.2. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 58

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi


Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha hotel dan apartemen.
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan
usaha hotel dan apartemen.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam
bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha hotel dan
apartemen.

www.djpp.depkumham.go.id
59 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.306.01


Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha
hotel dan apartemen.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik
Tegangan Menengah bangunan usaha hotel dan apartemen.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Mempersiapkan 1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan
rencana pekerjaan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun
dan menetapkan dipelajari dengan cermat dan teliti.
konsep awal 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi
rancangan. dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar
dan cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari
dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan usaha hotel dan apartemen, titik
pemakaian listrik (lampu dan stop kontak),
penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data
teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.
b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan
menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang
jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai.
c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar)
tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan usaha hotel
dan apartemen yang terbaru dan telah disahkan
didokumentasikan.
2. Melaksanakan 2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei
perhitungan, dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan
merancang sistem dan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang
instalasi pemasangan. berlaku.
2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi :
a) Perhitungan beban listrik.
b) Perhitungan kapasitas kabel dan transformator.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 60

c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik


tegangan menengah dan tegangan rendah.
d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.
e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga
listrik yang telah disahkan.
f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan
data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan
disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah
ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan
pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3
dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen
(gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan
usaha hotel dan apartemen.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan
spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat
pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai
acuan pengoperasian pemeliharaan.
3. Membuat laporan, 3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan
memeriksa dan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
menyelesaikan 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi)
rancangan. diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk
memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan
atau undang-undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui,
diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk
diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur
yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik
Tegangan Menengah Bangunan usaha hotel dan apartemen yang dapat dilaksanakan oleh
pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha hotel dan apartemen ini
meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi hotel dan
apartemen.
1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun
perhitungan.

www.djpp.depkumham.go.id
61 2010, No.321

1.6. ersyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan
format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha hotel dan apartemen.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
f. Teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya.
g. Teknik dan aplikasi kabel tegangan menengah dan kabel tegangan rendah.
h. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
i. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
j. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
k. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan
pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
l. Teknik konstruksi jaringan listrik.
m. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang.
n. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa
tiga).
c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik
atau saklar.
d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 62

g. Menerapkan teknik dan aplikasi kabel tegangan menengah dan kabel tegangan
rendah.
h. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
i. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
j. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
k. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus
peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
l. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik.
m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang.
n. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi
Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha hotel dan apartemen.
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha
hotel dan apartemen.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id
63 2010, No.321

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia


bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam
bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha hotel dan
apartemen.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 64

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.307.01


Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan
usaha rumah sakit.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik
Tegangan Rendah bangunan usaha rumah sakit.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Mempersiapkan 1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan
rencana pekerjaan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun
dan menetapkan dipelajari dengan cermat dan teliti.
konsep awal 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi
rancangan. dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan
cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan
diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan usaha rumah sakit, titik pemakaian
listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel
Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan
telah disahkan dikumpulkan.
b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan
rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data
teknis penghantar yang dipakai.
c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar)
tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan usaha rumah
sakit yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.
2. Melaksanakan 2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei
perhitungan, dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan
merancang sistem elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang
dan instalasi berlaku.
pemasangan. 2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi :
a) Perhitungan beban listrik.
b) Perhitungan kapasitas kabel.
c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik
tegangan rendah.

www.djpp.depkumham.go.id
65 2010, No.321

d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.


e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga
listrik yang telah disahkan.
f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan
data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan
disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah
ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan
pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3
dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen
(gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan
usaha rumah sakit.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan
spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat
pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan
pengoperasian pemeliharaan.
3. Membuat laporan, 3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan
memeriksa dan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
menyelesaikan 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi)
rancangan. diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk
memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan
atau undang-undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan
dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan
disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik
Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha rumah sakit yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana
dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha rumah sakit ini meliputi:
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi rumah
sakit.
1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun
perhitungan.
1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem
dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 66

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah bangunan usaha rumah sakit.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
h. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
i. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
j. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan
pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
k. Teknik konstruksi jaringan listrik.
l. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang.
m. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.
n. Teknik dan aplikasi listrik laboratorium.
o. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kamar operasi.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa
tiga).
c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik
atau saklar.
d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
g. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.

www.djpp.depkumham.go.id
67 2010, No.321

h. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.


i. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
j. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus
peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
k. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik.
l. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang.
m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.
n. Menerapkan teknik dan aplikasi listrik laboratorium.
o. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kamar operasi.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi
Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha rumah sakit.
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan
usaha rumah sakit.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 68

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia


bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam
bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha rumah
sakit.

www.djpp.depkumham.go.id
69 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.308.01


Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha
rumah sakit.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik
Tegangan Menengah bangunan usaha rumah sakit.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Mempersiapkan 1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan
rencana pekerjaan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun
dan menetapkan dipelajari dengan cermat dan teliti.
konsep awal 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi
rancangan. dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan
cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan
diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan usaha rumah sakit, titik pemakaian
listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel
Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru
dan telah disahkan dikumpulkan.
b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan
menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang
jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai.
c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar)
tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan usaha rumah
sakit yang terbaru dan telah disahkan
didokumentasikan.
2. Melaksanakan 2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei
perhitungan, dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan
merancang sistem elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang
dan instalasi berlaku.
pemasangan. 2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi :
a) Perhitungan beban listrik.
b) Perhitungan kapasitas kabel dan transformator.
c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 70

tegangan menengah dan tegangan rendah.


d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.
e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga
listrik yang telah disahkan.
f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan
data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan
disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah
ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan
pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3
dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen
(gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan
usaha rumah sakit.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan
spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat
pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai
acuan pengoperasian pemeliharaan.
3. Membuat laporan, 3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan
memeriksa dan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
menyelesaikan 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi)
rancangan. diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk
memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan
atau undang-undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui,
diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan
dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang
ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik
Tegangan Menengah Bangunan usaha rumah sakit yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana
dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha rumah sakit ini meliputi :
1.1.Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2.Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3.Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi rumah sakit.
1.4.Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.5.Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun
perhitungan.
1.6.Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan
format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7.Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

www.djpp.depkumham.go.id
71 2010, No.321

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha rumah sakit.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
f. Teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya.
g. Teknik dan aplikasi kabel tegangan menengah dan kabel tegangan rendah.
h. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
i. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
j. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
k. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan
pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
l. Teknik konstruksi jaringan listrik.
m. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang.
n. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.
o. Teknik dan aplikasi listrik laboratorium.
p. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kamar operasi.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa
tiga).
c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik
atau saklar.
d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 72

g. Menerapkan teknik dan aplikasi kabel tegangan menengah dan kabel tegangan
rendah.
h. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
i. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
j. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
k. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus
peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
l. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik.
m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang.
n. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.
o. Menerapkan teknik dan aplikasi listrik laboratorium.
p. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kamar operasi.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi
Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha rumah sakit.
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha
rumah sakit.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.

www.djpp.depkumham.go.id
73 2010, No.321

2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja
dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam
bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha rumah sakit.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 74

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.309.01


Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan
usaha Industri kecil dan menengah.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik
Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha Industri kecil dan
menengah.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Mempersiapkan 1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan
rencana pekerjaan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun
dan menetapkan dipelajari dengan cermat dan teliti.
konsep awal 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi
rancangan. dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan
cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan
diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan usaha industri kecil dan menengah,
titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak),
penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data
teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.
b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan
rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data
teknis penghantar yang dipakai.
c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar)
tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan usaha industri
kecil dan menengah yang terbaru dan telah disahkan
didokumentasikan.

2. Melaksanakan 2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei
perhitungan, dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan
merancang sistem elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang
dan instalasi berlaku.
pemasangan. 2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi :
2.3.

www.djpp.depkumham.go.id
75 2010, No.321

a) Perhitungan beban listrik.


b) Perhitungan kapasitas kabel.
c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik
tegangan rendah.
d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.
e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik
yang telah disahkan.
f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan
data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan.
2.4. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan
disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah
ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan
pengoperasian.
2.5. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3
dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen
(gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan
usaha industri kecil dan menengah.
2.6. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan
spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat
pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan
pengoperasian pemeliharaan.
3. Membuat laporan, 3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan
memeriksa dan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
menyelesaikan 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi)
rancangan. diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk
memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan
atau undang-undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan
dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan
disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik
Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha industri kecil dan menengah yang dapat dilaksanakan
oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha industri kecil dan
menengah ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi industri
(kecil dan menengah).
1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun
perhitungan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 76

1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem
dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah bangunan usaha industri kecil dan
menengah.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.
g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
h. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
i. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
j. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan
pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
k. Teknik konstruksi jaringan listrik.
l. Teknik dan aplikasi listrik laboratorium.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik
atau saklar.
d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.

www.djpp.depkumham.go.id
77 2010, No.321

g. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.


h. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
i. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
j. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus
peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
k. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik.
l. Menerapkan teknik dan aplikasi listrik laboratorium.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi
Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha Industri kecil dan
menengah.
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan
usaha Industri kecil dan menengah.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 78

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja
dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam
bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha industri
kecil dan menengah.

www.djpp.depkumham.go.id
79 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.310.01


Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha
Industri besar.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik
Tegangan Menengah bangunan usaha Industri besar.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Mempersiapkan 1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan
rencana pekerjaan dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun
menetapkan konsep dipelajari dengan cermat dan teliti.
awal rancangan. 1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel
distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan
secara benar dan cermat.
1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari
dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi :
a. Denah Bangunan usaha industri besar, titik
pemakaian listrik (lampu dan stop kontak),
penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data
teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.
b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik
tegangan menengah, tegangan rendah, volume fisik
panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang
dipakai.
c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan
gambar) tentang sistem Instalasi Listrik industri besar
yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.
2. Melaksanakan 2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu
perhitungan, disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan
merancang sistem dan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan
instalasi pemasangan. metode yang berlaku.
2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi :
a) Perhitungan beban listrik.
b) Perhitungan kapasitas kabel dan transformator.
c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik
tegangan menengah dan tegangan rendah.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 80

d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.


e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga
listrik yang telah disahkan.
f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan
data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan.
2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan
disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah
ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan
pengoperasian.
2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2,
2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen
(gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan
usaha industri besar.
2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan
spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara
cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan
sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.
3. Membuat laporan, 3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan
memeriksa dan prosedur dan format yang telah ditetapkan.
menyelesaikan 3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi)
rancangan. diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk
memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai
peraturan atau undang-undang yang berlaku.
3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui,
diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk
diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur
yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik
Tegangan Menengah Bangunan usaha industri besar yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana
dengan supervisi dari verifikator.
Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha industri besar ini meliputi :
1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan menengah yang berlaku.
1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku.
1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi industri
besar.
1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan.
1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun
perhitungan.
1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem
dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.
1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

www.djpp.depkumham.go.id
81 2010, No.321

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha industri besar.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar.
d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
f. Teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya.
g. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan menengah dan tegangan rendah.
h. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
i. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
j. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
k. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan
pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.
l. Teknik konstruksi jaringan listrik.
m. Teknik dan aplikasi listrik laboratorium.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).
c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik
atau saklar.
d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek.
e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
f. Menerapkan teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya.
g. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan menengah dan tegangan rendah.
h. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.
i. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi.
j. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.
k. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus
peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 82

l. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik.


m. Menerapkan teknik dan aplikasi listrik laboratorium.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.
c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi
Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha Industri besar.
d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha
Industri besar.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.

www.djpp.depkumham.go.id
83 2010, No.321

Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam
bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha industri besar.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 84

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


NOMOR : 08 TAHUN 2010
TANGGAL : 5 Juli 2010

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK


KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI
PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

SUB BIDANG OPERASI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


2010

www.djpp.depkumham.go.id
85 2010, No.321

DAFTAR ISI
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG
INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG OPERASI

1. Kode Unit : KTL.IO.205.101.01


Judul Unit : Mengoperasikan sistem pembumian (Arde).
2. Kode Unit : KTL.IO.206.101.01
Judul Unit : Mengoperasikan penangkal /penangkap petir
3. Kode Unit : KTL.IO.207.101.01
Judul Unit : Mengoperasikan catu daya arus searah (DC Power Supply).
4. Kode Unit : KTL.IO.207.102.01
Judul Unit : Mengoperasikan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu
lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).
5. Kode Unit : KTL.IO.207.103.01
Judul Unit : Mengoperasikan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan
lampu penerangan lapangan (out door).
6. Kode Unit : KTL.IO.201.201.01
Judul Unit : Mengoperasikan papan hubung bagi utama tegangan rendah
(Low Voltage Main Distribution Board).
7. Kode Unit : KTL.IO.201.202.01
Judul Unit : Mengoperasikan papan hubung bagi utama tegangan
menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).
8. Kode Unit : KTL.IO.202.201.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa
(untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
9. Kode Unit : KTL.IO.202.202.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik
(untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
10. Kode Unit : KTL.IO.203.201.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit motor kontrol non
programmable logic control (Non PLC).
11. Kode Unit : KTL.IO.204.201.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit programmable logic
control (PLC).
12. Kode Unit : KTL.IO.207.201.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam
renang tegangan rendah.
13. Kode Unit : KTL.IO.207.202.01
Judul Unit : Mengoperasikan Komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan
khusus sistem SCADA
14. Kode Unit : KTL.IO.207.203.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan
khusus layanan medis.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 86

15. Kode Unit : KTL.IO.207.204.01


Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus
medis (ruang roentgen, ruang operasi).
16. Kode Unit : KTL.IO.207.205.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan industri khusus.
17. Kode Unit : KTL.IO.208.201.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk
penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga
(Home Appliances).
18. Kode Unit : KTL.IO.208.202.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan
piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home
Appliances).
19. Kode Unit : KTL.IO.208.203.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan
untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).
20. Kode Unit : KTL.IO.208.204.01
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik).
21. Kode Unit : KTL.IO.208.205.01…………………………………………..
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan
publik.
22. Kode Unit : KTL.IO.208.206.01……………………………………………
Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik
penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.

www.djpp.depkumham.go.id
87 2010, No.321

LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


NOMOR : 08 TAHUN 2010
TANGGAL : 5 Juli 2010

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK


KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI
PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

SUB BIDANG PEMELIHARAAN

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


2010

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 88

DAFTAR ISI
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG
INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

1. Kode Unit : KTL.IH.205.101.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki sistem pembumian (Arde).
2. Kode Unit : KTL.IH.206.101.01
Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki penangkal/ penangkap petir.
3. Kode Unit : KTL.IH.207.101.01
Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki catu daya arus searah (DC
Power Supply).
4. Kode Unit : KTL.IH.207.102.01
Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki lampu tanda (tanda bahaya,
lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu
kabut).
5. Kode Unit : KTL.IH.207.103.01
Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki lampu penerangan jalan
umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
6. Kode Unit : KTL.IH.201.201.01
Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama
tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).
7. Kode Unit : KTL.IH.201.202.01
Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama
tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution
Board).
8. Kode Unit : KTL.IH.202.201.01
Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit
instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih
dan air limbah).
9. Kode Unit : KTL.IH.202.202.01
Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit
instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift,
escalator dan conveyor).
10. Kode Unit : KTL.IH.203.201.01
Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit motor
kontrol non programmable logic control (Non PLC).

www.djpp.depkumham.go.id
89 2010, No.321

11. Kode Unit : KTL.IH.204.201.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit
programmable logic control (PLC).
12. Kode Unit : KTL.IH.207.201.01
Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit
instalasi listrik kolam renang tegangan rendah.
13. Kode Unit : KTL.IH.207.202.01
Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit
instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan
untuk bangunan khusus sistem SCADA.
14. Kode Unit : KTL.IH.207.203.01
Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit
instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan
untuk bangunan khusus layanan medis.
15. Kode Unit : KTL.IH.207.204.01
Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit
instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan
untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).
16. Kode Unit : KTL.IH.207.205.01
Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit
instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan
rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri
khusus.
17. Kode Unit : KTL.IH.208.201.01
Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit
instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang
digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti
rumah tangga (Home Appliances).
18. Kode Unit : KTL.IH.208.202.01
Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit
instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan
untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah
tangga (Home Appliances).
19. Kode Unit : KTL.IH.208.203.01
Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit
instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga
(Home Industries).
20. Kode Unit : KTL.IH.208.204.01
Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 90

instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan


rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri
(pabrik).
21. Kode Unit : KTL.IO.208.205.01
Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit
instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan
untuk bangunan publik.
22. Kode Unit : KTL.IH.208.206.01
Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit
instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan
rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri
hiburan.

www.djpp.depkumham.go.id
91 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.205.101.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki sistem pembumian (Arde).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki
sistem pembumian (Arde).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
2. Merencanakan dan 1.5. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan 1.6. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian
perbaikan sistem disiapkan sesuai persyaratan.
pembumian (Arde).
1.7. Gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan
dan perbaikan sistem pembumian disiapkan dan
dimengerti.
1.8. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan
sistem pembumian diperoleh dan diperiksa dengan
kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.9. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.10. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan
dan perbaikan sistem pembumian (arde).
2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
memperbaiki sistem Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
pembumian (Arde). 2.2. Peralatan/material pembumian dipelihara dan diperbaiki
sesuai spesifikasi rancangan, standar dan persyaratan
yang berlaku.
2.3. Peralatan/material pembumian dipelihara dan diperbaiki
sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat
pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.
2.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran
pengawatan dilakukan sesuai prosedur.
2.5. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan
pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 92

2.6. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai


tahanan pembumian sesuai persyaratan.
3. Memeriksa pekerjaan 3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan
pemeliharaan dan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
perbaikan. membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar
Shop Drawing.
3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan
persyaratan.
4. Membuat laporan 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai
selesainya dengan prosedur dan format yang berlaku.
pemeliharaan dan 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai
perbaikan. dengan prosedur dan format yang berlaku dan
ditandatangani oleh pihak yang terkait.

3. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
sistem pembumian (Arde) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari
verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian (Arde) ini meliputi :
1.1. Pemeliharaan dan perbaikan elektrode pembumian (earthing rod) yang sesuai standar.
1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana
pemeliharaan dan perbaikan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari
hand tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang
telah dikalibrasi.

4. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang

www.djpp.depkumham.go.id
93 2010, No.321

diperlukan untuk unit ini.


Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memelihara dan memperbaiki sistem pembumian (Arde).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian.
c. Konstruksi sistem pembumian (Arde).
d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian
(Arde).
e. Alat ukur pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar.
g. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL).
h. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian (Arde).
c. Menerapkan konstruksi sistem pembumian (Arde).
d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan sistem
pembumian (Arde).
e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
f. Menerapkan teori listrik dasar.
g. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL).
h. Menerapkan penulisan laporan pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 94

a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan


instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
95 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.206.101.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki penangkal/ penangkap petir.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan
memperbaiki penangkal/ penangkap petir (Lightning rod).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan 1.2. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan Lightning rod
perbaikan penangkal/ disiapkan sesuai persyaratan.
penangkap petir
1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan
(Lightning rod).
dan perbaikan penangkal/ penangkap petir disiapkan dan
dimengerti.
1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan
penangkal / penangkap petir diperiksa dengan kondisi
dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.6. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan
dan perbaikan penangkap petir.

2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan


memperbaiki Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
penangkal/ 2.2. Peralatan/material penangkal / penangkap petir
penangkap petir (Lightning rod) dipasang sesuai dengan spesifikasi dan
(Lightning rod). persyaratan yang berlaku.

2.3. Peralatan/material penangkal/penangkap petir dipelihara


dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak
mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang
telah ditetapkan.
2.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran
pengawatan dilakukan sesuai prosedur.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 96

2.5. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan


pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan.
2.6. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
3. Memeriksa pekerjaan 3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan
pemeliharaan dan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
perbaikan. membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar
Shop Drawing.
3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan
persyaratan.
4. Membuat laporan 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai
selesainya dengan prosedur dan format yang berlaku.
pemeliharaan dan 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai
perbaikan. dengan prosedur dan format yang berlaku dan
ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
penangkal/penangkap petir (Lightning rod) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan
supervisi dari verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan penangkal/penangkap petir (Lightning rod) ini meliputi :
1.1. Pemeliharaan dan perbaikan elektrode penangkal/ penangkap petir (Lightning rod) yang
sesuai standar.
1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana
pemeliharaan dan perbaikan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari
hand tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang
telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id
97 2010, No.321

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan


Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memelihara dan memperbaiki penangkal/penangkap petir (Lightning rod).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan penangkal/penangkap petir.
c. Konstruksi penangkal/penangkap petir (Lightning rod).
d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan penangkal/penangkap
petir (Lightning rod).
e. Alat ukur pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar.
g. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL).
h. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan penangkal/ penangkap petir.
c. Menerapkan konstruksi penangkal/penangkap petir.
d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan
penangkal/penangkap petir (Lightning rod).
e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
f. Menerapkan teori listrik dasar.
g. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL).
h. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 98

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
99 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.207.101.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki catu daya arus searah (DC Power
Supply).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki
catu daya arus searah (DC Power Supply).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan 1.2. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus
perbaikan catu daya searah disiapkan sesuai dengan persyaratan.
arus searah (DC 1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan
Power Supply).
dan perbaikan catu daya arus searah (DC Power Supply)
disiapkan dan dimengerti.
1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan catu
daya arus searah diperoleh dan diperiksa dengan kondisi
dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
terlibat.
1.6. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan
catu daya DC.
2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
memperbaiki catu Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
daya arus searah (DC 2.2. Peralatan/material catu daya arus searah (DC Power
Power Supply). Supply) dipelihara dandiperbaiki sesuai dengan
spesifikasi dan instruksi manual.

2.3. Peralatan/material catu daya arus searah (DC Power


Supply) dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index
Protection) yang telah ditetapkan.
2.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran
pengawatan dilakukan sesuai prosedur.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 100

2.5. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan


pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai
persyaratan.
2.6. Pemberian tegangan pada catu daya arus searah (DC
Power Supply) dilaksanakan sesuai dengan persyaratan
yang berlaku.
3. Memeriksa pekerjaan 3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan
pemeliharaan dan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
perbaikan. membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar
Shop Drawing.
3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan
persyaratan.
4. Membuat laporan 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai
selesainya dengan prosedur dan format yang berlaku.
pemeliharaan dan 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai
perbaikan. dengan prosedur dan format yang berlaku dan
ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
catu daya arus searah (DC Power Supply) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan
supervisi dari verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah (DC Power Supply) ini meliputi :
1.1. Pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah yang sesuai standar.
1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana
pemeliharaan dan perbaikan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari
hand tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang
telah dikalibrasi.
2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id
101 2010, No.321

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan


Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memelihara dan memperbaiki catu daya arus searah (DC Power Supply).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah.
c. Konstruksi catu daya arus searah (DC Power Supply).
d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah
(DC Power Supply).
e. Elektronika Penyearah (Rectifier).
f. Alat ukur pengukuran listrik.
g. Teori listrik dasar.
h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL).
i. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah.
c. Menerapkan konstruksi catu daya arus searah (DC Power Supply).
d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan catu
daya arus searah (DC Power Supply).
e. Menggunakan Elektronika Penyearah (Rectifier).
f. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
g. Menerapkan teori listrik dasar.
h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL).
i. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 102

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi
kerja.
b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5.Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
catu daya arus searah.

www.djpp.depkumham.go.id
103 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.207.102.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki lampu tanda (tanda bahaya, lampu
lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan
memperbaiki lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan
reklame/Billboard dan lampu kabut).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan 1.2. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda
perbaikan lampu tanda disiapkan sesuai dengan persyaratan.
(tanda bahaya, lampu 1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan
lalu lintas, papan dan perbaikan lampu tanda disiapkan dan dimengerti.
reklame/Billboard dan
lampu kabut). 1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan
lampu tanda diperoleh dan diperiksa dengan kondisi
dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
memperbaiki lampu Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
tanda. 2.2. Peralatan/material lampu tanda dipasang sesuai dengan
spesifikasi dan persyaratan yang berlaku.
2.3. Peralatan/material lampu tanda dipelihara dan diperbaiki
sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat
pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.
2.4. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB,
Fuse) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar
peralatan.
2.5. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran
pengawatan dilakukan sesuai prosedur.
2.6.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 104

2.7. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan


pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan.
2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
3. Memeriksa pekerjaan 3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan
pemeliharaan dan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
perbaikan. membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar
Shop Drawing.
3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan
persyaratan.
4. Membuat laporan 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai
selesainya dengan prosedur dan format yang berlaku.
pemeliharaan dan 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai
perbaikan. dengan prosedur dan format yang berlaku dan
ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut) yang
dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda ini meliputi :
1.1. Pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda yang sesuai standar.
1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana
pemeliharaan dan perbaikan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari
hand tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang
telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id
105 2010, No.321

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan


Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memasang dan memperbaiki lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan
reklame/Billboard dan lampu kabut).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas,
papan reklame/Billboard dan lampu kabut).
c. Konstruksi lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard
dan lampu kabut).
d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda.
e. Alat ukur pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar.
g. Teknik Penerangan lampu tanda.
h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL).
i. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda (tanda bahaya,
lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).
c. Menerapkan konstruksi lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan
reklame/Billboard dan lampu kabut).
d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan lampu
tanda.
e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
f. Menerapkan teori listrik dasar.
g. Meneraokan teknik Penerangan lampu tanda.
h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL).
i. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 106

c. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
d. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi
kerja.
b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

www.djpp.depkumham.go.id
107 2010, No.321

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.


e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
instalasi penerangan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 108

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.207.103.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki lampu penerangan jalan umum
(PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki
lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan
lapangan (out door).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan 1.2. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan
perbaikan lampu jalan umum dan lampu penerangan lapangan disiapkan
penerangan jalan sesuai dengan persyaratan.
umum (PJU) dan
1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan
lampu penerangan
dan perbaikan lampu penerangan jalan umum dan lampu
lapangan (out door). penerangan lapangan disiapkan dan dimengerti.
1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan
lampu penerangan jalan umum dan lampu penerangan
lapangan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat
bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.6. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan
dan perbaikan lampu PJU.
2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
memperbaiki lampu Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
penerangan jalan 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB,
umum (PJU) dan Fuse dan Kontaktor) diperiksa sesuai instruksi manual
lampu penerangan dan standar peralatan.
lapangan (out door).
2.3. Peralatan/material lampu penerangan jalan umum dan
lampu penerangan lapangan dipelihara dan diperbaiki
sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan yang berlaku.

www.djpp.depkumham.go.id
109 2010, No.321

2.4. Peralatan/material lampu penerangan jalan umum dan


lampu penerangan lapangan dipelihara dan diperbaiki
sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat
pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.
2.5. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran
pengawatan dilakukan sesuai prosedur.
2.6. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan
pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan.
2.7. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan sesuai persyaratan
3. Memeriksa pekerjaan 3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan
pemeliharaan dan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
perbaikan. membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar
Shop Drawing.
3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan
persyaratan.
4. Membuat laporan 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai
selesainya dengan prosedur dan format yang berlaku.
pemeliharaan dan 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai
perbaikan. dengan prosedur dan format yang berlaku dan
ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door) yang dapat
dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan
lapangan (out door) ini meliputi :
1.1. Pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu
penerangan lapangan (out door) yang sesuai standar.
1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana
pemeliharaan dan perbaikan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari
hand tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang
telah dikalibrasi.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 110

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memelihara dan memperbaiki lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu
penerangan lapangan (out door).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan
lampu penerangan lapangan (out door).
c. Konstruksi lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan
(out door).
d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan
jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
e. Alat ukur pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar.
g. Teknik Penerangan lampu PJU dan penerangan lapangan.
h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL).
i. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum
(PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
c. Menerapkan konstruksi lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan
lapangan (out door).
d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan lampu
penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
f. Menerapkan teori listrik dasar.
g. Menerapkan teknik Penerangan lampu jalan umum (PJU) dan penerangan lapangan
(out door).
h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL).
i. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

www.djpp.depkumham.go.id
111 2010, No.321

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan
menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area
pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 112

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta


mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
instalasi penerangan.

www.djpp.depkumham.go.id
113 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.201.201.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan
rendah (Low Voltage Main Distribution Board).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki
papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main
Distribution Board).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan 1.2. Gambar satu garis yang berkaitan dengan pemeliharaan
perbaikan papan dan perbaikan PHB utama tegangan rendah, diperiksa
hubung bagi utama sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP.
tegangan rendah (Low
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat dilaksanakan
Voltage Main sesuai SOP.
Distribution Board).
1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan
diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman
serta terkalibrasi.
1.5. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk
memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif
pada tempat kerja.
1.6. Pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama
tegangan rendah (LVMDB) disiapkan sesuai dengan
persyaratan dan SOP.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan
dan perbaikan.
2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
memperbaiki papan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
hubung bagi utama 2.2. Pemasangan dan fisik PHB utama tegangan rendah
tegangan rendah (Low diperiksa sesuai gambar konstruksi.
Voltage Main
2.3. Pemasangan peralatan pengaman (LVCB, MCB dan Fuse)
Distribution Board). diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 114

2.4. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan


pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai stándar
konstruksi dan standar Operasi.
2.5. Pemasangan sepatu kabel pada PHB utama dilaksanakan
sesuai standar konstruksi dan instruksi manual.
2.6. Karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang
pada PHB utama tegangan rendah diperiksa dan nilainya
harus sesuai dengan standar operasi.
2.7. PHB utama dan lengkapannya dipelihara dan diperbaiki
sesuai dengan instruksi manual dan SOP.
2.8. PHB utama dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index
Protection) yang telah ditetapkan.
2.9. Pemberian tegangan pada PHB utama dan
instalasi/jurusan dilaksanakan sesuai SOP.
3. Memeriksa pekerjaan 3.1. Tegangan pada PHB utama tegangan rendah setiap fasa
pemeliharaan dan diperiksa dengan tester tegangan dan diukur sesuai SOP.
perbaikan. 3.2. Urutan fasa R, S dan T pada PHB utama diperiksa
dengan tester putaran fasa sesuai SOP.
3.3. Pengukuran beban PHB utama untuk masing-masing
jurusan instalasi dilaksanakan sesuai SOP.
3.4. PHB utama diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya dan
SOP.
3.5. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi
sesuai SOP.
3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai SOP.
4. Membuat laporan 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai
selesainya dengan prosedur dan format yang berlaku.
pemeliharaan. 4.2. Berita Acara pemeliharaan diisi sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak
yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board) yang dapat
dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main
Distribution Board) ini meliputi :
1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemasangan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana
pemasangan.

www.djpp.depkumham.go.id
115 2010, No.321

1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.


1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan terdiri dari hand tools dan
power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat
ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage
Main Distribution Board).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
b. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
c. Gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung bagi
utama.
d. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan rendah
(Low Voltage Main Distribution Board).
e. Spesifikasi/Persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan hubung bagi
utama tegangan rendah.
f. Peralatan/perkakas kerja hand tools dan power tools untuk memelihara dan
memperbaiki PHB utama tegangan rendah.
g. Alat ukur dan pengukuran listrik.
h. Teori listrik dasar.
i. Bahan Listrik.
j. PUIL dan Persyaratan Peralatan Listrik.
k. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
l. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2).
b. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 116

c. Membaca gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung
bagi utama tegangan rendah.
d. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama
tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).
e. Menggunakan spesifikasi / persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan
hubung bagi utama tegangan rendah.
f. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools dan power tools untuk
memelihara dan memperbaiki PHB utama tegangan rendah.
g. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik.
h. Menggunakan teori listrik dasar.
i. Menggunakan bahan listrik.
j. Menerapkan PUIL dan Persyaratan Peralatan Listrik.
k. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
l. Menuliskan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.4. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup:
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id
117 2010, No.321

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia


bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
sistem kontrol PLC.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 118

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.201.202.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan
menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki
papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage
Main Distribution Board).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan 1.2. Gambar satu garis yang berkaitan dengan pemeliharaan
perbaikan papan dan perbaikan PHB utama tegangan menengah, diperiksa
hubung bagi utama sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP.
tegangan menengah
1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat dilaksanakan
(Medium Voltage sesuai SOP.
Main Distribution
Board). 1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan
diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman
serta terkalibrasi.
1.5. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk
memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif
pada tempat kerja.
1.6. Pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama
tegangan menengah (MVMDB) disiapkan sesuai dengan
persyaratan dan SOP.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan
dan perbaikan MVMDB.
2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
memperbaiki papan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
hubung bagi utama 2.2. Pemasangan dan fisik PHB utama tegangan menengah
tegangan menengah diperiksa sesuai gambar konstruksi.
(Medium Voltage
2.3. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LBS, PMT
Main Distribution dan Fuse TM) diperiksa sesuai instruksi manual dan
Board).
standar peralatan.

www.djpp.depkumham.go.id
119 2010, No.321

2.4. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan


pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai stándar
konstruksi dan standar operasi.
2.5. Pemasangan sepatu kabel pada PHB utama dilaksanakan
sesuai standar konstruksi dan instruksi manual.
2.6. Karakteristik dan rating relai pembatas arus yang
dipasang pada PHB utama tegangan menengah diperiksa
dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi.
2.7. PHB utama dan lengkapannya dipelihara dan diperbaiki
sesuai dengan instruksi manual dan standing operation
procedure (SOP).
2.8. PHB utama dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index
Protection) yang telah ditetapkan.
2.9. Pemberian tegangan pada PHB utama dan
instalasi/jurusan dilaksanakan sesuai SOP.
3. Memeriksa pekerjaan 3.1. Tegangan pada PHB utama tegangan menengah setiap
pemeliharaan dan fasa diperiksa dengan tester tegangan dan diukur sesuai
perbaikan. SOP.
3.2. Urutan fasa R, S dan T pada PHB utama diperiksa sesuai
SOP.
3.3. Pengukuran beban PHB utama untuk masing-masing
jurusan instalasi dilaksanakan sesuai SOP.
3.4. PHB utama diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya dan
SOP.
3.5. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi
sesuai SOP.
3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai SOP.

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai


selesainya dengan prosedur dan format yang berlaku.
pemeliharaan. 4.2. Berita Acara pemeliharaan diisi sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak
yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board) yang
dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage
Main Distribution Board) ini meliputi :

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 120

1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar.


1.2. Pemasangan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana
pemasangan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan terdiri dari hand tools dan
power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat
ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium
Voltage Main Distribution Board).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung bagi
utama.
c. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan menengah
(Medium Voltage Main Distribution Board).
d. Spesifikasi/Persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan hubung bagi
utama tegangan menengah.
e. Peralatan/perkakas kerja hand tools dan power tools untuk memelihara dan
memperbaiki PHB utama tegangan menengah.
f. Alat ukur dan pengukuran listrik.
g. Teori listrik dasar.
h. Bahan Listrik.
i. Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik.
j. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
k. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

www.djpp.depkumham.go.id
121 2010, No.321

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Membaca gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung
bagi utama tegangan menengah.
c. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama
tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).
d. Menggunakan spesifikasi / persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan
hubung bagi utama tegangan menengah.
e. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools dan power tools untuk
memelihara dan memperbaiki PHB utama tegangan menengah.
f. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik.
g. Menggunakan teori listrik dasar.
h. Menggunakan bahan listrik.
i. Menerapkan Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik.
j. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
k. Menuliskan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup:
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 122

2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.


Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
sistem kontrol PLC.

www.djpp.depkumham.go.id
123 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.202.201.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik
pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki
komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant,
sprinkler, air bersih dan air limbah).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan
perbaikan komponen 1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait
dan sirkit instalasi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit
listrik pompa (untuk instalasi listrik pompa disiapkan dan dimengerti.
hydrant, sprinkler, air
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
bersih dan air limbah). yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit instalasi listrik pompa diperoleh dan
diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman
serta terkalibrasi.
1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit
instalasi listrik pompa direncanakan untuk memastikan
kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut
secara tepat sesuai dengan persyaratan.
1.5. Jenis sistem Perlengkapan utama dan perlengkapan
pelengkap yang dibutuhkan disiapkan sesuai dengan
persyaratan spesifikasi peralatan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan
dan perbaikan instalasi.
2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
memperbaiki Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 124

instalasi listrik pompa 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB,
(untuk hydrant, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan
sprinkler, air bersih standar peralatan.
dan air limbah). 2.3. Komponen instalasi listrik pompa dan lengkapannya
dipelihara sesuai dengan standar, dan persyaratan yang
berlaku.
2.4. Sirkit instalasi listrik pompa dan lengkapan nya
dipelihara sesuai dengan standar, dan persyaratan yang
berlaku.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik pompa dipelihara
sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat
pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.
2.6. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran
pengawatan dilakukan terus-menerus sesuai prosedur.
2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik pompa dan
lengkapannya diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
3. Memeriksa pekerjaan 3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan
pemeliharaan dan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
perbaikan. membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar
Shop Drawing.
3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai SOP.
3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan
persyaratan.
4. Membuat laporan 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai
selesainya dengan prosedur dan format yang berlaku.
pemeliharaan dan 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai
perbaikan. dengan prosedur dan format yang berlaku dan
ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah)
yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant,
sprinkler, air bersih dan air limbah) ini meliputi:
1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa yang sesuai
standar.
1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar.

www.djpp.depkumham.go.id
125 2010, No.321

1.3. Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum
di dalam gambar rencana pemeliharaan dan perbaikan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari
hand tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang
telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan


Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant,
sprinkler, air bersih dan air limbah).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa
(untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
c. Konstruksi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa
(untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit
instalasi listrik pompa.
e. Alat ukur pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar.
g. Teknik instalasi tenaga.
h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik pompa).
i. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
j. Sistem pembumian.
k. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 126

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi
listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
c. Menerapkan konstruksi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi
listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit instalasi listrik pompa.
e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
f. Menerapkan teori listrik dasar.
g. Menerapkan teknik instalasi tenaga.
h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik pompa).
i. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
j. Menerapkan sistem pembumian.
k. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi
kerja.
b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id
127 2010, No.321

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia


bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji


Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
instalasi tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 128

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.202.202.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi motor
listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki
komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air
conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan
perbaikan komponen 1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait
dan sirkit instalasi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit
motor listrik (untuk air instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift,
conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) disiapkan dan dimengerti.
escalator dan 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
conveyor).
yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit instalasi motor listrik diperoleh dan
diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman
serta terkalibrasi.
1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit
instalasi motor listrik direncanakan dan disiapkan untuk
memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan
pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan.

1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait dipasang sesuai


standar dan dokumen pemeliharaan dan perbaikan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan
instalasi.
2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
memperbaiki Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

www.djpp.depkumham.go.id
129 2010, No.321

komponen dan sirkit 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB,
instalasi motor listrik Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan
(untuk air standar peralatan.
conditioning/AC, lift, 2.3. Komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air
escalator dan conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) dan
conveyor). lengkapannya dipelihara sesuai dengan standar, dan
persyaratan yang berlaku.
2.4. Komponen dan sirkit instalasi (untuk air
conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) dipelihara
sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat
pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.
2.5. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran
pengawatan dilakukan sesuai prosedur.
2.6. Komponen instalasi motor listrik (untuk air
conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor), diperiksa
sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
3. Memeriksa pekerjaan 3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan
pemeliharaan dan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
perbaikan. membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar
Shop Drawing.
3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan
persyaratan.
4. Membuat laporan 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai
selesainya dengan prosedur dan format yang berlaku.
pemeliharaan dan 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai
perbaikan. dengan prosedur dan format yang berlaku dan
ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan
conveyor) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air
conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) ini meliputi :
1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik yang sesuai
standar.
1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 130

1.3. Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum
di dalam gambar rencana pemeliharaan dan perbaikan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari
hand tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang
telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air
conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik
(untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
c. Konstruksi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik
(untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit
instalasi motor listrik.
e. Alat ukur pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar.
g. Teknik instalasi tenaga.
h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi motor listrik).
i. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
j. Sistem pembumian.
k. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

www.djpp.depkumham.go.id
131 2010, No.321

b. Menerapkan prosedur komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air
conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
c. Menerapkan konstruksi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi
motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit instalasi motor listrik.
e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
f. Menerapkan teori listrik dasar.
g. Menerapkan teknik instalasi tenaga.
h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi motor listrik).
i. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
j. Menerapkan sistem pembumian.
k. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup:
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi
kerja.
b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 132

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia


bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
instalasi tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
133 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.203.201.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit motor kontrol
non programmable logic control (Non PLC).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memasang komponen dan
sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan
perbaikan komponen 1.2. Program Kerja, diagram tangga (Ladder), dan gambar
dan sirkit motor pengawatan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan
kontrol non sirkit motor kontrol non PLC disiapkan sesuai instruksi
programmable logic manual.
control (Non PLC).
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit motor kontrol diperiksa dengan
kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor
kontrol non PLC direncanakan dan disiapkan untuk
memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan tahap
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dan
instruksi manual.
1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait dipasang sesuai
standar dan dokumen pemeliharaan dan perbaikan.
1.6. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk
memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif
pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan
dan perbaikan.

2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan


memperbaiki Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB,
motor kontrol non Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 134

programmable logic standar peralatan.


control (Non PLC). 2.3. Komponen dan sirkit motor kontrol non PLC dan
lengkapannya dipasang sesuai dengan instruksi manual
dan persyaratan yang berlaku.
2.4. Komponen dan sirkit motor kontrol non PLC dipelihara
sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat
pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.
2.5. Komponen dan instalasi motor kontrol non PLC,
dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.6. Bila terdapat CPU dan Modem maka CPU di-loading
dengan program yang sesuai untuk operasi motor kontrol
dan Modem disiapkan, sesuai instruksi manual dan SOP.

3. Memeriksa pekerjaan 3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi


pemeliharaan dan perencanaan dilakukan dengan pemeriksaan diagram
perbaikan. tangga (Ladder) dan membandingkan gambar Shop
Drawing.
3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai SOP.
3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan
persyaratan.

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai


selesainya dengan prosedur dan format yang berlaku.
pemeliharaan dan 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai
perbaikan. dengan prosedur dan format yang berlaku dan
ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC) yang dapat
dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic
control (Non PLC) ini meliputi :
1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor yang sesuai standar.
1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana
pemeliharaan dan perbaikan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan Standing Operation procedure (SOP).
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari
hand tools dan power tools.

www.djpp.depkumham.go.id
135 2010, No.321

1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat
ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memeliharaan dan perbaikin komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic
control (Non PLC).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan komponen dan sirkit motor
kontrol non PLC.
c. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC.
d. Spesifikasi/Persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) pemeliharaan dan
perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC.
e. Alat ukur dan pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar.
g. Standar dan spesifikasi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor
kontrol non PLC.
h. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
i. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Membaca gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan komponen dan sirkit
motor kontrol non PLC.
c. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor
kontrol non PLC.
d. Menggunakan spesifikasi / persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection)
pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC.
e. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik.
f. Menggunakan teori listrik dasar.
g. Menerapkan standar dan spesifikasi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan
sirkit motor kontrol non PLC.
h. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
i. Menuliskan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 136

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti

www.djpp.depkumham.go.id
137 2010, No.321

yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.


b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
sistem motor kontrol.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 138

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.204.201.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit programmable
logic control (PLC).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki
komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan
perbaikan komponen 1.2. Program Kerja, diagram tangga (Ladder), dan gambar
dan sirkit pengawatan pemeliharaan komponen dan sirkit PLC
programmable logic disiapkan sesuai instruksi manual.
control (PLC). 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk pemeliharaan diperoleh dan
diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman
serta terkalibrasi.
1.4. Pemeliharaan komponen dan sirkit programmable logic
control (PLC) direncanakan dan disiapkan sesuai dengan
persyaratan.
1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait dipelihara sesuai
standar dan dokumen pemeliharaan.
1.6. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk
memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif
pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan
dan perbaikan.
2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
memperbaiki Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Komponen dan sirkit programmable logic control (PLC)
programmable logic dan lengkapannya dipelihara dan diperbaiki sesuai
control (PLC). dengan instruksi manual dan SOP.
2.3. Komponen dan sirkit programmable logic control (PLC)
dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah
ditetapkan.

www.djpp.depkumham.go.id
139 2010, No.321

2.4. Komponen instalasi programmable logic control (PLC),


diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.5. Bila terdapat CPU dan Modem maka CPU diloading
dengan program yang sesuai untuk operasi PLC dan
Modem disiapkan, sesuai instruksi manual dan SOP.
3. Memeriksa pekerjaan 3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi
pemeliharaan perencanaan dilakukan dengan pemeriksaan diagram
tangga (Ladder) dan membandingkan gambar Shop
Drawing.
3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan
persyaratan.
4. Membuat laporan 4.1 Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai
selesainya dengan prosedur dan format yang berlaku.
pemeliharaan. 4.2 Berita Acara pemeliharaan diisi sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak
yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) yang dapat dilaksanakan oleh
pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) ini
meliputi :
1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemasangan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana
pemasangan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan terdiri dari hand tools dan
power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat
ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 140

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan


Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan pemasangan komponen dan sirkit
PLC.
c. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit PLC.
d. Spesifikasi/Persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) pemasangan PLC.
e. Alat ukur dan pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar.
g. Standar dan spesifikasi pemeliharaan dan perbaikan PLC.
h. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
i. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Membaca gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan pemasangan
komponendan sirkit PLC.
c. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit PLC.
d. Menggunakan spesifikasi / persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection)
pemasangan PLC.
e. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik.
f. Menggunakan teori listrik dasar.
g. Menerapkan standar dan spesifikasi pemeliharaan dan perbaikan PLC.
h. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
i. Menuliskan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

www.djpp.depkumham.go.id
141 2010, No.321

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup:
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
sistem Kontrol PLC.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 142

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.207.201.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik
kolam renang tegangan rendah.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan pemperbaiki
komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan
rendah.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan
perbaikan komponen 1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait
dan sirkit instalasi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit
listrik kolam renang instalasi listrik kolam renang disiapkan dan dimengerti.
tegangan rendah. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang
diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja
baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit
instalasi listrik kolam renang direncanakan untuk
memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan
pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan.

1.5. Jenis sistem Perlengkapan utama dan perlengkapan


pelengkap yang dibutuhkan disiapkan sesuai dengan
persyaratan spesifikasi peralatan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan
instalasi.
2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
memperbaiki Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Pemasangan peralatan pengaman (LVCB, MCB, Fuse dan
instalasi listrik kolam GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar

www.djpp.depkumham.go.id
143 2010, No.321

renang tegangan peralatan.


rendah. 2.3. Komponen instalasi listrik kolam renang dan
lengkapannya dipelihara sesuai dengan standar, dan
persyaratan yang berlaku.
2.4. Sirkit instalasi listrik kolam renang dan lengkapannya
dipelihara sesuai dengan standar, dan persyaratan yang
berlaku.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang
dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah
ditetapkan.
2.6. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran
pengawatan dilakukan sesuai prosedur.
2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang dan
lengkapannya diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
3. Memeriksa pekerjaan 3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan
pemeliharaan dan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
perbaikan. membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar
Shop Drawing.
3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan
persyaratan.
4. Membuat laporan 4.1 Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai
selesainya dengan prosedur dan format yang berlaku.
pemeliharaan dan 4.2 Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai
perbaikan. dengan prosedur dan format yang berlaku dan
ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah yang dapat dilaksanakan
oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah
ini meliputi :
1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik yang sesuai standar.
1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum
di dalam gambar rencana pemeliharaan dan perbaikan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 144

1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.


1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari
hand tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang
telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan


Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang
tegangan rendah.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam
renang tegangan rendah.
c. Konstruksi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam
renang tegangan rendah.
d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit
instalasi listrik kolam renang.
e. Alat ukur pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar.
g. Teknik Penerangan kolam renang.
h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang).
i. Bahan instalasi listrik untuk kolam renang tegangan rendah.
j. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
k. Sistem pembumian.
l. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi
listrik kolam renang tegangan rendah.

www.djpp.depkumham.go.id
145 2010, No.321

c. Menerapkan konstruksi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi


listrik kolam renang tegangan rendah.
d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang.
e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
f. Menerapkan teori listrik dasar.
g. Menerapkan teknik Penerangan kolam renang.
h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang).
i. Menerapkan bahan instalasi listrik untuk kolam renang.
j. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
k. Menerapkan sistem pembumian.
l. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi
kerja.
b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 146

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
147 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.207.202.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus
sistem SCADA.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga,
yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan
perbaikan komponen 1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait
dan sirkit instalasi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit
listrik. instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan
diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja
baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan untuk
memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai
kebijakan dan persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan
dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan
pemeliharaan dan perbaikan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan
dan perbaikan sistem.
2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
memperbaiki Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse
instalasi listrik. dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan
dan SOP.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 148

2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas


supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan
secara bertahap sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya (kontaktor/peralatan kontrol) dipelihara
sesuai prosedur.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya dipelihara sesuai SOP.
2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk bangunan khusus sistem SCADA dan
lengkapannya dipelihara sesuai SOP.
2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk bangunan khusus sistem SCADA diperiksa sesuai
dengan fungsi kerjanya.
2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa
kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP.
2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA
dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan
tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index
Protection) yang telah ditetapkan.
3. Memeriksa 3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai
pemeliharaan dan prosedur.
perbaikan komponen 3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa
dan sirkit instalasi putaran fasa, sesuai instruksi manual.
listrik. 3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi
dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP.
3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan
identifikasi sesuai SOP.
3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan,
sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah
energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan
persyaratan.
4. Membuat laporan 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai
pemeliharaan dan dengan prosedur dan format yang berlaku.
perbaikan. 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku dan
ditandatangani oleh pihak yang terkait.

www.djpp.depkumham.go.id
149 2010, No.321

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan
khusus sistem SCADA yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari
verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA ini meliputi :
1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan Pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan
earth tester yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa
tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus sistem
SCADA).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan
untuk bangunan khusus sistem SCADA.
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 150

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.
c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus
sistem SCADA).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang
digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi
kerja.
b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id
151 2010, No.321

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia


bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan pengalaman di
bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 152

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.207.203.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus
layanan medis.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan
perbaikan komponen 1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait
dan sirkit instalasi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit
listrik. instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan
diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja
baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan dan disiapkan
untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai
kebijakan dan persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan
dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan
pemeliharaan dan perbaikan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan
dan perbaikan sistem.
2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
memperbaiki Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse
instalasi listrik. dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan
dan SOP.

www.djpp.depkumham.go.id
153 2010, No.321

2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas


supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan
secara bertahap sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya (kontaktor/peralatan kontrol) dipelihara
sesuai prosedur.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya dipelihara sesuai SOP.
2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk bangunan khusus layanan medis dan
lengkapannya dipelihara sesuai SOP.
2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk bangunan khusus layanan medis diperiksa sesuai
dengan fungsi kerjanya.
2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa
kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP.
2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis,
dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan
tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index
Protection) yang telah ditetapkan.
3. Memeriksa 3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai
pemeliharaan dan prosedur.
perbaikan komponen 3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat
dan sirkit instalasi pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual.
listrik.
3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan
instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai
SOP.
3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan
identifikasi sesuai SOP.
3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya
ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk
mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan
persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 154

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai


pemeliharaan dan dengan prosedur dan format yang berlaku.
perbaikan. 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku dan
ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan
khusus layanan medis yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk bangunan khusus layanan medis ini meliputi :
1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan
earth tester yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa
tiga, yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus layanan
medis).

www.djpp.depkumham.go.id
155 2010, No.321

f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan
untuk bangunan khusus layanan medis.
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.
c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus
layanan medis).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang
digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi
kerja.
b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 156

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan pengalaman di
bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
157 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.207.204.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus
medis (ruang roentgen, ruang operasi).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang
operasi).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan
perbaikan komponen 1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait
dan sirkit instalasi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit
listrik. instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan
diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja
baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan dan disiapkan
untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai
kebijakan dan persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan
dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan
pemeliharaan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
terlibat.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan
dan perbaikan sistem.
2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
memperbaiki Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse
instalasi listrik. dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan
dan SOP.
2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 158

supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan


secara bertahap sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya (kontaktor/peralatan kontrol) dipelihara
sesuai prosedur.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya dipelihara sesuai SOP.
2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk ruang khusus medis dan lengkapannya,
dipelihara sesuai SOP.
2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk ruang khusus medis diperiksa sesuai dengan
fungsi kerjanya.
2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa
kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP.
2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk ruang khusus medis, dipelihara
sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan
tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index
Protection) yang telah ditetapkan.
3. Memeriksa 2.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai
pemeliharaan dan prosedur.
perbaikan komponen 2.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa
dan sirkit instalasi putaran fasa, sesuai instruksi manual.
listrik. 2.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi
dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP.
2.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan
identifikasi sesuai SOP.
2.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan,
sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah
energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
2.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
2.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan
persyaratan.
4. Membuat laporan 2.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai
pemeliharaan dan dengan prosedur dan format yang berlaku.
perbaikan. 2.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku dan
ditandatangani oleh pihak yang terkait.

www.djpp.depkumham.go.id
159 2010, No.321

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang
khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan
supervisi dari verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi) ini meliputi :
1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan
earth tester yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa
tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik ruang khusus medis/ruang
roentgen/ruang operasi).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan
untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 160

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.
c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik ruang khusus
medis/ruang roentgen/ruang operasi).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang
digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi
kerja.
b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id
161 2010, No.321

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia


bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan pengalaman di
bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 162

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.207.205.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik
penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk bangunan industri khusus.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki
komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi
tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan
industri khusus.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan
perbaikan komponen 1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait
dan sirkit instalasi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit
listrik. instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan
diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja
baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan dan disiapkan
untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai
kebijakan dan persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan
dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan
pemeliharaan dan perbaikan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
memperbaiki Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse
instalasi listrik. dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan
dan SOP.

www.djpp.depkumham.go.id
163 2010, No.321

2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas


supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan
secara bertahap sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya dipelihara sesuai prosedur yang
ditentukan.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non
PLC) dipelihara sesuai SOP.
2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk bangunan industri khusus dan lengkapannya,
dipelihara sesuai SOP.
2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk bangunan industri khusus diperiksa sesuai
dengan fungsi kerjanya.
2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa
kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP.
2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan industri khusus,
dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan
tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index
Protection) yang telah ditetapkan.
3. Memeriksa 3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai
pemeliharaan dan prosedur.
perbaikan komponen 3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa
dan sirkit instalasi putaran fasa, sesuai instruksi manual.
listrik.
3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi
dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP.
3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi
sesuai SOP.
3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan,
sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah
energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan
persyaratan.
4. Membuat laporan 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai
pemeliharaan dan dengan prosedur dan format yang berlaku.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 164

perbaikan. 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai


dengan prosedur dan format yang berlaku dan
ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan industri khusus yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana
dengan supervisi dari verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi
tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus ini meliputi :
1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan
earth tester yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan
instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri
khusus.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri khusus).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan
untuk bangunan industri khusus).

www.djpp.depkumham.go.id
165 2010, No.321

g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.


h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.
c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri
khusus).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang
digunakan untuk bangunan industri khusus.
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi
kerja.
b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 166

2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.

2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.


Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan pengalaman di
bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
167 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.208.201.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan
piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memelihara komponen dan
sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan
untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga
(Home Appliances).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan
perbaikan komponen 1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait
dan sirkit instalasi pemeliharaan komponen dan sirkit instalasi listrik
listrik. disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan
diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja
baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit
instalasi listrik direncanakan dan disiapkan untuk
memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan
pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan.

1.5. Jenis lokasi sirkit dan komponen terkait yang dipelihara


dan diperbaiki sesuai standar peralatan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan
instalasi.
2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
memperbaiki Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 168

komponen dan sirkit 2.2. Penyambungan dan terminasi komponen dan sirkit
instalasi listrik. instalasi listrik dengan bagian lain diperiksa, sesuai
dokumen pemasangan dan SOP pemeliharan dan
perbaikan.
2.3. Peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS)
diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP.
2.4. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa
kelayakannya sesuai SOP dan dokumen pemeliharaan
dan perbaikan.
2.5. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal
yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan
piranti rumah tangga dipelihara dan diperbaiki agar
sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dan
diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah
ditetapkan.
3. Memeriksa hasil 3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai
pemeliharaan dan prosedur.
perbaikan komponen 3.2. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi
dan sirkit instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP.
listrik.
3.3. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi
sesuai SOP.
3.4. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.5. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan
persyaratan.
4. Membuat laporan 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai
pengoperasian. dengan prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku dan
ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk
penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) yang dapat
dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal
yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home
Appliances) meliputi:
1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas ,pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemasangan.

www.djpp.depkumham.go.id
169 2010, No.321

1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.


1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pengoperasian terdiri dari hand tools
dan power tools.
1.7. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang
telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan


Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa
tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga
(Home Appliances).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk
penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.
c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 170

d. Menggunakan teori listrik dasar.


e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan
untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.

www.djpp.depkumham.go.id
171 2010, No.321

2.4.2. Bukti Uji


Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.

Menunjukkan kandidat mampu untuk :


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 172

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.208.202.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan
piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memelihara komponen dan
sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan
untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga
(Home Appliances).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan
perbaikan komponen 1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait
dan sirkit instalasi pemeliharaan komponen dan sirkit instalasi listrik
listrik. disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk pemeliharaan danperbaikan
diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja
baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit
instalasi listrik direncanakan dan disiapkan untuk
memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan
pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan.

1.5. Jenis lokasi sirkit dan komponen terkait yang dipelihara


dan diperbaiki sesuai standar peralatan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan
instalasi.
2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
memperbaiki Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

www.djpp.depkumham.go.id
173 2010, No.321

komponen dan sirkit 2.2. Penyambungan dan terminasi komponen dan sirkit
instalasi listrik. instalasi listrik dengan bagian lain diperiksa, sesuai
dokumen pemasangan dan SOP pemeliharan dan
perbaikan.
2.3. Peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS)
diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP.
2.4. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa
kelayakannya sesuai SOP dan dokumen pemeliharaan
dan perbaikan.
2.5. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan
piranti rumah tangga (Home Appliances), dipelihara dan
diperbaiki agar sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dan
diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah
ditetapkan.
3. Memeriksa hasil 3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai
pemeliharaan dan prosedur.
perbaikan komponen 3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa
dan sirkit instalasi putaran fasa, sesuai instruksi manual.
listrik.
3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi
dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP.
3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi
sesuai SOP.
3.5. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.6. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan
persyaratan.
4. Membuat laporan 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai
pengoperasian. dengan prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku dan
ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk
penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) yang dapat
dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances)
meliputi :

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 174

1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar.


1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemasangan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pengoperasian terdiri dari hand tools
dan power tools.
1.7. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang
telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan


Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa
tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home
Appliances).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan
piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances.
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
175 2010, No.321

c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik.


d. Menggunakan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk
penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi
kerja.
b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar
di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 176

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
177 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.208.203.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk
bangunan industri rumah tangga (Home Industries).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal
atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah
tangga (Home Industries).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk


mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan
perbaikan komponen 1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait
dan sirkit instalasi pemeliharaan komponen dan sirkit instalasi listrik
listrik. disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk pemeliharaan diperoleh dan
diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman
serta terkalibrasi.
1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit
instalasi listrik direncanakan dan disiapkan untuk
memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai
kebijakan dan persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang
dipengoperasian diidentifikasi sesuai kebijakan dan
persyaratan pemasangan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
memperbaiki Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas
instalasi listrik. supaya dapat melakukan pemeliharaan secara bertahap

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 178

sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.


2.3. Peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS)
diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP.
2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non
PLC) dipelihara dan diperbaiki sesuai SOP.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti industri
rumah tangga dan lengkapannya, diperiksa dan
dipelihara sesuai standar peralatan dan SOP.
2.6. Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk
penerangan, piranti elektronik dan piranti industri
rumah tangga diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.9. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa
kelayakannya sesuai SOP dan dokumen pemeliharaan
dan perbaikan.
2.10. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga,
dipelihara dan diperbaiki agar sesuai dengan fungsi
kerjanya.
2.11. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dan
diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah
ditetapkan.
3. Memeriksa hasil 3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai
pemeliharaan dan prosedur.
perbaikan komponen 3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa
dan sirkit instalasi putaran fasa, sesuai instruksi manual.
listrik.
3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi
dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP.
3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan
identifikasi sesuai SOP.
3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan,
sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah
energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan
persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id
179 2010, No.321

4. Membuat laporan 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai


pemeliharaan. dengan prosedur dan format yang berlaku.
4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku dan
ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan
untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries) yang dapat dilaksanakan oleh
pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pemeliharaan dan prbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal
atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries) ini
meliputi :
1.1. Pemeliharaan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian, terdiri dari megger dan earth tester
yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa
tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home
Industries).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 180

d. Teori listrik dasar.


e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri rumah
tangga/home Industries).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan
untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pengoperasian.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.
c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri
rumah tangga/home Industries).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang
digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi
kerja.

www.djpp.depkumham.go.id
181 2010, No.321

b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk


melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan pengalaman di
bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 182

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.208.204.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik
penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk bangunan industri (pabrik).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki
komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi
tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan
industri (pabrik).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk


mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan
perbaikan komponen 1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait
dan sirkit instalasi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit
listrik. instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan
diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja
baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan dan disiapkan
untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai
kebijakan dan persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan
dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan
pemeliharaan dan perbaikan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
memperbaiki Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse
instalasi listrik. dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan
dan SOP.

www.djpp.depkumham.go.id
183 2010, No.321

2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas


supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan
secara bertahap sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya dipelihara sesuai prosedur yang
ditentukan.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non
PLC) dipelihara sesuai SOP.
2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk bangunan industri (pabrik) dan lengkapannya,
dipelihara sesuai SOP.
2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk bangunan industri (pabrik) diperiksa sesuai
dengan fungsi kerjanya.
2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa
kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP.
2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik),
dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan
tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index
Protection) yang telah ditetapkan.
3. Memeriksa 3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai
pemeliharaan dan prosedur.
perbaikan komponen 3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa
dan sirkit instalasi putaran fasa, sesuai instruksi manual.
listrik.
3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi
dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP.
3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan
identifikasi sesuai SOP.
3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan,
sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah
energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan
persyaratan.
4. Membuat laporan 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai
pemeliharaan dan dengan prosedur dan format yang berlaku.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 184

perbaikan. 2.1. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai


dengan prosedur dan format yang berlaku dan
ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana
dengan supervisi dari verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi
tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik) ini meliputi :
1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan
earth tester yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan
instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri
(pabrik).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri/pabrik).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan
untuk bangunan industri (pabrik).

www.djpp.depkumham.go.id
185 2010, No.321

g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.


h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.
c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan
industri/pabrik).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang
digunakan untuk bangunan industri (pabrik).
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi
kerja.
b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.
2.3. Metode Asesmen
2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 186

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.


2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan pengalaman di
bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
187 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IO.208.205.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan publik.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk


mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan
perbaikan komponen 1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait
dan sirkit instalasi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit
listrik. instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan
diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja
baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan dan disiapkan
untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai
kebijakan dan persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan
dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan
pemeliharaan dan perbaikan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.

2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan


memperbaiki Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse
instalasi listrik. dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan
dan SOP.
2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas
supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan
secara bertahap sesuai dengan prosedur yang

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 188

ditetapkan.
2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya dipelihara sesuai prosedur yang
ditentukan.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya dipelihara sesuai SOP.
2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk bangunan publik dan lengkapannya, dipelihara
sesuai SOP.
2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk bangunan publik diperiksa sesuai dengan fungsi
kerjanya.
2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa
kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP.
2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan publik, dipelihara
sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan
tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index
Protection) yang telah ditetapkan.
3. Memeriksa 3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai
pemeliharaan dan prosedur.
perbaikan komponen 3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa
dan sirkit instalasi putaran fasa, sesuai instruksi manual.
listrik. 3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi
dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP.
3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan
identifikasi sesuai SOP.
3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan,
sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah
energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan
persyaratan.
4. Membuat laporan 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai
pemeliharaan dan dengan prosedur dan format yang berlaku.
perbaikan. 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku dan
ditandatangani oleh pihak yang terkait.

www.djpp.depkumham.go.id
189 2010, No.321

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan
publik yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk bangunan publik ini meliputi :
1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan
earth tester yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa
tiga yang digunakan untuk bangunan publik.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan publik).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan
untuk bangunan publik.
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 190

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.
c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan publik).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang
digunakan untuk bangunan publik.
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi
kerja.
b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id
191 2010, No.321

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan pengalaman di
bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 192

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.208.206.01


Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik
penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk bangunan industri hiburan.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki
komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi
tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan
industri hiburan.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk


mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
pemeliharaan dan 1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait
perbaikan komponen pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit
dan sirkit instalasi instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.
listrik. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan
diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja
baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan dan disiapkan
untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai
kebijakan dan persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan
dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan
pemeliharaan dan perbaikan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
2. Memelihara dan 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
memperbaiki Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse
instalasi listrik. dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan
dan SOP.
2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas
supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan
secara bertahap sesuai dengan prosedur yang

www.djpp.depkumham.go.id
193 2010, No.321

ditetapkan.
2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya dipelihara sesuai prosedur yang
ditentukan.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non
PLC) dipelihara sesuai SOP.
2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk bangunan industri hiburan dan lengkapannya,
dipelihara sesuai SOP.
2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk bangunan industri hiburan diperiksa sesuai
dengan fungsi kerjanya.
2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa
kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP.
2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan industri hiburan,
dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan
tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index
Protection) yang telah ditetapkan.
3. Memeriksa 3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai
pemeliharaan dan prosedur.
perbaikan komponen 3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa
dan sirkit instalasi putaran fasa, sesuai instruksi manual.
listrik. 3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi
dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP.
3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan
identifikasi sesuai SOP.
3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan,
sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah
energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif
pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.
3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan
persyaratan.
4. Membuat laporan 4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai
pemeliharaan dan dengan prosedur dan format yang berlaku.
perbaikan. 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai
dengan prosedur dan format yang berlaku dan
ditandatangani oleh pihak yang terkait.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 194

1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan
komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan industri hiburan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana
dengan supervisi dari verifikator.
Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi
tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan ini meliputi :
1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan
earth tester yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan
instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri
hiburan.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri hiburan).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan industri
hiburan.
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian.
j. Penulisan laporan pemeliharaan dan perbaikan.

www.djpp.depkumham.go.id
195 2010, No.321

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.
c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri
hiburan).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan
industri hiburan.
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi
kerja.
b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 196

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia


bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan pengalaman di
bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
197 2010, No.321

LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


NOMOR : 08 TAHUN 2010
TANGGAL : 5 Juli 2010

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK


KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI
PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

SUB BIDANG INSPEKSI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


2010

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 198

DAFTAR ISI
STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG
INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

1. Kode Unit : KTL.II.205.101.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde).
2. Kode Unit : KTL.II.206.101.01
Judul Unit : Menginspeksi pemasangan penangkal /penangkap petir.
3. Kode Unit : KTL.II.207.101.01
Judul Unit : Menginspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power
Supply).
4. Kode Unit : KTL.II.207.102.01
Judul Unit : Menginspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu
lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).
5. Kode Unit : KTL.II.207.103.01
Judul Unit : Menginspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum
(PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
6. Kode Unit : KTL.II.201.201.01
Judul Unit : Menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan
rendah (Low Voltage Main Distribution Board).
7. Kode Unit : KTL.II.201.202.01
Judul Unit : Menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan
menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).
8. Kode Unit : KTL.II.202.201.01
Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
9. Kode Unit : KTL.II.202.202.01
Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor
listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
10. Kode Unit : KTL.II.203.201.01
Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol
non programmable logic control (Non PLC).
11. Kode Unit : KTL.II.204.201.01
Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable
logic control (PLC).

12. Kode Unit : KTL.II.207.201.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
kolam renang tegangan rendah.
13. Kode Unit : KTL.II.208.202.01
Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan
piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
14. Kode Unit : KTL.II.208.203.01
Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan
piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).

www.djpp.depkumham.go.id
199 2010, No.321

15. Kode Unit : KTL.II.208.204.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan
untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).
16. Kode Unit : KTL.II.207.301.01
Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan
khusus sistem SCADA.
17. Kode Unit : KTL.II.207.302.01
Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan
khusus layanan medis.
18. Kode Unit : KTL.II.207.303.01
Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus
medis (ruang roentgen, ruang operasi).
19. Kode Unit : KTL.II.207.304.01
Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk bangunan industri khusus.
20. Kode Unit : KTL.II.208.301.01
Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk bangunan industri (pabrik).
21. Kode Unit : KTL.II.208.302.01
Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan
publik.
22. Kode Unit : KTL.II.208.303.01
Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk bangunan industri hiburan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 200

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.205.101.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
sistem pembumian (Arde).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
3. Merencanakan dan 1.11. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan 1.12. Prosedur inspeksi sistem pembumian disiapkan sesuai
sistem pembumian dengan persyaratan.
(Arde).
1.13. Gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi
pemasangan sistem pembumian disiapkan dan
dimengerti.
1.14. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk inspeksi sistem pembumian
diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja
baik dan aman serta terkalibrasi.
1.15. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.16. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi
pemasangan sistem pembumian (arde).
5. Menginspeksi 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
pemasangan sistem Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
pembumian (Arde). 2.2. Peralatan/material pembumian diperiksa sesuai dengan
spesifikasi rancangan, standar dan persyaratan yang
berlaku.
2.3. Peralatan/material pembumian diperiksa sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index
Protection) yang telah ditetapkan.
2.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran
pengawatan dilakukan sesuai prosedur.
2.5. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan

www.djpp.depkumham.go.id
201 2010, No.321

pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan.


2.6. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.7. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan
ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar
Shop Drawing.
6. Membuat laporan 3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan
inspeksi pemasangan. prosedur dan format yang berlaku.
3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani
oleh pihak yang terkait.

5. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan
sistem pembumian (Arde) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari
verifikator.
Menginspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde) ini meliputi :
1.1. Menginspeksi pemasangan elektrode pembumian (earthing rod) yang sesuai standar.
1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana
inspeksi pemasangan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand
tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang
telah dikalibrasi.

6. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
menginspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde).

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 202

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur inspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde).
c. Konstruksi sistem pembumian (Arde).
d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde).
e. Alat ukur pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar.
g. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL).
h. Penulisan Laporan Inspeksi.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde).
c. Menerapkan konstruksi sistem pembumian (Arde).
d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan sistem
pembumian (Arde).
e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
f. Menerapkan teori listrik dasar.
g. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL).
h. Menerapkan Penulisan Laporan Inspeksi.

2.4. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan
dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya
khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

www.djpp.depkumham.go.id
203 2010, No.321

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja
dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko
seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 204

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.206.101.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
penangkal/ penangkap petir (Lightning rod).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan 1.2. Prosedur inspeksi pemasangan penangkal/ penangkap
penangkal/ penangkap petir disiapkan sesuai dengan persyaratan.
petir (Lightning rod).
1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi
pemasangan penangkal/penangkap petir disiapkan dan
dimengerti.
1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai
uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan
penangkal/penangkap petir diperoleh dan diperiksa
dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta
terkalibrasi.
1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain.
1.6. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi
pemasangan penangkap petir.
2. Menginspeksi 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
pemasangan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
penangkal/ penangkap 2.2. Peralatan/material penangkal/penangkap petir (Lightning
petir (Lightning rod). rod) diinspeksi sesuai dengan spesifikasi dan
persyaratan yang berlaku.
2.3. Peralatan/material penangkal/penangkap petir diperiksa
sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat
pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.
2.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran
pengawatan dilakukan sesuai prosedur.

www.djpp.depkumham.go.id
205 2010, No.321

2.5. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan


tahanan pembumian dan tahanan isolasi sesuai
persyaratan.
2.6. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.7. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan
ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar
Shop Drawing.
3. Membuat laporan 3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan
selesainya inspeksi prosedur dan format yang berlaku.
pemasangan. 3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani
oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan
penangkal/penangkap petir (Lightning rod), yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan
supervisi dari verifikator.
Menginspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir (Lightning rod) ini meliputi :
1.1. Menginspeksi pemasangan elektrode penangkal/penangkap petir (Lightning rod) yang
sesuai standar.
1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana
inspeksi pemasangan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand
tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang
telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 206

Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
menginspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir (Lightning rod).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur inspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir.
c. Konstruksi penangkal/penangkap petir (Lightning rod).
d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir
(Lightning rod).
e. Alat ukur pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar.
g. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL).
h. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan penangkal/ penangkap petir.
c. Menerapkan konstruksi penangkal/penangkap petir.
d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan
penangkal/penangkap petir (Lightning rod).
e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
f. Menerapkan teori listrik dasar.
g. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL).
h. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.

www.djpp.depkumham.go.id
207 2010, No.321

b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk


melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.


Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
instalasi penangkal/penangkap petir (Lightning rod).

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 208

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.207.101.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power
Supply).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
catu daya arus searah (DC Power Supply).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1.Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan
mempersiapkan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan 1.2.Prosedur inspeksi pemasangan catu daya arus searah
catu daya arus searah disiapkan sesuai persyaratan.
(DC Power Supply).
1.3.Gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi
pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply)
disiapkan dan dimengerti.
1.4.Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan catu daya
arus searah diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat
bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.5.Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.6.Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi
pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply).
2. Menginspeksi 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
pemasangan catu daya Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
arus searah (DC Power 2.2. Peralatan/material catu daya arus searah (DC Power
Supply). Supply) diinspeksi sesuai dengan spesifikasi dan gambar
Shop Drawing.

2.3. Peralatan/material catu daya arus searah (DC Power


Supply) diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak
mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang
telah ditetapkan.
2.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran
pengawatan dilakukan sesuai prosedur.

www.djpp.depkumham.go.id
209 2010, No.321

2.5. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan


pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai
persyaratan.
2.6. Pemberian tegangan pada catu daya arus searah (DC
Power Supply) dilaksanakan sesuai dengan persyaratan
yang berlaku.
2.7. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan
ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar
Shop Drawing.
3. Membuat laporan 3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan
selesainya inspeksi prosedur dan format yang berlaku.
pemasangan. 3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani
oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan
catu daya arus searah (DC Power Supply) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan
supervisi dari verifikator.
Menginspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply) ini meliputi :
1.1. Menginspeksi pemasangan catu daya arus searah yang sesuai standar.
1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana
inspeksi pemasangan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand
tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang
telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
menginspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply).

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 210

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur inspeksi pemasangan catu daya arus searah.
c. Konstruksi catu daya arus searah (DC Power Supply).
d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC
Power Supply).
e. Elektronika Penyearah (Rectifier).
f. Alat ukur pengukuran listrik.
g. Teori listrik dasar.
h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL).
i. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan catu daya arus searah.
c. Menerapkan konstruksi catu daya arus searah (DC Power Supply).
d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan catu daya arus
searah (DC Power Supply).
e. Menggunakan Elektronika Penyearah (Rectifier).
f. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
g. Menerapkan teori listrik dasar.
h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL).
i. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan
menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area
pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi
kerja.

www.djpp.depkumham.go.id
211 2010, No.321

b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk


melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja
dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko
seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
catu daya arus searah.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 212

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.207.102.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu
lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi
pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan
reklame/Billboard dan lampu kabut).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan 1.2. Prosedur inspeksi pemasangan lampu tanda disiapkan
lampu tanda (tanda sesuai dengan persyaratan.
bahaya, lampu lalu
1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi
lintas, papan pemasangan lampu tanda disiapkan dan dimengerti.
reklame/Billboard dan
lampu kabut). 1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan lampu tanda
diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja
baik dan aman serta terkalibrasi.
1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.6. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi
pemasangan lampu tanda.
2. Menginspeksi 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
pemasangan lampu Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
tanda. 2.2. Peralatan/material lampu tanda dipasang sesuai dengan
spesifikasi dan persyaratan yang berlaku.
2.3. Peralatan/material lampu tanda diperiksa sedemikian
rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan
(Index Protection) yang telah ditetapkan.
2.4. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB,
Fuse) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar
peralatan.

www.djpp.depkumham.go.id
213 2010, No.321

2.5. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran


pengawatan dilakukan sesuai prosedur.
2.6. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan
pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan.
2.7. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.8. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan
ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar
Shop Drawing.
3. Membuat laporan 3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan
selesainya inspeksi prosedur dan format yang berlaku.
pemasangan. 3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani
oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Pernyataan

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan
lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut) yang
dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Menginspeksi pemasangan lampu tanda ini meliputi :
1.1. Menginspeksi pemasangan lampu tanda yang sesuai standar.
1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana
inspeksi pemasangan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand
tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang
telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 214

Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan


strategi menginspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan
reklame/Billboard dan lampu kabut).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur inspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan
reklame/Billboard dan lampu kabut).
c. Konstruksi lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard
dan lampu kabut).
d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan lampu tanda.
e. Alat ukur pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar.
g. Teknik Penerangan lampu tanda.
h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL).
i. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu
lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).
c. Menerapkan konstruksi lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan
reklame/Billboard dan lampu kabut).
d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan lampu tanda.
e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
f. Menerapkan teori listrik dasar.
g. Menerapkan teknik penerangan lampu tanda.
h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL).
i. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan
menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area
pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

www.djpp.depkumham.go.id
215 2010, No.321

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja
dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko
seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
instalasi penerangan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 216

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.207.103.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU)
dan lampu penerangan lapangan (out door).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan
lapangan (out door).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan 1.2.Prosedur inspeksi pemasangan lampu PJU dan lampu
lampu penerangan penerangan lapangan disiapkan sesuai dengan
jalan umum (PJU) dan persyaratan.
lampu penerangan 1.3.Gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi
lapangan (out door). pemasangan lampu PJU dan lampu penerangan lapangan
disiapkan dan dimengerti.
1.4.Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan lampu PJU
dan lampu penerangan lapangan diperoleh dan diperiksa
dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta
terkalibrasi.
1.5.Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.6.Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi
pemasangan lampu PJU.
2. Menginspeksi 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
pemasangan lampu Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
penerangan jalan 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB,
umum (PJU) dan Fuse dan Kontaktor) diperiksa sesuai instruksi manual
lampu penerangan dan standar peralatan.
lapangan (out door). 2.3. Peralatan/material lampu PJU dan lampu penerangan
lapangan dipasang sesuai dengan spesifikasi dan
persyaratan yang berlaku.
2.4. Peralatan/material lampu PJU dan lampu penerangan
lapangan diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak

www.djpp.depkumham.go.id
217 2010, No.321

mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang


telah ditetapkan.
2.5. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran
pengawatan dilakukan sesuai prosedur.
2.6. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan
pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan.
2.7. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.8. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan
ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar
Shop Drawing.
3. Membuat laporan 3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan
selesainya inspeksi prosedur dan format yang berlaku.
pemasangan. 3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani
oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan
lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door) yang dapat
dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.

Menginspeksi pemasangan lampu PJU dan lampu penerangan lapangan (out door) ini meliputi :
1.1. Menginspeksi pemasangan PJU dan lampu penerangan lapangan (out door) yang sesuai
standar.
1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana
inspeksi pemasangan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand
tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang
telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 218

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan


Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
menginspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan
lapangan (out door).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur inspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu
penerangan lapangan (out door).
c. Konstruksi lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan
(out door).
d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan lampu penerangan jalan
umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
e. Alat ukur pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar.
g. Teknik Penerangan lampu PJU dan penerangan lapangan.
h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL).
i. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU)
dan lampu penerangan lapangan (out door).
c. Menerapkan konstruksi lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan
lapangan (out door).
d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan lampu
penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).
e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
f. Menerapkan teori listrik dasar.
g. Menerapkan teknik penerangan lampu jalan umum (PJU) dan penerangan lapangan
(out door).
h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL).
i. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.

www.djpp.depkumham.go.id
219 2010, No.321

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 220

e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan


peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
instalasi penerangan.

www.djpp.depkumham.go.id
221 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.201.201.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan
rendah (Low Voltage Main Distribution Board).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main
Distribution Board).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan 1.2. Gambar satu garis yang berkaitan dengan inspeksi
papan hubung bagi pemasangan PHB utama tegangan rendah, diperiksa
utama tegangan rendah sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP.
(Low Voltage Main 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat dilaksanakan
Distribution Board).
sesuai SOP.
1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan PHB utama
tegangan rendah diperiksa dengan kondisi dapat bekerja
baik dan aman serta terkalibrasi.
1.5. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk
memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif
pada tempat kerja.
1.6. Inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan
rendah (LVMDB) disiapkan sesuai dengan SOP.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi
pemasangan LVMDB.
2. Menginspeksi 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
pemasangan papan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
hubung bagi utama 2.2. Pemasangan dan fisik PHB utama tegangan rendah
tegangan rendah (Low diperiksa sesuai gambar konstruksi dan SOP.
Voltage Main 2.3. Pemasangan peralatan pengaman (LVCB, MCB dan
Distribution Board).
Fuse) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar
peralatan.
2.4. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan
tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 222

sesuai stándar konstruksi dan standar operasi.


2.5. Pemasangan sepatu kabel pada PHB utama tegangan
rendah diinspeksi sesuai standar dan instruksi manual.
2.6. Karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang
pada PHB utama diperiksa dan nilainya harus sesuai
dengan standar operasi.
2.7. Pemasangan PHB utama dan lengkapannya diinspeksi
sesuai dengan instruksi manual dan SOP.
2.8. PHB utama yang dipasang diperiksa sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index
Protection) yang telah ditetapkan.
2.9. PHB utama tegangan rendah diperiksa sesuai dengan
fungsi kerjanya dan SOP.
2.10. Urutan fasa R, S dan T pada PHB utama tegangan
rendah diperiksa sesuai SOP.
3. Membuat laporan 3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan
selesainya inspeksi prosedur dan format yang berlaku.
pemasangan. 3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani
oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan papan
hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board) yang dapat
dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main
Distribution Board) ini meliputi :
1.1. Inspeksi pemasangan komponen yang sesuai standar.
1.2. Inspeksi pemasangan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana
pemasangan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes dan peralatan pencarian gangguan.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat
ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini

www.djpp.depkumham.go.id
223 2010, No.321

dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.5. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage
Main Distribution Board).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung bagi
utama tegangan rendah.
c. Konstruksi papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main
Distribution Board).
d. Prosedur inspeksi pemasangan papan hubung bagi.
e. Spesifikasi/Persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan hubung bagi
utama tegangan rendah.
f. Peralatan/perkakas kerja untuk inspeksi pemasangan PHB utama tegangan rendah.
g. Alat ukur dan pengukuran listrik.
h. Teori listrik dasar.
i. Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik.
j. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
k. Penulisan Laporan Inspeksi Pemasangan PHB Utama.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Membaca gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung
bagi utama tegangan rendah.
c. Menerapkan konstruksi papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage
Main Distribution Board).
d. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan
rendah.
e. Menggunakan spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan
hubung bagi utama tegangan rendah.
f. Menggunakan peralatan/perkakas kerja untuk inspeksi pemasangan PHB utama
tegangan rendah.
g. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik.
h. Menggunakan teori listrik dasar.
i. Menerapkan Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik.
j. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
k. Menuliskan laporan inspeksi pemasangan PHB utama.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 224

2.6. Ruang Lingkup Pengujian


2.6.1 Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan
menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area
pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.
2.6.2 Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.7. Metode Asesmen


2.7.1 Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.7.2 Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.7.3 Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.7.4 Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.8. Aspek Penting


2.8.1 Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.8.2 Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.8.3 Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja
dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko
seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

www.djpp.depkumham.go.id
225 2010, No.321

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta


mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.9. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi pendidikan formal D3 Listrik dengan pengalaman di bidang papan hubung
bagi utama tegangan rendah.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 226

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.201.202.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan
menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage
Main Distribution Board).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan 1.2. Gambar satu garis yang berkaitan dengan inspeksi
papan hubung bagi pemasangan PHB utama tegangan menengah, diperiksa
utama tegangan sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP.
menengah (Medium 1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat dilaksanakan
Voltage Main sesuai SOP.
Distribution Board).
1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan PHB utama
tegangan menengah diperiksa dengan kondisi dapat
bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.5. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk
memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif
pada tempat kerja.
1.6. Inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan
menengah (MVMDB) disiapkan sesuai dengan SOP.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi
pemasangan MVMDB.
2. Menginspeksi 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
pemasangan papan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
hubung bagi utama 2.2. Pemasangan dan fisik PHB utama tegangan menengah
tegangan menengah diperiksa sesuai gambar konstruksi dan SOP.
(Medium Voltage 2.3. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LBS, PMT
Main Distribution
dan Fuse TM) diperiksa sesuai instruksi manual dan
Board). standar peralatan.
2.4. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan
tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas

www.djpp.depkumham.go.id
227 2010, No.321

sesuai stándar konstruksi dan standar operasi.


2.5. Pemasangan sepatu kabel pada PHB utama tegangan
menengah diinspeksi sesuai standar dan instruksi
manual.
2.6. Karakteristik dan rating relay pembatas arus yang
dipasang pada PHB utama diperiksa dan nilainya harus
sesuai dengan standar operasi.
2.7. Pemasangan PHB utama dan lengkapannya diinspeksi
sesuai dengan instruksi manual dan standing operation
procedure (SOP).
2.8. PHB utama yang dipasang diperiksa sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index
Protection) yang telah ditetapkan.
2.9. PHB utama tegangan menengah diperiksa sesuai
dengan fungsi kerjanya dan SOP.
2.10. Urutan fasa R, S dan T pada PHB utama tegangan
menengah diperiksa sesuai SOP.
3. Membuat laporan 3.1. Laporan inspeksi dibuat sesuai dengan prosedur dan
selesainya inspeksi. format yang berlaku.
3.2. Berita Acara inspeksi diisi sesuai dengan prosedur dan
format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak
yang terkait.

1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan
papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board) yang
dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.

Menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage
Main Distribution Board) ini meliputi :
1.1. Menginspeksi pemasangan komponen yang sesuai standar.
1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana
pemasangan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes dan peralatan pencarian gangguan.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat
ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 228

dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium
Voltage Main Distribution Board).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung bagi
utama tegangan menengah.
c. Konstruksi papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main
Distribution Board).
d. Prosedur inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah.
e. Spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan hubung bagi
utama tegangan menengah.
f. Peralatan/perkakas kerja untuk inspeksi pemasangan PHB utama tegangan
menengah.
g. Alat ukur dan pengukuran listrik.
h. Teori listrik dasar.
i. Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik.
j. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
k. Penulisan Laporan Inspeksi Pemasangan PHB Utama.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Membaca gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung
bagi utama tegangan menengah.
c. Menerapkan konstruksi papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium
Voltage Main Distribution Board).
d. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama.
e. Menggunakan spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan
hubung bagi utama tegangan menengah.
f. Menggunakan peralatan/perkakas kerja untuk inspeksi pemasangan PHB utama
tegangan menengah.
g. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik.
h. Menggunakan teori listrik dasar.
i. Menerapkan Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik.
j. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
k. Menuliskan Laporan Inspeksi Pemasangan PHB utama.

www.djpp.depkumham.go.id
229 2010, No.321

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan
menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area
pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan
sumber daya khusus di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
1. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
2. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja
dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko
seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 230

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta


mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.
2.5. Persyaratan Pendidikan
Kualifikasi pendidikan formal D3 Listrik dengan pengalaman di bidang papan hubung
bagi utama tegangan menengah.

www.djpp.depkumham.go.id
231 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.202.201.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant,
sprinkler, air bersih dan air limbah).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit 1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen
instalasi listrik pompa terkait inspeksi pemasangan komponen dan sirkit
(untuk hydrant, instalasi listrik pompa disiapkan dan dimengerti.
sprinkler, air bersih
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai
dan air limbah).
uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik pompa diperoleh
dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan
aman serta terkalibrasi.
1.4. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi
listrik pompa direncanakan untuk memastikan
kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut
secara tepat sesuai dengan persyaratan.
1.5. Jenis sistem perlengkapan utama dan perlengkapan
pelengkap yang dibutuhkan disiapkan sesuai dengan
persyaratan spesifikasi peralatan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi
pemasangan komponen dan sirkit instalasi.
2. Menginspeksi 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
pasangan komponen Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
dan sirkit instalasi 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB,
listrik pompa (untuk MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 232

hydrant, sprinkler, air manual dan standar peralatan.


bersih dan air limbah). 2.3. Komponen instalasi listrik pompa dan lengkapannya
diinspeksi sesuai dengan standar dan persyaratan yang
berlaku.
2.4. Sirkit instalasi listrik pompa dan lengkapannya
diinspeksi sesuai dengan standar dan persyaratan yang
berlaku.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik pompa diperiksa
sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat
pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.
2.6. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran
pengawatan dilakukan sesuai prosedur.
2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik pompa dan
lengkapannya diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.10. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan
ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar
Shop Drawing.
3. Membuat laporan 3.1 Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan
selesainya inspeksi prosedur dan format yang berlaku.
pemasangan. 3.2 Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani
oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah)
yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air
bersih dan air limbah) ini meliputi :
1.1. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa yang sesuai standar.
1.2. Inspeksi pemasangan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum
di dalam gambar rencana inspeksi pemasangan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand
tools dan power tools.

www.djpp.depkumham.go.id
233 2010, No.321

1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang
telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan
strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk
hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk
hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
c. Konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant,
sprinkler, air bersih dan air limbah).
d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan komponen dan sirkit
instalasi listrik pompa.
e. Alat ukur pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar.
g. Teknik instalasi tenaga.
h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik pompa).
i. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
j. Sistem pembumian.
k. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.
Keterampilan yang harus dimiliki
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
c. Menerapkan konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa
(untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).
d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan komponen
dan sirkit instalasi listrik pompa.
e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
f. Menerapkan teori listrik dasar.
g. Menerapkan teknik instalasi tenaga.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 234

h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi


lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik pompa).
i. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
j. Menerapkan sistem pembumian.
k. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.

www.djpp.depkumham.go.id
235 2010, No.321

Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.

Menunjukkan kandidat mampu untuk :


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
instalasi tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 236

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.202.202.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor
listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/
AC, lift, escalator dan conveyor).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit 1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait
instalasi motor listrik inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor
(untuk air listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan
conditioning/AC, lift, conveyor) disiapkan dan dimengerti.
escalator dan 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
conveyor).
yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan komponen
dan sirkit instalasi motor listrik diperoleh dan diperiksa
dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta
terkalibrasi.
1.4. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor
listrik direncanakan dan disiapkan untuk memastikan
kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut
secara tepat sesuai dengan persyaratan.
1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait dipasang sesuai
standar dan dokumen inspeksi pemasangan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi
pemasangan komponen dan sirkit instalasi.
2. Menginspeksi 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
pemasangan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB,

www.djpp.depkumham.go.id
237 2010, No.321

instalasi motor listrik Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan
(untuk air standar peralatan.
conditioning/AC, lift, 2.3. Komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air
escalator dan conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) dan
conveyor). lengkapannya diinspeksi sesuai dengan standar dan
persyaratan yang berlaku.
2.4. Komponen dan sirkit instalasi (untuk air
conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) diperiksa
sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat
pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.
2.5. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran
pengawatan dilakukan sesuai prosedur.
2.6. Komponen instalasi motor listrik (untuk air
conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor), diperiksa
sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.9. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan
ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar
Shop Drawing.
3. Membuat laporan 3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan
selesainya inspeksi prosedur dan format yang berlaku.
pemasangan. 3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani
oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan
conveyor) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC,
lift, escalator dan conveyor) ini meliputi :
1.1. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik yang sesuai standar.
1.2. Inspeksi pemasangan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum
di dalam gambar rencana inspeksi pemasangan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand
tools dan power tools.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 238

1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang
telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan
strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air
conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air
conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
c. Konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air
conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan komponen dan sirkit
instalasi motor listrik.
e. Alat ukur pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar.
g. Teknik instalasi tenaga.
h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi motor listrik).
i. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
j. Sistem pembumian.
k. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air
conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
c. Menerapkan Konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik
(untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).
d. Menggunakan Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan komponen
dan sirkit instalasi motor listrik.
e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
f. Menerapkan teori listrik dasar.

www.djpp.depkumham.go.id
239 2010, No.321

g. Menerapkan teknik instalasi tenaga.


h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi motor listrik).
i. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
j. Menerapkan sistem pembumian.
k. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.
2.2.2. Cakupan
Harus mencakup:
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti
sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 240

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.


Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
instalasi tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
241 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.203.201.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non
programmable logic control (Non PLC).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic
control (Non PLC).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit 1.2. Program Kerja, diagram tangga (Ladder), dan gambar
motor kontrol non pengawatan pemasangan komponen dan sirkit motor
programmable logic kontrol non PLC disiapkan sesuai instruksi manual.
control (Non PLC).
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan komponen
dan sirkit motor kontrol diperiksa dengan kondisi dapat
bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol
non PLC direncanakan dan disiapkan untuk memastikan
kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan tahap pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dan instruksi
manual.
1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait diinspeksi sesuai
standar dan dokumen penginspeksian.
1.6. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk
memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif
pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi
pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non
PLC.

2. Menginspeksi 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan


pemasangan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB,
motor kontrol non Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 242

programmable logic standar peralatan.


control (Non PLC). 2.3. Komponen dan sirkit motor kontrol non PLC dan
lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC)
diinspeksi sesuai dengan instruksi manual dan
persyaratan yang berlaku.
2.4. Komponen dan sirkit motor kontrol non PLC diperiksa
sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat
pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.
2.5. Komponen dan instalasi motor kontrol non PLC
diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.6. Bila terdapat CPU dan Modem maka CPU di-loading
dengan program yang sesuai untuk operasi motor kontrol
dan Modem disiapkan sesuai instruksi manual dan SOP.
2.7. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi
perencanaan dilakukan dengan pemeriksaan diagram
tangga (Ladder) dan membandingkan gambar Shop
Drawing.

3. Membuat laporan 3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan


selesainya inspeksi prosedur dan format yang berlaku.
pemasangan. 3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani
oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan
komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC) yang dapat
dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control
(Non PLC) ini meliputi :
1.1. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor yang sesuai standar.
1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana inspeksi
pemasangan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan menginspeksi pemasangan terdiri dari
hand tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat
ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi.

www.djpp.depkumham.go.id
243 2010, No.321

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
memasang komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non
PLC).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan pemasangan komponen dan sirkit
motor kontrol non PLC.
c. Prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC.
d. Spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit motor kontrol non PLC.
e. Alat ukur dan pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar.
g. Standar dan spesifikasi inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non
PLC.
h. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
i. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Membaca gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan pemasangan komponen
dan sirkit motor kontrol non PLC.
c. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non
PLC.
d. Menggunakan spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection)
inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC.
e. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik.
f. Menggunakan teori listrik dasar.
g. Menerapkan standar dan spesifikasi inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor
kontrol non PLC.
h. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
i. Menuliskan Laporan Inspeksi pemasangan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 244

2.4. Ruang Lingkup Pengujian


2.4.1 Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.
2.4.2 Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.5. Metode Asesmen


2.5.1 Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.5.2 Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.5.3 Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.5.4 Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.6. Aspek Penting


2.6.1 Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.6.2 Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.6.3 Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

www.djpp.depkumham.go.id
245 2010, No.321

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta


mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.7. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
sistem motor kontrol.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 246

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.204.201.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable
logic control (PLC).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit 1.2. Program kerja, diagram tangga (Ladder), dan gambar
programmable logic pengawatan pemasangan komponen dan sirkit PLC
control (PLC). disiapkan sesuai instruksi manual.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan diperoleh
dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan
aman serta terkalibrasi.
1.4. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit
programmable logic control (PLC) direncanakan dan
disiapkan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3
diikuti dan tahap pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan.
1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait diinspeksi sesuai
standar dan dokumen inspeksi.
1.6. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk
memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif
pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi
pemasangan komponen dan sirkit PLC.
2. Menginspeksi 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
pemasangan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Komponen dan sirkit programmable logic control (PLC)
programmable logic dan lengkapannya diinspeksi sesuai dengan standar dan
control (PLC). persyaratan yang berlaku.

www.djpp.depkumham.go.id
247 2010, No.321

2.3. Komponen dan sirkit programmable logic control (PLC)


diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah
ditetapkan.
2.4. Komponen instalasi programmable logic control (PLC)
diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.5. Bila terdapat CPU dan Modem maka CPU di-loading
dengan program yang sesuai untuk operasi PLC dan
Modem diperiksa sesuai instruksi manual dan SOP.
2.6. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi
perencanaan dilakukan dengan pemeriksaan diagram
tangga (Ladder) dan membandingkan gambar Shop
Drawing.
3. Membuat laporan 3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan
selesainya inspeksi prosedur dan format yang berlaku.
pemasangan. 3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani
oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan
komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) yang dapat dilaksanakan oleh
pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) ini meliputi
:
1.1. Menginspeksi pemasangan komponen yang sesuai standar.
1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana
pemasangan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand
tools dan power tools.
1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat
ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 248

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan


Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi
menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan pemasangan komponendan sirkit
PLC.
c. Prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit PLC.
d. Spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) pemasangan PLC.
e. Alat ukur dan pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar.
g. Standar dan spesifikasi pemasangan PLC.
h. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
i. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Membaca gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan pemasangan komponen
dan sirkit PLC .
c. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit PLC.
d. Menggunakan spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection)
pemasangan PLC.
e. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik.
f. Menggunakan teori listrik dasar.
g. Menerapkan standar dan spesifikasi pemasangan PLC.
h. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
i. Menuliskan Laporan Inspeksi pemasangan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

www.djpp.depkumham.go.id
249 2010, No.321

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
sistem kontrol PLC.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 250

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.207.201.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
kolam renang tegangan rendah.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan
rendah.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit 1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen
instalasi listrik kolam terkait inspeksi pemasangan komponen dan sirkit
renang tegangan instalasi listrik kolam renang disiapkan dan dimengerti.
rendah. 1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai
uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang
diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja
baik dan aman serta terkalibrasi.
1.4. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi
listrik kolam renang direncanakan untuk memastikan
kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut
secara tepat sesuai dengan persyaratan.
1.5. Jenis sistem perlengkapan utama dan perlengkapan
pelengkap yang dibutuhkan disiapkan sesuai dengan
persyaratan spesifikasi peralatan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi
pemasangan komponen dan sirkit instalasi.

2. Menginspeksi 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan


pemasangan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Pemasangan peralatan pengaman (LVCB, MCB, Fuse
instalasi listrik kolam dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan

www.djpp.depkumham.go.id
251 2010, No.321

renang tegangan standar peralatan.


rendah. 2.3. Komponen instalasi listrik kolam renang dan
lengkapannya diinspeksi sesuai dengan standar dan
persyaratan yang berlaku.
2.4. Sirkit instalasi listrik kolam renang dan lengkapannya
diinspeksi sesuai dengan standar dan persyaratan yang
berlaku.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang
diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah
ditetapkan.
2.6. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran
pengawatan dilakukan sesuai prosedur.
2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang dan
lengkapannya diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.10. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan
ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara
membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar
Shop Drawing.
3. Membuat laporan 3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan
selesainya inspeksi prosedur dan format yang berlaku.
pemasangan. 3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan
prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani
oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah, yang dapat dilaksanakan
oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah ini
meliputi :
1.1. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik yang sesuai standar.
1.2. Inspeksi pemasangan polaritas dengan benar.
1.3. Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum
di dalam gambar rencana inspeksi pemasangan.
1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand
tools dan power tools.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 252

1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang
telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan
strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang
tegangan rendah.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang
tegangan rendah.
c. Konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan
rendah.
d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan komponen dan sirkit
instalasi listrik kolam renang.
e. Alat ukur pengukuran listrik.
f. Teori listrik dasar.
g. Teknik penerangan kolam renang.
h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang).
i. Bahan instalasi listrik untuk kolam renang tegangan rendah.
j. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
k. Sistem pembumian.
l. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
kolam renang tegangan rendah.
c. Menerapkan konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam
renang tegangan rendah.
d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan komponen
dan sirkit instalasi listrik kolam renang.
e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
253 2010, No.321

f. Menerapkan teori listrik dasar.


g. Menerapkan teknik penerangan kolam renang.
h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang).
i. Menerapkan bahan instalasi listrik untuk kolam renang.
j. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
k. Menerapkan sistem pembumian.
l. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 254

2.4.2. Bukti Uji


Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang
instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
255 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.208.202.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan
piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal
yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti
rumah tangga (Home Appliances).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit 1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen
instalasi listrik. terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit
instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai
uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan
diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman
serta terkalibrasi.
1.4. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan
pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan
persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang
diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan
persyaratan pemasangan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi
pemasangan komponen dan sirkit instalasi.
2. Menginspeksi 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
pemasangan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB,
instalasi listrik. FUSE dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan
standar peralatan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 256

2.3. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta


lengkapannya diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang
ditentukan
2.4. Bagian atau hubungan instalasi dilepas supaya dapat
melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi
terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah
fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan, piranti
elektronik dan piranti rumah tangga dan lengkapannya,
diperiksa sesuai standar peralatan dan SOP.
2.6. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa
tunggal yang digunakan untuk penerangan, piranti
elektronik dan piranti rumah tangga (Home
Appliances), diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan
2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang
dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan
hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik
untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan.
2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi
dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses
inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3. Membuat laporan 3.1. Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk
selesainya inspeksi. rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan
apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat
dan disampaikan kepada personel yang tepat.
3.2. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya
ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk
mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan
3.3. Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku.
3.4. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak
yang terkait.
3.5. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi
disampaikan kepada personel dan atau pihak
berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id
257 2010, No.321

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk
penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) yang dapat
dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang
digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) ini
meliputi :
1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah
dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan
strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah
fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah
tangga (Home Appliances).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur inspeksi instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana).
f. Bahan instalasi listrik yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan
piranti rumah tangga (Home Appliances).
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 258

i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik.
c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik yang digunakan untuk penerangan, piranti
elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.

www.djpp.depkumham.go.id
259 2010, No.321

2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.


Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK Listrik dengan pengalaman di bidang
instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 260

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.208.203.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan
piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti
rumah tangga (Home Appliances).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk


mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit 1.2. Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen
instalasi listrik. terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit
instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai
uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan
diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman
serta terkalibrasi.
1.4. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan
pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan
persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang
diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan
persyaratan pemasangan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi
pemasangan komponen dan sirkit instalasi.

www.djpp.depkumham.go.id
261 2010, No.321

2. Menginspeksi 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan


pemasangan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse
instalasi listrik. dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan
standar peralatan.
2.3. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang
ditentukan.
2.4. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas
supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk
memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk penerangan, piranti
elektronik dan piranti rumah tangga dan lengkapannya,
diperiksa sesuai standar peralatan dan SOP.
2.6. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik
dan piranti rumah tangga (Home Appliances), diperiksa
sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang
dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan
hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik
untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan.
2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi
dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses
inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3. Membuat laporan 3.1. Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk
selesainya inspeksi. rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan
apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat
dan disampaikan kepada personel yang tepat.
3.2. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya
ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk
mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
3.3. Laporan Pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 262

3.4. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur


dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak
yang terkait.
3.5. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi
disampaikan kepada personel dan atau pihak
berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk
penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) yang dapat
dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) ini
meliputi :
1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah
dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan
strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga
(Home Appliances).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur inspeksi instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
263 2010, No.321

d. Teori listrik dasar.


e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan,
piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik.
c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk
penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan.

2.4. Ruang Lingkup Pengujian


2.4.1 Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.4.2 Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 264

2.5. Metode Asesmen


2.5.1 Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.5.2 Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.5.3 Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.5.4 Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.6. Aspek Penting


2.6.1 Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.6.2 Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.6.3 Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.7. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi
pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
265 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.208.204.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk
bangunan industri rumah tangga (Home Industries).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal
atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah
tangga (Home Industries).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk


mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit 1.2. Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen
instalasi listrik. terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit
instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai
uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan
diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman
serta terkalibrasi.
1.4. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan
pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan
persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang
diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan
persyaratan pemasangan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi
pemasangan komponen dan sirkit instalasi.

2. Menginspeksi 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan


pemasangan

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 266

komponen dan sirkit Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.


instalasi listrik. 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse
dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan
standar peralatan
2.3. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non
PLC) diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang
ditentukan.
2.4. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas
supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk
memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti industri
rumah tangga dan lengkapannya, diperiksa sesuai
standar peralatan dan SOP.
2.6. Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk
penerangan, piranti elektronik dan piranti industri
rumah tangga diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang
dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan
hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik
untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan.
2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi
dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses
inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3. Membuat laporan 3.1. Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk
selesainya inspeksi. rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan
apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat
dan disampaikan kepada personel yang tepat.
3.2. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya
ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk
mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
3.3. Laporan Pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku.
3.4. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak

www.djpp.depkumham.go.id
267 2010, No.321

yang terkait.
3.5. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi
disampaikan kepada personel dan atau pihak
berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan
untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries) yang dapat dilaksanakan oleh
pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau
fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries) ini meliputi :
1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah
dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan
strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah
fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga
(Home Industries).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur inspeksi instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri rumah tangga /

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 268

Home Industries).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan
untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik.
c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri rumah
tangga / Home Industries).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang
digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b.Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan
pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks
Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang
berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu
lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi
kerja.
b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

www.djpp.depkumham.go.id
269 2010, No.321

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi
pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 270

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.207.301.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus
sistem SCADA.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk


mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit 1.2. Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen
instalasi listrik. terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit
instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai
uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan
diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman
serta terkalibrasi.
1.4. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan
pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan
persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang
diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan
persyaratan pemasangan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi.
2. Menginspeksi 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
pemasangan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB,
instalasi listrik. MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi
manual dan standar peralatan.

www.djpp.depkumham.go.id
271 2010, No.321

2.3. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta


lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol)
diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan.
2.4. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas
supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk
memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk instalasi bangunan khusus sistem SCADA dan
lengkapannya, diperiksa sesuai standar peralatan dan
SOP.
2.6. Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk
instalasi bangunan khusus sistem SCADA diperiksa
sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang
dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan
hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik
untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan.
2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi
dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses
inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3. Membuat laporan 3.1. Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk
selesainya inspeksi. rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan
apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat
dan disampaikan kepada personel yang tepat.
3.2. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya
ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk
mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
3.3. Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku.
3.4. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak
yang terkait.
3.5. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi
disampaikan kepada personel dan atau pihak
berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 272

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan
khusus sistem SCADA yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari
verifikator.
Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA ini meliputi :
1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah
dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan


Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan
strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur inspeksi instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus sistem
SCADA).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan khusus
sistem SCADA.
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.

www.djpp.depkumham.go.id
273 2010, No.321

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik.
c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus
sistem SCADA).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan
khusus sistem SCADA.
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 274

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia


bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi
pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
275 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.207.302.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus
layanan medis.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit 1.2. Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen
instalasi listrik. terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit
instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai
uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan
diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman
serta terkalibrasi.
1.4. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan
pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan
persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang
diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan
persyaratan pemasangan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.7. Jika dapat diterapkan, semua peraturan yang relevan
dan informasi yang sesuai persyaratan peraturan dan
dokumentasi diperoleh sebelum memulai inspeksi.
2. Menginspeksi 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
pemasangan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB,
instalasi listrik. MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi
manual dan standar peralatan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 276

2.3. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta


lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol)
diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan.
2.4. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas
supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk
memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk instalasi bangunan khusus layanan medis dan
lengkapannya, diperiksa dan diuji sesuai standar
peralatan dan prosedur inspeksi.
2.6. Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk
instalasi bangunan khusus layanan medis diperiksa
sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan
2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang
dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan
hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik
untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan.
2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi
dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses
inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3. Membuat laporan 3.1. Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk
selesainya inspeksi. rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan
apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat
dan disampaikan kepada personel yang tepat.
3.2. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya
ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk
mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan
3.3. Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku.
3.4. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak
yang terkait.
3.5. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi
disampaikan kepada personel dan atau pihak
berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id
277 2010, No.321

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan
khusus layanan medis yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk bangunan khusus layanan medis ini meliputi :
1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam Laporan Pemeriksaan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah
dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan


Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan
strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur inspeksi instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus layanan
medis).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan khusus
layanan medis.
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 278

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) .
b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik.
c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus
layanan medis).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan
khusus layanan medis.
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan.
2.2. Ruang Lingkup Pengujian
2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b.Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan
pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks
Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang
berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu
lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi
kerja.
b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar
di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id
279 2010, No.321

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi
pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 280

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.207.303.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus
medis (ruang roentgen, ruang operasi).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang
operasi).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk


mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit 1.2. Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen
instalasi listrik. terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit
instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai
uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan
diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman
serta terkalibrasi.
1.4. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan
pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan
persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang
diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan
persyaratan pemasangan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi
pemasangan instalasi.
2. Menginspeksi 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
pemasangan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB,
instalasi listrik. MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi

www.djpp.depkumham.go.id
281 2010, No.321

manual dan standar peralatan.


2.3. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol)
diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan.
2.4. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas
supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk
memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk instalasi ruang khusus medis (ruang roentgen,
ruang operasi) dan lengkapannya, diperiksa sesuai
standar peralatan dan prosedur inspeksi.
2.6. Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk
instalasi ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang
operasi) diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan
2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang
dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan
hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik
untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan.
2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi
dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses
inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3. Membuat laporan 3.1. Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk
selesainya inspeksi. rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan
apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat
dan disampaikan kepada personel yang tepat.
3.2. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya
ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk
mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
3.3. Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku.
3.4. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak
yang terkait.
3.5. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi
disampaikan kepada personel dan atau pihak
berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 282

1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang
khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan
supervisi dari verifikator.
Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi) ini meliputi :
1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah
dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan


Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan
strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur inspeksi instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik ruang khusus medis / ruang
roentgen / ruang operasi).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk ruang khusus medis
(ruang roentgen, ruang operasi).
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.

www.djpp.depkumham.go.id
283 2010, No.321

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik.
c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik..
d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik ruang khusus medis /
ruang roentgen / ruang operasi).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk ruang
khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h.Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 284

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia


bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi Pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi
pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
285 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.207.304.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk bangunan industri khusus.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi
tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan
industri khusus.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

1. Merencanakan dan 1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk


mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit 1.2. Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait
instalasi listrik. menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi
listrik disiapkan dan dimengerti.
1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa
dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta
terkalibrasi.
1.4. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan
pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan
persyaratan.
1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang
diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan
pemasangan.
1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi
pemasangan sistem.
2. Menginspeksi 2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
pemasangan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB,
instalasi listrik. MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 286

manual dan standar peralatan.


2.3. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non
PLC) diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang
ditentukan.
2.4. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas
supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk
memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk instalasi penerangan dan tenaga bangunan
industri khusus dan lengkapannya, diperiksa sesuai
standar peralatan dan prosedur inspeksi.
2.6. Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk
instalasi penerangan dan tenaga bangunan industri
khusus diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang
dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan
hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik
untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan.
2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi
dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses
inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3. Membuat laporan 3.1. Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk
selesainya inspeksi. rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan
apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat
dan disampaikan kepada personel yang tepat.
3.2. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya
ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk
mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
3.3. Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku.
3.4. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak
yang terkait.
3.5. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi
disampaikan kepada personel dan atau pihak
berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id
287 2010, No.321

1. Batasan Variabel
Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan industri khusus yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana
dengan supervisi dari verifikator.
Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus ini meliputi :
1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah
dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan
strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan
instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri
khusus.
Pengetahuan yang harus dimiliki
a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur inspeksi instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri khusus).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan
untuk bangunan industri khusus.
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 288

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik.
c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri
khusus).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang
digunakan untuk bangunan industri khusus.
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1. Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen


2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id
289 2010, No.321

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia


bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting


2.4.1. Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2. Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi
pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 290

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.208.301.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk bangunan industri (pabrik).
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi
tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan
industri (pabrik).

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1. Merencanakan dan 1.1 Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk
mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit 1.2 Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait
instalasi listrik. menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi
listrik disiapkan dan dimengerti.
1.3 Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa
dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta
terkalibrasi.
1.4 Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan
pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan
persyaratan.
1.5 Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang
diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan
pemasangan.
1.6 Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.7 Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi
pemasangan sistem.
2. Menginspeksi 2.1 Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
pemasangan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2 Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB,
instalasi listrik. Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan

www.djpp.depkumham.go.id
291 2010, No.321

standar peralatan.
2.3 Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non
PLC) diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang
ditentukan.
2.4 Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas
supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk
memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
2.5 Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk instalasi penerangan dan tenaga bangunan industri
(pabrik) dan lengkapannya, diperiksa sesuai standar
peralatan dan prosedur inspeksi.
2.6 Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk
instalasi penerangan dan tenaga bangunan industri
(pabrik) diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.7 Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.8 Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.9 Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang
dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan
hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk
memastikan nilai telah sesuai persyaratan.
2.10 Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan
didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
2.11 Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses
inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3. Membuat laporan 3.1 Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk
selesainya inspeksi. rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan
apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat
dan disampaikan kepada personel yang tepat.
3.2 Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan,
sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah
energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3.3 Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan
format yang berlaku.
3.4 Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak
yang terkait.
3.5 Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi
disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang
yang tepat sesuai dengan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 292

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana
dengan supervisi dari verifikator.
Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik) ini meliputi :
1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah
dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.

2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan


Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan
strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan
instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri
(pabrik).

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur inspeksi instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri/pabrik).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan
untuk bangunan industri (pabrik).
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang.

www.djpp.depkumham.go.id
293 2010, No.321

i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik.
c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan
industri/pabrik).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang
digunakan untuk bangunan industri (pabrik).
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan.

2.2 Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1 Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2 Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3 Metode Asesmen


2.3.1 Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2 Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 294

2.3.3 Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4 Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4 Aspek Penting


2.4.1 Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2 Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3 Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5 Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi
pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
295 2010, No.321

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.208.302.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan publik.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

1. Merencanakan dan 1.1 Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk


mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit 1.2 Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen
instalasi listrik. terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit
instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.
1.3 Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai
uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan
diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman
serta terkalibrasi.
1.4 Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan
pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan
persyaratan.
1.5 Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang
diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan
persyaratan pemasangan.
1.6 Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.7 Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi
pemasangan instalasi.
2. Menginspeksi 2.1 Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
pemasangan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit 2.2 Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB,
instalasi listrik. MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 296

manual dan standar peralatan.


2.3 Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang
ditentukan.
2.4 Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas
supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk
memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
2.5 Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk instalasi bangunan publik dan lengkapannya,
diperiksa sesuai standar peralatan dan prosedur
inspeksi.
2.6 Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk
instalasi bangunan publik diperiksa sesuai dengan
fungsi kerjanya.
2.7 Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.8 Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.9 Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang
dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan
hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik
untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan.
2.10 Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi
dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
2.11 Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses
inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3. Membuat laporan 3.1 Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk
selesainya inspeksi. rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan
apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat
dan disampaikan kepada personel yang tepat.
3.2 Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya
ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk
mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
3.3 Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku.
3.4 Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak
yang terkait.
3.5 Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi
disampaikan kepada personel dan atau pihak
berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id
297 2010, No.321

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan
publik yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.
Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk bangunan publik ini meliputi :
1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah
dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian
Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.

2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan


Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan
strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah
fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur inspeksi instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan publik).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan publik.
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang.
i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 298

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik.
c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan publik).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan
publik.
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan.

2.2 Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1 Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus
di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2 Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3 Metode Asesmen


2.3.1 Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2 Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.
2.3.3 Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4 Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar
di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id
299 2010, No.321

2.4 Aspek Penting


2.4.1 Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2 Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3 Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5 Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi
pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 300

STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.208.303.01


Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik
penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang
digunakan untuk bangunan industri hiburan.
Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi
tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan
industri hiburan.

ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI

1. Merencanakan dan 1.1 Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk


mempersiapkan memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.
inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit 1.2 Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait
instalasi listrik. menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi
listrik disiapkan dan dimengerti.
1.3 Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji
yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa
dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta
terkalibrasi.
1.4 Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan
pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan
persyaratan.
1.5 Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang
diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan
pemasangan.
1.6 Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang
lain yang terlibat pada tempat kerja.
1.7 Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai
persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi
pemasangan instalasi.
2. Menginspeksi 2.1 Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
pemasangan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.
komponen dan sirkit
instalasi listrik. 2.2 Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB,

www.djpp.depkumham.go.id
301 2010, No.321

MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi


manual dan standar peralatan.
2.3 Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta
lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol)
diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan.
2.4 Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas
supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk
memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
2.5 Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan
untuk instalasi penerangan dan tenaga bangunan
industri hiburan dan lengkapannya, diperiksa sesuai
standar peralatan dan prosedur inspeksi.
2.6 Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk
instalasi penerangan dan tenaga bangunan industri
hiburan diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.
2.7 Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai
tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.
2.8 Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai
tahanan pembumian sesuai persyaratan.
2.9 Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang
dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan
hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik
untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan.
2.10 Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi
dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
2.11 Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses
inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3. Membuat laporan 3.1 Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk
selesainya inspeksi. rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan
apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat
dan disampaikan kepada personel yang tepat.
3.2 Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan,
sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah
energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3.3 Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan
format yang berlaku.
3.4 Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak
yang terkait.
3.5 Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi
disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang
yang tepat sesuai dengan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 302

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan
komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga
yang digunakan untuk bangunan industri hiburan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana
dengan supervisi dari verifikator.
Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga
tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan ini meliputi :
1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar.
1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian
seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan.
1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.
1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis.
1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP.
1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah
dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus
dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi.
Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini
dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai
Pedoman Asesmen.
2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang
diperlukan untuk unit ini.
Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan
strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan
instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri
hiburan.

Pengetahuan yang harus dimiliki


a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Prosedur inspeksi instalasi listrik.
c. Alat ukur pengukuran listrik.
d. Teori listrik dasar.
e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya
(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri hiburan).
f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan industri
hiburan.
g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Sistem panel utama dan panel cabang.

www.djpp.depkumham.go.id
303 2010, No.321

i. Sistem pembumian.
j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.

Keterampilan yang harus dimiliki


a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik.
c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik.
d. Menerapkan teori listrik dasar.
e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi
lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri
hiburan).
f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan
industri hiburan.
g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang.
h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang.
i. Menerapkan sistem pembumian.
j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan.

2.2 Ruang Lingkup Pengujian


2.2.1 Konteks Asesmen
a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan
simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam
keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya
hiburan di tempat kerja.
b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen
dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.
c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam
“Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam
ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam
suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2 Cakupan
Harus mencakup :
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan
instruksi kerja.
b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk
melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar
kompetensi ini.

2.3 Metode Asesmen


2.3.1 Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan
proyek dan latihan simulasi.
2.3.2 Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.

www.djpp.depkumham.go.id
2010, No.321 304

2.3.3 Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang
diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.
2.3.4 Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.
Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia
bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4 Aspek Penting


2.4.1 Dokumen Uji
Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar
kompetensi.
2.4.2 Bukti Uji
Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.
2.4.3 Seluruh prasyarat harus terpenuhi.
Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal
dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.
Menunjukkan kandidat mampu untuk :
a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan
mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti
yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.
b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta
mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan
batasan variabel.
c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan
Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.
d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.
e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan
peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5 Persyaratan Pendidikan


Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi
pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Anda mungkin juga menyukai